NovelToon NovelToon
Anak Yang Terabaikan

Anak Yang Terabaikan

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Wanita Karir / Mengubah sejarah / Kontras Takdir / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:369.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: Muliana95

Bagaimana rasanya, jika kalian sebagai seorang anak yang di abaikan oleh orangtuamu sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perjalanan Menyenangkan Adira

Johan menyuruh sopir untuk berjalan jauh dari padatnya penduduk kota. Sebelumya Adira memang telah mengantikan pakaiannya, dia dibeli beberapa pasang baju oleh Kakeknya.

Mereka memasuki jalanan yang di bentangi oleh sawah yang luas nan hijau. Kemudian melewati sungai dan juga anakan sungai.

Adira menghirup udara dengan membukakan kaca jendela mobilnya. Nyaman, serta segar yang dirasakannya.

"Kita mau kemana Kakek?"

"Kamu lihat aja nanti, yang pasti ini akan menjadi salah satu tempat favorit kamu." kekeh Johan.

"Aku baru pertama kali kesini Kek. Dan ini sangat indah." ungkap Adira.

"Memang, tapi dulu, Ayahmu pernah beberapa kali datang kesini. Bahkan tinggal disini."

"Benarkah? Jadi, kenapa aku baru kesini pertama kali?" tanya Adira namun Johan hanya mengelus lembut pucuk kepala yang dihalangi oleh topi tersebut.

Tak lama kemudian, mereka sampai di sebuah bukit, memang tak terlalu tinggi karena bisa dilewati dengan menggunakan mobil. Tapi cukup indah dengan pemandangan lautan dibawah sana. Apalagi dihiasi dengan kapal-kapal kecil milik pelayan.

Udara yang sejuk membuat Adira membentangkan tangan serta memejamkan mata. Menikmati suasana yang pertama dirasakannya.

"Kakek tahu dari mana tempat seindah ini?" tanya Adira saat membuka mata dan Johan ada disampingnya.

"Saat kita sampai disini, kita melewati kampung Nenekmu dulu. Jadi, Kakek tahu tempat ini dari Nenekmu." lirih Johan menunduk. "Kamu tahu, alasan Kakek tidak pernah membawamu ke kampung ini? Karena Kakek gak mau tersiksa dengan melihat bayang-bayang dari Nenekmu. Saat setiap kali Kakek kesini, seolah-olah Nenekmu itu masih hidup. Masih menunggu Kakek pulang, dengan senyuman indahnya." ujar Johan mengenang istrinya tersebut.

"Tempat ini merupakan, tempat dimana Kakek menyatakan cinta pada Nenekmu. Dan beruntungnya lagi, Kakek merupakan cinta pertama dari Nenekmu, begitu juga sebaliknya. Disini banyak sekali kenangan antara Kakek dan Nenekmu. Walaupun Kakek merindui Nenek mu, mungkin tempat inilah, yang gak akan Kakek datangi." terang Johan. "Tapi beberapa hari lalu, Nenek mu datang ke mimpi Kakek, dia berkata akan selalu menunggu Kakek, dan berkata sangat rindu. Maka dari itu, sebelum nanti Kakek telah tiada. Kakek ingin kembali menikmati suasana tempat ini, bersama orang yang paling Kakek sayangi, dan yang terpenting, di darahmu ada darah Kakek dan Nenek." lanjut Johan menatap jauh ke depan sana.

"Kakek ..." rengek Adira memeluk Johan.

"Lihat lah, lautan itu! Bahkan dia yang terlihat tenang pun, selalu di terpa ombak tanpa henti. Begitu juga dengan hidup. Kita akan selalu ditimpa dengan masalah." ungkap Johan melirik Adira yang memandang ke arah lautan.

"Ayo kita kesana," ajak Johan menunjuk tikar yang dibentang kan sopir tak jauh dari tempat mereka berdiri. Kemudian ada beberapa jenis makanan dan minuman. Sopir itu sendiri sudah menyendiri di dalam mobil. Karena dia gak mau ikut mendengarkan obrolan tuannya tersebut.

...🍁🍁🍁🍁🍁...

Vania yang bosan akhirnya memilih untuk datang ke rumah Satria. Setelah mendengar perintah dari Amalia untuk masuk, Vania baru mendorong pintu depan.

"Tante, ada di dapur." teriak Amalia.

"Wah Tante lagi apa?" tanya Vania melihat ada beberapa telur, tepung dan beberapa bahan yang tidak dikenalinya.

"Tante mau bikin kue, coba recook resep dari tikt*k." sahut Amalia.

"Boleh aku bantu?" tawar Vania.

"Boleh, emang bisa?"

"Bisa Tan, kecil mah kalo ada contohnya." bohong Vania, padahal ini pertama kalinya dia ke dapur.

"Ya udah, ayo kita mulai. Kamu pecahin telurnya ya." ujar Amalia membuat Vania menelan saliva-nya.

Baru saja Vania memegangi telur, terdengar suara Satria yang memanggil Mamanya. Satria langsung mengernyit dahi saat melihat ada Vania di dapur.

"Ada apa?" tanya Amalia.

"Gak jadi." ujar Satria meninggalkan area dapur.

"Tante, Satria memang dingin gitu ya orangnya?" tanya Vania setelah Satria hilang dari penglihatannya.

