Aluna sejak lama memendam rasa pada kakak kelasnya hingga beberapa tahun setelah lulus sekolah, Aluna kembali di pertemukan dengan pria yang ia kagumi itu, pertemuan mereka begitu rumit dengan berbagai kesalahpahaman yang akhirnya memberikan jalan bagi mereka agar terus bertemu. Lalu bagaimana kisah selanjutnya? Apakah mereka akan bersama atau akan ada penghalang bagi perasaan Aluna?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kakak!
Hari ini adalah hari dimana ia harus membayar hutang Ayahnya, "Aku harus cari uangnya dimana lagi ya," gumam Aluna.
"Kenapa Lun? ini udah waktunya pulang loh, tapi kok kamu masih di sini?" tanya Via.
"Ah, iya Vi. Bentar lagi, kamu pulang duluan aja katanya kamu mau keluar sama pacar kamu kan," ucap Aluna.
"Iya, pacarku udah di depan. Kalau gitu aku duluan ya," ucap Via.
"Iya hati-hati Vi," ucap Aluna.
Setekah cukup lama Aluna berdiam diri di mejanya akhirnya Aluna pun memutuskan untuk pulang, namun baru saja ia keluar dari ruangannya tiba-tiba seorang perawat datang.
"Kenapa Wen?" tanya Aluna.
"Gawat Dok," ucap Wenny.
"Gawat kenapa? bukannya kamu harusnya udah pulang," tanya Aluna.
"Hari ini direktur mengadakan rapat darurat dan sepertinya direktur bakal nunjuk Dokter baru buat gantikan posisi Dokter Ibrahim dan kemungkinan Dokter Ibrahim bakal dipecat," ucap Wenny.
"Kenapa Dokter Ibrahim diganti?" tanya Aluna.
"Ya kan ada Dokter titipannya direktur," ucap Wenny.
"Joshua?" tanya Aluna.
"Ya siapa lagi," ucap Wenny.
"Gak usah khawatir, saya gak akan di ganti atau di pecat," ucap Dokter Ibrahim.
"Dokter," ucap Aluna dan Wenny.
"Lihat saja nanti pasti akan kejutan, kalian berdua cepat pulang dan istirahat ya," ucap Dokter Ibrahim lalu pergi.
"Sayang banget Dokter Ibrahim udah nikah kalau belum udah gue deketin kali," ucap Wenny.
"Suka om-om ya kamu, Wen," ucap Aluna.
"Kalau modelannya kayak Dokter Ibrahim mah gak masalah," ucap Wenny dan Aluna pun tertawa mendengarnya.
"Udah ah kamu ini, yuk pulang," ajak Aluna dan diangguki Wenny.
Beberapa saat kemudian, Aluna pun sampai di rumahnya dan ia melihat dua orang yamg beberapa waktu lalu datang untuk menagih hutang Ayahnya.
"Pulang juga, mana uangnya. Hari ini hari terakhir dan kalau hutangnya belum lunas juga maka rumah ini akan kami sita dan tua bangka ini harus mendekam di penjara," ucap salah satu dari mereka.
"Saya belum ada uang, saya masih butuh waktu. Saya mohon beri saya waktu untuk melunasi hutang Ayah saya," ucap Aluna.
"Enak aja, kami sudah memberikan kesempatan ke kalian ya dan kalau hari ini kalian gak bisa lunasin hutang kalian ya jangan salahkan kami untuk melakukan apa yang kami mau," ucapnya.
"Saya salah, saya mohon beri saya waktu," ucap Ayah Zafran.
"Oh iya saya ingat, bos bisa kasih kalian waktu lagi bahkan hutang kalian bisa lunas, tapi ada syaratnya," ucapnya dan membuat Aluna lega mendengarnya.
"Apa syaratnya?" tanya Aluna.
"Kau harus menikah dengan bos kami," ucapnya.
"Gak," ucap Aluna.
"Ya, kalau gitu kalian harus bayar hutangnya sekarang," ucapnya.
"Berapa hutangnya?" tanya seorang pria yang mampu mengalihkan atensi semua orang yang ada disana.
"Kak Alvin," gumam Aluna.
"Siapa lo?" tanya salah satu rentenir.
"Berapa hutang mereka?" tanya Alvin.
"40 juta," ucapnya.
"Ini ada cek kalian isi berapa yang kalian mau dan setelah itu jangan ganggu mereka lagi," ucap Alvin yang mampu membuat Aluna terkejut.
"Kerja bagus, hutang kalian lunas dengan bunga yang luar biasa," ucap rentenir lalu pergi.
"Terimakasih Tuan," ucap Aluna.
"Tuan, saya benar-benar berterimakasih atas kebaikan tuan. saya janji saya akan segera melunasinya," ucap Ayah Zafran.
"Om tudak perlu khawatir, saya tidak mengharapkan uang itu kembali. Saya membantu dengan sukarela," ucap Alvin.
"Saya akan berusaha untuk mengembalikan semua uang tuan meskipun tuan memberikannya secara sukarela," ucao Aluna.
