NovelToon NovelToon
Pendekar Pedang Kelabu

Pendekar Pedang Kelabu

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Mengubah Takdir / Perperangan / Roh Supernatural / Pusaka Ajaib / Si Mujur / Pendamping Sakti
Popularitas:40.5k
Nilai: 5
Nama Author: YanYan.

Zhang Wei, seorang pelayan rendahan berusia 15 tahun, terusir dari salah satu keluarga besar di Kekaisaran Qin. Dalam usahanya bertahan hidup sebagai pemburu spiritual beast, ia menemukan sebuah pedang tua yang ternyata menyimpan roh seorang kultivator legendaris bernama Lian Xuhuan.

Dengan kekuatan dan pengetahuan mendalam tentang kultivasi, Lian Xuhuan menawarkan bimbingan kepada Zhang Wei untuk menjadi pendekar hebat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penghakiman Para Elf

Salju terus turun, menutupi tubuh Zhang Wei yang tergeletak tak sadarkan diri. Gadis kecil itu, yang tadi diselamatkan olehnya, menangis dan berusaha melindungi Zhang Wei.

"Ayah! Dia menyelamatkanku! Jangan sakiti dia!" serunya, air mata membasahi pipinya yang pucat.

Sang pemanah, yang adalah ayah dari gadis kecil itu, mengerutkan alis. Dia menatap tubuh Zhang Wei yang sudah lemah dengan tatapan ragu.

"Rania, kau masih terlalu muda untuk memahami," kata pria itu dengan nada dingin. "Manusia tidak bisa dipercaya. Bahkan jika dia menyelamatkanmu, itu bukan alasan untuk membiarkan dia berkeliaran di sekitar wilayah kita."

Namun, gadis kecil bernama Rania itu tidak menyerah. Dia menarik lengan ayahnya sambil terus memohon.

"Tapi dia benar-benar menyelamatkanku! Jika bukan karena dia, aku pasti sudah mati dimakan serigala itu!"

Beberapa elf lain yang menyaksikan kejadian itu mulai saling berbisik. Mereka memperhatikan Zhang Wei yang tergeletak dengan panah masih tertancap di punggungnya. Salah satu elf, seorang pria tua dengan janggut perak tipis, melangkah maju.

"Jenderal Ardyn," katanya kepada ayah Rania, "gadis kecil ini mungkin tidak salah. Jika manusia ini benar-benar menyelamatkannya, kita setidaknya harus mencari tahu siapa dia sebelum bertindak gegabah."

Ardyn, sang pemanah, menghela napas berat. Dia menatap putrinya, yang masih menangis, lalu melihat Zhang Wei. Setelah berpikir sejenak, dia melambaikan tangannya ke arah salah satu elf perempuan yang berdiri di dekatnya.

"Buat dia tertidur," perintah Ardyn.

Elf perempuan itu mengangguk, mengangkat tangannya, dan melemparkan serbuk hijau bercahaya ke arah Rania. Dalam sekejap, Rania terjatuh, tertidur lelap di salju.

"Bawa dia kembali ke desa," kata Ardyn sambil menunjuk ke arah putrinya. Salah seorang dari mereka menggendong tubuh kecil Rania dengan hati-hati dan membawanya pergi.

Setelah memastikan Rania aman, Ardyn menatap Zhang Wei lagi.

"Manusia ini mencurigakan," katanya. "Dia mengenakan pakaian yang tidak biasa, dan aura di sekitarnya terasa aneh. Tapi kita tidak bisa membiarkan dia mati di sini tanpa memastikan siapa dia."

Elf tua berjanggut perak itu mengangguk setuju. "Mungkin lebih baik membawanya ke hadapan para tetua. Mereka bisa menentukan apa yang harus dilakukan."

Beberapa elf lainnya mulai mengikat tubuh Zhang Wei dengan tali khusus yang terbuat dari serat pohon suci, kuat dan mampu menahan bahkan binatang buas tingkat tinggi. Ardyn memastikan ikatan itu cukup kuat sebelum memberi isyarat kepada pasukannya.

"Kita kembali ke desa," perintah Ardyn. "Pastikan dia tetap hidup, tapi jangan beri dia kesempatan untuk melawan."

