BINTANG DI SURGA

Mami Evelyn mengajak ketiga anak itu berbelanja di mall. Mereka diajak untuk membeli pakaian dan segala keperluan persiapan pertunangan mereka. Sebenarnya dua hari yang lalu mereka telah kembali ke apartemen Kay, namun karena rencananya satu minggu lagi ami dan papa mereka akan bertunangan, maka sepulang sekolah anak-anak di jemput mami Evelyn kerumah mereka.

Sebenarnya rencana pertunangan mereka masih lama, karena baik Gagah maupun Kanaya sama-sama belum memikirkan ke arah sana. Namun mami Evelyn mengusulkan agar hubungan mereka segera diresmikan mengingat seringnya Kay terpaksa harus mengikuti anak-anak nya menginap di mansion utama, maka agar tidak menjadi fitnah, mami Evelyn meminta mereka untuk segera menikah.

Gagah tidak setuju karena dia tak mau terkesan menekan Kanaya. Sehingga dia memilih bertunangan terlebih dahulu. Mami Evelyn memang unik, dia sangat gencar menghubungi Tantri seolah mendapat sahabat baru. Meski hanya via virtual, namun jelas beliau sukses menjalin kedekatan dengan calon besannya.

Konsep pertunangan kedua anak merekapun didiskusikan via virtual tanpa melibatkan keduanya. Mami Evelyn pun sudah tau apa yang pernah menimpa Kay, hingga dia mengatakan bahwa anaknya itu memiliki tiga orang anak angkat yang diadopsi dari salah satu yayasan miliknya. Karena tidak mungkin akan menyembunyikan ketiga anak itu seperti yang biasa dilakukan Kay ketika mamanya berkunjung kesana.

Mami Evelyn ingin ketiga anak itu merasakan hari kebahagiaan bagi ibunya. Ketiga anak itu digiring kesalah satu butik yang ada disana. Mami Evelyn menjelaskan baju seperti apa yang dia inginkan untuk ketiga anak itu. Sembari memilih dikatalog ternyata membuat mami menjadi pusing semua dia ingin beli. Akhirnya ia memutuskan untuk menghubungi Gagah guna meminjam calon tunangannya.

Setelah menunggu cukup lama Kay pun datang dan langsung disodorkan katalog oleh mami Evelyn.

" Coba kamu pilih sayang, ini gaunnya lucu-lucu banget.. Cocok semua sepertinya buat Senja.... Secara kulitnya kan putih tuh wajahnya juga agak-agak macam eonni- eonni Korea gitu kan.. "

" Mi... Mending kita lihat sample nya langsung siapa tau kita bisa nentuin pilihan dari sana.. " Usul Kay.

" Wah kok ga kepikiran dari tadi ya mami, ya ampun kasian itu anak tiga sampai boring gitu.. "

" Eum... Kak bisa minta tolong sample gaun sama setelan pesta yang cocok buat mereka dong... Terimakasih ya sebelumnya.. " Ucap Kay.

Dan segera para pelayan butik itu membawa mereka masuk keruangan khusus, disana seorang pegawai menjelaskan detail gaun dan juga setelan yang cocok untuk mereka.

Ternyata ketiga anak itu memiliki bakat modeling juga, dan itu sempat diabadikan dalam rekaman video yang sengaja dibuat oleh mami Evelyn. Ternyata tawaran Kay tadi tetap membuat mami kalap, semua gaun dan setelan yang ketiga anak itu coba, justru dibeli semua dengan alasan yang macam-macam.

" Maaf mi.. Ini ga salah nih kok jadi dibeli semua? " Tanya Kay bingung.

" Ah tak apa sayang, nanti kalau perlu sejam sekali mereka ganti.. "

" Astaghfirullah mi.... " Ucap Kay dengan mata membola.

Selesai dengan baju ketiga anak itu, kini giliran Kay yang jadi model dadakan, pasalnya Kay diminta mami untuk mencoba beberapa gaun. Body Kay yang memang sangat proporsional, justru membuat mami kembali kalap, ia kembali membeli semua gaun yang tadi dipakai oleh Kay ,dan sangat pas dan cocok dengan tubuh Kay. Kay hanya bisa pasrah dan menuruti semua perintah calon ibu mertuanya.

Setelah selesai dari butik itu, mereka dibawa ke sebuah resto yang masih berlokasi di mall itu. Kebetulan pilihan mami jatuh pada resto yang merupakan salah satu cabang resto ummi Fatimah. Mungkin memang suatu kebetulan pula, ummi sedang berada disana. Akhirnya ummi pun berkenalan secara langsung dengan mami Evelyn.

Kedua wanita paruh baya itu langsung akrab. Kelembutan keduanya meskipun beda agama, ternyata mampu menyatukan mereka. Ummi menceritakan semua dari awal ia ketemu Kay hingga kelahiran ketiga kembar. Bahkan ketika wisuda ummi menutupi identitas ketiga anak itu dengan mengakuinya sebagai anak dari salah satu putranya. Mami sepertinya punya ide supaya Tantri nanti tidak mencurigai ketiga anak itu.

Selesai makan mereka pun diajak pulang. Didalam mobil ketiga anak itu tertidur. Mami membawa mobilnya masuk pelataran mansion mewah putranya disusul Kay dibelakang mobilnya. Suster Nancy menggendong Langit yang masih pulas keluar dari mobil mami sementara dua orang pelayan lain menggendong sisanya.

Dari dalam mobil Kay, para pelayan dibantu sopir pribadi Gagah membawa keluar belanjaan mereka.

" Ya ampun mami.... Pasti kalap lagi ya..?! " Tanya papi.

