Cassandra Yohana gadis berusia 17 tahun yang masih memakai seragam abu-abu. Hobinya suka bolos dan tidur ketika jam pelajaran. Tapi nilai raport nya selalu memuaskan sehingga membuat Casandra besar kepala.
"Untuk apa punya otak kalau ngak digunain, percuma kutu buku kalau otak lu aja masih lemah." Ucapan Casandra begitu pedas ketika melihat siswi kutu buku.
Hingga suatu saat kelasnya kedatangan seorang guru baru yang langsung membuat kebiasaan dan kehidupannya Casandra jungkir balik.
Arsenio Xalendra, pria matang yang memilki karisma, tapi tatapan matanya begitu tajam dan dingin membuat siapa saja yang melihatnya akan merasa terintimidasi. Tapi bagi Casandra, Arsenio Xalendra adalah pria jahat dan kejam yang sudah membuat kehidupannya tidak lagi tenang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fakta Arsen
"Wooyy... Abang tampan." Greta begitu berisik saat kedatangan Steve di kursi mereka.
"Apa kabar kamu, keponakan." Steve mengacak-acak rambut Greta membuat gadis itu kesal dan cemberut.
"Abang ihh, rambut aku jadi berantakan." Sungutnya sambil membenahi helaian rambutnya yang berantakan.
"Dih, lebay.." Steve tertawa.
Casandra hanya geleng kepala melihat Greta yang cemberut, setiap bertemu keduanya pasti seperti kucing dan anjing.
"Hay, San. Apa kabar." Steve juga menyapa Casandra.
"Baik bang."
"Dih, kalau sama Sandra aja manis bener kaya coklat." Greta mendelik.
Steve malah tertawa. "Habis dia gemesin, ngak kayak kamu nyebelin." Ucap Steve sambil menarik pipi Greta.
Casandra ikut tertawa melihat Greta dan Steve saling mengolok.
Dan sejak tadi Arsen tidak melepaskan pandangannya pada Casandra yang tertawa dengan seorang pria yang juga dia kenal.
Arsen berdiri dari duduknya, membuat Louis kaget.
"Eh, tuan. Mau kemana?" Tanya Louis yang melihat Arsen hendak pergi.
Arsen tidak menjawab melainkan terus berjalan menuju meja di mana dirinya merasa sesuatu.
"Tapi kan aku ngangenin wlee.." Greta masih terus meledek Steve yang juga membalas ledekkannya.
"Kalian ini kayak tim and Jerry tau ngak." Casandra dengan sedikit tawanya.
"Permisi.."
Tiba-tiba suara bariton terdengar membuat ketiganya berhenti tertawa dan menoleh ke arah sumber suara.
"Arsen..!!" Steve tampak terkejut melihat Arsen.
"Yes, how are you Steve?" Arsen tersenyum tipis mengulurkan tangannya pada Steve.
"I'm fine brother." Steve langsung menyalami Arsen dan memeluk pria itu dengan tawa.
Greta dan Casandra sempat terkejut melihat guru mereka ada di sini, dan sejurus kemudian mereka saling pandang dengan tatapan bingung.
"Duduk Arsen." Steve menyuruh Arsen duduk.
Sebelum duduk Arsen melirik Casandra yang cuek.
"Pak Arsen? anda disini?" Greta lebih dulu memberi pertanyaan.
Arsen mengalihkan tatapannya pada Greta. "Yeah, bukankah ini tempat umum." Jawab Arsen dengan senyum smirik.
Greta hanya manggut-manggut, sedangkan Casandra sama sekali tidak memperdulikan.
Arsen menatap Casandra. "You know that girl?" Tanya Arsen pada Steve.
Steve menatap Cassandra dan tersenyum. "Ya, dia gadis cantik dan manis yang selalu datang saat aku tampil." Jawab Steve sambil tersenyum pada Cassandra, begitu juga dengan Casandra yang membalas senyum Steve tipis.
Arsen yang melihat respon keduanya mendadak menjadi kesal, dadanya mulai bergemuruh dengan tatapan tajam.
Cassandra tidak sengaja melirik ke arah Arsen, dan dirinya mendadak gugup saat Arsen menatap tajam ke arahnya.
"Bang, kalian saling kenal?" tanya Greta lagi membuat Arsen mengalihkan tatapannya dari Casandra.
"Ya, kami kenal saat kuliah. Bahkan Arsen menikah pun aku datang." Steve bercerita tanpa ada beban.
Sedangkan Arsen hanya bisa tersenyum kecut mendengar ucapan Steve.
Greta menutup mulutnya, mendengar ucapan Steve, dan Cassandra hanya menoleh sebentar pada Steve.
"Jadi pak Arsen sudah menikah? kapan?" Greta begitu kepo, dirinya tidak percaya dengan apa yang dia dengar.
"Ck, Tidak penting." Arsen menimpali.
"Sudah lama, bahkan kini Arsen sudah menjadi duren alias duda keren." Steve tertawa setelah mengatakan itu.
Greta semakin tak percaya dengan apa yang dia dengar, ternyata gosip yang pernah dia dengar disekolah itu benar.
Arsen menatap Casandra begitu juga dengan Casandra. Keduanya saling bertatap dengan diam. Arsen dengan perasaan nya yang kesal, dan Casandra yang menatap Arsen dengan tatapan tak berarti.