"Gak kok, mungkin karena kamu temannya yang cewek. Makanya dia segan ataupun malu." ucap Amalia.

"Oo benarkah?" ujar Vania salah paham. Dia pikir jika Satria tipe lelaki malu-malu tapi mau.

"Eh, kok telurnya belum di pecahin?" tanya Amalia menatap Vania yang terkekeh.

"Tante ..." panggil Ifana dengan suara yang keras.

"Tante, ini pesanan Tante." ujar Ifana menatap heran ke arah Vania.

"Oo tadi dia kebetulan datang, dan menawarkan bantuan untuk bikin kue. Katanya, dia bisa loh." ujar Amalia seolah tahu apa yang dipikirkan oleh Ifana.

"Oo ya udah, kita ke depan aja yok Tante, makan kebab. Lagian ini masih anget, lagi pula, kan Vania jago bikin kue. Gak apa-apa lah ya, kalo di tinggal." seru Ifana menaik-turunkan alisnya.

"Eh ,,, jangan dong, kan gak enak. Masak kita santai-santai dia sendiri kerja." bantah Amalia.

"Gak apa-apa dong Tan, lagian aku mau tahu seberapa enak kue buatan Vania." ucap Ifana menatap tak suka ke arah Vania.

"Iya Tante, gak apa kok. Lagian kata Tante ada resepnya kan?" ujar Vania membalas Ifana dengan tatapan tajam.

"Ya udah, siniin ponsel kamu. Tante cariin resepnya." pinta Amalia menadahkan tangannya. Dan Vania langsung memberikan ponselnya.

"Nah, ikuti cara yang diajarkan ya." ucap Amalia menyerahkan kembali ponsel Vania.

Setelahnya Ifana langsung menggandeng lengan Amalia untuk meninggalkan Vania. Tak lupa, Ifana menjulurkan lidahnya dan membuat Vania meninju angin yang di depannya.

"Brengsek kamu." gumam Vania kesal.

Vania langsung memutarkan vidio tersebut berulang kali. Dia bertekad akan membuat Amalia kagum dengan kue hasil buatannya.

Walaupun berulang kali Vania menatap ponselnya, dia bahkan sangat kebingungan membedakan aneka bahan yang tertera di keterangan vidio tersebut.

Dengan mengikuti cara-cara yang tertera, Vania berhasil membuat sebuah kue bolu. Dia sangat puas dengan hasil karyanya.

Setelah mengatur suhu microwave Vania menghampiri Amalia dan Ifana yang sedang ngobrol di ruang tengah.

"Vania, gimana? Udah siap?" tanya Amalia.

"Udah dong Tante, sekarang udah aku masukin ke microwave." pamer Vania pada Ifana. Dan Ifana langsung membuang muka.

"Wah, pasti enak nih. Tante gak sabar. Ya udah kamu duduk sini aja. Biar Tante yang cek kue nya."

"Kita cek sama-sama ya Tante." tawar Ifana.

"Gak usah Ifana, kamu temani Vania saja. Kasihan dia udah capek sejak tadi." larang Amalia, kemudian dia melangkah ke dapur.

"Kenapa bisa berantakan gini?" batin Amalia melihat suasana dapur seperti kapal pecah.

Di ruang tengah, Ifana langsung sibuk dengan ponselnya saat Vania duduk di hadapannya. Dia ogah walaupun hanya menatap wajah Vania.

"Emang dasar gak sopan, di suruh nemenin malah sibuk dengan handphone." sindir Vania. Namun, percuma karena Ifana tidak menghiraukannya.

"Hei,, aku ingatkan sama kamu ya. Jangan pernah lagi datang kesini. Karena Satria akan jadi milik ku. Jadi, mendingan kamu tinggalin dia aja, dan aku bisa menjamin, kalo Satria jauh lebih bahagia saat berada disisi ku." tekan Vania, merebut ponsel Ifana. "Kenapa diam? Takut? Asal kamu tahu, aku bahkan bisa membuat lebih jauh lagi, jika kamu tidak menuruti keinginan ku." lanjut Vania.

"Keinginan yang mana?" tanya seseorang membuat Vania melebarkan matanya.

1
Tri Utari Agustina
Orang tua pilih kasih bikin emosi aja ini keluarga tonic
Shinta Dewiana
hancurkan...jadi gembel lah
Shinta Dewiana
gila bener
Shinta Dewiana
tuh apa yg di tanam itu yg di panen
Shinta Dewiana
haduh kan hancur sudah lg pingsan pun di hembat...
Shinta Dewiana
mampus jdnya ini
Shinta Dewiana
bodoh2
Shinta Dewiana
gila
Shinta Dewiana
haj jd gembel
Shinta Dewiana
malu kan malulah
Shinta Dewiana
goblok lo fandi
Shinta Dewiana
hedeh
Shinta Dewiana
si vania jd maling
Shinta Dewiana
ya ampun....teganya
Shinta Dewiana
fandi tega se x kamu huh..
Shinta Dewiana
waduh tambah masalah dong
Shinta Dewiana
haduh....lagi lagi dan lagi...
Shinta Dewiana
bukannya introbeksi diri ni orang tua malah nyalahin anak lain
Shinta Dewiana
vania kena batunya ini
Shinta Dewiana
wah adira jadi kaya..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!