Hari-hari Kimeera di kampus yang bertemu Juan si tengil yang selalu punya seribu macam cara untuk membuat Kimeera merasa kesal dan marah padanya.
Apa akan berunjung cinta atau malah sebaliknya.
ikuti kisah Kimeera disini yah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gibran Atharrazka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21
Waktu berjalan dengan cepat.Banyak hal yang terjadi dan kini keadaan sedikit berubah.
Vecia yang sibuk dengan usahanya serta ujian kelulusan,Kim yang mulai menyusun skripsi dan Vihaan yang masih setia menemani Kim dengan status tak jelas di antara mereka.
Sementara Juan juga sedang berjuang untuk kelulusannya.Begitu pula dengan Sam dan yang lain.
Wajah Kim terlihat berseri-seri,pasalnya judul yang ia ajukan sudah di Acc oleh dosen pembimbing.
Hari itu ia memutuskan mengunjungi Vihaan di kantornya.
Ia memang sudah beberapa kali berkunjung kesama dan dikenal sebagai adik sepupu Vihaan oleh para karyawan.
Kim mengeryit heran melihat Vihaan sedang berdebat dengan seorang wanita yang asing bagi dirinya.
"Meera,kapan kamu tiba?"tanya Vihaan menoleh kearah pintu.
"Maaf,nanti aku kembali lagi"kata Kim seraya berbalik.Ia merasa canggung dengan situasi itu.
"Siapa dia?perempuan pilihan ibumu?"tanya wanita itu sinis.
"Berhenti bicara omong kosong Claudia!"bentak Vihaan keras.
Kim bahkan sampai berbalik,ia tak pernah mendengar Vihaan dengan suara sekeras itu.
Wajah Kim tampak ikut tegang,menatap Vihaan dengan tatapan penuh tanya.Seumur hidupnya ia baru melihat Vihaan semarah itu.
Secara otomatis Kim menatap si wanita yang berpenampilan memukau namun terlihat cukup seksi walau wajahnya terlihat judes.
"Maaf Meera membuatmu takut"kata Vihaan pelan.Kim melangkah mendekat kearah pria yang terlihat kacau itu.
"Oh jadi kamu Meera?aku Claudia pacarnya Vihaan!"kata wanita itu dengan lancang.
"Aku tidak bertanya!"balas Kim ketus.
"Vihaan apa dia benar pacarmu?"tanya Kim menatap Vihaan meminta jawaban.
"Lebih tepatnya mantan pacar Meera"kata Vihaan melirik tajam Claudia yang malah mendengus tak suka.
"Oh mantan pacar,aku pikir masih pacaran bisa jantungan tante kalau kamu bawa dia kerumah"kata Kim menyindir.
Claudia berang,ia menarik lengan Kim dengan kasar sampai Kim terhuyung kearah gadis itu.
"Jangan kasar Claudia!"sentak Vihaan langsung merangkul Kim spontan.
"Dia itu siapa sih?kenapa kamu membela dia seperti itu.Apa karena dia kamu pergi begitu saja,kamu jahat Vihaan!"sentak Claudia dengan suara meledak-ledak.
"Jaga ucapanmu Clau,aku tidak meninggalkan kamu tanpa alasan.Kamu pikir aku tidak tahu hubunganmu dengan Robert.Tidak perlu playing victim.Kita sudah putus sejak dua tahun lalu.Kenapa kamu tiba-tiba kesini,sudah di campakan oleh selingkuhanmu itu iya?berharap kamu bisa kembali padaku dengan gampangnya?tidak semudah itu Claudia,harga diriku terluka karena penghianatanmu jadi jangan berharap aku bisa menerima kamu lagi untuk kedua kalinya"ujar Vihaan dengan tatapan tajamnya.
"Kamu hanya salah paham Vihaan,Robert yang membuat kita salah paham.Aku pikir kamu mengerti tapi kamu malah pindah kesini"kata Claudia lagi.
"Aku tidak butuh penjelasanmu sekarang,aku sudah punya seseorang yang lebih baik darimu "kata Vihaan terdengar tega.
Claudia menatap Kim dengan tatapan sinis.
