NovelToon NovelToon
I Love You, Bestie!

I Love You, Bestie!

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Cintapertama / Teen School/College / Persahabatan
Popularitas:836
Nilai: 5
Nama Author: EuRo40

Dua orang sahabat yang terbiasa bersama baru menyadari kalau mereka telah jatuh cinta pada sahabat sendiri setelah jarak memisahkan. Namun, terlambat kah untuk mengakui perasan ketika hubungan mereka sudah tak seperti dulu lagi? Menjauh tanpa penjelasan, salah paham yang berakibat fatal. Setelah sekian tahun akhirnya takdir mempertemukan mereka kembali. Akankah mereka bersama setelah semua salah paham berakhir?
Ikuti lika-liku perjalanan dua sahabat yang manis dalam menggapai cinta dan cita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EuRo40, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

“Iya, nanti gue ke sana,” ucap Angga pada si penelepon.

Ana menatap Angga sambil berusaha mencuri dengar, tetapi yang ia dengar hanya suara Angga saja. Siapa yang menelepon Angga dan mereka sedang membahas apa? Ana sangat penasaran sekali, sebab tidak biasanya Angga menjauh saat menerima telepon.

“Iya, sebentar lagi, oke, gue ke sana sekarang.” Angga menutup teleponnya. Ia mendekati Ana.

“An, maaf. Kita bicara lagi nanti. Sekarang gue ada urusan. Gue anterin ke kelas, yuk!” Angga merasa tidak enak pada Ana. Gagal lagi usahanya memberi tahu Ana.

“Nggak usah, Ga. Gue mau baca beberapa buku. Lo, pergi aja!” ucap Ana cepat tak mau menghambat Angga walau sebenarnya ia kecewa dan ingin Angga tetap bersamanya.

Sementara itu, di tempat lain, Elin sedang bersama dengan Seno di taman samping sekolah. Mereka berdiri di dekat pohon agak jauh dari murid-murid lain.

“Ada apa, Lin? Kenapa lo ngajak gue ke sini?” tanya Seno.

“Sen, gue mau mengakui sesuatu ama lo,” jawab Elin.

“Mengakui apa?” tanya Seno.

Elin terlihat gugup. Ia takut mendapat penolakan, tetapi jika ia tidak mengakui sekarang, maka hatinya tidak akan pernah tenang. Setidaknya ia akan mendapat kejelasan sehingga ia bisa mengambil tindakan selanjutnya, melepaskan perasaan ini atau bahagia bersama Seno.

Elin menunduk tak berani menatap langsung Seno. “Sen, gue tahu kita adalah sahabat, tapi gue nggak bisa lagi menahan perasaan ini. Gue ... suka sama lo.” Elin merasa lega setelah mengatakan semuanya. Ia mengangkat kepalanya ingin melihat reaksi Seno setelah beberapa detik hening tak ada yang bicara.

Seno sedang menatapnya, Elin merasa malu, wajahnya merah, ia kembali menunduk. “Lin, seperti yang lo bilang kita ini sahabatan. Gue anggap lo sahabat gue. Semua perhatian gue, cuma sebatas sahabat. Maaf, jika yang gue lakuin buat lo mungkin salah paham dan akhirnya suka ama gue, tapi maaf, gue nggak bisa balas perasaan lo.” Seno berhenti sejenak. Elin semakin menunduk dalam.

“Kita lebih baik sebagai sahabat, maaf jika kata-kata gue bikin lo sakit hati, tapi lebih baik jujur agar lo bisa hapus perasaan lo ke gue terus move on. Gue akan tetap menganggap lo sahabat,” lanjut Seno.

Ia tahu jika penolakannya pasti melukai perasaan Elin, tetapi ia juga tidak bisa memaksakan perasaannya untuk suka pada Elin. Sementara ia sudah jatuh cinta pada gadis lain. Sungguh ia tak menyangka Elin akan menaruh perasaan padanya.

Air mata jatuh membasahi pipi Elin. Sakit hatinya mendapatkan penolakan, tetapi ini lebih baik. Ia tahu kini lebih baik ia menghapus perasaannya pada Seno. Namun, ia juga tidak rela hanya sakit sendirian.

Elin mengangkat wajahnya menatap tepat ke mata Seno. “Gue tahu lo nggak suka gue karena lo suka sama Ana, iya, ‘kan?” tanya Elin dengan suara sengau. Ia menghapus air mata di pipinya.

“Maksud lo?” tanya Seno. Badannya kini berdiri tegak. Terkejut Elin mengetahui perasaannya.

“Gue sahabat lo, gue tahu tatapan lo sama Ana berbeda. Lo suka dia dan sepertinya lo udah mulai berani memberi perhatian lebih ke Ana.” Elin terus menatap Seno.

“Iya, gue suka sama Ana. Kenapa? Nggak ada yang salah, ‘kan?” Akhirnya Seno mengakui rasa sukanya pada Ana. Tidak perlu ditutupi lagi. Perkataan Elin seluruhnya benar.

“Nggak ada yang salah, tapi sebaiknya lo kubur perasaan lo karena Ana nggak suka sama lo!” Elin merasa puas saat melihat amarah di mata Seno.

“Lo, ngomong gini karena sakit hati gue tolak, ya? Dengar, ya Lin. Suka atau nggak Ana sama gue, nggak akan ngerubah perasaan gue ke dia. Gue akan berusaha untuk bikin Ana jatuh cinta sama gue. Kalau lo nggak dukung, terserah! Tapi jangan ikut campur urusan gue!” ucap Seno penuh penekanan. Lebih baik ia pergi sebelum tambah emosi.

