NovelToon NovelToon
Candunya Sang Mafia

Candunya Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Aery_your

Albert Smirt, mafia kejam yang ditakuti semua orang. Dan yang membuat kita tahu bahwa mafia ini juga sering bermain dengan wanita mal4m maupun wanita pengh1bur untuk memenuhi kebutuhannya. Namun saat ia bertemu dengan seorang wanita yang bernama Bella/Bellinda dari sebuah insiden, membuat dirinya jatuh cinta pada pandangan pertama dan merubah dirinya menjadi pria yang sangat posesif hingga membuatnya candu. Bagaimana selanjutnya?

"Kita mulai yah!" kata Albert.

"Tapi, mungkin ini sakit," ucap Bella.

"Aku tidak akan menyakitimu, Sayang. Jadi kita mulai yah!" ucap Albert sekali lagi yang di jawab anggukan kepala oleh Bella.

penasaran? yukk baca!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aery_your, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Albert tertembak

"Jangan. Jangan hukum saya," mohonnya.

Brukk

Tuti di lempar masuk kedalam ruangan gelap yang ruangannya sangat kecil. Wanita itu meraung meminta untuk di bukakan namun tak ada yang mendengarnya. Sebab siapapun di dalam sana, semua orang tidak akan keluar lagi. Ruangan itu adalah ruangan kematian tanpa belas kasihan bagi siapapun yang mengusik atau berkhianat pada Sang Mafia yang bernama Albert.

Tuti menangis sejadi-jadinya di dalam sana sembari mengedit pintu itu.

***

"Bella, apa kamu ingin sesuatu?" tawar Frans menyodorkan coklat Silverqueen.

Bella mengangguk sambil tersenyum. Memperlihatkan senyum indahnya pada Frans yang memberinya coklat.

"Wah.. aku sangat suka coklat. Makasih yah, Frans," seru Bella mencium coklat itu.

"Sama-sama, Nona cantik."

Selang beberapa menit Albert dengan terburu-burunya melangkahkan kaki keluar dari mansion bersama Joe. Frans yang melihat mereka terburu-buru sontak menghentikannya.

"Joe, mau kemana?" tanya Frans bangkit dari duduknya.

Joe terhenti lalu menoleh ke Frans dengan mimik wajah yang serius. "Markas B di serang oleh Klan Joseph."

"Apa?" pekik Frans. "Baik, kita pergi sekarang!"

Bella yang mendengar markas B diserang sontak gemetar. Pikirannya tertuju pada Albert yang dimana Albert pergi dengan emosinya.

***

Albert berjalan di tengah tepi jurang dengan tangan yang memegang senjata. Matanya melirik sekitaran sana. Hingga terdengar suara tembakan dari arah barat. Ia pun dengan cepat berlari kesana.

Dorr

Dorr

"Awas, bagian sana!" teriak anak buah Albert di balik pohon. Disana hanya ada suara tembakan di dalam hutan dan di dalam gedung. Dimana gedung itu adalah markas Klan Smirt.

Sialan! Suara tembakan bergemuruh di dalam sana.

Albert yang dengan santainya berjalan masuk sambil menembak satu persatu klan Joseph hingga yang ada di bagian belakang tergeletak tak berdaya.

Mata sipitnya yang indah menerawang dimana saja musuhnya bersembunyi. Dan dengan cepat Albert menembak mereka satu persatu.

Begitu pun dengan Frans dan Joe sedang membantu anak buahnya di dalam gedung yang sangat luas dan tinggi. Suara kaki saling kejar mengejar dan suara tembak juga bergemuruh di sana. Tak ada lagi suara lain yang terdengar di hutan itu. Hanya saja suara tembakan mereka yang sedang berperan.

Jaket kulit hitam dengan pantofel kulit itu masuk ke dalam gudang dengan cara berjaga-jaga. Hingga satu suara tembakan dari belakang terdengar dekat di telinganya. Untung saja Albert memiliki pendengaran yang sangat tajam hingga menyelamatkan kepalanya yang hampir menembus ke dalam rongga otaknya.

Dengan santainya ia menarik satu batang cerutu lalu di bakarnya sambil berjalan masuk ke dalam sana.

Bukk

Albert mendapat sosok pria berjaket hitam dengan lambang Klan Joseph langsung menghantam kepala pria itu hingga tak sadarkan diri

"Rasain kamu," maki Albert menyeringai.

Setelah itu ia menghisap rokoknya hingga habis. Albert kembali melemparkan pandangan tajamnya di sekeliling. Hingga suara tembakan kembali terdengar tepat di belakangnya.

Dorr

Albert tersenyum puas saat mendengar tembakan yang melintasinya.

Ia menoleh dan melihat, ternyata, Frans yang menyelamatkannya. Albert memutar tubuhnya lalu saling menatap memberi kode. Dan

Dorr

Keduanya menembak secara bersamaan lalu kembali masuk melangkah ke dalam gedung.

Pasti kalian bertanya mengapa Frans tiba-tiba ada disana. Sebab, saat Frans menghabisi anggota Klan Joseph ia tak sengaja melihat pria tepat berdiri di belakang Albert dan Frans sontak menembak. Dorr!!

Setelah mereka masuk Albert dengan lincahnya menembak mereka satu persatu hingga hanya tersisa sedikit. Dan itu pun mereka berlari terbirit-birit.

"Awas!!" teriak Joe dari samping. Dan DORR...

Suara tembakan terdengar dan peluru panas menembus punggungnya hingga ia maju dua langkah akibat dorongan peluru itu.

Dan dengan cepat Joe menembak orang itu tepat di bagian dadanya berkali-kali.

