NovelToon NovelToon
Guruku Adalah Pacarku

Guruku Adalah Pacarku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Dikelilingi wanita cantik / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Teen Angst / Idola sekolah
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Grace caroline

GURUKU ADALAH CINTAKU, BIDADARI HATIKU, DAN CINTA PERTAMAKU.

******

"Anda mau kan jadi pacar saya?" Seorang pria muda berjongkok, menekuk satu kakinya ke belakang. Dia membawa sekuntum mawar, meraih tangan wanita di hadapannya.

Wanita itu, ehm Gurunya di sekolah hanya diam mematung, terkejut melihat pengungkapan cinta dari muridnya yang terkenal sebagai anak dari pemilik sekolah tempatnya bekerja, juga anak paling populer di sekolah dan di sukai banyak wanita. Pria di hadapannya ini adalah pria dingin, tidak punya teman dan pacar tapi tiba-tiba mengungkapkan cintanya ... sungguh mengejutkan.

"Saya suka sama anda, Bu. Anda mau kan menerima cinta saya?" lagi pria muda itu.

"Tapi saya gurumu, Kae. Saya sudah tua, apa kamu nggak malu punya pacar seperti saya?"

Sang pria pun berdiri, menatap tajam kearah wanita dewasa di hadapannya. "Apa perlu saya belikan anda satu buah pesawat agar anda menerima cinta saya? saya serius Bu, saya tidak main-main,"

"Tapi..."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Grace caroline, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 27. You are Everything to Me

Wajah Tyas bersemu merah, pipinya memerah bak buah delima matang saat mendengar gombalan Kaesang. Senyum manis mengembang di bibirnya, dengan perlahan dia menerima buket bunga yang disodorkan Kaesang. Ia mendekatkan hidungnya ke bunga, menghirup aroma harum yang terpancar.

"Wanginya," gumam Tyas, matanya berbinar. Ia menoleh ke arah Kaesang, jarak mereka sangat dekat. Tyas dengan cepat mengecvp bibir Kaesang, pipinya kembali memerah setelah kecvpan itu.

"Makasih, Yang. Bunganya cantik banget, aku suka," ujar Tyas, senyumnya merekah bak bunga yang baru mekar.

Kaesang yang tahu Tyas mengecvp bibirnya segera tersenyum senang, dia meraih tangan Tyas, men-ci-um punggung tangannya dengan mesra.

"Apapun untukmu, kekasihku. Bunga itu memang cantik, tapi dia tidak secantik kamu. Kamu sempurna. Ehm, bisa kita berangkat sekarang?" Pujian dari Kaesang dan gombalannya membuat pipi Tyas kembali bersemu merah.

Dia merasa bahagia, sungguh. Tapi juga malu. Baru kali ini dia di perlakukan bak seorang ratu. Dulu saat bersama mantannya, dia tidak pernah merasakan perlakuan istimewa seperti ini. Semuanya terasa berbeda.

Tyas mengangguk, senyum tipis menghiasi bibirnya. Ia menutup pintu rumah, kunci berputar pelan. Tangannya meraih tangan Kaesang, jari-jari mereka bertaut. Kaesang membalikkan badan, mengajak Tyas menuju mobilnya.

Sesampainya di mobil, Kaesang membukakan pintu untuk Tyas. "Masuk, Dear," bisiknya. Tyas masuk, dan Kaesang menyusul. "Sabuk pengamannya," kata Kaesang, tangannya terulur untuk membantu Tyas memasangkannya.

Saat tangan mereka bertemu, Kaesang mencuri kecvpan singkat di bibir Tyas. Tyas tersentak, pipinya memerah. Kaesang tersenyum, lalu memasangkan sabuk pengaman untuk dirinya sendiri.

"Jangan bikin aku salting, Yang." ujar Tyas, pipinya memerah malu. Ia terus menempelkan kedua tangannya di pipi yang terasa panas. Kaesang menoleh, senyumnya masih terukir di bibir. Melihat senyum Tyas membawa kebahagiaan tersendiri untuknya.

"I love you, Dear. You are everything to me. Aku nggak bisa bayangin hidupku seperti apa kalau nggak ada kamu di sisiku ...

Pasti hidupku akan terasa hampa, seperti dulu-dulu. Makasih ya udah hadir di hidupku, memberiku cinta dan kehangatan," kata Kaesang tiba-tiba. Tyas menatap dalam manik mata Kaesang, hatinya berdesir. Perasaan yang sama terukir di wajahnya. Dia pun mencintai Kaesang.

Tyas mendekat, tubuhnya menyentuh Kaesang. Seketika, bibir mereka bertemu dalam sebuah ciu-man lembut. Kaesang membalasnya dengan hangat, tangannya melingkar erat di pinggang Tyas.

Setelah beberapa saat, mereka melepaskan ciu-man itu. Tyas sedikit menjauh, kembali ke kursinya, dan memasang kembali sabuk pengaman yang sempat dilepasnya.

