Olivia Hazelle Zerga tidak pernah bermimpi akan menjadi orang ke-tiga dalam pernikahan Atharva Kaivan Malik yang merupakan kakak dari sahabatnya.
Kekecewaan Kaivan terhadap istrinya membuat pria itu menjadikan Hazelle sebagai pelampiasan cintanya.
Hazelle yang tahu dirinya hanya dijadikan pelampiasan oleh Kaivan perlahan pergi dari hidup pria beristri itu. Apalagi saat mengetahui dirinya tengah mengandung benih Kaivan.
"Aku mencintaimu tanpa syarat harus memilikimu, Mas." Olivia Hazelle.
Akankah Kaivan dan Hazelle bersatu setelah Kaivan tahu jika selama ini Hazelle menyembunyikan putranya ?
Ataukah Hazelle akan kembali terluka setelah rahasianya selama pelariannya terungkap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 27
Hazelle meraung dalam pelukan Kaivan. Sudah lebih dari satu jam putranya itu belum ditemukan juga keberadaannya. Hazelle sudah mencari ke setiap sudut rumah namun tetap saja putranya itu tidak terlihat di mana-mana.
Sampai akhirnya Hazelle melihat CCTV rumahnya, dan alangkah terkejutnya Hazelle saat melihat putranya di bawa oleh dua orang pria bertopi yang sama sekali tidak Hazelle kenali.
"Sayang, sudah jangan menangis!" Kaivan memeluk Hazelle yang tidak berhenti menangis sejak putranya itu menghilang. "Kita pasti akan menemukan Zelo, Mas janji!"
"Daddy akan ikut mencari juga," ucap Malik.
Saat mendengar cucunya hilang, pria paruh baya itu ikut bersama Kaivan ke rumah Hazelle.
Malik merogoh ponsel dari saku celananya. Pria paruh baya itu terlihat menghubungi seseorang untuk mencari keberadaan cucunya. Walaupun sebenarnya Kaivan sudah lebih dulu menghubungi orang kepercayaannya.
"Mas, siapa yang tega culik Zelo?" Di tengah-tengah tangisannya, Hazelle terus memikirkan siapa orang yang sudah tega menculik putra semata wayang nya.
Kaivan menggelengkan kepalanya, pria itu juga tidak tahu siapa orang yang menculik putranya. Namun Kaivan memiliki kecurigaan jika penculikan Arzelo sudah direncanakan sebelumnya.
Entah penculiknya itu semacam sindikat profesional, ataukah seseorang yang Kaivan kenal yang memiliki motif untuk menyakitinya.
"𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘣𝘶𝘢𝘵𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢, 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘶𝘮𝘱𝘢𝘩 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘢𝘧𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢!"
Kaivan sebenarnya mencurigai seseorang, hanya saja belum ada bukti yang mengarah jika orang itu dalang dibalik hilangnya Arzelo.
Di tengah-tengah kekhawatiran semua orang, tiba-tiba saja ponsel Hazelle berdering. Dan tertera nama Daddy Zerga yang menelponnya.
"Hallo, Dad?"
"𝘚𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨, 𝘒𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘱𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨, 𝘬𝘢𝘯?"
Tiga hari ditinggal anak dan cucunya membuat Zerga kesepian. Jika dulu pria paruh baya itu lebih suka bekerja tanpa kenal lelah, lain halnya sekarang, sejak kehadiran Arzelo, Zerga lebih sering menghabiskan waktunya di rumah.
Hazelle menggelengkan kepalanya, walaupun Zerga tidak bisa melihatnya. "Dad...." Hazelle menahan isaknya supaya Zerga tidak mendengarnya. Namun kepekaan Zerga tidak bisa diragukan.
Pria paruh baya itu selalu tahu jika sesuatu hal buruk tengah menimpa anak dan cucunya.
"𝘚𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨, 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘪𝘴? 𝘈𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘢𝘥𝘪, 𝘡𝘦𝘭𝘰 𝘣𝘢𝘪𝘬-𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘴𝘢𝘫𝘢, 𝘬𝘢𝘯?"
Dari seberang sana Zerga tiba-tiba merasa khawatir dan firasatnya tidak enak. Apalagi mendengar Hazelle menangis membuat pria paruh baya itu semakin takut.
"Zelo hilang, Dad. Zelo di culik!"
