Jesica Marry adalah nama yang selalu identik dengan ketangkasan, kecerdasan tajam, dan bahaya. Sebagai agen rahasia elit yang tak tertandingi, kehidupannya adalah rangkaian misi berisiko tinggi yang selalu berhasil ia tuntaskan. Namun, dalam sebuah misi yang sarat pengkhianatan, Jesica harus menghadapi nasib tragis, kematian yang kejam.
Saat ia yakin semuanya telah berakhir, jiwanya terhempas melintasi dimensi dan waktu, tersedot ke dalam raga yang rapuh namun bermahkota, tubuh Ratu Amora dari Kerajaan Dandelion.
Ratu Amora dikenal seantero negeri sebagai sosok yang menyedihkan, seorang ratu yang bodoh, mudah dimanipulasi, dan terabaikan oleh suaminya sendiri, Raja Arthur, serta seluruh istana. Ia hanyalah boneka yang tak punya kekuatan, hidup dalam bayang-bayang hinaan dan kekejaman diam-diam.
Namun kini, di mata Ratu Amora yang dulu kosong, bersinar kilatan tajam milik Jesica Marry.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SATU KAMAR
"Kau benar, sebuah celah fisik adalah kelemahan yang dapat dieksploitasi, tapi jangan harap kehangatan, Arthur, ini adalah kesepakatan politik, bukan rekonsiliasi emosional," ucap Amora, menyetujui dengan enggan.
Raja Arthur melepaskan sentuhannya dari dagu Ratu Amora, pandangannya menunjukkan kepuasan yang dingin.
"Tentu saja, kau akan memiliki ruangan mu sendiri di sebelah kamarku, dengan pintu penghubung, kita akan menggunakan kamar yang sama hanya saat ada utusan atau mata-mata yang perlu melihat. Efisiensi, Amora, selalu efisiensi," ucap Raja Arthur tersenyum penuh makna.
Tidak ada yang tahu apa sebenarnya yang apa dipikiran Raja Arthur saat meminta tidur satu kamar dengan Ratu Amora. Alasan politik? Ah mungkin iya, tapi tidak sepenuhnya.
Rupanya kau mulai menampakkan taring buaya mu bang, sayang sekali yang sedang kau hadapi itu jenis betina langka, gak gampang dapetin nya bro 🥱
"Amora, aku tidak hanya mendapatkan sekutu yang mematikan, aku juga mendapatkan visi yang tidak pernah kumiliki," ucap Raja Arthur, menatap Ratu Amora.
Ratu Amora mengangkat bahu nya acuh, tidak terlalu memikirkan apa yang katakan oleh Raja Arthur, fokusnya saat ini hanya untuk urusan istana itu dan Pangeran Kevin.
"Kau hanya tidak pernah melihat ke dalam Istana, Arthur, kau terlalu sibuk melihat ke luar," jawab Ratu Amora, menggeleng kan kepala nya.
"Sekarang lanjut tentang prototipe senjata ini," lanjut Ratu Amora menunjuk ke kotak kayu.
"Ryken tidak boleh menjadi satu-satunya yang mengembangkannya, kita perlu merekrut Pandai Besi Terampil dan Ahli Bubuk Mesiu terbaik dari utara, berikan mereka dana sitaan dari Victor dan janji gelar, mereka akan bekerja untuk kita dengan gembira," ucap Ratu Amora, lebih tepat permintaan mutlak.
"Lakukan!" perintah Raja Arthur, tidak keberatan.
"Semua anggaran untuk pengembangan militer dan infrastruktur harus dialihkan dari perbendaharaan sitaan, bukan dari pajak rakyat, Kevin akan mewarisi Istana yang kaya, kuat, dan dicintai rakyatnya," lanjut Raja Arthur, tersenyum miring.
"Tepat," jawab Ratu Amora, kepuasan terlihat di matanya.
"Kita telah selesai merencanakan fondasi. Sekarang Arthur, aku harus memastikan surat-surat itu dikirim, dan juga pengamanan Leandra serta Elric. Mereka perlu perlindungan sebelum pengangkatan mereka diumumkan," ucap Ratu Amora bangkit, siap pergi.
"Tunggu!" cegah Raja Arthur, ikut berdiri, jarak mereka kini kurang dari satu lengan.
"Ada apa?" tanya Ratu Amora, mengangkat sebelah alisnya.
"Satu pertanyaan lagi, Amora. Sebagai Raja, aku perlu tahu setiap variabel, jika kau melakukan ini hanya untuk Kevin, mengapa kau repot-repot menyelamatkan pernikahan kita secara diplomatik di hadapan Raja Kael, bukan hanya menyelamatkan takhta?" tanya Raja Arthur, menatap Ratu Amora, intens.
Ratu Amora balik memandang Raja Arthur, matanya tenang dan dalam.
"Pernikahan yang terlihat kuat adalah senjata diplomatik yang lebih unggul daripada kekuasaan tunggal, jika kita tampil terpisah, Raja Kael akan melihat potensi konflik suksesi di masa depan, dan Raja Varrus akan melihat kelemahan pemimpin Kerajaan Lemos, kita harus tampil sebagai unit yang stabil," jawab Ratu Amora, menjelaskan.