Tyas merasakan jantungnya berdebar kencang, matanya tertuju ke arah lain, menghindari tatapan Kaesang. Sejak Kaesang berucap, detak jantungnya tak menentu, seakan ingin melesat keluar dari rongganya.

"Kita berangkat, Yang. Sudah hampir sore nih, nanti orang tuaku keburu pulang." kata Tyas, mengalihkan perhatian.

Senyum tipis mengembang di bibir Kaesang. Tanpa sepatah kata pun, ia menyalakan mesin mobilnya dan melaju, menuju ke sebuah tempat istimewa yang sudah di persiapkannya untuk dinner romantis bersama Tyas.

Sekaligus dia ingin memberikan Tyas sesuatu yang istimewa, sebuah hadiah yang mungkin akan sangat disukainya.

Tak lama kemudian, mereka tiba di sebuah tempat yang indah. Estetika dan kemewahannya menyapa mata, jauh dari hiruk pikuk kota.

Udara sejuk menyelimuti suasana, namun kemewahan tetap terasa. Kaesang turun dari mobil, membukakan pintu untuk Tyas, lalu menggandeng tangannya menuju lokasi tersebut.

Langkah kaki mereka menjejakkan diri di pintu masuk restoran. Mata Tyas terkesima melihat sekeliling. Sungguh indah dan mewah. Senyum kembali merekah di bibirnya. Ia menoleh ke arah Kaesang.

"Yang, tempat ini bagus banget." kata Tyas. Sejak tadi, Kaesang tak henti-hentinya menatap Tyas. Senyum penuh kekaguman dan cinta terus terukir di bibirnya. Ia mengangguk pelan.

"Sesuai untuk kamu yang cantik. Aku udah siapin tempat ini spesial buat dinner kita. Yuk, kita ke meja kita sekarang. Mejanya ada di area private, di lantai dua, deket balkon." Kaesang menggenggam tangan Tyas, mengajaknya menaiki tangga menuju lantai dua.

Mereka memilih menaiki tangga daripada lift, meskipun lift saat itu kosong. Mereka ingin menikmati momen berdua sambil menikmati pemandangan dari tangga.

Setibanya di lantai dua tempat meja mereka berada, Kaesang mengajak Tyas ke meja dan menarik kursi untuknya. Tyas duduk dan menoleh ke arah Kaesang, senyum manis menghiasi wajahnya.

Kaesang pun duduk di kursinya. Tak lama kemudian, seorang pelayan datang membawa beberapa hidangan tertutup. Ia meletakkan hidangan di meja dan membuka penutupnya.

"Silakan dinikmati, Tuan, Nona." Pelayan itu sedikit menundukkan kepala, lalu berbalik dan pergi. Meninggalkan Kaesang dan Tyas yang kembali saling menatap, tangan mereka saling bertautan di atas meja.

"Kamu suka tempat ini, Dear?" tanya Kaesang pada Tyas. Tyas mengangguk, senyumnya merekah. Entahlah, senyumannya terasa mengenyangkan hari ini. Dia banyak sekali tersenyum, kecuali saat mereka berada di rumah Kaesang tadi.

"Suka banget! Makasih ya, Sayang, udah bawa aku ke sini. Tempatnya cantik banget." Tyas terlihat bahagia dan Kaesang sangat menyukai itu. Kebahagiaan Tyas, senyumannya menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Kaesang.

Kaesang mengangguk, matanya beralih kearah makanan yang ada di atas meja. "Sama-sama. Ehm, yuk kita makan. Semua ini makanan kesukaan kamu, loh. Kamu suka banget kan sama seafood? 

Aku udah pesen sama pelayan buat bikinin makanan kesukaan kamu hari ini. Makan yang banyak ya. Nih, aku ambilin," ujar Kaesang sambil mengambil beberapa makanan dari meja dan meletakkannya di piring Tyas.

Tyas tersenyum senang melihat perhatian Kaesang untuknya. "Cukup, Yang. Makasih ya. Kamu inget aja kalo aku suka seafood." Tyas menoleh ke arah makanan di piringnya. Di sana, terhampar hidangan laut yang sangat dia sukai.

Kaesang pun mulai mengambil makanan untuknya sendiri. Dia letakkan makanan itu ke piringnya. "Apasih yang nggak aku inget dari kamu. Kamu segalanya buat aku, tentu aku ingat apapun tentang kamu. Kamu makan ya, Dear. Habisin," kata Kaesang sambil melirik Tyas sekilas.

Tyas menoleh ke arah Kaesang, tersenyum dan mengangguk. Ia kembali menoleh kearah makanannya. Lalu memakannya perlahan. Rasanya sangat enak.

"Enak banget, Yang. Asli," kata Tyas. Seperti kesurupan udang, Tyas memakan makanannya dengan lahap hingga makanan di piringnya habis. Setelah itu, Tyas meminum orange juice yang ada di hadapannya.

Kaesang tidak menghabiskan makanannya, karena dia sudah sangat kenyang. Kaesang segera menyeruput minumannya hingga setengah gelas. Lalu, mengusap bibirnya dengan tisu. Kayak lagi nge-pose model iklan minuman gitu.

