NovelToon NovelToon
Kisah Klasik Remaja

Kisah Klasik Remaja

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Idola sekolah
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: 123123tesmenulis

Simon adalah remaja berusia 16 tahun yang mempunyai pacar bernama Maria.

mereka sudah pacaran selama 3 tahun. ya, sejak SMP sampai saat ini. seluruh murid sekolah Bina Bangsa sudah tidak asing lagi dengan pasangan ini. bukan pasangan yang romantis sebenarnya namun mereka berdua sama sama berprestasi.

Simon yang pandai dalam berorganisasi dan calon ketua osis, sedangkan Maria yang berprestasi di bidang olimpiade sains.

Mari kita ikuti kisah cinta mereka disini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 123123tesmenulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Seberapa Pintar Maria?

"awas ya kalo lo berani bilang sama Simon kejadian barusan!"

Maria hanya mengangguk. biar bagaimanapun, dia masih butuh Cintia di tim OSN. Biarlah sakitnya jambakan Cintia di rambut nya barusan ia tahan sampai OSN selesai.

Cintia lalu meninggalkan Maria sendiri.

Sedangkan Maria menuju wastafel lalu merapihkan penampilannya lagi.

Jangan sampai ada yang tau kalau barusan Cintia mengasarinya dengan menjambak Rambut dan hijabnya hingga acak acakan. Tak lupa makian kasar juga Cuntia lontarkan.

Selama ini semua Siswa memang menyangka bahwa Cintia adalah pacar Simon karena dimana ada Simon selalu ada Cintia dan Raffi yang menyertainya.

Mereka juga dipandang sebagai couple goals karena sama sama berasal dari kelas unggulan dan yang satu juara kelas yang satu runner-up nya.

Simon yang tidak pernah ambil pusing dengan rumor tersebut malah membuat Cintia salah Faham sampailah pada saat Simon mengatakan bahwa ia punya pacar namun hanya ke beberapa orang saja. Membuat Cintia merasa bahwa dialah pacar yang dimaksud Simon. Walaupun pada akhirnya dia tau bahwa memang bukan dia.

Tapi kemarin ketika Simon mengatakan bahwa Maria adalah pacar yang selama ini ia sembunyikan membuat Cintia tidak bisa menahan kesedihannya yang berujung pada rasa benci terhadap Maria.

"Cin.." Simon memanggil Cintia,

"iya Mon?"

"tolong berikan uang kepada Raffi untuk service mesin Fotocopy.."

"eh.. Oh iya oke.."

Simon pun berlalu. Sedangkan Cintia bernafas lega karena dia kira Simon tau perbuatan nya barusan.

Setelah shalat Dhuha dan tilawah Al-Qur'an bersama, semua siswa/i Islamic Boarding school langsung memasuki kelasnya masing masing dan memulai pembelajaran.

sedangkan Maria mengikuti rapat bersama dewan guru.

Bukan sebagai Siswa, namun sebagai pembina OSN tapi tentunya orang lain tidak tahu akan hal ini.

"baik sekian presentasi dari saya. Jika ada yang ingin ditanyakan silahkan"

Maria mengakhiri persentasinya.

"baik terimakasih Maria. Silahkan bagi guru yang ingin bertanya "

"apakah tidak ada guru lain yang lebih berkompeten daripada harus mengambil dari siswa pak?" ucap pak Haris dia adalah guru mata pelajaran matematika.

"baik, itu pertanyaan untuk saya sepertinya bukan untuk Maria" jawab pak Guntur.

"jadi begini Bapa/ibu. Awalnya saya memang mengajukan untuk merekrut guru baru khusus untuk Tim OSN ini. Namun dari pihak yayasan tidak menyetujuinya karena jumlah guru saat ini di sekolah kita sudah maksimal. Jika ada perekrutan guru baru, maka ada 2 kemungkinan. Yang pertama adalah pengurangan jam mengajar pada guru dengan mapel yang sama, atau pemutusan hubungan kerja terhadap guru mapel yang mapelnya sama atau diikutsertakan OSN. akhirnya saya memutuskan untuk merekrut juara IMO untuk membantu merintis tim OSN sekolah kita" jelas pak Guntur.

