Ling Zhi seorang Ratu kerajaan besar, tiba-tiba terbangun di tubuh seorang wanita yang terbaring di sebuah ruangan bersalin. Dirinya berpindah ke masa depan, sebagai seorang ibu dan istri yang tidak diinginkan bernama Shera.
"Aku tidak pernah menunduk pada siapapun!"
Ikuti perjalanan nya menjadi seorang Ibu dan wanita hebat di masa depan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perayaan
Kaki dengan gaun menjuntai bewarna biru laut itu seperti mengalir di anak tangga itu. Memberikan kesan mewah dan elegan kepada pemakainya. Sepatu yang digunakan tidak tinggi, mengingat sang pengguna yang memakainya. Tapi tetap saja, tidak mengurangi keindahan dari sang pemakai.
Bunyi sepatu hak sedang itu, seperti nada tersendiri bagi yang mendengar nya. Shera tidak kesulitan untuk melangkah sambil menggendong buah hatinya yang sudah menawan dengan parasnya.
Hingga kaki itu terhenti seiring dengan anak tangga yang berakhir. Tapi tetap saja, masih ada sepasang mata yang tidak lepas dari sosok bergaun biru itu.
"Apa menunggu lama? Aku harap tidak." Ucap Shera sambil terkekeh kecil dengan senyuman menawan nya.
"Tidak, lagipula tidak sia-sia penantian nya. Benar kan Abra?" Sosok yang dipanggil masih belum bertemu dengan roh nya.
"Ya pa?" Ulang Abra.
"Kita berangkat?" Ucap Joseph yang membuat Abra menormalkan tatapannya dan mengangguk.
"Ayo, kita berangkat." Joseph berjalan berdampingan dengan istrinya, sedangkan Abra yang melihat ke arah Shera, tapi wanita cantik itu sudah berlalu dengan Leo lebih mobil.
'Apa? Dia meninggalkan ku?' Abra mempercepat langkahnya menuju mobil. Mereka akhirnya menaiki kuda besi itu dan menuju hotel tempat acara diadakan.
Sepanjang perjalanan, Shera memilih duduk dibelakang dengan mama mertuanya. Sedangkan Abra di depan bersama Joseph. Kali ini tidak ada supir, mereka memilih bergantian untuk menyetir.
Manik Abra tak lepas dari Shera yang duduk manis dibelakang. Entahlah dia sendiri tidak bisa melepaskan pandangannya dari sosok yang selalu ia kesalkan.
'Kita lihat Abra, dia akan bergelayut padamu setelah tiba.'
Perjalanan tidak jauh, sekitar 15 menit, akhirnya mereka tiba. Plang besar bertuliskan hotel mewah itu langsung menyambut mereka. Joseph memarkirkan mobil dan beriringan dengan semuanya keluar.
"Hati-hati." Ucap Viola membantu Shera keluar.
"Terimakasih ma." Ucap Shera tulus, jika memang benar, mama mertuanya itu sudah berubah, bukankah itu bagus?
Joseph mengulurkan tangannya untuk disambut oleh sang istri. Meksipun mereka sering berdebar, tapi Joseph tetap menyayangi istrinya itu. Viola menerima dengan senang hati, keduanya melangkah beriringan.
Abra menyunggingkan bibir nya dan menggerakkan tangannya, tapi tidak ada reaksi apapun. Matanya justru membulat ketika melihat Shera berjalan sendirian dengan putranya memasuki hotel.
"Apa-apaan ini?"
Abra masih tidak menyangka, apakah ini benar terjadi? Biasanya dari awal berangkat hingga ke tempat acara, Shera selalu menempel padanya.
'Abra, kau pakai baju ini ya. Pasti kita terlihat serasi.'
'Abra, jangan jalan dengan cepat! Aku tidak bisa sendiri! Tunggu aku!'
'Abra, jangan tinggalkan aku. Aku tidak mengenal mereka semua, bagaimana kalau ada yang berbuat jahat padaku?' Kata-kata manja Shera mengitari kepala Abra.
'Diam! Kau bukan anak kecil lagi, apa kau tidak bisa berinteraksi? Hah?' Kata-kata itu menjadi penutup ingatan Abra, dirinya bergegas masuk mengikuti yang lainnya.
"Wah, tuan rumahnya sudah datang. Selamat tuan Joseph. Kau memiliki cucu pertama." Joseph langsung disambut oleh rekannya dan dibalas dengan senyuman.
"Terimakasih, atas kehadiran mu. Aku belum mulai acaranya, kau sudah tau saja."
"Ya, bagaimana lagi. Aku bisa menebaknya. Astaga, apa ini menantu mu?"
"Ya, dia menantu ku, Shera. Akan aku perkenalkan." Joseph mengambil mikrofon yang telah tersedia dan memulai sepatah kata nya.
"Baiklah, hadirin yang terhormat. Aku ucapkan terimakasih kepada kalian semua. Hari ini adalah hari spesial dan sangat berharga bagiku. Aku begitu bahagia mendapatkan gelar kakek. Dua tahun menanti, akhirnya aku memiliki gelar itu. Dan langsung saja, aku perkenalkan menantu ku Shera, dan cucuku Leo Ivander Jonathan!" Shera melangkah menuju mertuanya dan bersiap menerima uluran tangan Papa mertuanya, tapi tiba-tiba saja sebuah tangan melingkar di pinggang nya.
'Ada apa dengan nya? Apa dia memainkan sandiwara?' manik Shera sejenak bertatapan dengan manik Abra yang berjalan bersamaan menaiki panggung serta Leo yang berada di gendongan.
Bersambung....
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak.
ternyata tuan josept tau abra pergi dg kekasihnya