"Caranya dapatin Zahra gimana sih?"tanya seorang pemuda bernama Xavier pada seorang gadis yang saat itu sedang membaca sebuah buku
"Mudah aja,kamu cukup belajar ilmu agama yang sekarang ini Zahra pelajari."balas Gadis itu acuh tanpa menoleh pada pemuda yang tadi berucap
"Kalau aku beneran ngelakuin kamu beneran bakalan trima aku?"tanya pemuda itu dengan suara pelan.Kalimat tersebut berhasil membuat gadis itu menoleh
"Jalanin aja dulu aku pengen liat sebesar apa perjuangan kamu tapi aku juga mau minta sesuatu bisa?"tanya gadis bernama Zahra itu
"Apa?"
"Kamu belajarnya Because off Allah yah.Jangan karna niat cuman mau dapatin apa yang kamu mau, niati karna Allah."ujar Zahra membuat pemuda itu tersenyum tipis
Xavier benar benar melakukan apa yang di perintahkan Zahra ia bahkan sudah bisa melampaui gadis itu.
Sampai pada Saatnya Zahra mendapat pinangan dari seorang gus akankah Zahra menerima pinangan itu atau terus menunggu Xavier yang malah tidak memiliki kabar lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CallMe_Nurul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 27
"Zahra milih aku! Dan kamu sama sekali gak ada hak buat larang aku nikah sama dia!"ujar Xavier menekankan semua kalimatnya.
"Maaf tuan tuan. Ini rumah sakit, dan kalian tidak sepatutnya bertengkar di ruangan pasien. Sebab itu akan membuat pasien yang baru saja sadar dari koma akan terguncang."ujar seorang perawat yang tiba tiba datang.
"Zayn! Mending kamu pergi aja."ujar Miska tampak kesal melihat Zayn yang datang seolah olah datang untuk memberontak.
"Benarkah, hmm baik. Aku sama sekali gak ngeharapin apa apa, tapi setidaknya kamu gak nyuruh aku pergi kayak gini. Ingat saat di mana aku yang bawa kamu kesini, ngurus kamu dan apalah itu."
"..."
"Mudah bangat kamu nyuruh aku pergi hmm. Mungkin karna orang yang kamu cari udah datang? Okey fine!"
"Satu hal yang perlu kamu tau Xavier Julian Sage. Fikirin kalau misal Zahra tau kelakuan kamu barusan, gimana terkejut dan sakit hatinya dia saat liat suaminya yang sekarang ini."Lanjut Zayn dan akhirnya keluar dari kamar rawat Miska. Meninggalkan dua orang yang terdiam di dalam sana.
Malam hari kemudian
Xavier akhirnya kembali kerumah. Ia mendapati suasana rumah yang begitu sangat sepi, tidak seperti biasanya.
Ia berdiri diam menatap pada meja makan yang tersaji hanya beberapa porsi makanan yang cukup untuk satu orang.
Xavier berjalan ke arah dapur dan mengambil nampan. Tak lupa ia membuat susu untuk Zahra minum. Saat semuanya selesai ia menyimpan makanannya serta susu milik Zahra di nampan itu.
Xavier mulai berjalan naik keatas kamar. Ia mendapati Zahra yang hendak membaringkan tubuhnya di tempat tidur.
"Assalamualaikum"ujar Xavier pelan membuat Zahra menoleh dan menunda untuk mulai berbaring.
"Waalaikumsalam"hanya balasan itu yang Zahra berikan. Gadis itu mulai berbaring dan membungkus tubuhnya dengan selimut.
Xavier terdiam, tidak biasanya Zahra bersikap seperti itu. Kini ia takut Zahra sedang demam, segera Xavier mendekat dan menghampiri gadis itu. Memeriksa dahinya yang sepertinya baik baik saja.
"Kamu udah makan?"tanya Xavier
"Hmm"dehem Zahra
"Udah minum susu?"tanya Xavier lagi namun tidak di gubris oleh Zahra.
Hal itu membuat Xavier kesal, dengan segera pemuda itu membalikkan tubuh Zahra yanh membelakanginya.
"Sopan gak kayak gitu?"
tanya Xavier yang kini duduk di hadapan istrinya.
"Aku udah ngantuk, kamu kelamaan"balas Zahra pelan. Xavier menoleh dan mendapati jam baru menunjukkan pukul 21.20
"Gak sejauh itu aku telatnya. Masa ia aku makan sendiri"cicit Xavier
Zahra mulai bangun dari tidurnya. Gadis itu menatap intens pada Xavier yang juga tampak menatapnya.
"Makan gih, aku juga mau minum susu."ujar gadis itu mulai menggapai gelas yang ada di nampan atas meja.
Xavier tersenyum tipis mendapati Zahra mulai menenggak susunya. Ia pun mulai menikmati makanannya.
"Masakannya dedek selalu aja enak"ujar Xavier sembari terus mengunyah makanannya. Mendengar itu Zahra hanya tersenyum tipis menanggapinya.
Beberapa hari kemudian..
Xavier kini merasa ada yang aneh pada sikap Zahra yang semakin hari semakin dingin dan hilang semangat.
Xavier merasa kalau itu di sebabkan usia kandungan Zahra yang semakin hari semakin tua.
"Mas bisa nanya gak?"tanya Xavier pada Zahra yang terlihat sibuk membersihkan alat alat makan mereka.
"Emm"angguk Zahra masih terlihat sibuk
"Kenapa mas ngerasa akhir akhir ini kamu beda bangat?"tanya Xavier membuat Zahra tiba tiba terdiam mematung
Melihat ekspresi istrinya Xavier tau betul ada hal yang mengganjal hati gadis itu
"Ngomong ada apa, pelan pelan aja. Cerita sama mas ada apa, kenapa tiba tiba minta hal aneh itu"tanya Xavier lembut.
"Zahra lagi kesal sama mas"jujur Zahra memperlihatkan embun di matanya
Xavier terdiam, ia dapat melihat istrinya sebentar lagi akan menangis. Xavier tersenyum dan menarik pelan Zahra kedalam pelukannya.
"Mas ada salah yah, maaf."ujar Zahra mengecup dahi istrinya hal itu berhasil membuat Zahra semakin menangis.
"Tutuh, bumilnya aku makin sensitive aja."gemas Xavier.
"Okey lupakan apapun masalahnya. Janji?"tanya Xavier
"Lupakan? Semudah itu hmm"gumam Zahra tak percaya mendengar semua itu.
"Huh, besok kamu ikut mas kajian yah. Mau gak?"tanya Xavier lagi membuat Zahra hanya mengangguk.
"Baik, pagi ini mas mau pergi kajian mungkin pulangnya malam."ujar Xavier
"Mas pamit yah, assalamualaikum"lanjut Xavier mulai keluar saat selesai mencium istrinya dan bersalaman dengan gadis itu.
Zahra hanya terdiam menatap kepergian Xavier yang mulai menghilang dari balik pintu.
Kembali ia menintikkan air matanya. Ia tidak pernah merasa sejauh ini dari Xavier. Ingin sekali ia bertanya kenapa pemuda itu melakukan hal tersebut. Ia ingin bertanya apa alasan di balik itu semua.
Kini jam menunjukkan pukul 16.10 Zahra keluar dari rumah berjalan menuju taman di dekat rumah nya. Taman itu tampak terlihat sepi.
Zahra berjalan ke arah gerobak ice cream dan memesan semangkuk ice cream. Ia mengobrol cukup lama dengan si penjual yang merupakan seorang kakek berusia sekitar 50thn.
Sampai pada saatnya Zahra berjalan dan duduk di salah satu kursi taman. Ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang
"Kamu lagi di kajian kan tadi?"tanya Zahra pelan
"Iyah, ini baru aja balik hehe kenapa?"tanya Seorang gadis di ujung sana
"Mas Avi datang buat ikut kajian gak?"tanya Zahra
"Emm, dari tadi dia gak ada tuh. Kenapa emangnya?"
"Owalah, ya sudah. Terima kasih, assalamualaikum ila"ujar Zahra memutuskan sambungan telefonnya ia mendongak ke arah langit langit.
Matanya tiba tiba memancarkan kesedihan di sana
"Lagi.." senyum Zahra terlihat sangat kecewa
...ΩΩΩΩΩΩ...