Dika sebenarnya cowok yang kurang pergaulan atau KUPER istilahnya. Semuanya berubah ketika Dika menjadi siswa di SMA Pelajar yang terkenal di kotanya. Semua orang heran melihat perubahan sikapnya yang periang dan suka usil kepada semua orang namun anehnya banyak orang tidak menyadari keusilannya. Bisa jadi karena wajah tampannya apalagi kaum hawa yang melihat wajah tampanya bahkan senyuman dan rayuan mautnya.
Suatu hari Dika harus berpikir 2 kali bila melakukan sikap usilnya kepada orang lain namun Dika tidak melakukannya apalagi kepada gadis cantik baru dikenalnya yang baru masuk di sekolah tersebut tapi Dika dilaporkan orangtua gadis tersebut ke polisi atas permintaan anaknya hingga harus berurusan dengan polisi sehingga orang tua Dika dan orang tua gadis itu dipertemukan. Namun tidak di sangka kalau orang tua mereka saling kenal bahkan menjodohkan mereka. Bagaimana cerita selanjutnya?, ikuti terus ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANA SUPRIYA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1. Mimpi Yang Aneh
Hari masih pagi dan tiba tiba terdengar suara anak mudah berumur 15 tahun terbangun dari tidurnya,
"ah......mimpi apa aku ini?, ini mimpi yang aneh"
Cowok tampan ini bicara sendiri ketika dia terkejut dan terbangun dari tidurnya karena bermimpi aneh.
"Baru jam berapa ini?, ya baru jam 2"
Cowok tampan ini melihat jam di dinding baru jam 2 dan kenapa ada rasa usilnya yang tiba-tiba datang
"Ah maunya angka 12-nya dibawah dan angka 6-nya diatas, ini baru asyik"
Cowok tampan ini tersenyum sendiri dengan ide usilnya yang ingin melihat jam dindingnya di posisi terbalik hingga dia sibuk merubahnya
"Nah kalau begini baru keren, aku bisa mudah melihat posisi jam ketika aku tidur"
Cowok tampan ini begitu bangga dengan ide usilnya
"Tampaknya asyik juga ya bila diposisi ini "
Cowok tampan yang imut-imut ini tersenyum senyum sendiri semangkin menambah ketampanannya.
"Loh.......apa yang kulakukan seperti ada dalam mimpi ya"
Cowok umur lima belas tahun ini berpikir ulang dan mengingat mimpinya
"Apa ini ya?, aku tadi terbangun dan menjerit karena aneh saja bila aku di SMA ini jadi cowok yang periang tapi suka usil kepada orang padahal aku kan laki-laki pendiam. Apa bisa ya?, kalau aku jadi periang"
Cowok berwajah tampan ini masih bicara sendiri hingga dia garuk-garuk kepala yang tidak gatal sambil bicara sendiri
"Mimpi yang aneh, Ah!"
Tanpa sadar cowok ini menjerit hingga tiba tiba ada suara ketukan dari depan pintunya dan terdengar suara wanita setengah baya yang bicara kepada dirinya dari depan pintu kamarnya
"Dika.....ada apa nak, kenapa kamu menjerit apa yang terjadi?"
Suara wanita setengah baya ini sangat familier buat cowok tampan ini yang ternyata bernama Dika
"Mama"
Dika bicara pelan karena dia tahu kalau yang bicara adalah mamanya yang cantik dan dia yakin pasti mamanya Dika bukan mamanya orang yang lain yang ngapain pula mama orang lain.yang sibuk banguni Dika.
"Apa sih otak ini?, mana mungkin orang lain"
Dika tertawa sendiri hingga dia menjawab kata-kata mamanya
"Tidak ada apa apa ma, tadi Dika mimpi enak, eh mimpi enak ngapain ya, mimpi lagi enak makan ma."
Dika bingung sendiri sambil tertawa kecil karena dirinya mulai berubah aneh dengan sikapnya sendiri pada malam ini hingga mamanya juga bingung dengan jawaban Dika anak satu-satunya ini.
"Mana ada mimpi lagi enak makan menjerit seperti minta tolong."