"𝘈𝘗𝘈??"
Hazelle tak kuasa menahan tangisnya, begitu juga Daddy Zerga. Dari seberang sana bahkan terdengar umpatan yang dilontarkan Daddy Hazelle itu.
"Maaf, Dad. Hazelle gak bisa jaga Zelo. Hazelle Mommy yang buruk." Tangisan Hazelle sangat memilukan, membuat siapapun yang mendengarnya akan merasakan kepiluan yang dirasakan oleh Hazelle.
"Sayang, Kamu jangan ngomong begitu! Kamu adalah ibu yang terbaik untuk putra kita."
Zerga menajamkan pendengarannya saat mendengar seorang pria berusaha menenangkan Hazelle.
"𝘚𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨, 𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘶𝘢𝘳𝘢 𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢? 𝘈𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘋𝘢𝘥𝘥𝘺𝘯𝘺𝘢 𝘡𝘦𝘭𝘰?"
Lagi-lagi Hazelle mengangguk. Namun tentu saja Zerga menunggu jawaban Hazelle, karena Zerga tidak bisa melihat anggukkan putrinya.
"Iya, Dad. Mas Kaivan di sini!" Lirih Hazelle. Wanita itu sangat takut Daddynya akan marah jika tahu Hazelle sedang bersama Kaivan.
"𝘚𝘺𝘶𝘬𝘶𝘳𝘭𝘢𝘩."
Hazelle mengernyitkan keningnya saat mendengar Daddynya justru mengucapkan syukur.
"Daddy nggak marah?" Tanya Hazelle dengan bingung.
"𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘋𝘢𝘥𝘥𝘺 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘢𝘳𝘢𝘩? 𝘋𝘢𝘥𝘥𝘺 𝘫𝘶𝘴𝘵𝘳𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘺𝘶𝘬𝘶𝘳 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘴𝘪𝘵𝘶."
Hazelle menghembuskan napasnya lega, Hazelle pikir Daddynya itu akan marah. Tapi syukurlah itu hanya ketakutan Hazelle saja.
"𝘚𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨, 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘰𝘯𝘴𝘦𝘭𝘮𝘶 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘋𝘢𝘥𝘥𝘺 𝘯𝘺𝘢 𝘡𝘦𝘭𝘰!"
Walaupun bingung, tapi Hazelle tetap memberikan ponselnya pada Kaivan.
"Mas, Daddy mau ngomong sama Kamu."
Kaivan hanya mengangguk saat Hazelle menyerahkan ponselnya padanya.
"Hallo, Om?"
"𝘚𝘢𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘣𝘢𝘴𝘢-𝘣𝘢𝘴𝘪, 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘬𝘢𝘭𝘶𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘱𝘢𝘬𝘢𝘪 𝘱𝘶𝘵𝘳𝘪𝘬𝘶? 𝘓𝘪𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯 𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘫𝘢𝘮 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘥𝘪𝘱𝘢𝘬𝘢𝘪 𝘈𝘳𝘻𝘦𝘭𝘰."
Kaivan paham dengan apa yang dimaksud calon mertuanya itu. Pria itu pun kemudian memutuskan panggilannya setelah Daddy Zerga lebih dulu mematikan ponselnya.
"Sayang, Mas pinjam kalung Kamu sebentar!"
Hazelle mengernyitkan keningnya bingung, namun beberapa detik kemudian wanita cantik itu melebarkan bola matanya saat menyadari arti sesuatu.
"Kenapa aku bisa lupa?" Gumam Hazelle saat menyerahkan kalungnya pada Kaivan.
Setelah melihat liontin yang ternyata berisi sebuah GPS kecil yang terhubung dengan jam tangan milik Arzelo, Kaivan langsung mengetahui di mana keberadaan putranya sekarang.
Kaivan pun bergegas ke tempat yang ditunjukkan GPS itu.
"𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘢𝘧𝘬𝘢𝘯𝘮𝘶 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘢𝘱𝘢-𝘢𝘱𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘶𝘵𝘳𝘢𝘬𝘶!"
...----------------...
Sementara itu Arzelo di sekap di sebuah rumah sederhana. Bocah tampan itu diikat di sebuah kursi.
"Kalian kerja bagus," ucap seseorang yang menjadi Bos kedua pria itu. "Saya akan memberikan imbalan untuk kalian setelah kita mendapatkan uang dari wanita sialan itu!" Ucapnya penuh percaya diri.
