Melisa tiba-tiba harus mengalami insiden buruk membuat dirinya kehilangan nyawa. Ia pikir hidupnya akan berakhir di sana tapi siapa sangka ia justru bangun dalam sebuah ruangan yang sangat kumuh.
"Ibu...ibu hiks bangun Bu hiks aku janji tidak akan menggangu ibu lagi hiks ibu..." Tangis anak kecil yang ada di sisi ranjang.
"Siapa ibumu ?" Tanya Melisa dengan bingung.
"Ibu hiks anda sudah sadar hiks..."
"Ha ? siapa yang kamu panggil ibu ?" Bingungnya.
"Ma-maaf hiks aku benar-benar minta maaf jika ibu maksudnya nyonya tidak ingin di panggil seperti itu lagi." Ujar Anak laki-laki lalu bersujud di atas lantai kayu.
"Apa yang sebenarnya terjadi ?" Bingungnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aif04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bintang Hitam Adalah Portal
‘ku harap semua akan baik-baik saja untuk kedepannya dan kami bisa keluar dari tempat aneh yang menyebalkan ini.’ Batinnya.
...****************...
Disebuah kastil yang begitu tua tampak disebuah ruangan yang begitu besar para monster-monster itu tengah menikmati hidangan mereka. Gelas kaca yang berisi
cairan berwarna merah pekat di tambah dengan organ tubuh manusia yang berupa jantung tampak berada di piring masing-masing dari monster-monster itu.
“Kau sangat luar biasa Riner karena bisa mendapatkan begitu banyak jantung manusia, tidak sia-sia selama ini kami memberikanmu kekuatan.” Ujar salah seorang monster yang tampaknya sangat bahagia itu.
“Hahaha itu tidak terlalu susah untuk saya yang merupakan seorang tabib dari dunia manusia. Saya bisa dengan mudah untuk mendapatkan jantung-jantung itu dari para pasien yang memang sudah akan mati itu. Dari pada mereka mati sia-sia lebih baik mereka mati dengan cara yang lebih berguna.”Ujar Riner yang tidak lain atau tidak bukan adalah tabib li. Jika Melisa mendengar hal ini maka ia bisa
saja mencakar wajah tabib gila ini.
“Pemikiran manusia memang terkadang mengerikan.” Sarkas salah satu monster.
“Itu baru sedikit dari pemikiran yang anda dengar, masih ada pikiran yang bahkan lebih menakutkan dari apa yang saya pikirkan karena manusia adalah makhluk dengan seribu kejutan. Jika mereka baik maka mereka benar-benar seperti malaikat akan tetapi apabila mereka jahat maka iblis pun bisa kalah dalam berbuat jahat.” Ujar Riner.
“Tetapi mau bagaimanapun manusia maka mereka tetap mejadi makanan kami nantinya, setelah saat yang tepat kami akan datang ke dunia manusia lalu memakan mereka semua.”
“Tapi bagaimana dengan dua manusia yang saat ini menyusup ke dalam ruang dimensi ini ? apa kau sudah menemukannya ?” Tanya salah satu monster.
“Untuk saat ini belum tapi tenang saja mereka tidak akan bisa keluar dari sini karena saya telah menutup semua portal untuk keluar.” Jelas Riner lalu meminum minuman dari gelas yang ada di depannya.
“Sungguh pemikiran yang sangat luar biasa, kau memang sangat bisa diandalkan Riner.” Puji pimpinan monster itu yang tampaknya sangat disetujui oleh yang lainnya.
“Jika ada orang yang sepertimu maka sebentar lagi semuanya akan siap dan kita akan berkuasa. Manusia akan menjadi budak serta makanan untuk bangsa kita.” Sorak salah satu monster dengan mulutnya yang penuh dengan darah akibat baru saja memakan jantung itu.
“PROK”
“PROK”
Suara tepuk tangan terdengar jelas di ruangan itu. Bahkan suaranya menggema di dinding tempat makan itu. Sontak semua orang langsung menatap pada sumber suara yakni pria yang menggunakan kaca mata dengan rambut klimisnya tengah berdiri dengan santainya di dalam ruangan itu.