Jawaban logis dari Ratu Amora, tampak nya tidak membuat Raja Arthur puas, sadar atau tidak, Raja Arthur berharap Ratu Amora akan menjawab bahwa Ratu Amora masih menginginkan dirinya.
Melihat Raja Arthur yang termenung, Ratu Amora mencondongkan tubuh sedikit, membalas intensitas tatapan Arthur.
"Dan jangan lupa, Arthur, seorang ratu yang kuat di samping raja yang kuat akan meningkatkan otoritasmu di mata semua orang, aku tidak menyelamatkan pernikahan kita, aku mengubahnya menjadi aliansi politik yang paling tak terkalahkan," bisik Amora, suaranya pelan tapi penuh daya.
Ratu Amora tidak menunggu jawaban dari Raja Arthur yang masih terdiam, Ratu Amora berbalik, membuka pintu, dan melangkah keluar, meninggalkan Arthur di dalam ruang itu, sendirian dengan Kotak Kayu Berkarat dan pemikiran baru.
Raja Arthur kini menyadari bahwa Ratu Amora telah memenangkan segalanya, termasuk rasa hormat dan perhatiannya, tanpa sedikit pun meminta cinta.
Sakit? Kecewa? Atau menyesal? Entah lah Raja Arthur juga tidak tahu apa yang sedang dirinya rasakan saat ini, tapi yang jelas saat ini Raja Arthur benar-benar merasa Ratu Amora sudah jauh dari jangkauan nya.
Raja Amora melangkah cepat menyusuri koridor, aura dingin yang Ratu Amora pancarkan kini bercampur dengan sedikit kelegaan karena rencananya berjalan mulus, dan Raja Arthur telah mengambil langkah yang tepat.
Saat Ratu Amora sudah berada beberapa langkah jauhnya ketika pintu Pribadi tempat diskusi tadi, terbuka lagi, dan Arthur memanggilnya.
"Amora!"
Panggil Raja Arthur cukup keras.
Mendengar suara Raja Arthur yang memanggil nya, Ratu Amora berhenti, tapi tidak berbalik, hanya sedikit melirik kebelakang, dari ekor matanya, Ratu Amora bisa melihat Raja Arthur yang sedang berjalan cepat ke arah nya.
"Ada yang lain, Yang Mulia Raja?" tanyanya, suaranya kembali dingin dan formal.
Raja Arthur melangkah lebih dekat ke arah Ratu Amora, wajahnya kembali datar, tetapi matanya menunjukkan konflik batin yang jelas, Raja Arthur berdiri tepat di belakang Amora.
"Aku lupa satu hal dalam aliansi politik kita," jawab Arthur, suaranya terdengar berat dan rendah.
Mendengar ucapan Raja Arthur, Ratu Amora akhirnya berbalik sepenuhnya, pandangannya menantang.
"Apa itu, Arthur? Jangan membuang waktu yang berharga," tanya Ratu Amora, dingin.
"Aku adalah Raja, Amora," jawab Raja Arthur, suaranya kini kembali berwibawa, penuh tekanan.
"Aku mengakui kecerdasanmu, menerima strategimu, dan mematuhi aturan efisiensi yang kau tetapkan, tetapi ada hal-hal yang tidak kau atur," lanjut Raja Arthur, dengan pandangan yang tidak lepas dari Ratu Amora yang berwajah dingin.
Raja Arthur menyentuh dagu Ratu Amora dengan gerakan cepat dan tegas, memaksa Ratu Amora untuk mendongak sedikit, Ratu Amora tidak melawan, tetapi matanya menyipit, waspada.
"Aku tidak bisa menerima sekutu yang tidur di kamar yang berbeda, terutama setelah kita mengumumkan front persatuan, itu akan menjadi bisikan pertama yang merusak reputasi aliansi kita," desis Raja Arthur.
Mendengar ucapan dari Raja Arthur, Ratu Amora tersenyum tipis, kali ini senyum yang lebih berbahaya.
"Kau memaksakan keintiman fisik demi ilusi politik, Arthur?" tanya Ratu Amora, tersenyum dingin.
"Aku memaksakan konsistensi, Ratu," koreksi Raja Arthur tajam.
"Jika kita ingin menghancurkan Victor dan Edgar sepenuhnya, kita harus tampil tanpa cela, dari ruang Dewan hingga kamar tidur Kerajaan, jika kau bersikeras bahwa kita adalah benteng, maka fondasi itu harus terlihat utuh!" ucap Raja Arthur, tegas.
Hah....
Ratu Amora menarik napasnya dalam, matanya menatap tajam ke mata Raja Arthur, mencari celah, tetapi dia tidak menemukan kebohongan, hanya perhitungan yang sama kejamnya dengan perhitungannya sendiri, ini adalah gerakan catur yang cerdas dan tak terduga.
entah kenapa kali ini suka banget sama novel mengenai kerajaan kerajaan,,, biasanya langsung skip,,,, laaahhh novel ini sampai ditungguin dikepoin kapan updtae😍😍😍