BINTANG DI SURGA
Bimantara merupakan pemimpin perusahaan Reganata corp., dia memiliki seorang istri yang cantik dan baik hati yang merupakan putri dari pengasuh pondok pesantren yang ada di Jawa Timur. Dari pernikahan mereka lahirlah seorang putri cantik yang diberi nama Kanaya ishyana Putri Reganata yang biasa dikenal Kanaya ishyana dan dipanggil kay oleh teman-temannya.
Kanaya merupakan anak periang dan supel, dia mudah bergaul dengan siapa saja. Dia tidak memandang temannya dari status keluarganya. Tak jarang dia memberikan bantuan kepada teman-temannya yang sedang kesulitan, walaupun tak jarang justru kebaikan hatinya dimanfaatkan oleh teman-temannya.
Saat ini Kanaya berusia sebelas tahun. Dia tidak pernah mau jika perayaan ulang tahunnya dirayakan secara mewah, dia lebih suka mengadakan syukuran sederhana dengan mengundang beberapa anak yatim dan kurang mampu yang ada disekitar kompleks perumahannya.
Seperti saat ini, ada syukuran kecil yang dihadiri yang kung dan yang uti nya dari kediri beserta anak-anak panti asuhan kasih bunda untuk merayakan ulang tahun Kanaya yang ke sebelas.
Suasana hidmat tercipta dengan lantunan ayat-ayat Al Qur'an serta sedikit tausiah dari Kyai syuaib yang kung nya Kanaya. Setelah potong tumpeng dan santunan, Kanaya dengan senang hati meminta yang uti nya menceritakan beberapa kisah istri para rasul kepadanya. Dia duduk dengan anteng disebelah yang uti nya.
" Kay... Jangan ganggu yang uti dulu sayang, biarkan beliau istirahat, sana ganti baju dulu terus tidur, ini sudah malam cantik" Ucap halus Tantri sambil mengelus kepala putrinya.
" Gapapa nduk, biarkan putrimu disini dulu, biyung juga masih kangen, nanti biyung yang akan temani dia tidur. " Balas yang uti kepada Tantri sambil tersenyum
" Tapi biyung.. Biyung pasti capek kan, karena tadi begitu tiba disini acara langsung dimulai? " Kata Tantri sambil mengelus tangan yang uti
" Ndak papa sekalian aku temani cucuku yang cantik ini istirahat, aku akan istirahat pula. " Sambil beranjak menuntun Kanaya menuju kamarnya. Tantri tersenyum melihat interaksi putrinya bersama biyungnya. Setelah itu dia bergabung bersama abah dan suaminya di ruang keluarga. Sementara para pembantunya membereskan sisa-sisa syukuran tadi serta membagikan bingkisan ke tetangga sekitar.
Diruang keluarga Bima sedang bercengkrama dengan mertuanya banyak hal yang dibahas disana. Mereka memang sangat akrab, abah Syu'aib memang memperlakukan Bima seperti putranya sendiri tak ada anggapan menantu.
" Bagaimana le perkembangan usahamu, abah dengar besok kamu mau ke Surabaya bersama abim, mau naik pesawat bareng abah ga? "
" Alhamdulillah bah, semua berjalan lancar sesuai yang diharapkan, InsyaAllah besok Bima akan bawa mobil saja "
" Lho kok ndak naik pesawat toh le?! "
" Enggak bah, rencananya sekalian touring, sudah lama kami tak berkendara bersama. Nanti bisa gantian nyetirnya kok jadi gak bakalan capek bah" Ucap Bima sambil tersenyum
" Aku sudah tegur mas Bima bah, tapi ya gitu, mas Bima kan keras kepala ndak bisa dibilangin" Balas Tantri sambil cemberut
Melihat ekspresi Tantri justru Bima dan abah malah tertawa, karena terlihat lucu dimata mereka.
" Iiih.. Kok malah diketawain sih, ah... " Balasnya sewot
" Lha kamu lucu dhek, kayak Kanaya kalo gitu, heheehhee"
" Ya sudah kalau itu maumu yang penting hati-hati, kalau sama-sama capek istirahat jangan dipaksa!, "
" Injeh abah, Bima akan selalu inget pesen abah"
" Ya wes aku tak istirahat, kalian juga istirahatlah"
Kedua suami istri itu mengangguk dan mengantarkan abah Syu'aib menuju kamarnya di lantai dua, kemudian beranjak ke kamar mereka sendiri.
Di dalam kamar setelah mengganti pakaian dengan pakaian tidur dan melakukan perawatan rutin pada tubuhnya , Tantri duduk termenung seperti ada hal yang mengusik hatinya, dia merasa khawatir dan tidak nyaman seperti ada firasat buruk yang akan terjadi.
Bima selesai bersih-bersih dan berganti pakaian menghampiri istrinya yang termenung di kursi yang ada di balkon.
" Hey sayang kenapa hem" Sambil memberikan kecupan dipuncak kepala istrinya.
" Entahlah mas, aku ga ngerti, sepertinya aku berat melepasmu besok mas, seperti ada yang ngganjel dihatiku tapi tak tau apa" Jawabnya sambil menghela nafas panjang.
" Ridhoi aku sayang, toh aku gak lama kok di surabaya palingan seminggu udah balik kejakarta, mungkin mampir sebentar nanti kerumah budhe di semarang. Tenang ya, aku tak akan tergoda tubuh molek sekretaris pak mahendra kok, karena sekretaris pribadiku jauh lebih segalanya dari dia" Ucapnya sambil tertawa jahil, dan sukses membuat wajah istrinya kembali menggembung karena merajuk.
