(Alur luar negeri ya)
Seorang veteran perang ditugaskan melindungi pengusaha sukses di Milan, Italia. Dia pun langsung terlibat konflik dengan sekelompok mafia yang mengincar keluarga pengusaha tersebut.
Jangan lupa subsribe dan berikan ulasan bintang lima😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Sebagai bodyguard yang mengawasi dan menjaga Nona Muda selama 24 jam, tentu Arion sudah mendapatkan jadwal Luc, mulai dari pagi sampai pagi lagi. Jadi takhayal kalau ia sudah siap berdiri di depan pintu kamar Luc ketika wanita itu membuka pintu.
"Anda mau ke mana Nona?" tanya Arion pada Luc yang terlihat sangat sexy, cantik, dan mempesona malam ini. Tapi, wanita cantik yang berdiri angkuh di hadapannya ini tidak membuat hatinya bergetar sama sekali, atau pun membuatnya tertarik. Mungkin karena hatinya sudah mati rasa, atau ... karena di hatinya masih ada istrinya.
"Bukan urusanmu! Minggir!" titah Luc seraya menunjuk wajah Arion penuh emosi. Bisa tidak sedetik saja ia lepas dari bodyguard tua ini? Sungguh menjengkelkan! umpat Luc di dalam hati.
"Semua yang menyangkut tentang Anda tentu menjadi urusanku! Apakah Anda lupa pekerjaanku!" balas Arion, datar, dingin dan menatap Luc tanpa ekspresi.
CK!
Luc berdecak kesal, seraya menatap sengit pada pria tua yang berdiri tegap di hadapannya ini. "Kau memang bodyguardku, tapi bukan berarti kau berhak mengurus urusan pribadiku!" geram Luc menatap tajam Arion.
"Oke! Jika itu keinginan Anda! Silahkan pergi, aku tidak akan mengurus urusan pribadi Anda," ucap Arion, datar, seraya menggeser posisinya, memberikan jalan pada Luc yang akan keluar dari kamar.
"Nah! Ini baru benar!" balas Luc keluar dari kamar dengan langkah angkuh dan anggun.
"Dasar manja dan keras kepala!" Arion bermonolog di dalam hati sembari menatap Luc yang semakin menjauh dari pandangan.
Luc berjalan perlahan menuruni anak tangga rumahnya. Kondisi rumah sudah sepi, hanya ada beberapa lampu yang menyinari di setiap ruangan membuat cahaya penerangan terlihat remang. Luc sangat senang karena bisa lolos dari bodyguard-nya dengan mudah, tapi ia tidak mengingat bahwa nyawanya dalam bahaya.
*
*
Di dalam mobil SUV warna hitam ada dua orang pria sedang mengintai kediamaan William dari kejauhan. Pria yang memakai jaket kulit bertugas mengawasi sekitar sambil memegang senjata api, sedangkan rekannya mengawasi kediaman William menggunakan teropong.
"Belum ada pergerakan," ucap pria yang memegang teropong.
"Terus awasi!" balas pria yang memegang senjata api di tangan sembari mengawasi sekitar dari balik kemudi mobil.
"Mobil super car keluar dari rumah itu. Shiit! itu Nona muda, ia mengendarai mobil sendiri tanpa pengawalan!" ucap pria tersebut sambil terus mengawasi mobil Luc yang sudah keluar area rumah mewah itu.
Pria yang memegang senjata api segera menancap gas mobilnya mengikuti super car berwarna pink itu dari kejauhan.
"Va bene! Terus awasi! Jangan sampai lolos!" titahnya pada rekannya.
Luc mengendarai mobilnya dengan tenang sesekali bersenandung sebagai bentuk rasa senangnya karena tidak dikawal Arion. Tapi sepertinya rasa senangnya itu hanya sementara, dan tergantikan dengan rasa takut dan cemas saat menyadari ada mobil SUV hitam mengikutinya sejak tadi.
Luc sangat ketakutan, tapi ia berusaha untuk tetap tenang. Salah satu tangannya merogoh tasnya untuk mengambil ponsel, ia ingin menghubungi Arion.
"Sial! Aku lupa kalau tidak memiliki nomer ponsel pria itu, bagaimana ini?!" Rasa takut, cemas, dan ketegangan bercampur menjadi satu di dalam dada, membuat seluruh tubuhnya bergetar ketakutan. Kini ia menyesali keputusannya, keluar malam tanpa pengawalan.
Di saat rasa takutnya semakin melanda, ia mendengar suara tembakan dari arah belakang.
DOR!!
"Arghhh!" teriak Luc ketakutan, setir mobil yang dia pegang sampai lepas dari kedua tangannya yang membuat laju kendaraannya oleng dan hampir saja menabrak pembatas jalan kalau ia tidak segera menguasai setir mobilnya lagi.
DOR!!!