Mahligai Yang Retak

""Aku akan menunggumu sampai kamu siap untuk membuka hati.. Aku tahu tak mudah bagimu tapi aku punya keyakinan bahwa hari itu pasti ada..""

Setelah mendengar ucapan Aditya mata Alesya terbelalak tak percaya dia yakin bahwa Aditya hanya sedang bercanda..

"Gak lucu Mas bercandanya."jawaban Alesya membuat Aditya terdiam sesaat.

Aditya menatap marah Alesya wanita yang sudah berhasil mengambil hatinya..

"Alesya aku tak tahu seberapa dalam luka yang pernah kamu alami tapi aku akan berusaha untuk menyembuhkannya dengan cinta yang aku punya..."pekiknya dalam hati.

Aku hanya bercanda kok Al,jangan di ambil hati ya."jawabnya kemudian membuat Alesya merasa sedikit kecewa..

*****

Pada malam harinya Alesya pulang tepat pukul delapan malam. Di koridor rumah sakit dia bertemu dengan Ibu Intan yang sengaja menunggunya..

"Alesya bolehkan Bunda bicara.."ucapnya membuat Alesya menghentikan jalannya.

Alesya menatap kearah sumber suara dan melihat Ibu Intan berjalan kearahnya.

"Ada apa Tante mencari ku apa ada hal yang penting?"tanya Alesya dengan lembut.

Alesya pun berdiri tepat dia hadapan wanita yang pernah merawatnya dulu.

"Alesya maafkan Bunda,maafkan Bunda yang telah begitu menyakitimu.."ucapan Ibu Intan terhenti seketika.

"Aku sudah memaafkan kalian semua. sudah jangan meminta maaf terus aku mau pulang untuk istirahat lebih sekarang Tante kembali keruangan Om saja kasihan dia baru pulih."Alesya berbalik badan lalu pergi meninggalkan Ibu Intan yang masih mematung...

"Alesya Bunda sangat yakin kamu sangat membenciku tapi aku tak akan menyerah untuk terus meminta maaf padamu dengan tulus. Maafkan Bunda yang telah mendukung Jenny untuk menghancurkan rumah tanggamu jika saja Bunda tahu dari awal mungkin Bunda tak akan melakukan hal itu.."airmata Ibu Intan jatuh tanpa di minta ada rasa nyeri yang menggerogoti hatinya.

Satu bulan pun berlalu kini sikap Agam kepada Jenny pun sudah mulai sedikit berubah. Jenny merasa sangat bahagia dan juga bersyukur karena sepertinya Agam sudah mau membuka hatinya kembali...

"Mas,, apakah jika Mas tahu bahwa Mbak Alesya sudah kembali apa Mas mau kembali mengejarnya dan meninggalkan kami?"pekiknya dalam hati...

Jenny sendiri tak pernah berani berbicara tentang Alesya, karena Jenny sendiri tahu bahwa Agam sangat mencintai kakak angkatannya itu..

"Aku mungkin tak bisa menghilangkan cintamu pada Mbak Alesya tapi aku yakin bisa mendapatkan hatimu Mas,walaupun selama ini sikap kamu selalu dingin namun aku tahu bahwa kamu sangat menghargai keberadaan kami.."Jenny pun masih bermain dengan pikirannya sendiri....

"Kamu kenapa?"tanya Agam dengan tatapan dinginnya..

Jenny hanya menggelengkan kepalanya dan kemudian tersenyum..

Agam dan Jenny beserta Aldi berjalan jalan bersama mungkin ini kali pertamanya mereka pergi bersama sama.

"Ayah... Bunda... Hari ini Aldi sangat bahagia karena keinginan Aldi untuk jalan jalan dengan Ayah terwujud. Ayah terima kasih aku sayang Ayah.."bocah itupun bergelayut manja di lengan Agam membuat Agam tersenyum bahagia...

"Maafkan Ayah ya yang selalu sibuk tak pernah memikirkan perasaan kalian. Tapi mulai sekarang Ayah janji Ayah akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk kalian..."mendengar ucapan Agam, Jenny pun sangat senang namun ada hal yang selalu menghantuinya bagaimana jika suatu saat nanti Agam tahu bahwa Aldi bukanlah darah dagingnya apakah Agam akan membuang mereka?.

Ketika sedang asik menghabiskan waktu bertiga tiba tiba saja ponsel Jenny bergetar menandakan ada sebuah notifikasi yang masuk di sana terlihat jelas pesan dari Roy...

"Jangan lupa Jenny dengan janji kamu kalau kamu mengingkari aku akan mengambil Aldi dari kamu dan aku akan menjualnya ke pasar gelap. Dan aku juga akan memberitahu suamimu bahwa anak yang selama ini dia sayangi bukalah darah dagingnya?kamu bisa tebak apa yang akan terjadi?" ancaman Roy membuat Jenny gemetar karena Roy mengirimkan foto dirinya dan Aldi juga Agam setelah Jenny menatap kearah kanan dan kiri Jenny melihat Roy yang sedang mantapnya..

