Dimalam pengantin yang seharusnya sakral ternyata menjadi mimpi buruk bagi Luna dimana ia melakukan ritual olahraga pertamanya dengan adik iparnya yang bernama Damian.
Suami Luna yang bernama Sebastian langsung menjatuhkan talak kepada Luna.
Orang tua Luna sangat murka dan ia meminta Damian untuk menikah dengan Luna.
Luna berjanji akan membalas dendam kepada Damian yang sudah menghancurkan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab27
Damian keluar dari kamar mandi dan ia melihat Ayana yang sedang menunggunya di atas tempat tidur.
Ayana mencoba menggoda Damian agar mau tidur bersamanya.
Damian melepaskan kimono handuknya di depan Ayana dan ia segera memakai pakaiannya.
Ayana yang akan memeluk tubuh suaminya langsung terkejut ketika suaminya memilih menjauh.
Damian mengambil bantal dan ia memutuskan untuk tidur di sofa.
"M-mas Damian, kenapa tidur disana?" tanya Ayana yang meminta agar Damian tidur disampingnya.
Damian tidak menghiraukan perkataan Ayana dan ia langsung memejamkan matanya.
Ia sudah mengatakan kepada Ayana kalau setelah menikah ia tidak akan menyentuhnya sama sekali.
"Sayang, apakah kamu sudah bahagia disana." ucap Damian dalam hati.
Ayana mengerucutkan bibirnya saat suaminya tidak mau mendengarkan perkataannya dan memilih untuk tidur di sofa.
Ia pun akhirnya memutuskan untuk tidur sendiri sambil memeluk guling.
Sementara itu di tempat lain dimana Hadi sedang berada di kota lain.
Sejak ia melakukan hal itu kepada Ayana, ia tidak berani menunjukkan wajahnya dihadapan Ayana.
Ia juga takut dengan Dilan yang akan membunuhnya jika tahu kalau dirinya yang sudah memperkaos adiknya.
"Hadi, tolong antarkan aku pulang." ucap Ita sekaligus pemilik toko dimana Hadi bekerja saat ini.
Hadi bekerja sebagai sopir pribadi Ita yang merupakan seorang janda.
Ita tidak sengaja bertemu dengan Hadi yang sedang kebingungan di terminal.
Melihat Hadi yang seperti orang kebingungan akhirnya Ita mengajak Hadi ke rumahnya.
Setelah sampai di rumah Ita, Hadi mengatakan kalau ia tidak punya tujuan.
Akhirnya Ita yang kasihan meminta Hadi untuk berkerja menjadi supir pribadinya.
Keesokan harinya
Jam menunjukkan pukul tujuh pagi, Luna bangkit dari tempat tidurnya dan membuka pintu kamar.
Ia tidak melihat keberadaan Jayden yang mungkin saja masih berada di kamar lain.
Pelayan menghampiri Luna yang akan membuka pintu rumah.
"Nona, anda mau kemana?" tanya Pelayan.
Jayden yang mendengarnya langsung membuka kamar dan menghampiri Luna yang akan keluar.
"Luna, kamu mau kemana?" tanya Jayden.
"Badanku sakit semua, aku ingin jalan-jalan sebentar." jawab Luna.
Jayden meminta Luna untuk menunggunya sebentar, setelah itu Jayden mengganti pakaiannya dan mengambil jaket untuk menutupi tubuh Luna agar tidak kedinginan.
Kemudian Jayden mengajak Luna masuk kedalam mobil dan ia akan membawanya ke sebuah taman.
"Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Jayden.
Luna menganggukkan kepalanya ke arah Jayden dan ia mengucapkan terima kasih karena Jayden sudah menolongnya.
"Aku juga mengucapkan terima kasih karena kamu juga sudah menolongku." ucap Jayden.
Tak berselang lama Jayden menghentikan mobilnya dan mengajak Luna untuk turun dari mobil.
Jayden menggandeng tangan Luna sambil berkeliling sekitar taman.
"Jayden, apa pekerjaan mu?" tanya Luna.
"Rahasia." jawab Jayden sambil tersenyum tipis.
Jayden tidak mau jika Luna mengetahui apa pekerjaannya.
Luna mengernyitkan keningnya saat mendengar jawaban dari Jayden.
"Pelit sekali, kenapa harus pakai rahasia segala." ucap Luna sambil mencubit pinggang Jayden.
Jayden kembali mengajak Luna untuk jalan-jalan dan setelah hampir tiga puluh menit. Ia mengajak Luna untuk mencari sarapan.
"Apakah disini tidak ada pedagang kaki lima?" tanya Luna.
Jayden langsung tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan dari Luna.
"Kamu kira ini di Indonesia yang banyak pedagang kaki lima? Disini ada tempat khusus yang disiapkan untuk penjual." jawab Jayden.
Luna mengatakan kepada Jayden kalau ingin makan bubur ayam.
"Pasti anak Papa yang mau bubur Ayam." ucap Jayden sambil mengelus perut Luna.
Luna langsung terdiam saat Jayden mengelus perutnya.
"Tidak usah sedih seperti itu, mulai sekarang dia anakku." ucap Jayden.
Kemudian Jayden mulai mencari rumah makan Indonesia yang ada di Kanada.
Jayden kembali menghentikan mobilnya di depan rumah makan Indonesia.
Luna turun dari mobil dan segera mereka berdua masuk ke dalam rumah makan.
Luna membaca buku menu yang tersedia disana dan ia mulai memesan bubur ayam, sate ayam ,teh hangat dan asinan buah.
Ia meminta pelayan untuk membungkus asinan buahnya.
Jayden juga memesan bubur ayam dan secangkir kopi hangat.
"Luna, kedepannya kamu ingin melakukan apa?" tanya Jayden.
"Mungkin aku akan mencari pekerjaan dan rumah kontrakan."
Jayden yang mendengarnya langsung melarang Luna untuk mencari rumah kontrakan.
Ia khawatir jika diam-diam Luna akan melakukan hal itu lagi.
"Bekerjalah di perusahaanku, sepertinya aku sedang membutuhkan sekretaris pribadi." ucap Jayden.
"Perusahaannya? Jadi kamu seorang CEO?" tanya Luna.
Jayden menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tipis.
"Lalu kenapa tadi pakai rahasia? Aku kira kamu seorang mafia seperti Dilan." ucap Luna.
Luna tidak tahu jika Jayden juga seorang mafia seperti Dilan.
Tetapi ia tidak seperti Dilan yang menghalalkan segala cara.
Tak berselang lama makanan mereka datang dan Jayden meminta Luna untuk segera makan.
Baru kali ini Luna melihat bubur ayam yang sangat menggoda dengan toping yang berlimpah.
Jayden menatap wajah Luna yang sedang menikmati sarapannya.
"Damian, kenapa kamu bodoh sekali sampai melakukan itu kepada Luna." ucap Jayden dalam hati.
Walaupun Jayden tidak mengenal siapa Damian tapi dari foto yang diberikan oleh Luna kemarin. Ia menganggap kalau Damian tidak bisa tegas.
Setelah selesai sarapan Jayden mengajak Luna untuk pulang ke rumah.
"Besok waktunya Kamu untuk kontrol kandungan." ucap Jayden yang akan mengantarkan Luna ke rumah sakit.
"Iya Jayden."
Jayden sangat suka saat Luna memanggilnya seperti itu.
"Apakah aku bisa mulai kerja hari ini Bos?" tanya Luna.
"Yakin mau hari ini? Sudah sehat?"
Luna menganggukkan kepalanya karena ia tidak mu jika haru di rumah terus.
Jayden mengambil ponselnya dan menghubungi Edward agar membelikan pakaian kerja untuk Luna.
Sesampainya di rumah Jayden meminta Luna untuk bersiap-siap.
Jayden masuk ke kamarnya dan segera menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Begitupun juga Luna yang segera mandi dan bersiap-siap untuk bekerja.
Tok
tok
tok
Luna keluar dari kamar mandi dan segera membuka pintu saat ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya.
Jayden masuk kedalam kamar saat Luna masih memakai kimono handuknya.
"Pakailah pakaian ini, A-aku akan menunggumu di ruang tamu." ucap Jayden yang setelah itu langsung keluar dari kamar.
Jayden merasa detak jantungnya berdetak kencang saat melihat Luna memakai kimono handuk.
"Kenapa jantungku berdetak seperti ini" gumam Jayden yang kemudian berjalan menuju ke ruang tamu untuk menunggu Luna yang masih memakai pakaian.
Lima belas menit kemudian Luna keluar dari kamar dan menghampiri Jayden.
Jayden tidak mengedipkan matanya sama sekali saat melihat Luna memakai setelan pakaian kerja.
"Ayo Bos kita berangkat sekarang." ajak Luna.
"Siap Sekretaris ku." Jayden tersenyum dan langsung menggandeng tangan Luna.