NovelToon NovelToon
Mencintaimu Bu, Dokter!

Mencintaimu Bu, Dokter!

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Pelakor / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Keluarga / Dendam Kesumat
Popularitas:11.3k
Nilai: 5
Nama Author: Naga Rahsyafi

Fariq Atlas Renandra seorang pria yang berprofesi sebagai mandor bangunan sekaligus arsitektur yang sudah memiliki jam terbang kemana-mana. Bertemu dengan seorang dokter muda bernama Rachel Diandra yang memiliki paras cantik rupawan. Keduanya dijodohkan oleh orangtuanya masing-masing, mengingat Fariq dan Rachel sama-sama sendiri.

Pernikahan mereka berjalan seperti yang diharapkan oleh orang tua mereka. Walaupun ada saja tantangan yang mereka hadapi. Mulai dari mantan Fariq hingga saudara tiri Rachel yang mencoba menghancurkan hubungan itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naga Rahsyafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tiga Puluh Lima

Saat ini pasangan suami istri itu sedang berjalan-jalan di taman kota. Sangat jarang mereka menghabiskan waktu bersama karena keduanya sama-sama sibuk bekerja.

Tetapi sekarang Rachel ingin bersama suaminya. Berhubung mereka sama-sama meliburkan diri dari kegiatan yang ada.

"Nanti malam kita ke rumah Mami ya. Rachel juga mau ketemu sama Mami karena nggak sempat bilang pergi dari rumah."

"Kamu sih ngapain pergi nggak bilang-bilang."

"Salah Mas sendiri nggak mau ngobrol sama Rachel."

Sambil bergandeng tangan mereka terus melangkahkan kakinya bersama-sama.

"Nanti anak Ayah jangan ngambekan ya," ucap Fariq mengusap perut Rachel.

"Yang ngambekan itu Mas. Rachel nggak pernah."

"Ngaku nggak kamu?"

"Terus tadi pagi siapa yang ngambek?"

"Udah ah."

"Kalah nggak ngaku," ejek Rachel.

"Ariq!"

Keduanya menoleh kearah belakang ketika Fariq dipanggil oleh seorang wanita. Rachel bingung, wanita yang sempat ia lihat di restoran sekarang ada di depan mereka.

"Tantri."

"Kamu ngapain lagi temuin suami saya?" tanya Rachel.

"Ariq aku mohon ceraikan dia. Aku masih sayang sama kamu."

Plak!

Fariq membulatkan matanya ketika Rachel menampar wanita itu. "Jangan coba-coba menantang ku. Aku sudah peringatkan kemarin jangan dekati Mas Ariq lagi."

"Beraninya kamu."

Plak!

"Tantri."

"Mas!" Rachel menahan Fariq karena hampir saja pria itu menampar Tantri. "Jangan."

"Kamu nggak apa-apa sayang hm?" tanya Fariq mengusap wajah istrinya.

"Rachel nggak apa-apa," jawabnya. "Kamu nggak malu? Mas Ariq sama kamu udah nggak ada hubungan, tapi kamu malah kejar-kejar dia."

"Aku benci kamu. Harusnya kamu bisa mikir dengan perasaan ku. Kita sama-sama perempuan. Aku rasa kamu tau gimana sakitnya hati ku."

"Kamu denger ya, aku sama sekali nggak rebut Mas Ariq dari kamu."

"Jangan banyak omong kamu."

Rachel di dorong oleh Tantri, untung saja wanita itu ditahan oleh tubuh suaminya.

"Bisa-bisanya kamu kasar sama istriku."

"Jangan, Mas," ucap Rachel saat Fariq mendekati Tantri. "Kita pergi aja."

Mereka meninggalkan wanita itu, kebersamaan Fariq dan Rachel jadi terganggu karena ulah Tanti.

"Tunggu aja wanita sialan. Aku akan mencelakakan kamu!" Ucapnya dengan tatapan tajam. "Mungkin kemarin kamu bisa lepas. Tapi tidak untuk kali ini."