Mama Dika curiga dengan jawaban anaknya tapi dia tidak mau mempermasalahkannya
"Ya udah tidur lagi, besok cepat bangun karena besok hari pertamamu masuk sekolah di SMA,"
Mama Dika mengingatkan anak satu-satunya ini hingga akhirnya meninggalkan kamar Dika sedangkan Dika jadi bingung sendiri
"Kenapa ya, aku jadi aneh dan ngomong ngelantur sama mama sendiri, aku kan dulunya pendiam, kalau dulu, aku susah ngomongnya bahkan bicaranya harus diatur, hingga aku harus banyak diam karena takut salah bicara"
Dika heran kepada dirinya sendiri hingga dia terus bicara sendiri
"Apa karena mimpi aneh tadi ya, aku di marahi banyak orang karena sudah usil kepada mereka,"
Dika bicara sendiri lagi sambil memegang kepalanya dan mengingat-ingat dan tersenyum
"Tapi bisa juga ni bila aku jadi seperti ini.........."
Dika tersenyum sendiri seperti dia suka dengan dirinya yang baru hingga dia merebahkan dirinya untuk kembali tidur hingga dirinya tertidur nyenyak
Tepat jam 4.30 Dika sudah bangun untuk mandi dan menjalankan sholat subuh karena se-ngantuk apapun Dika tetap bangun untuk sholat subuh tepat waktu. ketika sudah selesai sholat, Dika langsung berpakaian sekolah yang baru, yang baru pertama dipakainya karena Dika baru saja di SMA dan semuanya jadi baru buatnya.
"Ternyata aku ganteng juga ya, Aliando lewat, lewat mana ya ......ya mungkin lewat depan juga boleh"
Dika tertawa sendiri sambil melihat senyum manisnya
"Boleh juga merubah sikap ku yang dulu pendiam sekarang jadi periang"
Tiba tiba terdengar langkah kaki mamanya yang pasti ingin membangunkannya, dan entah kenapa timbul sikap usil untuk nge-prank mama nya, segera Dika berlari dekat pintu dan ketika mamanya ya ingin mengetuk, pintu terbuka sendiri, dan mamanya Dika heran namun tidak terlihat Dika ditempat tidur.
"Dika kamu dimana nak?"
Mama Dika khawatir dan segerah masuk serta mencari anaknya, tiba tiba terdengar suara, "Mama sayang ini Dika mama,"
Terlihat Dika yang berdiri dibalik pintu yang membuat mamanya terkejut. karena mamanya tidak melihat Dika tapi setelah berbalik ternyata muncul wajah ganteng Dika yang gemesin "Dika.......hampir copot jantung mama ketika lihat kamu tidak ada tapi hanya dengar suara kamu." Mamanya Dika bicara sambil menjewer telinga anaknya.
"Aduh mama sakit ma, ampun ma"
Dika teriak sambil memegang kupingnya dan mohon ampun kepada mamanya,
"Makanya jangan usil sama mama ya"
Mama Dika terusnya bicara sambil menjewer kuping anaknya tapi tiba tiba Dika berkata,
" Ma, bentar, gantian telinga kiri ya ma karena telinga kanan sudah merah ma,"
Dika minta ganti posisi jeweran di kupingnya hingga mamanya heran melihat Dika bicara seperti itu namun membuat mamanya sadar kalau telinga Dika sudah merah sehingga menjadi kasihan.
"Maaf mamanya ya nak, telinga kamu jadi merah" Mama Dika merasa kasihan juga melihat kuping anaknya sudah memerah hingga melepaskan dan mengelus kuping anaknya
"Sakit ya nak?"
Dika tersenyum karena di elus sama mamanya
"Tidak apa-apa mama cantik"
"Benar ya sayang"
Mamanya Dika menghembus kuping anaknya sambil melihat Dika yang tersenyum kepada mamanya hingga perasaan mamanya tenang karena Dika tidak mempermasalahkannya hingga dia heran karena perubahan anaknya dan terus memperhatikannya
"Baguslah sayang kalau kamu..."
"Kenapa ma?"
Mamanya Dika melihat penampilan anaknya sudah memakai seragam SMA dan kelihatan sangat ganteng walau sedikit heran karena biasanya Dika kalau bangun malas malasan dan jarang ngomong.
"Dika kamu jadi berubah ya nak, makin ganteng, dan kamu jadi periang tapi sudah berani usil sama mama ya"
Mama Dika heran melihat anaknya namun tiba tiba Dika mencium tangan mamanya,
"Maafin Dika ya ma, karena sebenarnya Dika bosan jadi pendiam seperti waktu SMP dan sering disebut KUPER karena di anggap Kurang Pergaulan ma,"
Dika menjelaskan perubahannya sambil memegang tangan ibunya dengan manja.
"Boleh saja jadi periang dan mama suka bila kamu jadi periang tapi jangan usil gitu ya,"
Mamanya Dika mengingatkan seperti merasa perbedaan anak yang baik tapi merasakan ada yang tidak baik juga.
