Aluna tiba-tiba diceraikan oleh suami nya Wardana, tepat saat anniversary pernikahan mereka yang ke 7 tahun. Padahal malam itu dijadikan Luna sebagai momen untuk membagi kabar bahagia, kalau ia telah sembuh dari sakit kanker yang menyerangnya selama 4 tahun terakhir.
Wardana mengatakan ingin menikahi Anita Yang sedang hamil anak kakak nya, Tapi fakta baru terungkap, keluarga Wardana menginginkan kematiannya, dapatkah Luna mengungkap tabir misteri yang keluarga Wardana sembunyikan?
Yuuk dukung karya terbaru aku.. jangan lupa subscribe nya ya..
karena subscribe kan kalian sangat berarti untuk menambah imun biar lebih semangat lanjutin cerita nya❤️🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanayaa Irany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Bintang pergi kerumah sakit, membawa sample obat yang diberikan Aluna. Jika benar dugaan nya kalau obat ini lah penyebab segalanya, dia akan membuat perhitungan pada Wardana.
Bintang langsung menyerahkan obat tersebut pada pihak lab untuk ditelusuri lebih lanjut, kandungan apa yang terdapat disana.
“Dokter Bintang, hasil nya akan keluar besok! Saya akan menginformasikan langsung pada anda!” kata petugas laboratorium.
“Baik, terimakasih banyak!”
Setelah itu, Bintang memutuskan untuk pulang dan bertemu dengan papa nya. Papa nya pasti tahu sesuatu tentang silsilah keluarga Aluna, semoga saja papa nya juga tahu tentang harta yang dimaksud kan keluarga Wardana itu, Pikirannya penuh dengan Aluna, dia tak akan tenang sebelum mendapat titik terang.
“Bi, kamu baru pulang dari rumah sakit?” tanya Bu Soraya, mama nya Bintang, tadi ia sempat melihat Putra nya itu buru-buru, biasanya jika Bintang seperti itu ada pasien yang urgent dirumah sakit.
“Bukan rumah sakit, ma! Aluna.. Tapi tadi Bintang kerumah sakit juga sih!”
“Aluna kenapa? Dia sakit lagi, Bi? Bukannya kamu bilang kanker nya sudah hilang?” Bu Sora sangat khawatir pada Aluna, Baginya Luna sudah seperti anak nya sendiri. Apalagi dia dan ibu nya Aluna begitu dekat sama seperti suami mereka, sebab itulah mereka memutuskan untuk membeli rumah bersebelahan. Tapi takdir memisahkan mereka dengan cepat. Pertama Mereka harus kehilangan Ibu Aluna, kedua Abah nya juga menyusul.
“Ma! Mama tahu silsilah keluarga Aluna?” bukannya menjawab pertanyaan mama nya, Bintang justru balik bertanya.
“Kenapa kamu tanya begitu?” pak Zaki yang baru muncul dari ruang bacanya langsung menyahuti ucapan anak nya yang lain dari biasa nya. Biasanya Bintang tak pernah mengurusi hal-hal seperti itu. Apa sesuatu terjadi pada Aluna?
“Iya kenapa kamu tanya silsilah keluarga Aluna? Itu bukan ranah kamu, Bi?” ujar Bu Sora.
“Ini genting ma, pa! Aluna dal bahaya!”
“Apa? tapi kenapa?” jawab Pak Zaki lagi.
Bintang menceritakan semua yang ia tahu dari Aluna, tentang Wardana yang menikah lagi dengan Anita, Wardana mengganti obat yang ia resepkan, sampai bukti pembicaraan antara Adik Wardana , mama nya dan Wardana sendiri yang ingin melenyapkan Aluna demi sebuah harta.
“Setahu papa, Darwis memang memiliki banyak harta, Bi! Apalagi keluarga Vena, mama nya Aluna itu bahkan punya pabrik roti terbesar di Bandung!” papar Pak Zaki.
“Pabrik Roti? Apa Aluna tahu semua itu?”
“Ya papa pikir Aluna pasti tahu, karena semua itu milik keluarga nya, kalau harta Darwis terakhir kami sempat ngobrol, dia punya perkebunan sawit di Sumatera yang luas nya Beratus hektar! Semua itu akan diserahkan pada Aluna, saat Aluna sudah menikah!”
“Apa?? Tapi Aluna gak pernah cerita soal semua itu, pa!” Bintang menyela, dia masih mengingat-ingat apa Aluna pernah cerita soal itu atau tidak.
“Bi! Kamu itu sahabat nya bukan suami nya. Gak semua hal Aluna bagi sama kamu!”
“Tapi pa! Saat ini Aluna dalam bahaya gara-gara itu!”
