ada seorang mahasiswi yang aktif mengikuti organisasi dan kegiatan kampus lainnya, pada suatu saat ia mendapatkan sebuah kesempatan mengikuti kegiatan kampus dengan mengunjungi sebuah museum peninggalan kerajaan Balden, Tapi naasnya dia harus mati karena kecelakan di dalam museum.
arwahnya malah masuk ke dalam tubuh seorang Ratu pertama di dalam kerajaan tersebut, bercerai dengan raja bodoh dan menikahi seorang pria tampan bergelar Duke. Duke ini juga di juluki sebagai Raja Iblis.
hari-harinya menjadi seorang istri Duke, harus bertanggung Jawab mengembalikan kejayaan dan keadilan untuk rakyat miskin dan cara bertahan hidup dari sang Duke.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. kehamilan
...----------------episode 30----------------...
"Tuan, para pelayan yang pernah mengikuti Pameran bersama dengan tuan dan nyonya, mereka datang dan meminta izin menghadap tuan"ucap seorang pengawal penjaga pintu ruang kerja milik Alaric sedang menyampaikan pesan dari kesepuluh pelayan tersebut.
*dengan alasan apa sampai mereka berani ingin menghadapku, apa ini tentang istriku? Haah apa aku benar-benar tidak bisa menghukum dirinya dengan baik*batin Alaric.
*jika dia di sayang oleh banyak orang seperti itu. Aku bisa apa?*batinnya lagi pasrah
"sudah lah, katakan kepada mereka. Jika mereka datang menemuiku hanya untuk meminta agar Nyonya tidak di hukum lagi. Hukumanya sudah selesai, aku yang akan membawa istriku masuk ke dalam"ujarnya memberitahukan itu kepada prajurit.
"Baik tuan! Dan terimakasih atas kebajikan tuan. Aku akan menyampaikan kabar ini kepada mereka"seru sang prajurit yang juga seperti kelihatan tersenyum tipis.
*heh? bahkan prajurit penjaga pintuku juga merasa senang dengan keputusanku? Kamu benar-benar sudah mencuri semua hati orangku sayang*batin Alaric merasa keheranan. Ia dengan cepat melepaskan semua berkas di tangannya dan berdiri dari kursi kerja berniat ingin melihat istrinya berlutut.
Tapi sebelum ia keluar dari pintunya, ia di hentikan karena kedatangan Yuna.
"ah tuan? anda ingin keluar?"kaget Yuna yang juga berpapasan dengan Alaric.
"Kenapa kamu bisa masuk ke ruanganku tanpa izinku?"Ketus Alaric melihat Yuna dengan wajah tidak suka.
"maaf tuan.. Aku melihat tidak ada yang berjaga di luar jadi aku masuk saja.. maafkan aku yaah tuan"ucap Yuna membela diri dengan suara mendayu-dayu.
"apa katamu!?" *apa mereka semua pergi juga melihat Ellisha? Kenapa? Tanpa izinku mereka pergi begitu saja?*batin Alaric bertanya-tanya.
"kenapa kamu kemari? saya merasa tidak memanggilmu?"tanya Alaric
"ah soal itu aku ingin memberitahukan tuan soal bahan-bahan yang di butuhkan untuk membuat obat untuk tuan. Aku benar-benar kekurangan untuk membeli bahan-bahannya hehehe, apa boleh saya meminta bayaran untuk bahan-bahan obatnya dengan tuan?"ujar Yuna bertanya.
"Aku tidak bodoh Yuna. Itu urusan Wenston ayahmu sendiri. Minta saja dengannya, dia yang mengurus hal seperti itu selain istriku. sekarang keluar jangan menghalangi jalanku"Ketus Alaric dengan nada suara marah.
"b_baik tuan"Jawab Yuna langsung tertunduk sambil menyamping memberikan jalan untuk Alaric.
