NovelToon NovelToon
Merebutnya Kembali Bersamaku

Merebutnya Kembali Bersamaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Cinta Terlarang
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Anna

seorang wanita muda yang terjebak dalam kehidupan yang penuh rasa sakit dan kehilangan, kisah cinta yang terhalang restu membuat sepasang kekasih harus menyerah dan berakhir pada perpisahan.
namun takdir mempertemukan mereka kembali pada acara reuni SMA tujuh tahun kemudian yang membuat keduanya di tuntun kembali untuk bersama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 4

Bahkan ketika nanti rambutku menua,aku akan tetap mengingatmu sebagai orang yang aku cintai sejak usia 15 tahun.

 Di antara laut dan darat pantainya adalah satu tempat yang selalu ingin ayana kunjungi, kenangannya selalu pekat dengan keindahan ombak yang datang bergelombang dalam lautan yang luas.

Kenangan demi kenangan yang pernah Ayana habiskan bersama biantara mengulas kembali sejarah yang telah usai.

Ayana tengah duduk di tepi pantai,rasa ingin menceritakan keluh kesah namun mulutnya terkunci, yang terjadi hanya air mata yang lolos bersatu dengan air laut.

Devan memerhatikan dari kejauhan, menatapnya dengan tatapan sendu dan bergumam"semoga sabarku juga seluas lautan ayana"

tujuh tahun devan berharap mendapatkan cinta wanita itu meski hanya secuil.

Namun ternyata perjuangannya masih panjang dan cukup melelahkan hatinya. Devan juga terpaksa harus memaklumi bahwa biantara masih menjadi pemenang di hati istrinya.

'Tapi sampai kapan? apakah aku bisa sesabar itu ayana?' batin devano pun cukup rumit jika harus di paksa berulang kali untuk memaklumi bahwa istrinya masih mencintai pria lain yang bukan suaminya sendiri, karena pada dasarnya tidak ada suami yang akan baik baik saja melihat seorang istri yang hatinya untuk pria lain.

cukup rumit memang hubungan yang tidak diinginkan oleh sebelah pihak dan pihak lainnya selalu berusaha mengharap. Entah bagaimana akhir dari cerita seperti itu, hubungan itu hanya akan membuat keduanya tidak akan ada yang bahagia.

Devano perlahan mulai mendekati ayana yang tengah duduk dan mendengarnya bergumam"aku frustasi ketika aku sadar bahwa aku tak mampu..." gumam ayana dalam tangisnya

"apakah kamu masih sering mengingatnya ?"jarang sekali devano bertanya tentang perasaan ayana, namun kali ini ia benar-benar memberanikan dirinya meskipun tau jawabannya adalah YA.

sesungguhnya devano tak pernah sanggup mendengar jawaban itu dari mulut istrinya sendiri mengingat cintanya masih bertepuk sebelah tangan.

Mereka berdua tau jelas kemana arah pembicaraan mereka saat ini "maafkan aku" ucap ayana pelan

seharusnya devano tak bertanya walau tau jawabannya akan membuatnya semakin menyesakkan dadanya.

Ia berusaha melapangkan hatinya pada kenyataan yang masih sama, namun devano tak pernah berniat melepaskan ayana, cinta dalam ke egoisan telah merusak sedikit kewarasannya.

"seperti luasnya lautan,maka seperti itulah aku akan menunggumu membukakan pintu hati yang telah tertutup oleh seorang pria dari masalalu mu" kini devano menyamai duduknya di samping Ayana.

Ayana melirik sosok pria itu namun yang pasti memiliki banyak arti di dalam hatinya " entah mengapa seberapapun usahamu tak pernah membuatku melihatmu sebagai orang yang bisa aku cintai"bisik ayana pada hatinya

"kamu terlalu baik kak, tapi . . ."

Devano menghentikan bibir ayana dengan telunjuknya isyarat gelengan kepalanya yang mengatakan tolong jangan lanjutkan,perasaannya tak akan pernah mampu menahan penolakan yang terus berulang.

Meski demikian keinginan mempertanyakan itu selalu ada dan mungkin sampai di saat ayana membuka hati untuknya.

Devano memang malang,namun ia sadar bahwa yang paling tersiksa dari badai prahara rumah tangganya ini adalah ayana. Wanita cantik yang telah hampir mati dalam keputusasaannya.

Ayana mengerti maksud devano ia hanya mengangguk sebagai jawaban

"kakak tau bahkan laut luas pun akan surut pada waktunya " ayana menjawab perumpamaan devano tentang laut dan kesabarannya.

Bahwasanya tidak ada kesabaran yang seluas samudra jika bukan pada tempat yang semestinya, kalaupun sabar itu sampai pada batasnya dan kau tidak mendapatkan yang kau inginkan berarti itu bukan takdirmu.

devano mengangguk mengerti dan kemudian berkata

"surutnya air laut adalah tanda akan adanya tsunami,jadi meskipun suatu saat aku menyerah pada cintaku, anggap saja tsunami adalah bentuk kehancuranku karena aku tidak ingin menyakitimu, mungkin jika saat itu benar-benar tiba aku pasti akan mencari ketenangan dalam pelampiasan.

