Gagal menikah yang kedua kalinya membuat Raisa Marwa memberanikan diri melamar Satria Langit Bos dikantornya yang terkenal playboy.
Bagaimana perasaan Satria?
Bagaimana juga dengan kekasihnya Satria yang bernama Rega?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Epiaode 23
Sean berangkat dengan mobil terpisah,Tamara dan Rama menggunakan mobil milik Satria yang sempat mogok karena rusak,namun nyatanya mobilnya kini baik-baik saja.
Rama setuju menjadi sopir pribadi Ibu Presdir saat ini karena dia sudah sepakat untuk bekerja secara profesional.Namun saat istirahat atau diluar jam kerja dia akan kembali berperan menjadi suami bagi Tamara.
"Mas,kamu sudah siap membuat mantanmu keluar dari perusahaan Langit?"tanya Tamara
"Sepertinya yang akan banyak berperan itu kamu sayang."jawab Rama
"Mas yakin tidak akan ambil bagian?"tanya Tamara
"Masalah pekerjaan aku tidak bisa banya berperan karena cuma sopir."jawab Rama
Mobil yang dikendarai Rama dan Tamara memasuki gedung dan mendapatkan tempat parkir khusus didepan pintu lobi.
Rama membukakan pintu mobil untuk istri tercintanya yang saat ini menjadi bos,berjalan dibelakang Tamara dengan membawa beberapa berkas milik Perusahaan Langit.
Saat memasuki ruangan semua karyawan office berdiri menyambutnya,meski beberapa karyawan terkejut dengan kehadirannya
"Mulai hari ini Presdir kita Ibu Tamara karena Presdir sebelumnya sedang mengambil masa cuti."kata Sean
"Baik,Pak Sean.Selamat Pagi Presdir."sapa para karyawan
"Pagi,lanjutkan kerja kalian."kata Tamara
Rama memandang sekilas kearah Isna,memang saat ini dia sangat cantik dan bahkan Rama sempat tidak mengenalinya karena benar-benar merubah total penampilannya.Isna juga tidak mengenali Rama karena penampilan Rama yang sangat formal memakai setelan tuxedo dan kacamata.
Isna merasa kesal sendiri karena Satria sudah tidak masuk beberapa hari,dan sekarang malah posisi Presdir diganti perempuan.
"Aissshh,mengapa jadi begini."lirihnya
Isna merasa perjuangannya sia-sia namun dia juga tidak bisa kembali kerumah Abah,dia akan tetap bertahan bekerja disini meski pemiliknya bukan Satria lagi.
"Aku,Isna tidak akan kembali lagi kesana."katanya lirih
Diraihnya beberapa file yang menumpuk didepannya,dia kerjakan dengan sangat teliti dan menyerahkan kepada Sean sebelum jam istirahat.
Tamara dan Rama mengawasi dari dalam ruangan,menurut Tamara Isna adalah sosok yang sanggup bekerja keras meski awalnya dia sangat kesal,Tamara akan tetap melihat kinerjanya selama seminggu ini,jika tidak melanggar dia akan dimutasi tapi dinaikkan jabatannya.
"Bagamana menurutmu?tanya Rama
"Aku akan tunggu sampai akhir pekan ini,jika kerjanya bagus akan kunaikkan jabatan tapi akan aku mutasi."jawab Tamara
"Apa kamu yakin?"tanya Rama
"Kamu gak yakin dia gadis yang gigih."jawab Tamara
****
Satria mendengar kabar dari Sean bahwa perusahaan sudah aman terkendali karena Tamara yang mengambil alih.
Raisa melihat suaminya hanya tersenyum karena selama ini dia belum pernah ditunggu satiap hari.
"Mas,kamu dapat lotre ya?"tanya Raisa
"Jangan mancing-mancing nanti Abah dengar kita diusir dari sini."jawab Satria
"Abis dari tadi kamu tersenyum terus."kata Raisa
"Sayang ayo kita berlibur."ajak Satria
Raisa hanya menggelengkan kepala saat Satria mengajaknya liburan,dia tidak ingin kejadian seperti sebelumnya kembali terulang dan kembali memicu perpisahan.Raisa sangat tahu begitu banya mantan kekasih Satria,bisa jadi setelah Alana akan ada Alana yang kedua.
"Kamu gak mau,kenapa?"tanya Satria
"Kapan kita pulang kerumah?"tanya Raisa
"Kok tumben kali ini kamu yang mengajak pulang?"tanya Satria
"Kamu gak kangen sama Lala?"tanya Raisa
"Enggak,biasa aja.Tapi aku selalu kangen sama kamu dan bayi kita."jawab Satria
Raisa malah membuang pandangan jauh kedepan,mendengar suaminya tidak merindukan anaknya.Raisa hanya berfikir mungkin karena Satria sudah terima Lala yang sudah gede tanpa mengetahui bagaimana Alana hamil.Jika Satria tahu Alana hamil mungkin juga tidak akan ada Raisa didalam hatinya.