Alaric yang tidak peduli pun langsung keluar, tapi tepat Alaric keluar dari pintu. Ia di buat hampir mati, jantungnya berdetak kuat, saat melihat Tubuh Ellisha melewatinya dalam keadaan tidak sadarkan diri, Ellisha di bawah oleh para prajurit dengan menggunakan tandu. dan di ikuti oleh para pelayan lain.
"Tuan, tuan tuan"panggil pengawal yang memanggil Alaric dari tadi karena Alaric terdiam membatu.
"TUAN!"panggilnya lagi dengan teriak. Dan kini berhasil. Alaric bisa bergerak dan langsung menatap pengawal tersebut dengan raut wajah takut.
"Istriku kenapa!?"
"Nyonya pingsan tuan, ia tidak sadarkan diri pada saat kami menemuinya"Jawab Prajurit.
"p_panggil dokter... Aku mohon cepat.. CEPAT!"
"BAIK TUAN!"Jawabnya prajurit langsung berlari.
Sementara Alaric juga berlari kencang menuju kamar Ellisha, tempat mereka menaruh Ellsiha dengan wajahnya yang terlihat hampir menangis sambil mengutuk dirinya.
*ALARIC, IBLIS HINA! KAMU BAHKAN HAMPIR MEMBUNUH ISTRIMU JUGA!!!*
*JIKA DIA PERGI JUGA KARENAMU! KAMU TIDAK PANTAS HIDUP BAHKAN MATI! BAHKAN NERAKA BELUM CUKUP UNTUKMU IBLIS HINA*batin Alaric mengutuk dirinya sendiri.
Sebenarnya Alaric menghukum Ellisha dengan cara berlutut menurutnya merupakan hukuman yang paling ringan. Alaric merupakan anak yang terbiasa dengan kekerasan dari kecil. Rasa kasihan dan dikasihani di hatinya itu hampir mati karena pengalaman hidupnya. Ia tidak mengetahui hukuman seperti itu bisa membuat Ellisha tidak sadarkan diri.
...----------------...
"Bagaimana keadaan Ratu sekarang?"tanya pelayan pengasuh milik Prianka kepada dokter, yang sekarang dokter sedang memeriksa Prianka di kasurnya.
"Haah... Kandunganya tidak apa-apa, tapi sepertinya di keadaan Ratu yang sebentar lagi melahirkan ini lebih baik jangan membuatnya marah dan stres, ini sangat menganggu janin Ratu dan Ratu juga. saya sudah memberikan Ratu obat pereda rasa sakit, di saat Ratu tersadar lebih baik kau langsung memberikan obat penenang lagi. Janin dan Ratu benar-benar lemah dan rentan sekarang"ujar sang dokter panjang lebar.
"yaampun... Ini semua salahku, aku akan melakukan semua perintah mu"lirih pelayan pengasuh.
"apa kamu sudah memberitahukan kondisi Ratu kepada Raja?"tanya dokter kembali.
"sudah, tapi sampai sekarang Raja belum juga datang"jawab pelayan pengasuh.
"Haah... ini benar-benar bencana. Raja merupakan obat sekaligus racun bagi sang ratu. Aku takut Raja tidak bisa menangani amarah Ratu nantinya semoga saja apa yang ku takutkan tidak terjadi"ucapnya pasrah.
...----------------...
Sementara Prianka sedang di periksa, Ellisha pun mengalami hal yang sama, dia juga sedang berada di atas kasur dan belum sadarkan diri, dam sang dokter juga sedang memeriksa tubuh Ellisha dengan penuh ketelitian.
"Yaampun..."teriak dokter yang memeriksa Ellisha, membuat Alaric berjingkrak kaget dan langsung menghampiri sang dokter dengan aura membunuh.
"Ada apa!? Kenapa kamu berteriak? Jika sampai istriku tak bisa kamu sembuhkan, maka nyawamu habis di tanganku hari ini juga"ancamnnya menahan marah.