Lalu seorang guru perempuan juga mengangkat tangannya

"pak Haris mungkin tidak mengajar di kelas akselerasi, jadi bapak tidak tahu seberapa cerdasnya siswa yang baru saja mempresentasikan program nya. Jika berkenan silahkan bapak tes sendiri. anak saya, Maria dia pasti bisa menyelesaikan soal yang bapak berikan"

Dia adalah Ibu Tina. Wali kelas akselerasi yang juga guru Kimia.

"baiklah, setelah ini jika berkenan silahkan Nak Maria ke ruangan saya untuk menyelesaikan soal matematika dari saya "

Maria menatap pak Guntur yang dibalas anggukan oleh pak Guntur.

"baik pak.. " ucap Maria akhirnya.

"tolong jangan hanya mata pelajaran matematika saja pak, tapi semua mata pelajaran. Bagaimana guru yang lain apakah setuju?"

"ya betul"

"setujuu"

"betul pak"

Sahut sahutan mereka berseru.

tok tok tok

Pak Guntur mengetukan palunya.

"mohon tenang bapak/ibu!!"

Semuanya kembali terdiam.

Sebenarnya mereka kesal dengan Maria karena statusnya sebagai siwa namun dia dengan lancangnya mengajukan dana yang tidak sedikit dengan dalih pengembangan OSN.

"dikira 150jt itu sedikit apa?"

"Maria, boleh ibu tau sejak kapan kamu ikut OSN dan bagaimana perjuangan kamu?"

Kini Bu Tina bertanya. Ia rasa teman sejawatnya memang salah faham. Mereka tidak tau kalau les OSN itu memang mahal.

"baik, izin bapak dan ibu guru semua.."

Maria mulai menjelaskan awal mulai ia mengikuti OSN matematika dari SD kelas 4 sampai SMP kelas 9 dan puncaknya adalah IMO. Dan juga cita citanya untuk memenangkan olimpiade kimia internasional tahun depan.

"jika ditanya apakah dulu saya les? jawabannya iya. Bahkan sampai saat ini saya masih les untuk mempersiapkan OSN Kimia.."

"ketika SD saya tidak tahu berapa biaya les saya karena semuanya sudah dibayar oleh ayah saya. Namun ketika SMP biaya les saya per pertemuan adalah sebesar 2juta rupiah. Sedangkan jika mendekati OSN seperti ini saya akan les setiap hari. Silahkan bapa ibu bisa kakulasikan perkiraan berapa biaya yang orang tua saya keluarkan untuk sekedar les OSN. Belum lagi mereka juga mendaftarkan saya les 3 bahasa, les Al-Qur'an dan les desain grafis.. "

Semua guru akhirnya mengagguk mengerti.

"ternyata dia anak orang kaya.."

"iya pantes aja pinter"

bisik guru lainnya.

"baiklah, terimakasih nak. . " ucap bu Tina akhirnya.

"baik saya rasa cukup bapak/ibu. Saya harap setelah ini tidak ada lgi yang mengucilkan Maria. Karena Maria adalah bagian dari kita. Selanjutnya untuk dana tim OSN. Saya akan mengusahakannya kepada kepala sekolah dan juga pihak yayasan. Semoga secepatnya ada titik terang."

"saya rasa cukup untuk hari ini rapat saya akhiri wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.."

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.." jawab guru guru lain serempak dan mulai meninggalkan ruangan.

"nak,, " Bu Tina menyentuh bahu Maria pelan.

"iya bu?" balas Maria sopan.

"kamu baik baik saja?" tanya Bu Tina.

Maria diserang sana sini ketika rapat tadi. Bu Tina khawatir akan mental anak didiknya akan terguncang. Apalagi yang dihadapi adalah guru seluruh sekolah. Yang notabenenya tidak semua mengajar di kelas akselerasi.

