NovelToon NovelToon
Kesayangan Tuan Saga

Kesayangan Tuan Saga

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Komedi / CEO / Romansa
Popularitas:12.5M
Nilai: 5
Nama Author: LaSheira

TMTM Musim Spesial dimulai 💖

Novel ini akan bercerita tentang keseharian hidup Tuan Saga dan orang-orang yang ia sayangi.


selamat membaca ^_^

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KTS 9. Daniah Menyerah

Dibagian mana yang salah ya. Daniah merasa kalah telak dari semua sudut pandang. Dia mau balas dendam dan iseng menjahili suaminya, dengan mengulang kejadian-kejadian yang pernah ia alami saat pertama kali menikah. Tapi yang ada bukanlah situasi menegangkan yang tercipta seperti yang ada diingatannya. Jangankan bisa membuat Tuan Saga merasakan perasaan yang sama seperti situasinya saat dulu, yang ada dia kembali ke saat-saat mendebarkan itu. Walaupun tidak ada lagi kebencian, tapi tetap saja dia yang merasa  dia yang dikerjai.

Gagal! Sudahlah Daniah, berhenti saja, kau sudah berusaha. Haha! Gadis itu sedang mencoba menghibur diri.

Semua trik dari yang sederhana sampai yang agak dibuat-buat sudah dia lakukan dengan baik. Tapi kenapa, ujung-ujungnya bukannya kesal, suaminya yang dikerjai malah senang, dan akhirnya membuatnya kerepotan.

Mungkin, satu-satunya yang berhasil  kalau mengerjai suaminya adalah saat Daniah meminta Saga menghabiskan makanan yang sudah dia makan. Walaupun kesal, laki-laki itu tetap akan menelan makanannya. Walaupun matanya sambil merem melek sekalipun. Di luar itu semua, nihil, nol, tidak ada yang berhasil.

Dari adegan melempar handuk, dan mengeringkan rambut yang berujung keasikan Tuan Saga bermain rambut. Melempar piyama tidur ke wajahnya, dia malah langsung menerjang tanpa ampun. Sampai Daniah ambruk di tempat tidur.

Dasar! Dasar!

Yang kemarin lebih parah. Dia sampai memohon-mohon supaya Saga membatalkan rencananya untuk mandi pagi dan sore bersama.

Pokoknya gagal!

Daniah ambruk di sofa, buku rahasianya terbuka di atas meja. Gadis itu menatap langit-langit kamar. Rencananya untuk kembali bekerja sudah mendapatkan lampu hijau, sedikit lagi, merayu sedikit lagi pasti dia bisa kembali bertemu hari-hari penuh semangat di ruko. Sekarang dia bahkan tidak memeriksa pembukuan pemasukan dan pengeluaran lagi. Toko itu terus berjalan maju tanpa keterlibatannya sekalipun. Sebenarnya membuatnya sedih, namun dia akan tetap mempertahankan toko online karena banyak kenangan di sana, Tika dan yang lainnya juga menggantungkan hidup di sana.

Nanti malam ayo rayu Tuan Saga lagi.

“Permisi Nona, apa saya boleh masuk?” kepala Aran menyembul setelah suaranya terdengar di pintu yang sedikit terbuka. “Saya bawakan camilan siang untuk Nona.” Gadis itu membawa nampan di kedua tangannya.

Daniah mendongak dengan kepala masih menempel di sofa.

“Masuklah Aran.”

Gadis itu menggeser kakinya turun lalu duduk. Aran meletakan nampan, ekor matanya mengintip catatan milik Daniah di atas meja.

“Nona sedang apa?”

“Hehe.” Daniah menarik buku dalam pelukannya. “Rahasia, ini buku catatan rahasia, cuma aku yang boleh membacanya.” Menutupi buku dengan kedua tangan.

Lucunya, Aran bergumam. Padahal mungkin Tuan Saga sudah melihat buku itu tanpa sepengetahuan nona.

“Aran, duduklah, bantu aku menghabiskan makanan ini. Oh ya, bagaimana hubunganmu dengan Han. Berjalan lancar kan?” Aran ikut makan karena sendok garpu di sodorkan ke tangannya. Dia duduk di samping Daniah. Wajah bersemu tipis-tipis muncul saat nama Sekretaris Han muncul.

Hubungannya dengan Sekretaris Han sudah memasuki babak baru.