Di Perjalanan Menuju Desa Elf

Zhang Wei yang masih pingsan diangkut menggunakan tandu sederhana. Panah yang menancap di punggungnya telah dicabut, tetapi luka itu masih mengeluarkan darah. Salah satu elf menggunakan ramuan herbal untuk menghentikan pendarahan, meskipun mereka tidak benar-benar peduli apakah Zhang Wei merasa sakit atau tidak.

Di sepanjang perjalanan, beberapa elf berbicara dengan nada khawatir.

"Apa yang akan kita lakukan jika manusia ini benar-benar ancaman?" tanya salah satu dari mereka.

"Kita akan serahkan dia kepada para tetua," jawab elf tua itu. "Jika dia berbahaya, para tetua akan tahu bagaimana mengatasinya."

Namun, di tengah pembicaraan mereka, Ardyn terus memperhatikan Zhang Wei dengan tatapan curiga.

"Anak ini..." gumam Ardyn pelan. "Auranya terlalu kuat untuk seorang bocah berusia belasan tahun."

Setelah beberapa jam berjalan, kelompok itu akhirnya tiba di desa elf yang tersembunyi di tengah hutan salju. Desa itu dikelilingi pohon-pohon besar yang memancarkan cahaya kehijauan, melindungi seluruh area dari salju lebat.

Mereka membawa Zhang Wei langsung ke pusat desa, sebuah ruangan besar yang terbuat dari kayu pohon suci. Para tetua elf sudah menunggu, duduk di atas kursi tinggi yang diukir dengan simbol-simbol kuno.

"Apa yang kalian bawa ke sini, Ardyn?" tanya salah satu tetua, seorang elf perempuan tua dengan rambut perak panjang. Suaranya lembut tetapi penuh wibawa.

Ardyn membungkuk hormat. "Seorang manusia, Yang Mulia. Dia ditemukan di pinggir hutan setelah menyelamatkan Rania dari serangan serigala es."

Tetua itu mengangkat alis, menatap Zhang Wei yang masih tak sadarkan diri dengan pandangan tajam.

"Dan menurutmu apa yang harus kita lakukan dengannya?"

Ardyn ragu sejenak sebelum menjawab, "Saya pikir, kita harus mengetahui siapa dia, dan mengapa dia ada di wilayah kita. Jika dia ancaman, kita harus menyingkirkannya."

Tetua perempuan itu memandang Zhang Wei lebih lama, lalu berkata dengan nada tegas, "Bangunkan dia. Kita akan mendengar penjelasannya sendiri."

1
saniscara patriawuha.
sikatttt manggg zhonkkk....
saniscara patriawuha.
mantaffffffff manggg minnnnn...
saniscara patriawuha.
gassdsd terussss manggg minmnn...,
saniscara patriawuha.
cumunguttttt manggg minnnn,,,, gasssssss pollllllll...
saniscara patriawuha.
gassssddd maninggg manggg minnnn ojooo kendorrrr...
saniscara patriawuha.
sikattttt manggg zhonkkkkk,,,
Ismaeni
Luar biasa
saniscara patriawuha.
gassssskeunnnn manggg zhonkkkk....
saniscara patriawuha.
gassss gasdd pollllll...
saniscara patriawuha.
MC nya jangan mirip yang ono mang min, ,,,,
saniscara patriawuha.
mantavvvvvv manggg zhonkkkkk....
saniscara patriawuha.
gassssss pollllll manggg minnn...
saniscara patriawuha.
sikatttyy sudahhhh manggg zhonkkkkk...
saniscara patriawuha.
gasssskeunnnn manggg zhooonnnnkkkkk... ojo kendorrttt
saniscara patriawuha.
sikattttt sudahhhh manggg zhonkkkkk....
saniscara patriawuha.
jangan terlalu sering di gunakan kata kata ini baru permulaan,,, soalnya hampir tiap episode ada terusss kata kata tersebut...... gassss lahhh...
Su Kamto
Luar biasa
Dudun Ferduzi
lanjut
Kela 76
apa salahnya pakai bahasa indo aja,,,tngkatan ranah dan bestnya thor, pusing bacanya,,,,
Iwan Duan
Lanjoooooooot
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!