“Percakapan yang benar-benar luar biasa antara makhluk yang sama-sama jeleknya.”Ujar Ian dengan tangan yang ia lipat didepan dada.
“Kau ! manusia yang sudah menyusup kesini, hahaha kali ini kau menyerahkan diri langsung pada kami jadi kami tidak perlu lagi untuk mencarimu. Dasar manusia bodoh dan angkuh.” Ujar salah satu monster disitu. Sedangkan yang lainnya seperti memiliki pemikiran yang sama dengan monster yang satu itu.
“Kau akan mati disini tapi tenang saja kami akan memberikan kematian yang paling istimewa untuk manusia sepertimu.” Tambah monster yang lainnya.
Sedangkan Ian hanya diam tanpa niat sedikitpun untuk membuka mulut. Tapi sedetik kemudian ia melepas kaca mata dari matanya hingga semua orang yang ada disana dapat melihat dengan jelas mata merah miliknya.
“Ctak.” Hanya dengan satu jentikan jari penampilan pria itu berubah drastis. Dari sosok kutu buku yang aneh berubah menjadi pria gagah dan tampan dengan baju khususnya.
Sontak satu ruangan terdiam, bagaimana tidak saat ini yang berdiri dihadapan mereka adalah Andrea. Manusia yang bisa menghancurkan sekawanan monster hanya dengan seorang diri. Ajudan dari duke Ferdinand tapi lebih ditakuti oleh musuh dari pada sang duke.
“Ba-bagaimana mungkin ?” Ujar Riner tidak percaya.
Dia tau betul jika menghadapi pria ini maka tidak akan ada kesempatan bagi mereka untuk menang.Mereka melakukan rencana di desa kecil ini hanya untuk menghindari pria ini dan memperkuat kekuatan tapi akan berbeda jika mereka bertemu dengan pria ini sekarang itu adalah kegagalan di awal.
“Cepat lari dari pria itu jika kalian tidak ingin mati !” Pinta pimpinan mereka.
Monster-monster itu bagaikan kelinci ketakutan dihadapan pria yang saat ini seperti singa yang siap memangsa mereka.
“Stts bisakah kalian diam ? terlalu berisik jika kalian begitu. Bagaimana jika kita mainkan satu permainan yang cukup seru. Jika aku terhibur maka aku akan melepaskan kalian, bagaimana bukankah menarik ?” Tanyanya.
“Permainan ? kami mau permainan apa itu ?” Tanya salah satu monster di sana.
“Mari bermain tangkap anak kelinci.” Ujar Andrea.
“Tangkap kelinci ? disini tidak ada hewan apalagi kelinci.”
“Itu benar, jadi karena tidak ada kelinci maka kita ganti menjadi tangkap monster.” Sontak seluruh monster yang ada di ruangan itu terdiam tanpa mengatakan apapun. Sepertinya memilih bermain dengan pria ini adalah pilihan yang sangat buruk.
“Baiklah dalam hitungan ketiga maka kalian mulai saling bertarung yang paling banyak membunuh maka dia yang akan aku biarkan hidup. Jadi jika kalian ingin hidup maka kalian tau apa yang harus kalian lakukan.”
Sepertinya tidak ada pilihan bagi mereka kecuali menuruti apa yang menjadi keinginan pria itu jika ingin tetap hidup.
“Dan kau juga ikut, karena sifatmu seperti monster maka kau juga ikut bermain bersama mereka.” Andrea menunjuk kearah Riner yang sudah siap melarikan diri dengan kalung bintang hitam miliknya.
“Baiklah satu,dua,tiga mulai !”Aba-aba dari Andrea.
SRET.”
“AKH”
“BRAK”
“BRUGHT.”
Ruangan itu benar-benar sangat berantakan, dengan darah yang bertebaran di mana-mana, teriakan kesakitan dan juga potongan tubuh dari monster-monster itu. Tapi ekspresi berlawan justru di tampilkan pada wajah Andrea. Pria itu hanya diam dan menonton dengan malas saat monster-monster itu saling membunuh.