" Aku serius kok malah dibercandain se mas, " Balas Tantri sambil meninggalkan suaminya dan membaringkan tubuhnya dibawah selimut. Bima menyusul istrinya yang merajuk setelah menutup pintu balkon.
" Makin mirip Kanaya kamu dhek kalau kaya gitu," sambil menoel-noel hidung mancung istrinya, lalu merangkul tubuhnya dari belakang
" Iiihhh.. Mas sanaan ah aku gerah nih"sambil mendorong tubuh suaminya agar bergeser sedikit
" Ga bisa aku harus hukum kamu karena kamu sudah merajuk" Sambil tersenyum jahil dan makin mengeratkan pelukannya.
" Maass.. Uh.. Iiihh.. " Keluhnya ketika sang suami malah asik mengendus ceruk lehernya.
" Hemm.. Aku pengen dhèk "
" Ok.. Ok.. Ok.. Anggap ini asupan sebelum kamu berangkat besok, tapi ambil wudhu dulu gih dan jangan lupa berdoa "
" Sudah dari tadi dhèk.. Hehehe" Ucap Bima sambil cengengesan dan mupeng nya yang langsung membuat mata Tantri membola. Malam ini mereka habiskan dengan bergumul dibawah selimut hingga subuh membangunkan mereka untuk menjalankan kewajibannya.
*
*
*
Pagipun menyapa, semua berkumpul di meja makan untuk sarapan sebelum berangkat beraktivitas seperti biasa. Sarapan mereka diiringi oleh celotehan Kanaya yang menceritakan tentang rencananya nanti disekolah dan oleh-oleh yang dimintanya kepada papanya ketika pulang nanti.
" Baiklah anak papa, papa berangkat dulu ya, disekolah dan dirumah kay ga boleh nakal, ga boleh ngrepotin mama dan mbak-mbak yang ada di rumah terutama mbok yem. Nanti papa akan belikan yang kay mau setelah urusan papa selesai ok cantik, sini salim dulu"
" Siap papa, kay janji akan jadi anak baik " Sambil tersenyum mencium tangan papanya namun dia langsung memeluk erat leher papa nya dan menangis tanpa tau penyebab nya. Cukup lama Bima menenangkan putrinya setelah itu memberikan kecupan diseluruh wajah sembab gadis kecil itu, dan terakhir berpamitan pada istrinya.
" Jaga diri baik-baik mas, kami menunggumu dirumah"
" Tentu sayang, jaga putri kita juga, aku pasti segera kembali. "
Bima berangkat menjemput Abimanyu sambil mengantarkan kedua mertuanya kebandara karena mereka juga kembali ke pondokan hari ini juga.
*
*
*
Perjalanan Bima dan abim sangat lancar, tak ada halangan berarti dalam perjalanan mereka. Setelah berkendara kurang lebih sepuluh jam merekapun sampai di kota pahlawan, mereka langsung menuju hotel tempat mereka menginap sebelum mengadakan pertemuan bisnis besok pagi. Kebetulan mereka tiba tepat pukul delapan malam, sehingga mereka langsung memesan kamar dengan dua bed.
Sampai di dalam kamar keduanya langsung menghubungi istri masing-masing mereka melakukan vc terhadap pasangan masing-masing. Tak butuh waktu lama tampak wajah gembung putrinya di layar pipih ponselnya. Bima langsung tertawa melihat putrinya mencebikan bibirnya. Seperti nya dia sedang merajuk, entah karena apa. Hampir satu jam mereka berdua menghabiskan waktu untuk menyapa keluarganya, hingga akhirnya mereka bergantian membersihkan dirinya, dan lanjut menyelami alam mimpi masing-masing.
Urusan bisnis mereka berjalan lancar dan kerjasama mereka terjalin. Mereka pulang dengan senyum kepuasan karena tander mereka sukses dan lancar. Mereka menghabiskan waktu berbelanja oleh-oleh untuk anak dan istri mereka, sengaja mereka mengirim oleh-oleh itu via paket ekspress supaya bisa sampai dirumah tanpa repot membawa dan memenuhi mobil mereka.
Rencana Bima mengunjungi budhe sekaligus pengganti orang tuanya yang telah meninggal dibatalkan, karena abim mendapat telpon bahwa ada masalah dikantornya sehingga mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanan tanpa singgah ataupun mampir kemana-mana.
Perjalanan mereka awalnya lancar, seperti saat berangkat mereka giliran menyetir dan istirahat untuk makan dan beribadah setiap waktunya tiba. Namun ketika sampai di tol daerah semarang tiba-tiba perasaan mereka mulai tidak nyaman. Berulang kali Bima mengucap istighfar untuk menenangkan hatinya yang gelisah. Melihat Bima gelisah, abim memutuskan menggantikan dia menyetir.
" Bima, biar gua aja yang nyetir kamu nampak kurang enak badan ya,? "
" Gapapa bim, aku lanjutkan aja, aku baik-baik aja kok"
" G usah ngeyel, kamu gelisah, nanti konsenmu buyar menepilah didepan, kita tukar posisi"
Bima pun menuruti kata-kata abim dan menepikan mobilnya. Mereka bertukar posisi, mobilpun melaju kembali dengan kecepatan sedang, kurang lebih tiga ratus meter mobil melaju tiba-tiba "GUBRAAAKKK" mobil mereka dihantam dari belakang dan melaju cepat tak terkendali karena dorongan dari belakang mobil hingga menghantam mobil yang ada didepan dan berhenti setelah mobil paling depan menghantam truk bermuatan beras.
"Allahu akbar" Pekik kedua orang didalam mobil sebelum mereka kehilangan kesadarannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments