"Seberapa keras pun usaha ku untuk menjadi yang terbaik, aku tetaplah aku yang berasal dari kegelapan malam."
"Aku tidak bisa kembali menjadi suci kecuali jika ada seseorang yang mampu membersihkan dosa-dosa ku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Diego langsung menarik Azura kedalam dekapannya."Aku tidak bermaksud untuk menyakiti mu, aku hanya tidak bisa kehilangan mu."ucap Diego.
"Tapi sekarang aku wanita bersuami tuan."ucap Azura yang kini mengusap air matanya.
"Jika kamu menginginkan pernikahan baiklah kita akan segera menikah."ucap Diego.
"Hahaha pernikahan? Pernikahan macam apa yang akan terjadi disaat kita berdua sudah memiliki ikatan pernikahan itu."ucap Azura.
"Kau pikir dia benar-benar suamimu Ayudia! dia juga akan segera menikah dengan wanita lain dan aku yakin kau tau itu."ucap Diego.
"Aku tidak peduli dengan itu karena nyatanya Nathan lebih mencintai ku."ucap Azura yang membuat Diego meninju dinding tepat di samping wajah Azura yang reflek memejamkan matanya.
"Kau hanya milikku Ayudia Zunaera! Kau hanya milikku camkan itu!"ucap Diego yang kini benar-benar sangat marah hingga dia mendorong Azura untuk masuk kedalam kamar pribadinya yang ada di ruangan tersebut.
Tapi saat Diego hendak mencium bibir yang selama ini menjadi candu baginya seketika itu pergerakannya terhenti karena suara Leony yang tengah mencarinya.
"Honey kamu dimana, Jerry ingin kita pergi jalan-jalan."ucapnya yang berjalan kearah tempat istirahat nya itu.
Azura hendak pergi tapi tangan kekar itu menggenggam erat tangan Azura.
"Tetap disini atau kau akan tahu akibatnya."ucap Diego yang kini mendorong Azura ke atas ranjang empuk itu.
Beruntung kasur itu sangat empuk hingga tidak mengakibatkan benturan keras pada tubuh bagian belakang Azura yang kini merasa sangat khawatir karena dia yakin saat ini dia sedang mengandung.
"Ah kalian disini"ucap Diego yang baru keluar ruangan seakan-akan ia baru habis istirahat.
"Maaf mengganggu mu honey, tapi Jerry ingin kita jalan bareng."ucap Leony.
"Aku sedang banyak pekerjaan, kenapa tidak ajak Delon saja nanti aku menyusul sekalian kita makan malam di luar."ucap Diego yang tidak mungkin meninggalkan Azura di sana.
"Ah baiklah jika seperti itu, apa Delon tidak sibuk?"tanya Leony lagi.
"Dia akan segera pulang karena tugas nya sebentar lagi selesai."ucap Diego.
"Hmm.."ucap Leony yang sedari tadi membetulkan posisi dasi suaminya yang sedikit berantakan.
"Daddy aku ingin pipis."ucap Jerry yang kini membuat Diego terlihat kaget.
"Ah baiklah kita ke toilet uncle Hans karena toilet daddy sedang sedikit bermasalah di bagian keran."ucap Diego yang kini membawa putranya ke arah pintu geser dimana ruangan Hans asisten pribadinya berada.
"Hans, pinjam toilet nya putraku sedang kebelet."ucap Diego yang membuat Hans bertanya-tanya.
Sementara Leony tidak curiga dengan itu, dia masih sibuk berbalas pesan hingga saat suaminya kembali dengan putranya itu.
"Ayo berangkat uncle Delon sudah menunggu."ucap Leony.
Delon sudah bisa membaca situasi Diego saat ini hingga dia mengiyakan ajakan Leony untuk jalan-jalan bersama kakak iparnya itu dan juga Jerry.
Setelah kepergian Leony Azura pun langsung bergegas pergi meninggalkan ruangan itu saat Diego tengah berada di dalam kamar mandi.
Dia menggunakan lift pegawai karena dia memiliki akses tersebut, hingga saat Diego keluar dari dalam toilet dia mendapati ranjang itu telah kosong.