Jikalau di depan sana kau bertemu kebahagiaan dan itu bukan aku, kumohon beritahu aku ayana"

"tapi untuk saat ini tolong jangan dorong aku ayana, biarkan aku tetap mencoba mengukurnya, sedalam dan seluas apa lautan yang aku miliki"

'dan aku masih ingin berharap jika suatu saat nanti cintamu ada untukku'sambung devano dalam hatinya

Devano tak pernah berhenti mencoba mengukur seluas apa kesabarannya menunggu Ayana sebelum ahirnya mungkin ia akan benar-benar merelakan cintanya.

Ayana pun tak tau kemana arahnya melangkah,ia juga tidak tahu bagaimana cara berhenti melupakan, semua terasa tumpukan batu yang tak bisa ia hancurkan.

Pernikahan ini salah, seharusnya tidak di mulai,seharusnya ia hancur sendirian yang kini malah menarik orang lain jatuh bersamanya dalam keputusasaan cinta yamg tak bisa dimiliki.

Bagi ayana kebahagiaan macam apapun yang ada di depannya kelak,tidak akan pernah membuatnya bahagia. Baginya hatinya sudah terlalu rusak dan berantakan hingga tak sanggup bahkan hanya sekedar menjamu tamu.

"kak,aku tak ingin menyakitimu, tolong jangan jatuh terlalu jauh, belajarlah buka hati untuk wanita lain"

"bolehkah aku saja yang memintamu untuk belajar membuka hati untukku ayana?" devan masih tetap berusaha pada keinginannya

raut ayana mulai mendung,kepalanya hanya menggeleng sebagai bentuk jawaban "mengapa ay, mengapa selalu tidak ada celah untukku" devano perlahan mulai putus asa

"karna aku telah jatuh terlalu dalam,hatiku rusak dan berantakan, aku saja tak tau cara menatanya kembali"

"perlahan-lahan ayana,aku selalu ada untukmu"

"tidak kak,jangan"elak ayana kekeh

"bagaimana jika aku katakan,akupun sudah terlanjur jatuh kedalam perasaan yang mendalam"mendengar jawaban devano, ayana tak tau lagi harus mengatakannya bagaimana, yang pada intinya mereka berdua telah sama sama jatuh tersungkur pada kesengsaraan cinta.

Akhirnya mereka memutuskan kembali setelah beberapa waktu saling terdiam sebelum akhirnya kembali.

Sesampainya di rumah ternyata mereka kedatangan tamu dan tak lain adalah orang tua ayana dan devano yang datang bersamaan.

"aduuh kalian mama tunggu tunggu dari tadi, kemana aja sih handphone juga gak di bawa" tegur ibu devano

"kami abis jalan jalan ma dari pantai"devano merangkul pinggang ayana seolah memperlihatkan kemesraan di hadapan orang tua mereka.

"kalian gak ada niatan ngasih kami cucu gitu?"ibu ayana menimpali interaksi menantu dan besannya.

"oh ayana liat nih ibu bawakan beberapa resep jamu tradisional biar cepet hamil kamu tuh"ibunya mengeluarkan bawaannya dari dalam paperbag.

"bu ayana belum siap punya anak"

"kamu dari dulu gitu mulu jawabannya,ibu bosen dengernya, usaha kek ay, kok kamu kaya gak ada niat punya anak sih ibu liatin perasaan"

Devano sadar pertanyaan ibu mertuanya pasti menyinggung perasaan istrinya"kami memang ingin berduaan dulu menikmati waktu bersama berdua bu,tolong jangan desak ayana seperti itu lagi"

"ih justru seru loh mas piknik bersama bareng anak,coba deh pikir pikir lagi, kalian kan udah tujuh tahun loh nikah masa belum kenyang berduaan nya"timpal ibunya devano mengompori.

denyutan di kepala ayana,membuatnya tak tahan mendengar tekanan yang menyuruhnya harus hamil dalam kondisi tidak mencintai suaminya, ayana tak ingin anaknya kelak menderita karena keterpaksaan ibunya. Sungguh ayana benar benar tidak bisa.

Desakan itu membuat kepalanya berdenyut serta perasaan cemas mulai menyelimutinya.

menurutnya kenapa setiap orang tua harus mencampuri urusan anaknya bahkan sampai ke masalah pernikahannya.

Ayana muak,rasanya ingin lari dari belenggu yang mengikatnya, dari orang tua yang egois dan tak peduli perasaannya.

Rasa lelah menjalar dalam hatinya, hidup tanpa semangat bagaikan mayat hidup yang tidak penting dalam kehidupan ini namun ia tidak bisa mati walaupun ingin.

Tangannya memegang kening yang berdenyut nyeri"sakit ya? Ayo kita ke kamar ay" devan hendak memapah ayana membawanya ke kamar.

Namun sebelum pergi devano mengatakan kalimat yang membuat kedua wanita paruh baya itu syok di buatnya.

1
Duta Ajay
tetep semangat berkarya yah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!