Kaiya Agata_ Sosok gadis pendiam dan misterius
Rahasia yang ia simpan dalam-dalam dan menghilangnya selama tiga tahun ini membuat persahabatannya renggang.
Belum lagi ia harus menghadapi Ginran, pria yang dulu mencintainya namun sekarang berubah dingin karena salah paham. Ginran selalu menuntut penjelasan yang tidak bisa dikatakan oleh Kaiya.
Apa sebenarnya alasan dibalik menghilangnya Kaiya selama tiga tahun ini dan akankah kesalapahaman di antara mereka berakhir?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Jason sudah mempersiapkan semuanya. Dia akan membuat semua orang ini menyesal karena telah berpikir yang tidak-tidak tentang Kaiya. Ya walau hal itu disebabkan karena mereka tidak mengetahui yang sebenarnya.
Namun Kaiya juga tidak bisa disalahkan. Karena gadis itu sudah sangat terpuruk menanggung penderitaan dan terus menyalahkan dirinya sendiri atas kematian orangtuanya, terutama sang papa.
Saat Jason mendapatkan bukti video kasus keluarga Kaiya dulu, ia langsung mencari Ginran dan yang lain. Jam segini mereka pasti sedang dikampus, jadi Jason mendatangi gedung ini.
Awalnya pihak kejaksaan tidak mau memberikan bukti tersebut kepada Jason karena aturan departemen mereka memang begitu, namun Jason menggunakan segala cara dan akhirnya mereka pun bersedia memberikan kopian bukti tersebut. Dengan catatan Jason harus berjanji video itu tidak disebar luaskan. Tentu Jason langsung setuju.
"Sekalipun kalian ragu dan nggak percaya, antara gue dan Kaiya nggak pernah terjadi apa pun malam itu. Gue hanya sedikit mabuk dan terpengaruh karena teman-teman gue. Gue pengen main-main sama Kaiya sebentar, tapi dia bersikeras melawan, itu alasannya kenapa pakaiannya berantakan waktu kalian semua datang." kali ini Jason menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi tiga tahun yang lalu.
Mendengar hal itu, Ginran maju menarik kerah Jason.
"Lo bilang apa, main-main sama dia? Lo udah ngehancurin hidup dan nama baiknya, sialan!" walaupun Ginran terkejut dan hatinya senang mendengar pengakuan Jason yang tidak pernah menyentuh Kaiya, namun bukan berarti dia akan membiarkan laki-laki itu. Tetap saja laki-laki ini berniat menyakiti gadis yang dia cintai.
Darrel dan Naomi ikut emosi. Jiro, tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh lelaki itu.
"Gue tahu gue salah. Kaiya gadis yang baik, tapi gue malah mau sakitin gadis sebaik itu. Karena itu gue nyesel. Setelah kejadian malam itu, besoknya gue pergi ke rumah dia untuk minta maaf, tapi sesuatu yang mengerikan terjadi pada keluarganya hari itu."
Kata-kata Jason membuat Ginran melepaskan cengkeramannya dari pria itu. Mereka semua bingung dan penasaran. Sesuatu yang mengerikan? Apa itu? Ginran terus menatap laki-laki itu seolah meminta penjelasan.
"Video dalam sini," Jason mengangkat flashdisk ditangannya lagi.
"Tontonlah, maka kalian akan tahu apa yang terjadi dengannya." Pria itu melanjutkan. Darrel langsung mengambil benda dari tangannya.
Jason menarik napas panjang. Bisa saja dia cerita, namun dia ingin mereka semua melihat bukti. Bukti bahwa hidup Kaiya benar-benar hancur hanya dalam sehari.
"Tiga tahun ini hari-hari yang Kaiya lalui sangat berat. Dia sakit mental dan harus di rawat di rumah sakit, berulang kali dia juga mencoba bunuh diri. Gadis itu tidak bisa mengatakan apapun kepada kalian karena memang dia sedang sedang sakit, belum benar-benar sembuh. Gue bilang ini karena gue ingin kalian tahu, posisi kalian dihatinya tidak pernah berubah, terutama sama lo. Hanya saja tiap kali melihat lo semua, dia merasa rendah diri dan tidak pantas bahagia." Jason menatap mereka semua, lalu berhenti pada Ginran. Lelaki itu tercenung. Untuk sesaat dia tidak dapat berkata-kata.
"Hanya itu yang bisa gue bilang. Tontonlah video itu. Gue mati-matian memintanya dari kejaksaan, karena ingin kalian lihat sendiri. Satu hal lagi, tolong langsung basmi video itu setelah kalian melihatnya. Gue pergi dulu." setelah mengatakan kalimat itu, Jason berbalik pergi. Semoga dengan ini, kesalahpahaman antara mereka dan Kaiya bisa berakhir.