Azura sudah berada di ruang kerja nya, dia langsung membawa barang-barang nya dan bergegas pergi ke basement perusahan tersebut.
Namun saat dia hendak pergi dengan mobilnya Diego menghadang mobilnya tanpa takut sedikitpun.
"Kau tidak akan bisa pergi dariku."ucap Diego yang kini merampas kunci mobil Azura.
"Kembalikan tuan saya sedang terburu-buru Jodi harus segera dibawa ke rumah sakit dia "
"Aku yang akan mengantar mu kesana ayo turun biarkan mobil mu dibawa oleh Hans."ucap Diego yang tidak membiarkan Azura pergi sendiri.
"Aku naik di sana, kau bisa mengambil mobil mu dulu."ucap Azura yang sengaja ingin mengulur waktu agar dia bisa mengirim pesan pada Jodi.
Tapi Diego tidak membiarkan itu terjadi dia langsung menarik tangan Azura dan dibawanya pergi ke arah mobilnya.
"Tuan kenapa kamu selalu memaksa."ucap Azura yang kini menahan langkah nya tapi pria itu tidak memberikan kesempatan Azura merajuk dia langsung menggendong Azura ala bridal style.
"Tolong pelan sedikit tuan aku sedang mengandung."ucap Azura yang membuat langkah Diego terhenti dengan tatapan mata yang tidak bisa diartikan Diego langsung bertanya.
"Anak siapa yang kau kandung katakan pada sekarang juga?!"ucap Diego yang kini menurunkan Azura dari gendongannya.
"Tentunya suamiku."ucap Azura dengan santainya.
"Gugurkan sekarang juga."ucap Diego tegas.
"Kau gila tuan! aku sudah terlalu banyak dosa aku tidak ingin menambah dosa ku lagi."ucap Azura yang kini melepaskan genggaman tangan Diego dengan cepat hingga genggaman tangan itu terlepas.
"Ayudia jangan menguji kesabaran ku, aku tidak akan pernah membiarkan mu mengandung anak pria manapun kecuali anak ku."ucap Diego tegas.
"Ya tunggu sebentar aku akan segera kesana."ucap Azura yang kini terlihat khawatir.
"Siapa yang menghubungi mu?"ucap Diego yang kini dibakar api cemburu.
"Sudah kubilang Jodi sakit aku harus segera kesana."ucap Azura yang kini meminta kunci mobil miliknya dari tangan Diego.
"Tolong berikan kunci mobil ku tuan aku sedang sangat buru-buru."ucap Azura.
"Kita akan pergi bersama."ucap Diego yang kini membawa Azura masuk kedalam mobil Ferrari miliknya.
Sepanjang perjalanan menuju ke rumah lamanya Diego terus bungkam dan terlihat sedang memikirkan sesuatu karena gerak-gerik nya.
"Dimana rumah nya."ucap Diego setelah memasuki kompleks perumahan elit tersebut.
"Di depan sana no xx."balas Azura.
Diego pun langsung bergegas kerumah yang dia tau itu adalah milik almarhum kedua orang tua Azura.
"Bukankah ini rumah mu?"ujar Diego.
"Hmm..."lirih Azura.
"Kau menampung pria lain di rumah mu."ucap Diego.
"Anggap saja begitu, terserah kau mau menganggap aku seperti itu."ucap Azura yang kini turun dari mobil Diego disambut sang bibi yang terlihat sangat senang melihat kedatangan nya.
"Ayu, syukur lah nak, bibi bingung harus bagaimana Rakha sudah tidak memiliki uang untuk biaya rumah sakit yang sangat mahal itu."ucap Arum jujur.
"Kenapa tidak menghubungi ku sejak pagi bi,"ucap Azura yang langsung memeluk sang bibi.
"Bibi takut mengganggu pekerjaan mu nak, tapi keadaannya semakin memburuk."ucap Arum yang juga mempersilahkan Diego masuk.
"Jodi, sudah kubilang jangan bekerja dulu kamu masih ngotot, kita masih ada uang untuk bertahan hidup meskipun tidak seberapa setidaknya masih cukup untuk beberapa bulan kedepan setelah aku wisuda secepatnya aku akan cari kerja."ucap Azura yang masih bisa didengar oleh Diego.