[] [] []

Saat ditengah-tengah perjalanan menuju pulang, Rachel menggenggam lengan suaminya. Pria itu merasakan perih pada kulitnya ketika kuku Rachel sedikit melukainya.

"Kenapa sayang?"

"Perut Rachel Mas. Sakit!"

Mendengar keluhan dari istrinya, Fariq menghentikan mobil mereka. "Kenapa perut kamu hm?" tanyanya sambil memegang perut datar wanita itu.

"Sakit."

"Kamu tahan ya! Kita ke klinik sekarang."

Mobil Fariq melaju dengan kecepatan sedang. Dia merasa ikut sakit melihat ekspresi wajah istrinya seperti itu. "Tahan sayang."

"Ini Mas lagi cari klinik terdekat."

Fariq tidak bisa terlalu fokus menyetir karena ia juga harus menoleh kearah istrinya.

[] [] []

Sesampainya di sebuah klinik. Tanpa menunggu perawat datang ia segera menggendong istrinya untuk masuk ke dalam klinik tersebut. "Suster."

"Suster."

"Ikut saya, Pak." Ajak salah satu dokter.

Dengan menahan berat tubuh istrinya, Fariq menggendong Rachel ala bridal style hingga ia merebahkan wanita itu di dalam ruangan.

"Saya periksa dulu."

"Mas sakit." Lirih Rachel.

"Tahan sayang." Fariq mengusap-usap kepala istrinya dengan sangat lembut. Sesekali ia pun mengecup kening Rachel.

"Kandungannya sangat lemah. Saya cuma bisa memberikan obat penghilang nyeri pada perutnya. Setelah itu kita akan rujuk ke rumah sakit."

"Berikan yang terbaik buat istri saya dokter."

"Baik, Pak."

[] [] []

Sudah satu jam Rachel di rawat pada salah satu rumah sakit. Tidak henti-hentinya Fariq meneteskan air mata. Sampai sekarang mereka belum di izinkan untuk masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Jangan sedih sayang. Rachel nggak akan kenapa-kenapa."

"Anak Ariq, Mami. Ariq nggak mau terjadi sesuatu sama mereka.

"Mereka berdua baik-baik aja. Rachel 'kan lagi berobat, jangan mikirin yang enggak-enggak."

Rita terus saja mencoba untuk menenangkan anak laki-lakinya. Jarang sekali ia melihat Fariq menangis. Sepertinya dia benar-benar menyayangi istrinya, sampai tidak bisa berhenti berlinang air mata.

"Gimana sama Rachel?" tanya seorang pria yang baru saja datang.

"Rachel baik-baik aja. Tapi kita belum diizinkan untuk masuk," jawab Indi.

Detik berikutnya seorang wanita berdiri di samping Ryan. "Rachel gimana Mbak?" tanya Ratna.

"Dia udah baikan, tapi nggak boleh di jenguk dulu."

Indi tidak mau memperlihatkan ketidaksukaannya pada Ratna di depan Rita. Bagaimana pun juga ia harus terlihat baik-baik saja. Walaupun sebenarnya dia tidak menginginkan Ratna datang melihat anaknya.

"Ini ada sedikit buah Mbak, buat Rachel."

Dengan terpaksa Indi menerima buah tangan dari selingkuhan mantan suaminya itu. "Terima kasih."

Fariq terlihat melemah, ia pun terduduk di lantai dengan pipi yang basah karena air matanya sendiri. Tidak tega melihat anaknya, Rita pun menghampiri pria itu.

"Hei ... Istri kamu baik-baik aja. Kan kamu denger tadi apa di bilang dokter."

"Tapi dia sendirian, Mi. Ariq mau masuk ... Rachel nggak boleh sendirian. Ariq harus berikan dia kasih sayang seperti yang diinginkannya."

Ryan menoleh kearah menantunya, ia yakin perkataan Fariq ada sangkut paut dengan dirinya.