" Habis semuanya bagus-bagus pi.. Dan cocok sama mereka nanti juga akan ada yang diantar karena punya mami belum selesai.. " Jawab mami dengan entengnya, papi pun menggeleng.

Kay langsung bergegas menuju kamarnya ketika papi sedang berbincang dengan mami. Ketika akan mencapai kamarnya, tangan Kay langsung ditarik Gagah dan dibawa ke taman belakang.

Disana mereka membicarakan mengenai konsep pertunangan mereka. Sedikit banyak Gagah sudah dapat gambarannya dari mami, namun dia belum menunjukkan kepada calon tunangannya.

" Bagaimana tadi, pasti kaget kan liat mami kalap,.. Xixixi.. "

" Iya mas, ga nyangka aku mami bisa sampai kayak gitu... "

" Tapi menyenangkan kan, aku yakin karena dulu aku lumayan sering dampingi mami belanja.. "

" Mas... Eum.. Aku khawatir deh dengan anak-anak, secara mama pasti akan ketemu sama mereka termasuk appa... "

" Kan aku sudah bilang, kamu tenang ya... Kami sudah punya rencana kok.. Anak-anak juga sudah aku latih agar mereka tidak sembarangan panggil kamu ami... "

" Semoga aja ya mas.. "

*********

Hari pertunangan pun tiba, taman belakang mansion megah Gagah disulap sedemikian rupa menjadi lokasi pesta yang meriah. Kay dirias sendiri oleh mami Evelyn, gaun yang dikenakan sangat elegan dengan warna pastel, rambutnya ditata dengan gaya simple namun elegan.

Tantri sudah ikut membaur bersama yang lainnya, tadi pagi dia datang bersama suaminya dan langsung diarahkan ke mansion mewah Gagah.

Sesuai dengan namanya, Gagah malam ini tampil sangat Gagah dan menawan. Setelan jas berwarna hitam membalut tubuh kekarnya. Dia berdiri di atas panggung bersama dengan ayahnya dan juga Zio. Tak berapa lama Kay datang didampingi mamanya dan juga mami Evelyn langsung menuju panggung.

Diantara tamu yang hadir ada juga fay yang merupakan saudara sepupu dari papi Gionathan sekaligus orang kepercayaan dan juga sahabat Zio.

Pesta berjalan lancar dan kay sudah menjadi tunangan Gagah. Berbagai wejangan di sampaikan Gionathan, Fay dan juga Zio, kepada Gagah selaku calon suami dari Kay.

Kini giliran para tamu menikmati hidangan jamuan yang tersedia. Kehadiran ketiga anak itu di tengah-tengah pesta menarik perhatian Zio dan juga Tantri. Ketiganya yang ramah dan juga aktif membuat pasangan suami istri itu ingin berkenalan lebih dekat.

Mami Evelyn membaca gelagat mereka, diapun mendampingi ketiga anak itu dan mengenalkan ketiganya. Kay yang menemani Gagah menyapa para tamu tidak tau dengan perkenalan ketiga anaknya.

" Ayo sayang... Ikut grandma... Kita kenalan dengan kedua orang tua ami kalian, dan ingat pesan papa... "

" Siap grandma... Kami ingat.. " Ucap ketiganya serempak.

" Dek Tantri... Kenalkan ini ketiga cucu saya, mereka adalah anak asuh Gagah... "

Tantri langsung menyambut ketiga anak itu. Ada rasa asing yang tiba-tiba muncul dalam dadanya, seolah ada ikatan emosi antara Tantri dengan ketiganya, namun Tantri menepis dengan anggapan karena mereka memang akan menjadi cucunya kelak.

Berbeda dengan Zio, ketika dia menyentuh tangan Senja lalu mengecup lembut punggung tangan mungil dan imut itu, langsung jantungnya berdebar tak karuan. Hingga rasa curiga pun kini mulai muncul dalam hatinya. Entah mengapa ia merasa ada sesuatu tentang anak-anak itu.

Perkenalan singkat mereka justru membawa kembali memori malam kelam itu yang telah lama ia pendam jauh dalam lubuk hatinya. Guna mengurai rasa penasaran nya dia mencari Kay untuk bertanya secara langsung.

Kebetulan Kay sedang sendirian, sementara Tantri tengah sibuk bercengkrama dengan Evelyn dan ketiga anak itu. Zio mendekati Kay,

" Selamat Kay, akhirnya kamu sudah dewasa dan akan segera mengarungi indahnya pernikahan... "

"Terimakasih appa... Terimakasih kedatangan kalian dan juga restu yang kalian berikan.. "

" Kay... Boleh aku tanya.. "

" Tentang....?? " Tanya Kay sambil mulai was-was. Firasatnya mengatakan bahwa pertanyaan Zio berhubungan dengan malam itu.

" Dia siapa Kay.....?, Anak-anak itu siapa ayahnya? "

Kay terdiam kaku, dadanya terasa sesak, sesaat dunianya seakan berhenti. Dia mencoba menetralkan kembali perasaan nya dan mencoba menjawab pertanyaan Zio.

" Anak-anak yang mana appa?? "

" Mereka... Yang sedang bersama ibu mertuamu.. "

" Oh... Itu... Aku tak tau ayah kandungnya siapa, mereka anak-anak mas Gagah yang diadopsi dari yayasan mami.. "

" Kau yakin, dan kau percaya begitu saja?! "

" Maksud appa.. Apa?! " Heran Kay.

" Mereka bukan... Ah sudahlah lupakan saja, appa hanya merasa aneh saja, seperti ada sesuatu yang menarik appa pada mereka,baiklah appa permisi mungkin appa akan mengajak mamamu ke apartemen mu saja, sekali lagi selamat ya... "