"Perempuan seperti ini sebagai penggantiku,yang benar saja Vihaan.Dia ini cuma anak kecil yang belum bisa apa-apa selain bersikap manja dan bergantung padamu.Setidaknya kamu harus cari yang lebih dari aku"hina Claudia sinis.
Vihaan tampak emosi,namun Kim malah tertawa lepas.
"Sorry apa tadi?anak kecil?iya benar sih aku anak kecil tante.Hanya saja anak kecil sepertiku punya harga diri yang lebih tinggi daripada harga diri tante yang di obral murah itu,anak kecil ini senang sekali Vihaan terlepas dari tante-tante kayak kamu!"balas Kim sarkas.
Claudia melotot marah,dengan cepat ia menghentakan tangannya ingin menampar Kim.
Tap!
Vihaan menahan tangan Claudia sebelum mendarat di pipi mulus Kim,jelas Vihaan tidak akan merelakan Kim di sakiti di depan matanya.
"Jangan menyentuh Meera,jika kamu melakukan itu aku tidak akan segan-segan akan menyakiti kamu.Hubungan kita sudah selesai Clau,aku tidak akan mengulang luka lama bersamamu.Dan wanita yang kamu sebut anak kecil ini bahkan bisa membeli apapun di dunia ini dengan sangat mudah jika ia mau,hanya saja dia tidak sepertimu.Dia dan kamu beda kelas jadi jangan pernah mengganggunya kecuali kamu ingin mati sia-sia"kata Vihaan tajam.
Claudia menatap Kim dengan tatapan penuh kebencian.
"Astaga tante,jangan menatapku seperti itu.Aku hanya seorang anak kecil bisa mati ketakutan melihat tatapan horor seperti itu"ledek Kim membuat Claudia meraih vas bunga lantas membantingnya hingga pecah untuk melampiaskan rasa marahnya.
"Keterlaluan kamu Vihaan!kamu jahat!"teriak Claudia lantas berlalu dari sana.
"Seram amat mantanmu"celetuk Kim sambil bergidik ngeri.
"Diam dan jangan tertawa"kata Vihaan namun malah Kim cekikikan.
"Kamu kenal dimana sih mak lampir versi lite begitu?"tanya Kim lagi sambil melangkah menuju sofa di ujung ruangan dan duduk disana.
"Tidak perlu membahas dia Meera.Dia tidak sepenting itu untuk di bahas"elak Vihaan kembali duduk di kursi kerjanya.Lantas menelpon agar salah satu OB datang untuk membersihkan kekacauan yang di buat Claudia tadi.
"Seram sih tapi lucu juga,kok bisa kamu punya mantan pacar segalak dia.Syukur saja sudah putus kalau tidak tante Kania bisa gila punya menantu seperti itu"cerocos Kim membuat Vihaan menarik napas panjang.
"Diam Meera,jangan lagi membahas hal itu.Sekarang jawab kenapa tiba-tiba kamu datang ke sini,bukannya kamu sibuk sama skripsimu itu"kata Vihaan.
"Sudah di acc,dan aku senang banget sekarang.Ya walaupun masih panjang sih perjuangan aku buat dapat gelar"kata Kim lagi.
Obrolan mereka terjeda karena kehadiran si OB yang dengan sigap membereskan semua kekacauan yang dilakukan Claudia.Setelah menyelesaikan tugasnya si OB segera berlalu dengan sopan dari sana.
"Oh ya,aku ada sesuatu buat kamu"kata Vihaan lantas mendekat ke sofa Kim sambil membawakan sebuah berkas pada gadis itu.
"Apa ini?"tanya Kim sambil menerima berkas tersebut.
"Lihat saja sendiri"kata Vihaan sambil tersenyum.
Kim menurut,membuka lembaran pertama,membaca dengan kening sedikit berkerut tajam.
"Siapa laki-laki ini Vihaan?"tanya Kim sambil memperlihatkan foto seorang pria parubaya.
"Dia papa kandung kamu.Namanya Karim Mahesta,sekarang beliau sekarang tinggal di luar kota dan sudah punya keluarga"ujar Vihaan menatap wajah Kim lekat.Melihat setiap ekspresi wajah Kim yang tampak berubah-ubah setiap membaca informasi yang tertulis disana.