“Ana udah tahu gue suka sama lo! Gue yakin dengan sifat Ana yang care sama sahabat, dia pasti nggak akan suka sama lo karena nggak mau bikin gue sakit hati!” teriak Elin membuat langkah Seno berhenti.

Seno mengepalkan kedua tangannya, ia lalu berbalik badan. “Lo ...!” Seno sangat emosi, telunjuknya mengacung di depan wajah Elin, jika di hadapannya ini adalah seorang lelaki sudah ia beri pelajaran dengan satu tonjokan.

Seno menurunkan tangannya, tetapi matanya memancarkan aura kemarahan. “Gue masih berbaik hati karena menganggap lo sahabat gue, tapi mulai sekarang, gue harap lo nggak dekat-dekat gue lagi. Kalau kita papasan anggap aja kita nggak saling kenal!” tegas Seno lalu pergi dari hadapan Elin.

Gadis itu lalu tumbang bersandar pada batang pohon. Kakinya lemas. Baru kali ini ia melihat Seno semarah itu. Matanya sangat tajam, auranya menyeramkan. Namun, ia senang karena Seno juga tidak akan bisa bersama dengan Ana. Saat ini Seno pun pasti sedang galau. Satu sama.

***

Bel pulang sudah berbunyi semua murid berhamburan keluar kelas. “An, Ga, gue duluan ya. Nyokap suruh gue pulang cepat,” ucap Elin. Ia tidak ingin bertemu dengan Seno.

“Lho, lo pulang sama siapa? Seno?” tanya Ana.

“Nggak, gue dijemput. Gue duluan, ya, bye!” Elin langsung pergi, ia berbohong pada mereka. Elin sudah memesan ojek online.

Ana menatap Angga, lelaki itu mengedikkan kedua bahunya. “Yuk, kita pulang,” ajak Angga. Mereka berjalan bersama keluar kelas.

Ana beberapa kali melirik Angga. Apakah tidak ada yang ingin Angga jelaskan? Setelah tadi lelaki itu mengajaknya ke perpustakaan lalu pergi karena mendapat telepon dari Gendis. Angga bahkan kembali ke kelas di jam terakhir. Namun, sikap Angga seolah tidak terjadi apa pun.

“Hei, kenapa nggak nungguin?” Seno datang menyela di tengah-tengah antara Angga dan Ana. Kini ia berada di samping Ana.

“Seno, bikin kaget aja!” ucap Ana. Seno terkekeh.

“Tahu lo, nyempal-nyempil aja kayak upil!” celetuk Angga.

“Ih, perumpamaannya jelek banget, masa gue disamain kayak upil,” protes Seno.

“Iya, lo upil, nih gue kasih teman lo!” Ana pura-pura mengupil lalu mencolek tangan Seno sambil tertawa.

“Ih, Ana jorok!” Seno protes lalu ia melakukan hal yang sama seperti Ana. Gadis itu berlari sambil tertawa menghindari Seno.

Mereka berdua kejar-kejaran di lorong sekolah. Angga melihat mereka yang bahagia tertawa dan berlari bersama. Ada sedikit perasaan tak suka. Mereka seperti pasangan kekasih yang bahagia.

“Jika kau bahagia bersama Seno, aku ikut bahagia An. Dia bisa menjagamu dan membahagiakanmu di saat aku harus pergi,” batin Angga.

Sampailah Angga di motornya, sudah ada Ana di sana terengah-engah. “Capek? Lagian kenapa lari-lari, sih? Kayak anak kecil aja,” ucap Angga lalu mengambil botol minumnya di tas dan memberikannya pada Ana setelah dibuka tutupnya.

“Makasih,” ucap Ana menerima botol tersebut lalu meneguknya.

“Ah, lega. Tuh! Seno yang kejar gue terus!” adu Ana seraya memberikan botol tersebut pada Angga. Lelaki itu lalu memasang tutup botolnya kemudian menyimpan botol kembali di tas.

“Lho, lo duluan yang ngasih gue upil, giliran di balas lari!” ujar Seno.

“Udah, yuk, pulang. Gue udah lapar!” Angga mengajak mereka pulang.

Seno tidak melihat Elin. Baguslah gadis itu sadar diri tidak berada di dekatnya, ia masih emosi pada Elin. Untungnya Ana dan Angga tidak membahas Elin.

1
Realrf
usaha Angga, coba kontak lagi. Terkadang semua tidak seperti yang kita pikirkan, ce ilah bijak amat gue kwkkwkw
Realrf: /Determined//Determined//Determined//Determined/
EuRo: terima kasih kak. ❤️
total 2 replies
AFat
saya suka, alurnya ringan tapi saya menikmatinya. Kata-katanya simple dan jelas saya bisa membayangkan seolah-olah sedang menonton drama remaja. Keren, semangat terus thor!
AFat
jadi ingat masa SMA dulu. Ah emang masa SMA penuh warna.
EuRo: Ya, masa yang tak bisa terulang dan penuh kenangan, terima kasih banyak, kak. baca terus sampai tamat ya, kak. terima kasih juga like nya.
total 1 replies
Realrf
next thor
EuRo: Terima kasih banyak kak, sudah like. berarti banget buat aku. jadi penambah semangat!,🥰🥰❤️❤️
total 1 replies
Haryanti Rayyan
lanjut akak
EuRo: Terima kasih, Kak.
total 1 replies
Nazwatalita
Lanjut Thorr
EuRo: Terima kasih, Kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!