[] [] []

Malam ini Rachael terbangun dari tidurnya, ia merasakan ada yang sedang menggenggam telapak tangannya. Perlahan mata wanita itu terbuka dan melihat suaminya sedang tertidur dalam posisi duduk.

"Ma ..." Lirih Rachel.

"Rachel."

Rita yang sedang mengobrol dengan Indi segera menghampiri wanita itu.

"Ariq! Ariq!"

"Jangan, Mi. Biarin dia tidur, kasian."

Rita menghentikan aksinya, ia membiarkan anaknya tidur seperti yang diinginkan oleh menantunya.

"Rachel kenapa, Ma? Kok sampai di rawat gini?" tanyanya pada keluarganya sendiri.

"Nggak apa-apa sayang, cuma berobat kecil aja." Jawab Indi.

"Anak Rachel." Wanita itu panik hingga ia harus menarik telapak tangannya dari genggaman Fariq. "Anak Rachel gimana?"

"Sayang, tenang. Anak kamu baik-baik aja."

"Mama beneran 'kan?"

"Iya ..."

"Rachel ... Mami pulang dulu ya. Mami juga khawatir tadi nggak sempat kunci rumah."

"Iya, Mi. Kalau ada waktu datang lagi ya."

"Pasti sayang."

Cup!

Rita memberikan kecupan singkat pada kening menantunya. "Jaga kesehatan ya sayang."

"Iya, Mi."

Tinggallah mereka bertiga di sana.

"Kenapa bisa gini sayang?" tanya Indi.

"Tadi ada yang samperin kami, Ma. Tiba-tiba dia dorong Rachel."

"Siapa? Vina?"

"Bukan, Ma ... Kayaknya itu wanita yang nggak di setujui sama Mami."

"Tantri?"

"Mama kenal?" tanya Rachel memastikan.

"Mama nggak kenal. Tapi Mami kamu pernah bilang, Tantri itu pacar pertama Ariq. Dia nggak setuju karena dia bekerja sebagai DJ."

"Sebenarnya Rachel nggak masalah kalau mereka berkomunikasi lagi. Tapi Rachel juga takut kalau dia akan pengaruhi Mas Ariq tentang kenangan mereka," ucap wanita itu.

"Pokoknya kamu jaga Ariq. Jangan sampai dia deket sama perempuan lain."

"Mas Ariq udah lama tidurnya?"

"Baru aja, makanya kamu nggak usah bangunin ... Kasian, matanya bengkak gara-gara nangis."

"Nangis kenapa?" tanya Rachel.

"Khawatir sama kamu, sama anak kalian."

Rachel mengusap kepala suaminya penuh kelembutan. Ada rasa kasihan saat laki-laki itu tidur dalam posisi demikian.

"Mama mau pulang dulu. Kamu nggak apa-apa tinggal di sini sebentar."

"Nggak apa-apa, Ma. Mama istirahat aja ... Lagian di sini ada Mas Ariq juga kok."

Sebelum Indi pergi, ia memeluk tubuh anaknya. Tidak lupa juga mengecup kening Rachel. Dia pun meninggalkan pasangan suami istri itu di ruangan tersebut.

1
NunuPoci
aduh si Rachel in terlalu lembut JD perempuan it yg strong. kan bisa beberkan bukti kayak ap Vina sekarang teknologi dah canggih
ay Susie
kenapa gak bilang lgsg kl dia sodara tiri , bikin mulek
Khusnul Khotimah
ayah yg goblok,,,,,
Buaya Darat: kak🥲 mohon bersabar
total 1 replies
Khusnul Khotimah
pria bertanggung jwb apaan,,,,,KLO tahu batasan ada perempuan disampingmu za biarin yg nolong calonmulah toh cuman jatuh doang,,,,,,bilang aja tebar pesona,,,,,g masuk akal bgt
Naga Rahsyafi: sabar kak🥲 kena ke penulisnya lagi
total 1 replies
Naga Rahsyafi
Jangan lupa tinggalkan jejak jari sebelum pergi
Buaya Darat
🥰🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!