"Aku tidak apa-apa Yu, bibi mu yang berlebihan aku hanya butuh istirahat saja."ucap Jodi.
"Jangan ngeyel tubuh mu demam tinggi begini, kita harus segera pergi ke rumah sakit."ucap Azura yang kini membantu sang bibi menggantikan t-shirt jodi karena basah dengan keringat.
...🧸🧸🧸🧸🧸...
Setelah Jodi berada di ruang perawatan rumah sakit yang tidak jauh dari area kompleks perumahan tersebut, kini Jodi sudah bisa istirahat.
Dia terkena tipes, dan akhirnya dia dirawat setelah Azura mengurus administrasi untuk perawatan Jodi.
Awalnya Diego ngotot ingin membayar biaya rumah sakit tersebut, tapi Azura menolak, dia tidak ingin lagi memiliki hutang budi pada siapapun.
Diego sempat marah dan mengembalikan black card pada Azura untuk digunakan tapi Azura bilang dia masih memiliki uang tabungan meskipun tidak seberapa dan dia bilang tidak ingin menggunakan uang orang lain.
Diego tidak bisa memaksa karena saat ini bahkan Jodi di rawat di ruang umum dan berdampingan dengan yang lainnya.
Azura pun meminta sang bibi untuk pulang saja karena dia yang akan menjaga Jodi di rumah sakit.
"Ayudia jangan ngotot, kamu tidak akan nyaman tinggal di sini pulang atau kita pindahkan dia ke ruang VVIP."ucap Diego yang akhirnya sudah tidak bisa menahan diri.
"Kau lupa aku siapa tuan, aku bahkan bisa tidur di emperan toko jika aku mau."ucap Azura yang kini menatap tak suka karena Diego selalu bersikap sesuka hati.
"Kau keterlaluan Ayudia, sepertinya aku terlalu memanjakan mu selama ini."ucap Diego yang kini menggenggam erat tangan Azura yang menahan rasa sakit di pergelangan tangannya hingga suara seseorang membuat tangan itu terlepas.
"Sayang kenapa tidak mengabari suamimu jika kamu ada di sini."ucap Nathan yang kini membawa Azura kedalam dekapannya.
"Jonathan kau sudah sangat keterlaluan, dia wanitaku."ucap Diego yang kini menarik tangan Azura yang kini meringis kesakitan karena Nathan pun tidak mau mengalah.
"Sayang tolong lepaskan dulu tangan ku sakit."ucap Azura dengan lembut.
"Lepaskan tuan Diego, apa kau tidak punya rasa malu karena telah memaksa istri orang untuk bersamamu."ucap Nathan
"Dia wanita ku jika kau lupa itu."ucap Diego.
"Aku rasa kau sakit tuan."ucap Nathan.
"Kurang ajar."ucap Diego yang hendak memukul Nathan, tapi Azura langsung menghentikan nya.
"Hentikan atau aku bunuh diri saja agar kau puas."ucap Azura yang kini memegang pisau bedah yang ia raih dari nampan yang dibawa oleh perawat yang melintas.
Diego pun langsung bergegas pergi meninggalkan keduanya, dia tidak ingin Azura berbuat nekad saat lehernya sudah mulai tergores.
"Sayang apa yang kamu lakukan!"ucap Nathan yang langsung merampas pisau tersebut dan melemparkannya ke sembarang arah.
Ada luka goresan kecil yang kini mengeluarkan darah meskipun tidak terlalu parah tapi itu tidak bisa dibiarkan.
Azura langsung dibawa ke ruang pengobatan oleh Nathan yang kini terlihat begitu khawatir.
"Pulanglah tuan terimakasih untuk bantuannya saya harap ini yang terakhir kalinya kita bersandiwara."ucap Azura yang tetap ingin mengakhiri hubungan mereka.
"Sayang apa yang kamu katakan apa kamu mengira aku bersandiwara dengan ikatan suci itu."ucap Nathan.
"Hubungan ini hanya berdasarkan rasa iba bukan cinta, aku tidak ingin terus dikasihani oleh siapapun. Aku juga tidak butuh status yang hanya akan membuat orang yang berhubungan dengan ku sengsara aku hanya akan memberikan kesialan jadi lebih baik akhiri semua sebelum hari itu terjadi."ucap Azura yang kini meninggalkan Nathan yang mengejar nya.
