Semenjak kandungan Andini menginjak usia tiga bulan, dia sering muntah darah dan kata dokter itu karena dia sama sekali tidak ada makan nasi sehingga asam lambung jadi naik.
bau mulut nya juga membuat Hendra sangat bingung, tubuh Andini juga kurus kering seperti tengkorak. hingga Hendra pun memutuskan untuk pulang kedesa nya saja.
Bagai mana kisah mereka?
Mampu kah Hendra membawa istri nya pulang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6. Tidak ada yang aneh
Bukan main geram nya Ayu melihat bagai mana Hendra sangat menjaga istri yang amat dia cintai, bahkan semua orang juga bisa menilai bahw Hendra lebih banyak mencintai Andini. karena Hendra adalah tipe lelaki yang sangat bucin bila sudah jatuh cinta, sama seperti sekarang saat mencintai istri cantik penuh kelembutan ini.
Andini selalu sabar dan tidak pernah marah pada pasangan, bahkan bila menegur maka akan menggunakan cara yang halus juga agar tidak menyinggung perasaan suami. karena hal hal yang seperti itu lah membuat Hendra melayang, merasa sangat di utamakan oleh sang istri, dalam beberapa tahun rumah tangga ini mereka paling parah bertengkar nya ya cuma diam diaman saja.
Itu pun tidak lama saat berdiaman, karena Andini selalu mengalah pada sang suami. saat Hendra diam dengan pikiran yang amat kesal, maka dia akan datang meminta maaf serta melakukan apa saja yang bisa membuat Hendra kembali tertawa, pada akhir nya pasti akan jatuh keranjang.
"Jadi hari ini agak sehat?" Hendra menatap istri nya penuh cinta.
Membuat Ayu yang pura pura sedang menyusun rokok jadi geram bukan kepalang, rasa ingin menggantikan posisi Andini kian menjadi jadi. selain tampan Hendra juga penuh perhatian, walau istri sedang kurus kering tapi dia tidak peduli dan bahkan terus meminta maaf pada Andini.
"Lumayan lah, Bang." angguk Andini mengambil buah potong yang tadi sempat di beli.
"Bisa dong nanti malam?" Hendra berbisik genit sembari memegang paha istri nya yang cuma sebesar lengan dia.
"Insya allah bisa, tapi mulut ku bau." Andini juga kasihan melihat suami nya selalu puasa.
"Mau sebau apa pun kamu, Abang juga tidak peduli." jawab Hendra.
"Benar ya? awas saja nanti kalau cari yang wangi." Andini mencubit pipi suami nya.
"Suami mu akan cari yang wangi, tunggu saja bila dia sudah jatuh dalam pelukan ku!" geram Ayu dalam hati nya penuh tekad dan ambisi untuk mendapatkan pria tampan ini.
Tidak sadar bahwa dia kerja di tempat siapa dan siapa yang juga menggaji nya, ini lah yang di namakan pelakor tidak tau diri. namun kebanyakan memang pelakor tidak tau diri, banyak kejadian pembantu yang naik ranjang majikan nya apa bila majikan pun berotak mesum mudah tergoda melihat yang lain.
"Jangan bicara begitu, Abang cuma cinta sama kamu!" Hendra agak kesal bila Andini membahas begitu.
"Aku berdoa semua Abang memang begitu, semenjak ini lah aku jadi sering insecure." Andini jujur saja.
"Buang pikiran buruk kamu, Abang tidak mungkin bersama wanita lain karena yang di rumah saja sudah lebih dari cukup." tegas Hendra.
"Alhamdulilah, empat bulan lagi aku akan segera melahirkan. semoga setelah itu aku kembali normal ya." harap Andini.
"Pasti dong, Abang selalu berdoa agar kalian berdua selamat saat nanti sudah tiba waktu nya." Hendra memang tidak pernah meninggalkan sholat.
"Amiiin, Ya allah." Andini memeluk suami nya dengan bahagia.
Tentu saja ulat bulu kian merasa gatal melihat pelandangan ini, tidak tahan rasa nya sampai mau menarik tubuh Andini itu. merasa bahwa diri nya lah yang lebih pantas untuk di peluk oleh Hendra, tidak sadar sama sekali bahwa itu memang hak Andini karena sebagai istri dan juga Nyonya Hendra Setiawan.