Jenny terlihat sangat cemas dan juga ketakutan bahkan keringat dingin pun keluar dari celah celah kulitnya membuat Agam yang sedari tadi memperhatikan Jenny bertanya...

"Jenny kamu kenapa? Apa kamu sakit?"tanya Agam terlihat sedikit bingung dan juga cemas melihat wajah Jenny yang pucat.

Demi menutupi semuanya Jenny mengatakan bahwa dia merasa tak enak badan dan mengajaknya untuk pulang dan beristirahat.. Agam yang khawatir mengajak Jenny dan Aldi pulang sedangkan Roy dia tertawa lepas melihat wajah ketakutan Jenny..

"Ini baru awal Jenny,akan ada kejutan yang lebih seru lagi. Ini semua terjadi karena kamu berani bermain main denganku.."Roy tertawa dan kemudian pergi meninggalkan wahana permainan...

Selama dalam perjalanan pulang Jenny masih diam saja dia merasa bahwa ancaman Roy sudah bukan main main lagi...

"Mas Agam maafkan aku. Aku gak tahu harus bagaimana lagi. Aku sangat takut jika kamu tahu kebenarannya aku sangat menyayangimu Mas dan aku tak mau kehilangan kamu..." pekiknya dalam hati.

Agam yang melihat tingkah Jenny mulai aneh pun diam saja dia tahu bahwa ada hal yang di sembunyikan oleh istrinya itu..

********

Di lain tempat....

Pada hari Minggu Alesya sengaja ingin berbelanja di supermarket tanpa sengaja dia bertemu dengan Ibu Anna di sana...

Ibu Anna hanya menatapnya dari jauh wanita yang dulu pernah jadi menantunya...

"Bukankah itu Jenny sama siapa dia?"tanya dalam hati,tanpa berpikir dua kali Ibu Anna pun mendekati Alesya dan Sonny yang kebetulan sedang berbelanja...

"Aduh bukankah ini Alesya ya mantan menantu yang di buang oleh putraku Agam. Ternyata selera kamu tinggi juga ya? setelah kamu di buang oleh Agam kamu bisa mendapatkan laki laki yang biasa saja menurutku.."ucapan Ibu Anna membuat Alesya langsung menatap wanita yang pernah dia urus dengan sepenuh hatinya...

"Eh Mas sebaiknya kamu tinggalin saja wanita mandul ini nanti kamu bakal menyesal karena kamu tak akan bisa memiliki keturunan."ucapan Ibu Anna yang menurut Sonny sudah sangat keterlaluan....

Sonny menatap tajam mendengar sang adik di hina habis habisan bahkan di depan umum membuat laki laki itu geram.

"Maaf Tante,Tante punya masalah apa ya dengan Alesya kenapa ucapan Tante itu sangat keterlaluan.. Harusnya yang harusnya di kasihani itu anak Tante."ucapan Sonny terhenti tak kala Alesya menarik lengan sang kakak.

"Mas sudah gak udah di dengar sebaiknya kita pergi saja dari sini.."Alesya hendak pergi bersama Sonny namun tiba tiba saja Alesya di dorong oleh Ibu Anna.

"Awwwwwww....." pekik Alesya lirih.

Sonny yang melihat adiknya terjatuh pun langsung menolongnya...

"Tante jangan keterlaluan ya. Apa kesalahannya sehingga Tante melakukan hal seperti ini?"Sonny sudah tak dapat menahan emosinya lagi hatinya sakit melihat adik kandungnya di hina oleh mantan mertuanya itu..

Alesya mendekati Ibu Anna yang sedang bertolak pinggang menatap wanita yang ada di hadapannya dalam hati Ibu Anna sangat kesal karena selama ini Agam tak pernah bisa meluapkan Alesya sehingga dia sengaja melampiaskan amarahnya pada mantan menantunya itu...

"Maaf Tante aku sudah bukan lagi Alesya yang bisa Tante hina lagi. kita juga sudah tak punya hubungan apa apa lagi jika Tante terus begini maaf aku akan membawa ini kejalur hukum dengan pasal pencemaran nama baik.." Alesya terlihat serius dengan ucapannya sehingga membuat Ibu Anna hanya bisa menelan ludahnya...

Alesya terlihat kesal karena banyak mata yang menatap kearahnya seolah dia wanita yang tak baik yang sedang kepergok bersama laki laki lain. Sonny menggenggam tangan adiknya dan kemudian membawanya pergi dia tahu jika saat ini adiknya sedang menahan emosi..

"Kamu gak usah pikirin itu Al,jika mereka masih mengganggu kamu Mas yang akan urus.." Sonny langsung membawa Alesya pulang sedangkan Ibu Anna hanya menatapnya dia tak pernah menyangka setelah Alesya di buang oleh putranya dia bida menemukan laki laki yang jauh lebih kaya.

"Dasar wanita m****** untung saja Agam menceraikan kamu...""