Merci

KECEWA, SEDIH, SAKIT

Paris - Kediaman Keluarga Chadwick.

Emma yang hanya sendiri di rumah, tengah menikmati duduk di kursi santai sambil membaca sebuah majalah dan teh hijau. Sampai putrinya Khey datang tiba-tiba.

"Ibu!" panggil Khey yang membuat Emma terkejut dan segera berdiri.

"Sayang, cepat sekali kau pulang? Ada apa?" tanya ibunya tersenyum penuh kasih sayang.

"Aku pulang karena ingin mengajak Ibu ke mall milik teman ayah, bersama ayah juga!" jelas Khey.

"Ayahmu tidak marah?" tanya Emma yang masih takut.

"Tidak Ibu, ayah yang menyuruhku." Jawab Khey. Ibunya tersenyum lebar tidak percaya, dengan cepat dan menyuruh Khey menunggu, Emma segera berganti pakaian.

Sementara di jalan ••••

Cassea dan Zach masih berada di dalam mobil, masih dengan senyuman setia Cassea dengan semangat tanpa henti. Melihat wanita disebelahnya sangat nampak bahagia, membuat Zach ingin mengajaknya bicara.

"Kau mau beli roti apa?" tanya Zach dengan menoleh sebentar ke arah Cassea.

"Em- Kali ini aku akan membeli kue ulang tahun yang besar dan indah pada umunya!" jawab Cassea.

Zach menyipitkan kedua matanya setelah mendengar kata 'kali ini' dan itu menandakan kalau baru kali ini Cassea membeli kue ulang tahun.

"Maksudnya kali ini?" tanya Zach bingung.

"Ya... Sejak pindah ke Paris, aku selalu membeli kue kecil yang hanya bisa di makan oleh satu orang. Bisa dikatakan kalau itu bukan kue ulang tahun, melainkan kue biasa!" jelas Cassea tersenyum.

"Kenapa?" tanya Zach yang masih penasaran.

Cassea menghembuskan nafas panjangnya, mungkin dia tidak bisa lagi menyembunyikan sesuatu kepada Gurunya.

"Karena aku memakannya sendiri. Tapi kali ini, untuk kali pertamanya, aku akan merayakan ulang tahunku bersama ayah tercinta ku!!" jawab Cassea dengan senyuman lebar.

Zach hanya tersenyum mendengarnya. Dia pikir keluarga Cassea tengah bermasalah, tapi ternyata tidak sama sekali, bahkan Zach bisa melihat cinta yang besar dimata Cassea terhadap ayahnya. Mobil masih melaju, hingga berhenti di sebuah toko roti yang sederhana namun terlihat ramai pengunjung. Cassea turun dari mobil, sedangkan Zach memilih menunggunya di dalam mobil.

Cllingg. Suara lonceng pintu berbunyi saat Cassea membukanya, dengan cepat Cassea mengambil nomer antrian yang sudah tersedia di meja.

Di dalam mobil Zach masih setia menunggu Cassea dengan sabar, hingga seorang pria tiba-tiba mengetuk jendela mobilnya. Merasa kenal dengan orang itu, mata Zach melebar, dengan segera dia keluar dari mobil dan membawa orang itu ke suatu tempat yang tidak jauh dari toko roti tadi.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Zach kepada Curtis, yang tidak lain adalah salah satu dari ketiga temannya.

"Seperti biasa aku hanya jalan-jalan mencari informasi! Dan kau sendiri, kenapa berhenti di toko roti?" tanya balik Curtis.

"Itu bukan urusanmu." Jawab Zach yang tidak mau memberi tahu soal Cassea.

Sementara di toko roti, Cassea baru saja keluar dengan membawa sekotak kue ulang tahun yang cukup indah, juga lilin kecil beserta korek api yang ada di dalamnya. Wanita itu terus saja memandang ke arah kotak kuenya.

Saat keluar, Cassea tidak sengaja melihat Khey yang baru saja keluar dari toko pakaian. Karena ingin memastikan lebih jelas, Cassea mencoba berjalan kesana hingga Khey juga melihat keberadaannya saat ini. Khey menghampirinya dengan senyuman licik dan dua kantong plastik yang berisi pakaian mewahnya.

"Selamat ulang tahun Cassea!" ucapnya dengan senyum ejek.

Cassea hanya diam menatap Khey. Tidak lama Mata Khey melirik ke arah kotak yang di bawa Cassea dengan dua tangannya itu. Dengan lancangnya Khey membuka kotak itu dan melihat isi di dalamnya.

"Cassea! Cassea! Untuk apa kau membeli kue ulang tahun seindah itu? Tapi jangan pernah berpikir kalau ayah akan mau menerima kue mu itu. Ya... Meski ayah sudah mengucapkan selamat, tapi itu mustahil jika menerimanya, karena apa? Karena setiap tahun, ayah bahkan tidak pernah mengucapkan selamat atau merayakan ulang tahunmu." Jelas Khey yang masih mengejek Cassea tanpa henti.

Tidak ada bantahan sama sekali yang keluar dari mulut Cassea, dia masih menahan amarahnya karena ini hari bahagianya bukan kesedihan ataupun amarahnya. Cassea malah tersenyum lebar.

"Kau lihat, meski ayah tahu kalau ini ulang tahunmu, tapi ayah hanya mengajakku dan ibu pergi Shopping! Sedangkan kau tidak pernah mendapatkan apapun!" ucap Khey tersenyum puas. Cassea melirik ke arah yang sedikit jauh darinya, mobil yang sangat dia kenal. Mobil ayahnya.

"Kau benar! Tapi aku tidak perlu barang-barang untuk mendapatkan cinta dari ayahku. Karena aku tahu dan yakin kalau ayah sangat menyayangiku! Karena apa? Karena dia ayahku." Balas Cassea yang membuat Khey merasa kesal sendiri.

Ucapan Cassea tidak salah, karena di keluarga Chadwick, Khey dan Emma hanyalah keluarga tiri, sedangkan Cassea adalah anak kandung Lowray dari istri pertamanya.

"Benarkah, apa kau yakin ayah lebih sayang padamu? Kita lihat siapa yang akan dia tolong. Aku atau kau!" ucap Khey.

Langkah Khey semakin mundur ke arah jalanan yang sangat ramai dengan kendaraan. Cassea yang awalnya diam mulai panik dengan kelakuan konyol Khey.

"Kau mau apa?" teriak Cassea. Meski begitu Khey masih berjalan mundur.

Awalnya Cassea tidak mau menolong, tapi dia ingat dengan ayahnya, bahwa meski dia menolong ataupun tidak pasti Cassea yang akan bertanggung jawab atas semua yang diperbuat Khey.

...***...

"Ha.. apa kau sedang bersama seorang wanita!!?" Goda Curtis sambil tertawa kecil dengan wajah konyolnya.

"Sudahlah, lanjutkan kegiatanmu itu." Pinta Zach yang sudah merasa malu memilih pergi meninggalkan Curtis dan kembali ke mobil.

Saat kembali di mobil, Zach kini menunggu Cassea di luar mobil sambil bersandar di pintu mobil. Zach tidak tahu kalau Cassea sudah keluar sedari tadi.

"Khey hentikan." Pinta Cassea sambil berteriak. Namun Khey masih tersenyum dengan langkahnya yang nekat. Sampai beberapa kendaraan membunyikan klakson mereka yang masih dengan kecepatan. Cassea tidak tahan lagi melihat tingkah Khey.

"Khey jangan seperti anak kecil. Hentikan!" teriak Cassea yang masih tidak direspon Khey.

TINNN.. Suara Klakson mobil membuat tubuh Cassea ingin menolong adiknya itu. Kotak kue yang tadi berada di tangan Cassea, kini jatuh di paving. Wanita itu berlari sekencang mungkin kearah Khey.

"Khey..." Teriak Cassea. Zach yang tidak jauh dari keberadaan Cassea, langsung terkejut saat mendengar suara yang menurutnya sangat dia kenal dan begitu keras.

Cassea berlari dengan sangat cepat, dia berhasil mendorong Khey, tapi Khey terdorong dengan sangat kuat sehingga keningnya terbentur oleh sebuah tiang. Sementara kaki kanan Cassea tertabrak mobil, hingga mengalami patah tulang.

Kini kedua wanita tadi sama-sama tergeletak dengan rasa sakit di luka masing-masing. Kepala Khey merasa sangat pusing dan sakit. Sedangkan Cassea menahan tangisnya sambil memegang kaki kananya yang sangat terasa patah.

"Khey!" panggil Emma syok saat melihat putrinya di dorong oleh Cassea sampai terbentur dan berdarah.

Emma dan Lowray segera berlari ke arah dua wanita yang berlawanan tadi. Cassea merasa bahwa ayahnya akan menolongnya, dia sangat senang melihat wajah ayahnya yang terlihat sangat panik menghampirinya.

Namun dia syok saat melihat ayahnya berlari melewatinya dan memilih menggendong Khey, membiarkannya masih tergeletak di jalan. Tepat dihadapan Cassea, seorang ayah menghiraukan putrinya yang berharap besar akan kasih sayangnya, betapa sakitnya hati Cassea melihat hal itu.

"Ayah- " Gumam Cassea menangis deras melihat ayahnya yang sama sekali tidak peduli meski tahu kalau Cassea juga ada disana.

"Bawa dia." Pinta Lowray kepada salah satu anak buahnya, untuk menolong Cassea.

"Baik tuan."

Cassea menahan rasa sakitnya sendiri. Rasa sakit antara kaki dan hati. Zach berlari dan melihat keadaan Cassea dari jauh. Dia terkejut dan ingin menolongnya tapi anak buah Lowray sudah menolong Cassea lebih dulu.

Saat hendak pergi, Zach melihat kotak yang terbuka sedikit, dia meraih kotak itu dan melihat kue yang sudah hancur, kue yang awalnya indah, berbuah menjadi berantakan.