"Kamu sudah Sholat?"
Mama Dika bertanya sambil menatap tajam ke Dika.
"Sudah dong mama cantik yang baik budi sedunia."
Dika merayu mamanya yang membuat mamanya heran.
"Apa ini masa Puberitas ya"
Mama Dika mengambil kesimpulan dalam hati. "Sudah cepat ke bawah, papa sudah di meja makan untuk kita serapan pagi.
"Ok ma."
Dika bicara sambil memberi hormat kepada mamanya yang tersenyum melihat perubahan anak satu-satunya ini.
Mama Dika segera turun menyiapkan serapan pagi dimeja makan sementara lelaki yang duduk dikursi di depan meja makan adalah Papanya Dika dan bisa dipastikan benar benar Papanya Dika karena bisa saja kita disuruh main tebak tebakan bahwa yang duduk bukan papanya seperti pembantunya atau supirnya tapi tidak mungkin orang lain karena lelaki setengah baya ini berwajah sangat mirip dengan Dika dan memakai baju biru lengkap dengan dasi dan ada tag namanya yang sama mirip dengan Dika 'Andi Pratama' sementara nama Dika adalah Dika Pratama.
"Pa, Dika tampaknya berubah loh Pa, sekarang dia jadi periang loh Pa dan sudah berani usil sama Mama dengan mengejuti mama"
Mama Dika menceritakan apa yang terjadi pada Dika tapi Papanya Dika malah tertawa dan berkata "Seperti Papa dulu ya ma"
Papa Dika tertawa sambil mengingat hal yang pernah dilakukannya dulu bersama temannya dulu 'Darmawan' sambil tersenyum mengingat semua. "Jadi ketularan Papa ya?"
Mamanya Dika bicara sambil menggeleng kepala tapi tiba-tiba terdengar suara Dika.
"Pagi Papa ganteng"
Dika bicara sambil turun dari lantai 2 dengan gaya percaya dirinya sambil tersenyum dan segera mencium tangan Papanya.
"Tangan Papa wangi seperti baru memegang apa ya"
Dika bicara sambil berpikir pikir
"Baru memegang jempol kaki ya"
Dika mencium tangannya sambil pura pura kebaukan dan membuat Papa nya tersenyum dan melempar kertas yang kecil yang dipegang Papanya kearah Dika yang siap mengelak dan tertawa.
"Lihat tu Pa, sudah mulai Usil kan"
Mama Dika bicara kepada Suami tercinta yang tidak lain Papanya Dika. Papanya Dika tertawa karena melihat perbedaan Dika dulu dengan sekarang dan kini malah mirip dengan dirinya dulu hingga dia hanya tertawa saja sedangkan mamanya Dika mengajak serapan
"Ayok kita serapan pagi, nanti Papa terlambat ke kantor dan Dika bisa juga terlambat ke sekolah barunya"
Mamanya Dika mengingatkan Dika anaknya dan suaminya untuk segera serapan pagi karena sudah dari tadi disiapkan oleh dirinya. Sementara Papa Dika harus cepat karena harus memimpin rapat perusahaannya yang terkenal memiliki banyak cabang dan hari ini semua utusan dari cabang yang terdiri dari 34 propinsi diminta untuk hadir di perusahaan pada hari ini. Sementara Dika tetap akan diantar Papanya karena jalan menuju kantor perusahaan miliknya melalui sekolah Dika dan tidak terasa papanya Dika sudah menikmati serapan paginya
"Ayo Dika, Papa sudah siap serapanya jadi papa tunggu di depan ya"
"Iya pa, Dika juga sudah siap"
Papah Dika langsung mempersiapkan diri untuk berangkat kerja sedangkan Dika segera yang juga sudah selesai serapan langsung mengambil tas sandangnya mengikuti papanya menuju mobil namun Dika mengambil posisi duduk didepan dekat supir yang sudah kerja sama Papanya Dika sejak Dika masih TK sehingga Dika mau bicara sama supir pribadi papanya ini tanpa mengatur kata-katanya tapi kali ini pak Riza heran melihat perubahan Dika yang bicaranya sedikit berbeda
"Ayo pak Riza kita akan menuju masa depan Dika yang cerah"
Dika menunjuk kedepan seolah-olah panglima pasukan yang mengajak bertempur dengan cara yang berbeda dan terasa lucu dilihat pak Riza dan papanya yang membuat Supir Papanya ini heran melihat perubahan sikap dan tingkah Dika sedangkan Papanya Dika tersenyum.
"Sebentar pak Riza, cagaknya sudah diturunkan apa belum?"