"Ayo pulang kasihan Lala."ajak Raisa
"Iya,aku ambil kunci dulu."kata Satria
Setelah pamit dengan Abah dan Umi Raisa dan Satria kembali kekota,karena kali ini Raisa yang meminta Satria akan membawanya keapartemen miliknya.Raisa merasa jalan yang dilalui bukan menuju rumah namun menuju pusat kota.
"Mas kok kesini?"tanya Raisa
"Kita pulang keapartemen aja."jawab Satria
"Kenapa?"tanya Raisa
"Aku tahu kamu mau menikmati waktu bersamaku bukan begitu?"tanya Satria
Raisa hanya tersipu mendengar Satria bicara,apa yang dikatakan memang tidak salah.Mobil memasuki gedung bertingkat dan juga megah,dilobi ada swalayan dan juga beberapa butik dengan merk lokal.
"Sayang,kita belanjan dulu yuk."ajak Satria
"Mas aku mau beli jamur."kata Raisa
"Ayo,kamu pilih sesukamu."
"Kamu mau makan apa?"tanya Raisa
"Kamu sendiri mau apa?"tanya Satria
Keduanya asyik memilih bahan makanan hingga keranjang penuh dengan belanjaan,Satria membayar tanpa mengantri karena dia memilih belanjaanya diantar keatas.
Dari jauh terlihat seorang wanita sedang memperhatikan,Rega telah kembali dari luar kota setelah lama menghilang,namun saat ini dia tidak memiliki keberanian karena sudah menikah dengan laki-laki yang lebih tua,usianya terpaut jauh diatas Rega namun Rega sangat menyukainya,mungkin karena uangnya.
Saat sampai diapartemen miliknya,Raisa pelan-pelan duduk disofa dan merebahkan dirinya karena kelelahan.
"Sayang,mandi dulu aku siapkan baju ganti."kata Satria
"Emang ada bajuku disini?"tanya Raisa
"Kamu pikir aku tidak menyiapakannya."jawab Satria
Raisa berjalan mengekor pada Satria,Raisa mandi
dan langsung menganti pakaian yang sudah disiapkan untukku,sementara Satria menyiapkan makan makanan kesukaanku.Hari ini Satria sedikit memanjakan Raisa,entah apa sebabnya Raisa tidak ingin mengusiknya,biarlah tetap mengalir dan mengikuti alurnya.
"Bagaimana rasanya?"tanya Satria
"Ehm,ini enak banget."jawab Raisa sambil menutup mulut
"Kamu suka?"tanya Satria
"He hem,Sayang mana jamurnya?"tanya Raisa
"Ah,sebentar aku ambilkan dulu."jawab Satria
Satria mengambil jamur kesukaan Raisa yang sudah direbus dan memberikan kepadanya.Melihat cara makan yang bar-bar Satria merasa lega karena istrinya tidak pilih-pilih makanan.
"Sayang kamu gak kekantor?"tanya Raisa saat melihat Satria menyalakan tv
"Enggak."jawab Satria
"Kenapa?"tanya Satria
"Karena aku hanya ingin meluangkan waktu bersamamu."jawab Satria
Raisa duduk bersandar menemani suaminya yang saat ini tidak banyak berinteraksi dengan ponselnya bahkan lebih banyak waktu buat mengobrol dengan Raisa.
Karena merasa tidak nyaman duduknya Raisa menaikkan kedua kakinya duduk selonjor,Satria melihat kaki istrinya sedikit membengkak dia memijit pelan kedua kaki istrinya.
"Sudah tidak perlu melakukannya."kata Raisa menarik kedua kakinya
"Tidak apa-apa."kata Satria hampir meneteskan air mata
"Kamu menangis?"tanya Raisa
"Tidak."jawab Satria
Raisa tersenyum memandang wajah suaminya,matanya basah karena menangis.Bagi Satria menangis bukan berarti cengeng namun karena Satria sadar pernah menyakiti hati istrinya yang sedang hamil muda dengan membawa pulang Alana.
Pijatan lembut dikaki Raisa mampu membuatnya rileks dan tertidur,Satria memindahkan tubuh istrinya kedalam kamar dan menyelimuti.
Setelah keluar Satria meraih ponsel dan menghubungi Sean dan Tamara,mendengar kabar dari Satria langsung saja Sean menutup pintu dan bicara lebih pelan.
"Bagaimana Bos?"tanya Sean
"Bawakan sisa pekerjaan Raisa keapartemen."jawab Satria
"Siap Bos."kata Sean
Sean membereskan pekerjaan milik Raisa dan memasukkan kedalam tas,beranjak meninggalkan meja dan menutup ruangannya.Sebelum pulang Sean sempat melirik kearah Isna,gadis itu masih sibuk dengan pekerjaannya.Sean menemui Tamara diruangannya namun saat masuk tidak terlihat Tamara disana.
"Kakak sama Adik sama cerobohnya,tidak dikunci dulu pintunya."lirih Sean
Sean keluar dari ruangan dengan mengunci pintu dari dalam,meninggalkan kantor menuju tempat parkir,saat menyalakan mesin tiba-tiba Alana masuk kedalam mobil duduk manis tanpa merasa berdosa.
****