'Menjijikan.' Batinnya.
*
*
*
Sedangkan di tempat lain melisa hanya bisa menatap khawatir pada bangunan itu. Walaupun mereka sangat sering berselisih tapi mereka benar-benar cukup dekat beberapa waktu ini.
“Monster-monster jelek itu tidak memakannya kan ? atau mungkin saat ini dia sedang dipotong-potong oleh monster jahat itu. Ya ampun tuan Ian semoga saja tubuh anda masih utuh saat anda kembali lagi ke sini.” Doa Melisa untuk pria itu.
Saat sedang asik melihat dan menunggu pria itu mendadak dari belakang ada yang menyentuh bahunya.
“Apasih…” Ujar Melisa merasa risih saat ada yang menyentuh bahunya.
“Ish apasih…” Risihnya.
“Apaan sih !.”
“Kau !.”
Melisa terdiam saat ia menoleh kebelakang, rasa kaget menyentuh ke jantungnya saat melihat sebuah liontin dengan bandul bintang hitam itu tengah melayang di belakangnya.
“HA-HANTU!!” Teriaknya saat itu juga.
Sedangkan kalung itu justru semakin berputar-putar mengelilinginya.
"Apa kau ini punya hantu ?” Kalung itu ke kanan dan ke kiri seperti mengatakan tidak setuju dengan apa yang wanita itu tanyakan.
“Oh kau bukan punya hantu ?” Kalung itu kembali bergerak ke kanan dan ke kiri mengatakan tidak dengan apa yang di katakan dengan wanita itu.
“Jadi kenapa kau ada disini ? apa mungkin kau tersesat disini ?” kalung itu kembali bergerak sama seperti sebelumnya. Lalu bergerak aneh membuat Melisa dengan sangat keras memahami apa maksud dari gerakan kalung terbang itu.
“Kau ingin aku mengikutimu ?”Tanyanya. Kalung itu bergerak naik dan turun seperti mengiyakan perkataan Melisa.
“Maaf aku sedang menunggu temanku jadi aku tidak bisa mengikutimu, nanti saja jika temanku kembali maka aku akan mengikutimu.” Kalung itu terus saja bergerak memaksa agar Melisa untuk mengikutinya.
Tapi Melisa benar-benar tidak bisa meninggalkan tempat itu karena ia sudah berjanji dengan Ian untuk tetap tinggal disini. Tapi kalung ini benar-benar memaksanya untuk pergi mengikutinya.
“Maafkan aku…” Ujar Melisa akhirnya. Kalung itu terus berputar seakan-akan bahwa itu adalah hal yang harus dilakukan oleh Melisa.
“Apakah itu dekat ?” Tanyanya.
Kalung aneh itu kembali bergerak keatas dan kebawah membenarkan apa yang di katakan oleh gadis itu.
“Baiklah aku akan mengikutimu tapi itu hanya sebentar saja.” Ujar Melisa lalu berdiri dengan perlahan dan mulai mengikuti kalung aneh ini. Menurut instingnya kalung aneh ini sepertinya tidak memiliki niat yang jahat padanya jadi tidak masalah untuk ikut apa yang diminta oleh kalung itu. Siapa tau itu mungkin informasi yang cukup berharga bagi dia dan juga Ian nanti.
'Aku harap ini keputusan yang tepat untuk mengikuti kalung aneh ini.'
Hingga akhirnya kini mereka berada di tempat dengan lapangan yang cukup besar itu. Kalung itu berhenti dan mengambang di tempat. Tak lama kemudian angin bertiup begitu kuat sehingga Melisa hanya bisa menutup matanya.
“BLASH.” Angin terakhir bertiup sangat kuat hingga Melisa hanya bisa menutup mata dengan kuat. Lalu saat ia membuka mata wanita itu benar-benar sangat terkejut saat melihat benda yang selama ini mereka cari telah ada disana.
“Dia benar jika bintang hitam adalah portal.” Gumamnya
please author update yg banyak 🙏🙏🙏
ayo dong author di up yg banyak episode nyaaa
sampe gereget aku nungguin update mu thor...
makin seru ini👍🏻