Follow ig 👉 @sifa.syafii
Fb 👉 Sifa Syafii
Seorang gadis berusia 18 tahun bernama Intan, dipaksa Bapaknya menikah dengan Ricko, laki-laki berusia 28 tahun, anak sahabatnya.
Awalnya Intan menolak karena ia masih sekolah dan belum tahu siapa calon suaminya, tapi ia tidak bisa menolak keinginan Bapaknya yang tidak bisa dibantah.
Begitu juga dengan Ricko. Awalnya ia menolak pernikahan itu karena ia sudah memiliki kekasih, dan ia juga tidak tahu siapa calon istrinya. Namun, ia tidak bisa menolak permintaan Papanya yang sudah sakit sangat parah.
Hinggga akhirnya Ricko dan Intan pun menikah. Penasaran dengan kisah mereka? Yuk langsung simak ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7
Pagi hari Intan membuka matanya. Ia merasakan ada sesuatu yang berat di perutnya. Ia pun merabanya dan menemukan tangan seorang laki - laki. Ia terkejut lalu melempar tangan itu ke belakang. Ia menoleh ke belakang dan mendapati tubuh Ricko sedang tidur seranjang dengannya dan memeluk tubuhnya.
"Kyaaaak! Kenapa Mas Ricko tidur di sini?" tanya Intan dengan berteriak. Ia mendudukkan dirinya lalu menarik selimut hingga ke dadanya. Ricko yang mendengar teriakan Intan segera membuka matanya.
"Masih pagi kenapa kamu teriak-teriak sih?" tanya Ricko sambil mengerjapkan matanya berusaha membuka matanya dengan lebar.
"Kenapa Mas Ricko tidur di sini? Bukannya tadi malam kita sudah bikin perjanjian kalau kita tidur di kamar yang berbeda?" ucap Intan menjelaskan.
"Hei gadis kecil, coba diingat lagi ya? Saat listrik padam kamu ngapain?" balas Ricko lalu bangun dan pergi keluar dari dalam kamar Intan. Intan pun mencoba mengingat kejadian tadi malam dan betapa malu dirinya. Ia yang meminta Ricko tidur di sini dan ia sendiri juga yang mulai memeluknya. Sekarang malah menuduh Ricko yang salah. Intan pun segera mandi dan berganti pakaian lalu pergi ke dapur membuat sarapan pagi.
Ricko menuruni tangga dan melihat punggung Intan sedang memasak di dapur. Ia pun duduk di meja makan.
"Tolong buatkan aku kopi!" ucap Ricko membuat Intan yang fokus memasak menjadi terkejut.
"Oke!" balas Intan tanpa menoleh.
Tidak berapa lama kemudian Intan menyuguhkan kopi di atas meja makan beserta sarapan pagi berupa sayur capjay dan telur ceplok. Karena hanya itu bahan yang tersedia di kulkas. Ia mengambilkan nasi untuk Ricko.
"Segini cukup?" tanya Intan sambil menunjukkan nasi di piring yang ia pegang. Ricko pun mengangguk.
"Aku akan bekerja, kamu jaga rumah ya?" ucap Ricko setelah selesai makan dan berdiri hendak naik ke kamarnya.
"Antar aku pulang, Mas. Besok aku harus sekolah. Dan bukankah kita akan mengurus surat pernikahan kita hari ini?" tanya Intan.
"Aku sudah menyuruh seseorang untuk mengurusnya. Kita tinggal menunggu suratnya jadi dan tanda tangan. Nanti sore aku akan mengantarmu pulang setelah pulang kerja. Tidak apa - apa kan?" ujar Ricko.
"Tidak mau. Aku takut di rumah sendirian," jawab Intan dengan cemberut.
"Kalau begitu ikut aku ke kantor. Aku ada meeting hari ini," ucap Ricko memberikan penawaran. Setelah berpikir sejenak Intan pun setuju.
Sesampainya di perusahaan, semua mata tertuju ke arah Intan yang mengekor di belakang Ricko. Intan merasa malu lalu ia menarik lengan Ricko dan berjalan di sampingnya.
"Kenapa semua orang melihatku seperti itu, Mas?" bisik Intan di samping Ricko.
"Mungkin penasaran. Ingat! Kalau ditanya semua orang bilang kalau kamu sepupuku. Oke?" ujar Ricko pada Intan.
"Siap, Bos!" balas Intan sambil mengacungkan jempolnya.
Setelah sampai di ruangan kantornya, Ricko segera duduk di kursinya lalu menyalakan laptop.
"Sebentar lagi aku meeting di ruangan sebelah. Kalau butuh sesuatu bilang saja pada sekretarisku di luar pintu ini," ucap Ricko pada Intan. Intan pun mengangguk mengerti.
Setelah Ricko keluar dari ruangannya, Intan merasa bosan. Ia mengirim pesan ke grup whatsapp yang terdiri dari Intan, Rita, Melly, dan Vina.
Intan : Lagi apa guys? Bosen nih.
Melly : Makan somay.
Rita : Kamu jadi nikah?
Vina : Udah malam pertama belum, Ntan? Hahaha.
Intan : @Rita jadi lah. Kamu tahu kan bapakku gimana?
Intan : @Vina mau tahu aja apa mau tahu banget? Hahaha.
Karena bel masuk tanda istirahat sudah selesai telah berbunyi, ketiga teman Intan pun tidak membalas pesan Intan.
Jangan lupa tinggalin komennya ya. Aku tunggu. Terima kasih 🥰