"Kalau boleh tau ada keperluan apa tuan disini?" tanya Nenek Putri.
"Sebenarnya saya kesini untuk mengembalikan ini," ucap Alvin dan memberikan sebuah kartu identitas ke Aluna.
"Terimakasih tuan, saya kira kartu saya hilang," ucap Aluna.
"Kalau begitu saya pamit," ucap Alvin dan pergi.
"Kamu kenal sama pria tadi?" tanya Nenek Putri.
"Iya nek, keluarga pria tadi pernah nolongin Luna," ucap Aluna.
"Kamu harus membalas kebaikan pria tadi Lun, besok kamu ke rumahnya dan kirim beberapa makanan. Ayah akan masak yang enak besok," ucap Ayah Zafran.
Disisi lain, Alvin saat ini berada di mobil. "Bagaimana tuan? apa kita sekarang ke kantor?" tanya Roby.
"Ya, hari ini langsung ke kantor," ucap Alvin.
"Sebenarnya bagaimana hidup dia selama ini? kenapa dia harus berurusan dengan hutang?" gumam Alvin.
Beberapa saat kemudian, Alvin pun sampai di kantor dan menuju ruangannya, namun baru saja ia duduk tiba-tiba pintu ruangannya terbuka di iringi dengan suara yang begitu nyaring.
"Kakak!" teriak seorang perempuan.
Alvin sudah mengetahui siapa perempuan sehingga ia mencoba untuk mengacuhkannya, "Kakakku tersayang, gimana keadaan kakak?" tanya perempuan tersebut tepat di hadapan Alvin dan Alvin hanya melirik tanpa merespon pertanyaan perempuan tersebut.
"Ish, Kak Alvin kok gitu sih padahal ini adik kesayangannya pulang loh setelah sekian lama gak pulang," ucap perempuan tersebut.
"Mama tau kamu pulang?" taanya Alvin.
Perempuan tersebut pun tersenyum lalu mendekati Alvin, "Nanti Fiola pulang bareng kakak ya biar kejutan gitu buat Mama," ucap Fiola. Ya, perempuan tersebut adalah Fiola yang merupakan teman sekelas Aluna.
"Kebiasaan," gumam Alvin dan Fiola hanya tersenyum mendengarnya.
Fiola pun duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut, "Dek," panggil Alvin.
"Kenapa Kak?" tanya Fiola.
"Gak jadi," ucap Alvin.
"Ish kak Alvin gak jelas, kan Fiola jadi penasaran," ucap Fiola.
"Udah gak usah dipikirin," ucap Alvin.
"Mana bisa coba," ucap Fiola dan Alvin hanya diam mendengar omelan Fiola.
"Kak," panggil Fiola.
"Hmmm," jawab Alvin.
"Kak Alvin gak mau nikah gitu?" tanya Fiola.
"Mulai deh kayak Mama," ucap Alvin.
"Hehehe, kasihan Darrel Kak. Pasti Darrel kesepian butuh adik deh," ucap Fiola.
"Kalau gitu kamu aja yang nikah terus kasih Darrel temen," ucap Alvin.
"Gak bisa kak, perjalanan karir Fio itu masih panjang banget. Kan kalau kak Alvin udah gak perlu khawatir soal segala hal pokoknya tinggal nikah aja kan, mau Fio carikan," ucap Fiola.
"Makanya cari pria mapan dan siap segala hal biar kamu gak khawatir sama karir kamu," ucap Alvin.
"Susah kak," ucap Fiola.
"Sama halnya kakak, susah cari yang cocok," ucap Alvin.
"Hemmm, Kak Alvin gak pernah gitu suka sama cewek?" tanya Fiola yang mampu menghentikan pekerjaan Alvin.
"Kenapa kamu tanya itu?" tanya Alvin.
"Ya, penasaran aja sih. Soalnya kan Fio gak pernah denger Kak Alvin punya pacar atau gosip kalau kak Alvin suka sama cewek gitu takutnya kan Kak Alvin belok," ucap Fiola.
"Gila kamu. Kakak masih normal ya," ucap Alvin.
"Berarti Kak Alvin pernah suka sama cewek dong?" tanya Fiola dan diangguki Alvin.
"Kapan?" tanya Fiola.
"Hemmm, dulu pas SMA," ucap Alvin.
"Terus Kakak jadian gak sama perempuan itu?" tanya Fiola.
"Kakak dulu penakut," ucap Alvin.
"Masa? bukannya dulu kakak banyaak fansnya ya," goda Fiola.
"Ya, tapikan kalau sama cewek yang Kakak sukai kakak jadi pengecut gak berani bilang," ucap Alvin.
"Terus sampai sekarang Kakak masih suka sama perempuan itu?" tanya Fiola dan diangguki Alvin.
"Siapa Kak perempuan itu? Fiola tau gak perempuan itu?" tanya Fiola.
"Ada lah, rahasia," ucap Alvin dan kembali bekerja.
"Kan, Fiola jadi penasaran lagi," ucap Fiola.
.
.
.
Bersambung...
semangat💪💪🔥🔥🤸🤸