"Apa kamu tahu alasan dia pergi meninggalkan mama dan aku?"tanya Kim pelan.
"Tidak,agak lebih privasi jadi anak buahku belum bisa mengetahui hal itu kecuali informasi yang kita dapat sekarang ini"kata Vihaan.
"Aku mau menemui dia"kata Kim menatap Vihaan dengan tatapan memohon.
"Tidak sekarang Meera.Nanti ada waktunya"kata Vihaan lembut.
"Tapi aku butuh jawaban untuk setiap pertanyaanku ini Vihaan.Dia melupakan aku begitu saja seolah aku tak pernah ada di dunia ini"kata Kim sendu menatap foto pria itu.
"Aku janji akan mengantarmu menemui beliau.Tapi itu nanti setelah kamu wisuda.Jadi aku punya alasan buat mengajakmu pergi berlibur sekaligus mencari papamu di luar kota"kata Vihaan membujuk Kim.
"Benar ya Vihaan,Oke aku akan berusaha agar secepatnya menyelesaikan skripsiku dan setelah itu bisa wisuda"kata Kim terlihat bersemangat.Vihaan tersenyum senang melihat Kim tidak down karena hal itu,malah jadi bertambah semangat.
Pintu ruangan diketok dari luar tak lama muncul seorang perempuan berpenampilan rapi dan modis.Dia adalah Maura,sekretaris di kantor itu.
"Maaf pak,anda sudah di tunggu di ruang meeting.Klien kita sudah menunggu"kata Maura dengan sopan.
Maura mengangguk pelan pada Kim sambil tersenyum.Jelas saja Maura tahu siapa Kim.
"Mari nona Meera,maaf kami tinggal untuk meeting"kata Maura ramah.
"Astaga tidak perlu bersikap formal seperti itu kak Maura.Aku juga sudah selesai kok,mau pulang saja.Tadinya mau mengajak bos mu untuk makan siang sekalian tapi malah melihat drama picisan"kata Kim sambil tertawa.
Vihaan hanya menggeleng pelan melihat interaksi keduanya.
"Iya tadi sempat melihat singa betina itu masuk disini.Hanya saja karen itu ranah pribadi jadi aku tidak berani ikut masuk kesini"kata Maura berbisik.
"Lah kak Maura tahu ada mak lampir versi lite tadi kesini?ih seram tahu kak"kata Kim sambil tertawa.
"Ayo Maura,malah bergosip kalian"kata Vihaan usai mengumpul berkas yang akan ia bawa keruang meeting.
"Vihaan aku balik saja ya,soalnya meeting itu pasti lama jadi lebih baik aku pulang kerumah sekarang"kata Kim lagi.
"Ya hati-hati dijalan,maaf aku tidak bisa mengantarmu pulang"kata Vihaan menepuk puncak kepala Kim lembut.
Vihaan dan Maura keluar beriringan.
"Sweet banget pak sama nona Meera,kapan di resmikan hubungannya.Jangan lama-lama pak nanti di culik orang"goda Maura sambil tersenyum.
"Tidak ada yang berani menculik Meera"kata Vihaan serius.
"Astaga pak,bukan itu maksudku.Maksudku adalah di curi hatinya gitu pak"kata Maura menepuk dahinya pelan.
"Hatinya sudah jadi tawananku,tidak akan kemana-mana dan tidak bisa di culik orang"kata Vihaan datar dan serius.
"Dih pak bos bisa saja"kata Maura pelan.
Sementara Kim segera bergegas pulang kerumah.Informasi yang baru saja ia dapat cukup membuat ia berpikir keras.
Kenapa Karim Mahesta pergi meninggalkan mereka begitu saja tanpa penjelasan.
Atau memang ada penjelasan itu sendiri yang tak bisa di jelaskan oleh sang mama.
Kepala Kim serasa mau pecah memikirkan jawabannya.
Semua masih abu-abu dan membuat rasa sakit yang dulu pernah ada kembali berdenyut lagi