"Seneng kalo kamu suka. Ehm, aku ada sesuatu buat kamu, Dear." Kaesang langsung merogoh saku celananya dan mengambil sebuah kotak kecil berwarna merah. Kotak itu tampak seperti tradisi yang lazim untuk diberikan sebagai hadiah kepada pasangan, terutama pada momen-momen tertentu.

Kaesang menyodorkan kotak itu ke Tyas. Tyas terkejut melihat Kaesang memberikannya kotak itu. Tyas menoleh kearah Kaesang. Keningnya mengerut.

"Ini apa, Yang?" tanya Tyas, penasaran.

 

Kaesang tersenyum, "Buka aja, Dear. Itu buat kamu, hadiah dari aku." Tyas langsung mengambil kotak itu dan membukanya dengan perlahan. Begitu kotak itu terbuka, Tyas kembali terkejut. Senyum mengembang di bibirnya. Ia mengambil benda yang ada di dalam kotak itu.

"Kalung? Yang, ini buat aku?" tanya Tyas memastikan. Ia menoleh ke arah Kaesang. Kaesang bangkit dari duduknya dan menghampiri Tyas.

Ia mengambil kalung yang ada di tangan Tyas dan berniat memakaikannya di leher Tyas. Tyas pun mengangkat rambutnya, membiarkan Kaesang memasangkan kalung itu di lehernya.

Setelah kalung terpasang, Kaesang memeluk Tyas dari belakang. Tyas menoleh ke arah Kaesang, senyum bahagia terukir di wajah mereka berdua.

"Makasih ya, Sayang. Kalung ini, aku menyukainya." kata Tyas.

Kaesang mengecvp leher Tyas dari belakang, lalu menjawab. "Sama-sama cintaku. Kalung ini sebagai tanda cintaku padamu. Jangan pernah melepasnya ya, kecuali kalo kamu mau emang mau melepaskan cinta kita." jawab Kaesang.

Tyas bangkit dari duduknya, membuat Kaesang ikut berdiri. Keduanya saling menatap. Perlahan Tyas mengalungkan tangannya di leher Kaesang dan men-ci-um bibirnya.

Keduanya terus larut dalam momen romantis itu untuk beberapa saat. Lalu keduanya melepas civman mereka dan kembali duduk di kursi masing-masing.

"Yang, aku cocok nggak pakai baju ini? Rasanya aku agak kurang pede pakai baju ini. Menurut kamu bagus nggak?" Tyas menatap baju yang dipakainya, lalu menoleh ke arah Kaesang, sedikit ragu.

"Bagus. Kamu pakai apapun cocok kok. Termasuk baju ini, kamu cantik banget pakai baju ini, Dear. Aku aja sampai pangling tadi." Kaesang malah memuji Tyas yang akhirnya membuat Tyas tersipu malu. Pipinya memerah.

"Hehe makasih ya, Sayang. Seneng deh kalo kamu suka." kata Tyas, sambil senyum malu-malu.

Seolah teringat sesuatu, Kaesang mengerutkan keningnya, raut wajahnya berubah serius.

"Dear, tadi gimana perasaan kamu waktu tau kalo om Daniel itu om aku?" tanya Kaesang penasaran.

Tyas pun menjawab dengan ragu, senyumnya sedikit memudar. Wajahnya yang tadinya ceria, kini tampak sedikit serius.

"Ehm, aku kaget banget sih, Yang. Waktu Daniel ajak aku masuk ke sebuah rumah besar terus disana ada pak Indra sama istrinya aku lumayan kaget ...

Aku pikir kok pak Indra ada disini, aku kira pak Indra itu rekannya Daniel kan. Eh, ternyata malah kakaknya. Aku syok banget setelah tau itu, aku nggak bisa berkata-kata sampai akhirnya kamu datang." jelas Tyas.

Kaesang bisa melihat dari raut wajah Tyas, jika Tyas sedang tertekan dengan perasaan Daniel untuknya. Kaesang meraih tangan Tyas, menggenggam tangan itu. Tyas menoleh kearah Kaesang.

"Lupakan itu ya, Dear. Nggak usah dipikirin lagi. Disini ada aku, aku mencintai kamu, kita perjuangkan cinta kita ya. Nggak lama lagi aku akan nikahin kamu. Sampai saat itu terjadi aku nggak akan biarkan seorangpun mengganggu kamu, termasuk om ku." Janji Kaesang, rahangnya mengeras.

Setelah kejadian ini, mungkin dia akan benar-benar putus hubungan dengan omnya. Dia tak akan sudi untuk berbaikan dengan omnya lagi, kecuali dia dengan suka rela mau melepaskan Tyas.

"I believe in you. Thank you, honey, I love you." balas Tyas, matanya bersinar terang seperti lampu natal. Dia menggunakan bahasa Inggris yang sudah menjadi makanannya sehari-hari. Dia juga memanggil Kaesang honey, membuat jantung Kaesang berdebar kencang seperti sedang naik roller coaster.

Bersambung ...

1
Misnati Msn
Lanjut
◍•Grace Caroline•◍: makasih kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!