"iya bu, tidak apa apa, hanya sedikit ingin menangis" jawab Maria sambil bercanda.

"ayo di ruangan ibu kalo amu menangis" Bu Tina merangkul Maria.

"eh engga kok bu, saya baik baik saja.. saya harus ke ruangan pak Haris kan bu? Bisa tolong antarkan saya?"

"kamu serius mau kesana? "

"mereka mau pembuktian kan bu? Saya akan buktikan" jawab Maria sedikit angkuh. Bu Tina tersenyum, dibalik pembawaannya yang anggun ternyata Maria tidak mudah terintimidasi. Bahkan sangat berkarakter, jarang sekali ada yang seperti ini.

Yasudah ayo..

dijalan Maria berpapasan dengan Cintia. Dia melepaskan jas pembina OSN nya dan melirik sekilas Cintia lalu berlalu pergi bersama Bu Tina.

sedangkan Cintia memicingkan matanya heran. Kenapa jas yang digunakan Maria sama dengan jas yang digunakan dewan Guru?

"ah udah lah bodo amat.." ucapnya seraya pergi.

...****************...

"sebanyak ini pak?" tanya Maria ketika pak Haris memberikan tumpukan soal matematika kepadanya. Soal ujian kenaikan kelas dari mulai kelas 10 sampai ujian akhir kelas 12.

"ya, selesaikan dalam waktu satu jam." balasnya dingin.

Dia merasa tersaingi dengan Maria yang menjadi dewan guru bahkan sebagai pembina OSN? Heuh, kalaupun itu diberikan kepada nya dia tentu saja akan bisa.

"baik pak, dimana saya harus mengerjakan ini? Boleh dikelas?"

"tidak. Kerjakan disini. Saya akan mengawasi kamu secara langsung "

Maria hanya mengangguk lalu mengeluarkan pulpen disaku jasnya.

"baiklah.. Saya kerjakan sekarang"

Maria mulai mengerjakan soal soal itu.

'gampang ternyata. Apalagi pilihan ganda'

sret sret

Maria mencoret jawaban yang benar.

Bahkan ada beberapa yang hanya dikerjakan beberapa detik saja.

"soalnya ga ada essay pak?" kini Maria bertanya.

setelah 15 menit dia berkutat dan menyelesaikan soal kelas 10.

Pak Haris hanya menggeleng lalu memeriksa jawaban Maria.

Diluar dugaannya, semua jawabannya benar. Dia sampai 2x mencocokan dengan kunci jawabannya.

"ini yang kelas 11 nya pak. Sisa yang kelas 12." 5 menit kemudian Maria kembali menyerahkan jawabannya.

dengan Sigap pak Haris memeriksa lagi dan lagi lagi jawabnya sempurna.

"pak untuk soal yang ini saya butuh kalkulator. Apakah boleh saya menggunakan kalkulator?"

Maria menunjukkan satu soal yang memang angkanya rumit.

pak Haris membuka laci mejanya dan memberikan kalkulator.

sret sret sret

Lagi Maria mencoret pilihan ganda itu.

Setelah 45 menit akhirnya semua soal itu selesai. Pak Haris masih memeriksa berulang kali jawabannya.

"saya mengerjakannya dihadapan bapak dan saya tidak curang. Jika memang nilai yang saya raih itu 100 maka itu memang karena saya pintar. Permisi pak, saya masih harus ke kelas. Assalamualaikum.." Maria berdiri dan langsung pergi.

sedangkan pak Haris masih sibuk memeriksa ulang pekerjaan Maria.

Mustahil bisa benar semua, tapi kenyataannya memang benar semua

1
Muslimah 123
👍👍👍👍👍
Muslimah 123
🙏🙏🙏🙏🙏🙏
Muslimah 123
🌷🌷🌹🌹
Nakayn _2007
Saya terhibur dengan ceritanya, semangat terus!
Arjuna Cakra
Makin penasaran! 🤔
Roxy-chan gacha club uwu
Cepat update dong, seru banget ni ceritanya! 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!