"Kenapa Bos tidak menelpon wanita itu sekarang?"
Kedua pria suruhan seseorang itu mengernyitkan keningnya, pasalnya sudah hampir satu jam mereka menculik bocah tampan itu, namun sama sekali belum melakukan tindakan apapun.
"Kita tidak perlu terburu-buru, aku ingin melihat wanita itu stress terlebih dahulu karena kehilangan anaknya." Wanita itu tersenyum smirk mengingat rencananya pasti akan berhasil.
Sementara itu, Arzelo diam-diam mendengarkan obrolan ketiga orang itu.
Wajah polos bocah tampan itu terlihat sangat datar, sama sekali tidak menunjukkan ketakutan apapun.
"Tapi, Bos. Bocah itu menakutkan, dia seperti tidak takut sama sekali dengn kita," bisik salah satu pria yang tidak sengaja beradu tatap dengan Arzelo.
"Wajahnya memang seperti itu, tapi dalam hatinya pasti dia ketakutan," ucap salah satunya. "Lagian mana ada bocah yang gak takut di culik?" Tambahnya lagi.
Bos kedua orang pria itu berjalan menghampiri bocah tampan yang sangat mirip sekali dengan Kaivan.
"Kamu tampan sekali, sangat mirip sekali dengan Kaivan," ucapnya sambil memperhatikan wajah tampan Arzelo. "Sebentar lagi Kamu akan melihat ibu sialan mu itu mati." Wanita itu terbahak membayangkan sebentar lagi wanita yang selama ini menjadi perusak rumah tangganya akan menghilang selamanya dari dunia ini.
"Tapi Kamu tenang saja, Bocah tampan. Aku akan menjadi Mommy mu. Karena setelah wanita itu meninggal, aku akan menjadi istri Kaivan seutuhnya."
Wanita itu tidak menyadari perubahan tatapan Arzelo saat mendengar Mommynya dihina. Tatapannya berubah tajam seperti anak singa yang siap menerkam mangsa di depannya.
"Bos, lihat. Bocah itu sepertinya marah," ucap salah satu pria yang melihat perubahan tatapan Arzelo. "Tatapannya menyeramkan seperti ingin menerkam kita."
"Tidak mungkin, bocah memangnya bisa apa?" Wanita itu tersenyum smirk. "Ucapanku saja sepertinya dia tidak mengerti." Wanita itu kembali terbahak menertawakan kekonyolan anak buahnya.
"𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘢𝘶𝘳𝘢 𝘣𝘰𝘤𝘢𝘩 𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘦𝘥𝘢."
Pria itu merasakan aura yang berbeda dari bocah tampan itu. Apalagi saat pria itu tak sengaja melihat senyum smirk Arzelo.
"𝘑𝘢𝘥𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘯𝘦𝘯𝘦𝘬 𝘴𝘪𝘩𝘪𝘳 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘋𝘢𝘥𝘥𝘺 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯?"
𝘛𝘰 𝘣𝘦 𝘤𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥
mengorbankan daddy ny yg dah usia senja demi obsesi nya,, anak kaya gini mah jangan di pungut,, buang ke tong sampah kalo perlu..
bener2 sakit si arfan..
urus penderitaan masing² aja neet🥺😭🤣🤣
kalian sm² dlm proses menebus, jadi siapa yang duluan lunas itu yang menang 😭😭😭🤣🤣🤣
macam dah gentayangan di mn² dia 🤣🤣🤣
kira delvan punya cem²an lain
bukan menjadi sebuah alasan pembenarn terjadinya perselingkuhan🥺 rezeki maut jodoh itu sudah ada yang mengatur, ibarat kata ribuan kali mengganti istri klw berdalih akan 3 hal yang kekuasaannya dipegang penuh oleh sang pencipta, bakal tetap gak bisaa🥺
berasa karma jadinya 😭😭😭😭🤣
terlepas dari kesalahan Annete, Kai dan Hazzel memang bersalah sama Annet🥺😭😭😭🤣🤣
astaga 😭 knp aku bisa mikir sebab-akibat sejauh dan seberat ini😮💨😭😭😭
aighhh Arfan 😭😭😭
second boy kenapaa sllu punya jalan pahit ya😭😭