“Ehm, bagaimana ya sudah lebih baik si dari sebelumnya, walaupun belum ada manis-manisnya seperti Anda dan Tuan Saga.” Aran menggigit buah yang dia tusuk dengan garpu. “Tapi saya bersyukur dan sangat berterimakasih, kalau tanpa bantuan Nona, mungkin semua ini tidak akan terjadi.”

Bahkan kalau dianalisa dengan serius, campur tangan Nona Daniah adalah kunci yang membobol gerbang tinggi menjulang yang mengelilingi Sekretaris Han. Aran pun berulang kali mengucapkan terimakasih, kalau tidak ada Nona Daniah, mungkin saja kata maaf itu tidak akan dia dapatkan. Kesempatan untuk mengejar Sekretaris Han, bukan hanya sekedar pengampunannya, namun juga hatinya.

Daniah kunyah-kunyah buah stroberi.

“Aku nggak melakukan apa-apa kok, ini juga karena campur tangan Tuan Saga. Haha, kau tahu kan Han cuma mengganguk dan tidak berkutik dengan siapa.”

“Itu kan berkat Nona, kalau bukan Nona tidak mungkin Tuan Saga akan turun tangan kan.” Ya, itu benar adanya. Orang yang bisa menggerakkan Saga memang hanya Daniah adanya.

Mereka menghabiskan buah yang ada di piring, membunuh waktu sambil membicarakan rencana ke depan Aran. Bagaimana gadis itu ingin hidup. Gadis itu malu-malu mengutarakan mimpinya untuk kembali bekerja sebagai reporter lagi. Selain menaklukan hati ibu untuk memberi restu tentunya.

“Ini bukan karena saya tidak suka bekerja dengan Nona Daniah ya, sumpah!” Aran mengangkat kedua jarinya. “Bekerja dengan Nona adalah kebahagiaan dan keberuntungan dalam hidup saya.” Daniah tersenyum dan mengangguk kalau dia paham maksudnya. “Tapi, mimpi di dalam hati kecil saya tidak bisa saya hilangkan.”

Daniah juga tahu rasanya itu. Ketika banyak hal yang ingin dilakukan namun terkurung oleh keadaan yang tidak memungkinkan. Dia pun pernah mengalami itu dulu. Walaupun dengan situasi yang berbeda dengan kondisi Aran saat ini.

Kala itu di akhir masa SMU.

“Bisa-bisanya kau berfikir untuk kuliah di kampus terkenal seperti itu.” Ibu tiri Daniah menghardik anaknya dengan gusar. “Membesarkanmu dengan kemewahan seperti ini padahal kau bukan anak kandungku rasanya sudah menyesakkan. Risya dan Raksa yang akan kuliah disana nanti. Kau cari saja tempat kuliah kecil dipinggiran kota, kecuali kau mau membiayai kuliahmu sendiri.”

Saat itu Daniah hanya bisa tertunduk diam.

“Ibu yang akan bilang ke ayahmu, kalau perlu ambil pendidikan pelatihan, lalu kau bisa bekerja di perusahaan.”

Menggelikan rasanya, ayah tidak miskin untuk hanya memberinya biaya kuliah. Namun ibu tirinya tidak rela menghabiskan uangnya untuk anak tiri yang rasanya menghancurkan kesempurnaan keluarga. Daniah tidak boleh menghabiskan uang lebih banyak dari Risya. Daniah tidak boleh mendapat pendidikan yang lebih baik dari Risya. Daniah harus cukup dengan fasilitas hidup seadanya, jauh dari adiknya Risya.

Hah! Bisa-bisanya aku ingat kejadian itu. Daniah bergumam sambil memakan camilan di depannya. Banyak hal yang ingin aku lakukan dulu, namun tidak ada kesempatan. Ujarnya sambil menghela nafas.

“Nona.”

Daniah bangun dari ingatan tidak menyenangkan itu. Melihat Aran. Dia berharap Aran bisa memujudkan impiannya, ada jalan yang bisa membuatnya melangkah keluar dari rumah utama. Mendapatkan pekerjaan yang dia inginkan dan meraih cinta laki-laki yang ia sukai. Doa panjang Daniah, agar Aran tidak mengalami nasib sepertinya. Merelakan banyak hal yang ia impikan di masa mudanya.

“Hemm, kenapa Aran?”

“Apa Anda sadar, Anda semakin cantik ketika hamil ini. Katanya kalau ibunya semakin cantik anaknya perempuan.”