"Kau lihat lah Ayu, dari tadi dia kelihatan sangat marah sampai wajah nya merah." ujar Wawan pada teman nya.
"Aduh Neng Ayu, ada Abang Asep di sini kok kamu malah naksir Pak Hendra." Asep tertawa pelan.
"Kau ya tidak sebanding dengan Pak Hendra, betina memang suka yang matang dan kaya." ujar Wawan lagi.
"Ta-tapi kan dia suami orang!" Asep berkata dengan suara keras.
"Anj*ng memang kau ya!" Wawan mendelik kaget.
Ayu yang mendengar itu juga ikut salah tingkah, dia segera menjauh dan menuju toilet untuk membasuh muka agar hati tenang. melihat kemesraan bos tadi dia sungguh sangat terbakar, maka nya perlu air agar otak kembali jernih.
...****************...
Salsa berlari menyambut Kakak nya yang baru pulang dari toko, Hendra yang sudah di kabari Davin bahwa mereka berdua datang berkunjung maka memutuskan untuk menutup toko saja. sekalian biar anak buah pada senang kalau tutup cepat, karena ini pas malam minggu pula.
"Aku kangen banget sama Kakak."
"Kakak bau ini, kamu jangan dekat dekat dulu." Andini takut Salsa kaget.
"Bau mulut kan? aku kemarin sakit gigi tak habis habis, lihat gigi ku bolong semua." Salsa membuka mulut.
"Tuh kan, Bang! Salsa juga sakit gigi sampai berlubang semua, jadi aku pun wajar jadi bau mulut dan kurus." Andini berkata pada suami nya.
"Emang kata Bang Hendra kenapa? dia tidak bisa menerima Kakak begini." sengit Salsa.
"Bukan, Abang mu bilang kalau kami perlu menemui Purnama untuk minta tolong." jelas Andini.
"Tapi apa memang perlu ya? kalau iya mari lah kita temui dia." Salsa malah setuju.
"Kamu apa sih, Sa? sudah lah ini hal yang wajar, dokter bilang masalah begini adalah hal yang lumrah selama kehamilan." kesal Andini.
"Kan siapa tau masih ada sisa susuk mu, Kak." Salsa baru kepikiran kesana.
"Heh! kau kan bisa melihat hal ghaib, coba lau lihat dia." suruh Hendra pada Davin.
Davin memang tidak tau banyak, tapi setidak nya dia bisa melihat. namun dia sama sekali tidak melihat ada yang aneh dari Andini, sama sekali berbeda dengan penglihatan nya dulu ketika pertama kali melihat Andini saat masih memakai susuk pemikat sukma dengan jin begitu haus sex itu tentu nya.
"Tidak ada kok, aku tidak melihat apa pun." Davin menggeleng.
"Mas yakin?" Salsa menatap suami nya.
"Yakin sih, tapi kan aku memang tidak bisa banyak." jelas Davin.
"Udah lah, memang ini bawaan hamil kok! hari ini aku udah agak enakan, pasti ini akan membaik seiring makin tua kandungan." Andini tetap yakin saja.
Maka Hendra pun tidak punya pilihan lain karena istri nya juga tetap optimis bahwa tidak ada hal ghaib, lagi pula mereka pindah kekota juga untuk melupakan masa masa kelam yang berhubungan dengan setan, jadi untuk sekarang apa pun jangan di hubungkan dengan setan agar hidup tenang.
"Mari kita jalan jalan." ajak Andini.
"Kamu kuat, Kak? apa tidak sebaik nya pesan makanan dan kita makan di rumah saja." Salsa tidak ingin Kakak nya lelah.
"Oh boleh kalau begitu, Kakak juga mau ada dinas malam." ujar Andini setuju.
Semua langsung tertawa karena mereka biasa bercanda begitu, Salsa dan Davin malah lebih parah bila sudah mau ngomong soal ranjang, apa lagi kecampur dengan geng milik Purnama.
Mohon dukungan nya ya guys, comen tiap bab karena bakal ajukan kontrak🙏🙏🙏
Terima kasih up nya untuk hari ini. Semangat terus ka 💪
Sehat selalu 😄