Albert memegang punggungnya lalu menekannya pelan. Ia berbalik dan melihat jenazah-jenaz4h klan Joseph terkapar tak berdaya dengan berlumuran dar4h dan juga babak belur.

"Bagus! Apa di antara mereka masih ada yang hidup?" tanya Albert. Seketika anak buah Albert memeriksa mereka satu persatu dan alhasil semuanya sudah tiada. Walaupun ada yang masih hidup mereka akan menghabisinya.

Namun..

William yang juga ikut berperang sontak memberi tahukan soal pria dengan ketinggian 150 itu. "Pria ini masih hidup, Tuan," teriaknya di sana yang tak jauh dari Albert, Joe dan Frans.

"Tangkap dia! Aku ingin memberinya pelajaran! Bawa dia ke markas yang lain!" perintah Albert.

"Baik, Tuan," kata William yang menjawab.

Tak lama kemudian, mata Albert menjadi kabur dan seketika semuanya terlihat gelap.

Brukk

Albert jatuh namun dengan cepat Frans dan Joe menangkap tubuhnya dan menuntun Albert ke dalam mobil.

Joe dengan cepat menginjak gas mobilnya sementara Frans dengan cepat menghubungi Dimas. Dokter keluarga Smirt.

Sesampai di mansion, para anak buah, bodyguard dan juga pengawal berlari masuk ke dalam mansion membuat Bella yang tengah mengerjakan tugas terkesiap lalu bangkit.

"Ada apa ini?" tanya Bella heran melihat semua pria berjaket hitam. Setelah itu ia memutar bola matanya malas.

"Astaga, Albert!" pekik Bella menutup mulutnya. Dan dengan cepat ia berlari menghampiri Albert yang dimana Frans menuntunnya dan masuk ke dalam mansion.

"Ada apa ini, Frans, Joe?" tanya April dengan mata yang sudah tergenang di netra matanya.

"Dia tertembak," jawab Frans. Dan bersamaan nya mobil putih tiba di depan halaman mansion. Sosok pria tampan berlari masuk.

"Ayo, cepat bawa, Albert ke kamarnya!" pinta Dimas sang dokter.

Mereka pun membawa Albert ke kamar melewati lift. Sesampai disana Albert di baringkan dalam keadaan terlentang ke bawah. Dan dengan cepat Dimas melakukan operasi.

April yang ada disana sangat khawatir pada sang kekasih. Sebab ia beberapa hari ini marah padanya.

"Astaga, Mika. Bagaimana keadaan, Albert di dalam sana?" ucap Bella merasa sangat khawatir hingga ia meremas-remas jari-jari tangannya.

"Nona , tenang saja. Sebab, Tuan Albert itu sudah biasa. Tuan pasti tengah di periksa oleh Dokter Dimas," jelas Mika yang sudah tau semuanya.

Bella hanya menjawab anggukan kepala.

"Kuharap, dia baik-baik saja." April merasa sangat-sangat khawatir sembari meremas gaunnya.

Bella memegang dadanya ada rasa sakit yang teriris di dalam sana. Apalagi saat ia melihat sayatan pisau di kulit Albert tempat peluru yang ada di punggungnya dan mengeluarkannya.

Bella bergidik ngeri. Hingga kedua lututnya melemah. Untung saka Mika yang menyadari semua itu sontak menahan tubuh Bella dan menuntunnya ke sofa.

"A aku, aku merasa menyesal telah cuek pada bos mafia itu." Kedua netra mata gadis itu sontak mengeluarkan benih air mata yang dimana Bella sangat khawatir pada sosok pria yang berbaring lemah itu.

Semenjak operasi itu berlangsung, Bella hanya menangis, ia sangat ketakutan. Otaknya di penuhi rasa khawatir, penyesalan dan juga rasa sayang.

"Nona, tenang yah!" cerca Mika sekali lagi.

"Iya," Jawab Bella, namun air matanya tak bisa bohong.

"Mika, ini lama banget? Aku sudah ingin melihat, Albert."

Drtt

Drtt

Drtt

Bella melihat layar ponselnya lalu mengusap lembut layar hijau yang ada di ponsel.

Pablo?

"Ha halo," sapa Bella dari ujung telepon sana.

"Lo dimana?" tanya Pablo.

"Gue di rumah ada apa?"

"Lo nggak ke kampus?"

"Nggak! jawab Bella singkatm

"Kenapa?"

"Gue nggak bisa kesana dulu ya, mungkin lusa deh."

"Kenapa."

"Nggak apa-apa kok."

"Ya sudah yah. Gue tutup dulu," lanjut Bella mematikan sambungannya.

"Mika, gue nggak mau lihat, Albert kenapa-napa," ucapnya sedih.

"Kita tunggu, Dokter Dimas yah, Nona."

Sementara Joe dan Frans yang ada di luar kamar hanya bisa mondar-mandir menunggu Dimas yang menyelesaikan pekerjaannya.

1
Ina Alfiana
bagus
Ina Alfiana
bagus loh
Kayla jannatan adsqia
brlla bella🙈🙉
Aery_your: kenapa Bella kk?
total 1 replies
Kayla jannatan adsqia
untung dibaaa sama albert yah😌
Aery_your: Iya Kak
total 1 replies
Kayla jannatan adsqia
tega ya mereka😥
Aery_your: 🥺 ya kak
total 1 replies
Kayla jannatan adsqia
good
Aery_your: 🤗🤗🤗 makasih kak
total 1 replies
Kayla jannatan adsqia
awal yang bagus kk😍
Aery_your: Selamat membaca kk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!