“Ih apa si, kata siapa?” Daniah mengelus perutnya. Dia tidak condong pada laki-laki atau perempuan sebenarnya. Namun, kalau berfikir beban besar yang akan ditanggung anaknya sebagai penerus Antarna Group, Daniah berharap, anak yang dia kandung sekarang akan berjenis kelamin laki-laki. “Aku harap dia laki-laki. Tapi apa pun yang diberikan Tuhan semoga dia sehat selalu. Aran, kalau kau mau punya anak berapa, kalau menikah dengan Han nanti.”

“Haha, Nona, apa sih. Saya kan jadi malu.” Menggoyangkan sendoknya girang sendiri membayangkan kalau dia menikah dengan Sekretaris Han. “Empat, terlalu banyak nggak Nona? Tiga laki-laki dan satu perempuan.”

Walaupun tidak tahu ke depannya seperti apa, gadis itu memang ingin memiliki banyak anak jika sudah menikah nanti.

“Haha, hebat-hebat. Aran, kau hebat sekali.”

Sekarang keduanya sedang membayangkan, Daniah dengan Tuan Saga yang merangkak dan anaknya ada di atas punggungnya. Sementara Aran yang sedang deadline, harus menyerahkan ke empat anaknya pada ayahnya. Satu digedong, tiga mengapit kaki.

Ah, lucunya gumam keduanya.

Mereka tertawa Bersama padahal apa yang dipikirkan berbeda.

...***...

Di tempat yang berbeda.

“Hahaha!”

Dalam perjalanan setelah meeting makan siang di restoran Brian. Saga terpingkal memegang perutnya. Sambil bersandar di dalam mobil. Dia teringat lagi kejadian itu. Saat Daniah memohon mohon menolak mandi bersama setiap pagi dan sore, lucu sekali.

Sepertinya aku harus sering-sering mengajaknya mandi bareng, dia lucu sekali.

“Han.”

“Ia Tuan Muda.”

“Niah lucu sekali. Hahaha.”

Walaupun tidak tahu  bagian apa yang dipikirkan Saga, Sekretaris Han mengiyakan saja. Ya, ya. Nikmatilah saat-saat bahagia ini tuan muda. Kalau Anda senang saya akan ikut bahagia. Karena semua pekerjaan dapat selesai dengan cepat. Begitulah yang Han pikirkan.

"Sepertinya dia akan sedikit tenang sekarang dan tidak akan minta yang aneh-aneh. Haha, dia lucu sekali."

Dia benar-benar semakin menggemaskan.

Saat sampai di kantor suasana hati Saga masih terlihat sangat baik.

“Duduklah.” Terlihat Han dipenuhi tanda tanya sesaat. Tidak ada yang perlu dia bicarakan.sampai dia harus duduk. Namun karena ini perintah, dia pun duduk di depan Saga. Menunggu sambil memperhatikan reaksi laki-laki di depannya. "Aku berencana mengizinkan Niah bekerja lagi, tapi ada yang aku khawatirkan."

Han juga menjadi merasa bersalah, karena tidak bisa mencegah kekhawatiran tuannya.

"Di ruko dia sering bolak balik turun dari tangga kan? kalau sesekali seperti di rumah tidak masalah, tapi kalau sering, apa tidak apa-apa untuk kehamilannya." Bertanya, tapi sudah membuat kesimpulan kalau itu sesuatu yang membahayakan Daniah dan juga bayinya. "Apa perlu kau buat lift di ruko?"

"Ruko Nona Daniah hanya dua lantai Tuan Muda."

"Hemm, benar juga atau hancurkan saja tangga itu sekalian, menyusahkan." Kesal.

"Tapi, ruko nona kan dua lantai Tuan Muda, bagaimana mau ke lantai atas kalau tangganya di hancurkan." Han sepertinya jadi ikut pusing, kalau Saga mulai kumat kelakuannya.

"Memang sebaiknya aku melarangnya bekerja." Han sudah bisa membayangkan bagaimana reasi nonanya kalau mendengar itu.

"Saya akan memasang karpet tebal di tangga supaya nona bisa lewat dengan aman Tuan Muda. Bahkan seluruh lantai ruko akan saya lapisi karpet tebal." Terlihat Saga bergumam sambil membayangkan apa yang dikatakan Han.

"Hemm."

Syukurlah, pertengkaran kecil bisa dicegah antara Tuan Saga dan nona. Han mengangguk senang. Semoga kedamaian benar-benar akan berlangsung selamanya sampai kelahiran anak nona nanti. Saat dia sedang memikirkan berapa centi ketebalan karpet yang akan dia pakai di tangga, dan apa perlu juga melapisi pegangan tangga dengan pengaman Saga bicara lagi.