Ginran dan yang lainnya saling bertukar pandang. Mereka memiliki pikiran yang sama sekarang. Lalu Darrel yang berjalan lebih dulu menuju basecamp mereka di belakang kampus. Untung ada tv di sana. Ginran, Naomi dan Jiro mengikuti dari belakang.
Mereka menunggu Darrel memutar video dalam flashdisk tersebut dengan ketar ketir. Sebenarnya ucapan Jason tadi saja sudah membuat Ginran ingin menemui Kaiya sekarang juga, tapi dia menahan diri. Dia ingin melihat apa yang terjadi.
Ketika video di putar, yang pertama mereka lihat adalah Kaiya sedang bercanda dengan orangtua dan kakaknya di sofa rumah mereka. Namun hanya sebentar, setelah itu mereka dikagetkan dengan bunyi tembakan. Ada sekitar empat orang laki-laki bertubuh besar masuk ke dalam rumah dengan senjata tajam. Mereka mengenakan topeng.
Ginran kaget. Begitu pun yang lain. Mereka terus menonton. Keadaan rumah Kaiya kacau balau, Awalnya komplotan penjahat itu hanya mengancam sambil menodongkan pistol, tapi kemudian salah satu di antara mereka. Beberapa pembantu yang muncul dari dapur langsung terkapar seketika di lantai.
Kaiya dan mamanya berteriak keras.
"Mama!" Teriak Kaiya dan kakaknya bersamaan dalam layar saat giliran mama mereka yang kena tembakan bertubi-tubi.
Naomi menutup mulutnya, tanpa sadar ia menangis. Dalam video, kakak dan papa Kaiya berusaha melawan. Kaiya di sembunyikan di bawah kolong oleh kakaknya. Laki-laki itu sudah tertembak di bahu, namun dalam layar ia tetap berusaha melindungi adiknya.
Dua orang komplotan penjahat lengah, dan kakak Kaiya berhasil menjatuhkan mereka. Pistol salah satu dari mereka terjatuh di bawah meja dekat Kaiya. Kini pandangan Kaiya fokus ke papanya yang sedang berkelahi dengan salah satu penjahat. Ketika pandangannya berpindah ke tempat yang lain, ia melihat penjahat yang lain mengarahkan pistol ke papanya, siap-siap menembak.
Kaiya yang panik cepat-cepat mengambil pistol yang ada di depannya dan menarik pelatuknya. Sayangnya penjahat yang berada dekat sang papa melihatnya dan langsung mendorong papanya hingga ketika Kaiya menembak yang kena adalah papanya. Tepat di otak.
Dor!!!
Papa Kaiya jatuh seketika dan mati di tempat. Pada saat itu juga polisi masuk bersama Jason. Dalam layar, Kaiya berdiri membeku. Ia melihat kakaknya menghambur ke mama mereka, lalu ke papanya. Jason sempat melihat Kaiya menembak tadi dan yang kena adalah papa kandungnya sendiri.
Tragis, sungguh tragis. Kaiya terus terdiam membeku dengan air mata yang terus keluar. Kakaknya berteriak-teriak keras, lalu memberinya tatapan penuh kebencian. Dan setelah itu Kaiya jatuh pingsan, Jason cepat-cepat berlari mengangkatnya. Sementara polisi meringkus semua penjahat.
Ginran, Darrel, Naomi dan Jiro seolah tidak percaya pada apa yang barusan mereka lihat. Jadi selama ini, alasan Kaiya menghilang, alasan nama keluarganya tidak pernah di sebut lagi, adalah karena ...
Naomi terus menangis melihat kejadian dalam layar itu. Ia tidak menyangka akan terjadi kejadian tragis seperti.
Sementara Ginran masih tercenung. Mereka semua terdiam, tak dapat berkata-kata. Ruangan itu hening sekali. Darrel yang masih sadar kalau video tersebut tidak boleh dilihat oleh orang lain, cepat-cepat mematikan tv dan menyimpan flashdisk tersebut. Wajahnya syok luar biasa.
Ginran menutup matanya dalam-dalam. Lalu tanpa aba-aba ia berlari keluar dari ruangan itu. Ia ingin melihat Kaiya sekarang juga, demi Tuhan, mereka sudah berdosa pada gadis itu. Mereka sudah berpikir yang tidak-tidak tentang dia, padahal Kaiya sangat menderita selama ini.
kl kyk ginran naomi apalagi jiro, mereka kyk bukan teman, tp org lain yg hanya melihat "luar"nya saja
2. teman d LN