"Sayang aku sudah bilang aku serius dengan pernikahan kita,"ucap Nathan.
"Aku hamil."ucap Azura.
"Aku tidak peduli dengan itu kita bisa membesarkan anak itu bersama."ucap Nathan tulus.
"Tapi aku menolak."ucap Azura yang kini pergi ke toilet.
Nathan pun langsung mengacak rambutnya frustasi, dia tidak tau lagi harus dengan apa meyakinkan Azura akan keseriusan nya itu.
Azura pun kembali dari dalam toilet, dia masih melihat Nathan menunggu nya di sana,"Temani aku untuk periksa."ucap Azura yang ingin meyakinkan apa yang menjadi beban pikirkan nya saat ini.
"Baiklah sayang."ucap Nathan yang kini tersenyum pada Azura yang akhirnya mau bergantung padanya.
"Dokter Obgyn nya masih ada, saya ingin melakukan pemeriksaan."ucap Azura yang kini terlihat begitu tenang.
"Ada nyonya, tapi sebentar lagi jadwal nya akan segera berakhir."ucap resepsionis rumah sakit tersebut.
"Bilang pada nya tuan Jonathan ingin memeriksa istrinya."ucap Nathan tanpa ragu.
"Ah baiklah."ucap wanita cantik itu dan langsung menghubungi layanan ruangan dokter tersebut.
"Tuan dan nyonya ditunggu di sana."ucap wanita itu.
"Hmm..."lirih Nathan yang akhirnya merangkul pinggang Azura lalu bergegas menuju ruangan dokter Obgyn itu.
"Silahkan masuk tuan Jonathan, suatu kehormatan bisa melayani anda."ucap dokter cantik yang memiliki name tag Alika itu.
"Kau berlebihan Alika, tolong periksa istriku sepertinya dia tidak sabar untuk segera memiliki momongan."ucap Nathan yang ternyata adalah teman baik dari dokter itu.
"Kau yakin tidak salah tuan Jonathan, bukankah calon istri."
"Dia istri pertama ku."ucap Nathan tegas.
Wanita cantik itu langsung terdiam karena ini bukan pertama kalinya Azura datang untuk memeriksa kondisi rahim dan melakukan perawatan khusus area kewanitaan yang selalu ia sendiri yang menangani Azura.
"Baiklah silahkan berbaring di sana nona Azura, sudah lama tidak bertemu."ucap dokter Alika.
"Ayudia, panggil dia dengan namanya aku tidak tau istriku begitu dikenal dengan nama itu, tapi aku tidak suka mendengar nama itu."ucap Nathan , karena nama itu Azura selalu dipandang sebelah mata oleh orang yang sudah tau tentang pekerjaan nya dulu.
"Maaf saya tidak tahu itu."ucap Alika.
Akhirnya dokter pun memulai pemeriksaan USG, dan seperti biasa dokter itu tersenyum setelah itu pada Azura."Rahimnya sehat dan tidak ada tanda-tanda kehamilan seperti yang anda maksud nyonya Nathan, anda hanya mengalami keterlambatan datang bulan."ucap dokter Alika.
"Benarkah itu dokter? Tapi saya kemarin malam mual muntah hingga pagi tadi sebelum saya beraktivitas."ucap Azura yang dijawab dengan tawa kecil dari dokter Alika.
"Anda mungkin hanya mengalami masuk angin dan seharusnya ada tidak usah panik saat itu terjadi hingga suami anda yang super sibuk ini harus meluangkan waktunya datang kesini."ucap dokter itu seakan mengingatkan posisi Azura yang tidak sepenting itu di mata mereka.
"Ah maaf anda benar saya terlalu berlebihan."ucap Azura yang akhirnya pamit keluar lebih dulu.
Sementara Nathan memberikan tatapan mata tajam pada dokter Alika yang akhirnya berkata maaf karena tidak enak hati pada pria itu.
tapi kenapa episod yang k 24 dan smpai seterusnya lama sangat yng nak keluar,,,apa lagi cerita nya bikin penasaran /Grimace/