“Niah bilang kau sudah berkencan dengannya.”

Hubungannya dengan Aran memang mulai berubah arah, namun disebut pacaran juga belum sampai tahap itu. Kenapa Anda jadi seperti nona tertarik dengan hubungan saya, Tuan Muda. Tapi tentunya, Han menjawab juga.

“Kami baru memulainya Tuan.” Han menjawab singkat.

“Ya, aku tahu, kau tidak mungkin melepaskannya dulu tanpa alasan.” Saga tersenyum tipis. Kau pasti menyukai gadis itu, ah siapa namanya, Saga memikirkannya sebentar, tapi kemudian malas mengingat. “Lakukanlah yang ingin kau lakukan, aku akan mengizinkanmu Han.”

Alasan melihat Tuan Saga bahagia seperti menjadi buih dilautan sekarang, karena dia pun tidak lagi bisa membohongi hatinya. Dia ingin meraih tangan gadis itu dan membawanya ke sampingnya. Sekarang Sekretaris Han sedang ada di posisi ini.

“Aku bahagia dengan Niah sekarang. Bahkan aku berfikir, untung saja dulu aku memilihnya. Saat ayahnya berlutut dan memohon aku membantu perusahaannya, karena bosan aku hanya asal mengambil keputusan. Tapi aku yang sekarang, berterimakasih pada laki-laki menyedihkan yang masih terbelenggu cinta masa lalu itu. Kalau dia tidak mau membalas wanita yang meninggalkannya, sekarang aku tidak akan memiliki Niah, bahkan sekarang dia mengandung anakku Han. Ya, walaupun merepotkan, tapi menyenangkan bisa membuatnya tersenyum.”

Saga menatap Han dengan hangat. Membuat Sekretaris Han menganggukkan kepala.

“Terimakasih Tuan Muda.”

Terimakasih karena sudah hidup dengan baik. Dia pun akan berjalan selangkah lagi mendekati wanita yang dia sukai.

Bersambung

1
Fhebrie
apa yg dalam pemikiran aran dn han akhirnya jadi nyata juga 😂😂
Fhebrie
sayang sekali ga ada visualnya ya
Fhebrie
kenapa aku jadi senyum senyum sendiri ya bayangin han sama aran 🥰🥰🥰
dewi
haze dah jadi selebriti 👏👏👏👏
Susi Adesanti
Novel karya Author LaSheira, selalu di tunggu,
Alur cerita yang indah , menginspirasi,
Tokohnya luar biasa hebat, orang orang kaya yang super baik,Tidak bermewahan, tidak menggangap diri mereka lebih dari yang lain, mereka menghargai orang biasa Tampa merendahkan, mereka lebih memilih attitude
dari pada pangkat,jabatan,dan kekayaan.
LaSheira is the best,👍👍👍
dewi
bukankah Erin nanti nikah dg anak pertamanya han?...
dewi
ayahnya Rion ni 😁😁
dewi
ck ck ck 😅😅😅🤦
mardiana sari
/Facepalm//Facepalm/
Susilawati
cerita
Susilawati: Ceritanya luar biasa dan selalu bikin kangen, saat baca aku seakan2 berada di sana karena penggambaran cerita yg sangat detail dan terasa nyata 👍👍👍
total 1 replies
Yanthi
🥲🥰🥰🥰😍😍🥰😍😍😍😍😍😍😍😛😛😛😛😛😛😛😛😛😛
tks sdhh up. love pokoknya
Eka Bundanedinar
Tuaan saga g bisa ya klo g mnyerang Daniah dimanapun siruasi apapun bisa
Eka Bundanedinar
Tuaan saga g bisa ya klo g mnyerang Daniah dimanapun siruasi apapun bisa
Eka Bundanedinar
wah bnr" jodoh erina dr orok nik kmbaran frans ini nama ank lakinya saga junior kah
Rosidah Rosidah
Hmmm novel yg aku tunggu" upnya 🤩🤩
Eka Bundanedinar
udah 2 thn tp nama blm di publis
🍒⃞⃟🦅 ⍴іsᥴᥱs👻ᴸᴷ
luar biasa certnya
Eka Bundanedinar
Mereka bahagia karna cintanya Tuan Saga dan Han
T&K
akhirnya yg ditunggu2 muncul jg. Thanks Author kesayangan../Heart//Rose/
🍉💜
Tolong kasih cermin buat sekretaris Mouhan Fernandez biar berkaca kalo dia juga sama. Sama-sama bulol😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!