"aampun tuan ampun... Saya hanya ingin menyampaikan kepada tuan, selamat tuan nyonya sedang mengandung, selamat tuan anda dan nyonya akan menjadi orang tua"seru sang dokter.
"Aaaaaahh nyo_nyonya hamil!!?"
"benarkah!!!?.... aaaaaahhhh"
"kita akan memiliki seorang tuan muda kecil dan imut di rumah kita"
"waaah aku dan kamu akan di panggil bibi bukan!? HAHAHAHA"para pelayan dan sang dokter bersuka cita mendengar kabar tersebut. Termasuk marya ia dengan girang mendengat tubub Ellisha yang belum sadar diri dan menangis bahagia.
"jadi kapan nyonya akan sadar.. Hiks.."tanya Marya.
"Sebentar lagi, saya sudah meresepkan obat untuk nyonya. Jika ia bangun silahkan berikan obat ini untuk ia minum"ujar sang dokter.
"terima kasih banyak dokter terima kasih"ucap Marya merasa terharu.
"kalian keluarlah, aku hanya ingin sendiri bersama nyonya"perintah Alaric tanpa ekspresi.
"baik tuan"ucap mereka keluar dengan perasaan gembira.
Setelah semua pelayan termasuk dokter keluar. Tinggal Alaric dan Ellisha saja di dalam kamar.
Alaric dengan badan yang lemas. ia terduduk di lantai tepat di samping kasur Ellisha.
Kini air matanya benar-benar jatuh. Seorang jenderal perang yang tak pernah terkalahkan kini menangis terseduh-seduh di samping kasur Ellisha.
"kamu hampir membuatku bunuh diri di kediamanku. Sekarang kabar tentang anak kita membuatku hampir gila karena bahagia. Kenapa? Kenapa kamu membuatku selalu merasakan hal baru perasaan yang tak pernah aku rasakan... Kenapaa!?"
"dan sekarang aku merasakan takut... Aku takut anankku akan membunuhmu seperti aku membunuh ibukku, aku takut ia akan merasakan sakit akan kutukan keturunan yang aku rasakan sekarang, anak pertamaku. Buah cinta kita akan tumbuh dengan kutukanku... AAAAAAAAAARRRRGGGGGGHHHH AKU BENCI DENGAN TAKDIRKU TUHAAN!!"
"BERI AKU PETUNJUK AGAR AKU BISA MELINDUNGI KEDUA ORANG YANG KU SAYANGI INI, ISTRIKU DAN JUGA ANAKKU. JIKA ITU BISA DI TUKARKAN DENGAN UMURKU YANG PENDEK INI MAKA AMBILAH TAPI JANGAN BIARKAN AKU KEHILANGAN KEDUA ORANG DIHADAPANKU INI"jeritan penderitaan Alaric lepaskan di samping kasur Ellisha.
"Sayang? Apa itu kamu?"lirih Ellisha pelan di atas kasurnya.
Alaric terkejut saat mendengar suara lembut istrinya itu, ia yang tadinya tertunduk Karena menangis, dengan cepat ia mengusap air matanya hingga kering.
"Iyah aku di sini"seru Alaric mengangkat kepalanya, dan duduk di samping Ellisha.
"apa kamu menangis"tanya Ellisha karena melihat mata Alaric sedikit sembab.
"aku menangis? Hahaha jangan bercanda. Ah iya, tadi kata dokter kamu harus meminum obat ini setelah kamu sadar, ayo aku bantu"ucap Alari penuh kelembutan.
"tidak. Aku tidak minum, sebelum kamu memaafkanku"pungkas Ellisha.
dengan senyuman lembut Alaric mencium bibir Ellisha pelan. "aku sudah memaafkanmu, sekarang minum sebelum aku marah lagi"
"hmmmm!!!"lirih Ellisha mengiyakannya dengan wajah judes.
BERSAMBUNG...