Pak Zaki menangkupkan tangannya pada wajah senja nya, ia nampak berpikir keras saat ini, istri nya Bu Sora pun seperti tengah memikirkan sesuatu.
“Sekarang Aluna dimana?”
“Dirumah keluarga Aksaka, Pa! Kalau dia kembali kerumah orangtua nya, Wardana bisa menemukan dirinya, memang Wardana tidak kasar! Tapi Aluna merasa tidak aman disana!”
“Dia sudah aman berada dalam keluarga Aksaka! Para bandit berdarah dingin itu tidak akan bisa menembus pertahanan mereka!”
Bintang semakin bingung, ia mengerutkan kening nya, seperti nya memang ada sebuah rahasia besar yang bisa meledak sewaktu-waktu.
“Maksud nya apa Pa? Jangan kasih Bintang teka teki seperti ini! Ini nyawa Aluna dalam bahaya, papa bisa bantu Aluna mengungkap tabir itu?”
“Meskipun papa bisa, tapi papa sudah tua, Bi! papa hanya bisa mengatakan apa yang papa ketahui saja! papa yakin Aluna sendiri yang bisa mengungkap semua nya, siapa pelaku-pelaku yang sejak dulu memang mengincar keluarga Aluna!”
“Jadi semua ini sudah berlangsung sejak orang tua Aluna masih hidup?”
“Iya! Saat itu kalian masih begitu kecil, papa dan Abah nya Aluna sering bolak balik ke kantor polisi! Tapi seperti nya pihak polisipun seperti sudah di bungkam oleh mereka! Mereka licik dan licin, sulit sekali mengetahui siapa dalang utama nya! Meskipun Darwis sudah hidup sederhana seperti orang biasa dan pindah dari satu daerah ke daerah lain, mereka semua masih tahu keberadaan nya!”
“Pa, Bintang makin gak ngerti.. Berarti apa mungkin keluarga Wardana dalang utama nya? atau mereka juga hanya pion nya saja?”
“Bisa jadi kedua opsi kamu benar! Tapi papa gak yakin! Begini saja, besok papa akan kerumah keluarga Aksaka! papa akan meminta bantuan Rima Aksaka! Masalah ini seperti ya sudah sangat serius! Papa gak mau ambil resiko dengan nyawa Aluna, kamu dan yang lainnya! Karena siapa pun yang terlibat mereka bisa dalam bahaya, Bi!”
“Separah itu masalah nya, pa? Dan papa baru cerita sekarang?”.
“Papa pikir semua nya sudah berakhir sejak Aluna menikah, papa gak tahu kalau sampai separah ini! Seperti nya orang itu pun ingin menghabisi keturunan terakhir Kesuma.”
“Jadi sekarang Bintang harus, apa Pa? Besok hasil lab tentang obat itu akan keluar!”
“Untuk sementara jangan terlalu mencolok dulu.. Yang penting saat ini Aluna sudah aman disana, jangan biarkan dia keluar tanpa pengawasan,” sambung pak Zaki lagi, sedang Bu Soraya seperti menghela nafas nya. Ia nampak tenggelam dengan pikirannya sendiri.
“Bintang akan mengabari Aluna dan Aji lebih dulu, supaya Aluna disana dulu!” Bintang langsung bergerak meninggalkan Kedua orangtua nya disana.
“Jangan sampai kejadian ini terulang lagi, pa? Siapa sebenarnya orang itu? Kenapa mereka selalu ingin menguasai harta keluarga Darwis?” tanya Bu Soraya menatap kepergian Bintang yang hendak menelpon Aluna.
Mendengar pertanyaan istrinya, pak Zaki menegakkan badannya ikut menatap sang Putra. Bagaimana jika suatu hari orang itu ikut menyerang keluarga nya, seperti saat dulu?
“Sama seperti keluarga Kesuma yang turun temurun, mereka juga juga sama, ma? Darwis sudah menitipkan Aluna pada kita, meskipun bukan Bintang suami nya, tapi kita tidak bisa membiarkan keturunan Kesuma satu-satunya habis juga, jangan sampai! Apapun itu kita tetap harus melindungi Aluna.” ujar Pak Zaki mengarahkan pandangan nya pada sebuah bingkai foto yang berusia 35 tahun itu. Saat kencan pertama nya dengan mama nya Bintang, ditemani oleh Vena dan Darwis yang juga pertama kali berkencan.
Perlahan Pak Zaki bangkit dengan figura yang mengabadikan momennya dengan Darwis. Pak Zaki memasukkan kedua tangannya pada saku celana nya.
“Aku dan Rima akan berusaha melindungi putri mu, Darwis!”