NovelToon NovelToon
Petani Berkuasa

Petani Berkuasa

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Time Travel / Sistem / Fantasi Wanita
Popularitas:762.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Liyo Owi

Seorang gadis yang berasal dari masa depan bertransmigrasi pada masa lalu di tubuh gadis bodoh keluarga petani yang miskin.
Mereka sebenarnya adalah keluarga bangsawan yang dijebak dan diasingkan.

Bisakah gadis ini dengan sistem pertanian yang mengikutinya bertransmigrasi mengubahkan dan mengangkat kembali harkat dan martabat keluarga nya...
Atau musuh-musuh ayahnya justru akan menghalangi jalannya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Liyo Owi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Peralihan jiwa

Meli berlutut di samping tubuh Joan dan memegang tangan Joan dan menggoyang-goyangkannya sambil memanggil-manggil nama Joan.

"Joan-joan bangun, jangan menakuti ku. Ayo bangun, kita bermain bersama lagi"; seru Meli

Adik bungsu Joan di sisi yang lain juga memegang tangan Joan yang lain sambil menangis dalam diam, memandang wajah kakaknya yang cantik dengan berlelehan air mata.

Sementara itu tanpa mereka sadari, mata Joan berkedip....

Ingatan yang asing membanjiri kepalanya....

Joan mengingat rasa sakit yang hebat saat ledakan bom mencabik-cabik tubuhnya...

Pada waktu itu seperti kebiasaan yang sering dilakukannya saat sedang serius mengerjakan sesuatu, Joan sering menggigiti kalung giok yang dia kalungkan di lehernya yang merupakan warisan nenek moyangnya yang dia terima dari ibunya sebelum wafat.

Joan tiba-tiba menyadari bahwa liontin giok itu masih ada dilehernya. Rupanya Giok itu ikut berpindah bersamanya.

Joan sudah yatim piatu sejak kecil dan dirawat di Panti Asuhan tetapi suatu hari dia diculik dengan beberapa anak yang lain, mereka dijual kepada seorang pemimpin mafia yang suka merekrut anak-anak dan mendidik mereka menjadi mesin pembunuh yang handal.

Joan segera mendapatkan kasih sayang lebih dari anak-anak yang lain sehingga pimpinan mafia itu mengadopsinya menjadi anak angkat yang akan mewarisi kepemimpinannya karena pemimpin itu sudah kehilangan isteri dan anak perempuannya dalam sebuah penyerbuan oleh kelompok mafia yang lain

Hal itu menimbulkan bibit-bibit ketidaksenangan dari orang -orang yang selama ini membantu pimpinan mafia itu tetapi mereka tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk membunuh Joan sampai Joan sudah dewasa dan memulai menjalankan misinya sendiri.

Kesempatan itu datang saat sahabat Joan yang sangat dia percayai mengkhianatinya karena iming-iming kedudukan dan kekayaan yang besar.

Joan mengernyitkan keningnya dan perlahan membuka matanya, memandang kepada kedua gadis kecil di samping kiri kanannya dan melihat kondisi tubuhnya sendiri.

"Ah rupanya aku bertransmigrasi ke masa lalu, Tuhan masih memberkati aku dan memberikan aku kehidupan baru"; pikir Joan..

Joan sangat miskin kasih sayang dan merasakan kehangatan di hatinya saat melihat kedua gadis kecil itu menangisinya...

Meli masih memanggil-manggil nama Joan saat adik bungsunya menyadari mata Joan yang terbuka sedang menatapnya sambil tersenyum....

Adiknya membalas senyumannya dan tertawa....

"Ha ha ha, kakak sudah bangun" .

Meli terkejut mendengar perkataan adik bungsu dan dia juga melihat dengan terkejut melihat Joan tersenyum padanya.

Mereka segera membangunkan Joan dari tidur nya dan mereka berpelukan bertiga sambil tertawa bersama...

"Joan, kamu mengejutkanku saja, kupikir kamu sudah mati"; kata Meli masih dengan sisa air mata di wajahnya dan ingus berleleran di hidungnya .

Joan tidak merasa jijik dengan itu, justru sebaliknya dia merasa senang dan bahagia dapat dilahirkan kembali dalam tubuh yang berbeda tetapi dengan nama yang sama

Keluarga Joan yang ada di ruang tamu terkejut saat mendengar tawa kegembiraan meletus di kamar Joan

"Apa yang terjadi, mengapa mereka tertawa-tawa"; kata ayah...

"Mungkinkah.....?"; seru ibu yang segera berlari menuju kamar yang hanya ditutup dengan kain korden saja...

Ayah dan anak ke tiga segera menyusul ibu mereka yang berdiri tertegun sambil mengangakan mulutnya menjadi huruf O bulat memandang dengan takjub kepada ketiga anak gadis kecil yang saling berpegangan tangan dan melompat-lompat dengan girang

Ayah dan anak kedua juga terpaku di ambang pintu kamar itu dan terkejut dengan pemandangan yang mereka saksikan.

Sesudah terdiam sesaat, ibu segera menghambur dan memeluk Joan dengan erat, mengangkat tubuhnya yang kurus dan kecil, menciuminya dengan air mata yang berlelehan di wajah cantiknya.

"Joan, Joan ...! Oh terimakasih Tuhan, engkau sudah mengabulkan doaku"; kata ibu Joan

Rupanya ibu Joan diam-diam berdoa agar Tuhan mengembalikan anaknya kepadanya. Dia merasa Joan masih belum mendapatkan cukup kasih sayangnya.

Ayah dan anak ke tiga pun menghampiri ibu Joan, ibu menyerahkan Joan kepada ayahnya yang bergantian memeluk dan menciuminya.

Joan merasakan kehangatan dihatinya dan kebahagiaan yang selama hidupnya tidak pernah dirasakannya. Meskipun dia mendapatkan kasih sayang dari ayah yang mengadopsinya tetapi ayahnya mendidiknya dengan keras dan dalam kedisiplinan yang tinggi.

Ayah adopsinya tidak segan untuk memukul dan menghukumnya saat dia melakukan kesalahan.

Tapi hari ini, Joan melihat keluarga barunya sangat menyayanginya. Joan merasa beruntung karena Tuhan menempatkannya di tengah keluarga yang saling menyayangi.

Joan bertekad untuk membalas kasih sayang mereka dan mengangkat harkat dan martabat orang tuanya untuk membalas kesempatan yang sudah dia peroleh dengan menggantikan pemilik tubuhnya yang lama yang sudah meninggalkan tubuh itu.

"Tenanglah di alam sana, aku akan menjaga dan merawat keluargamu dengan baik"; kata Joan di dalam hatinya....

Mereka kemudian kembali ke ruang tamu dan Ibu memangku adik bungsu sedang Joan duduk di antara ibu dan ayahnya.

Sementara mereka sedang berbicara di ruang tamu, mereka mendengar teriakan bercampur dengan tangisan dari seorang wanita. Ayah Joan melangkah ke luar pintu hanya untuk melihat tuan Wang yang rupanya sedang menyeret isterinya ke rumah mereka.

Wajah tuan Wang sangat tidak enak dilihat, terlihat kemarahan di wajahnya. Dia sangat marah terhadap istrinya karena sudah memukuli Joan dengan kejam sampai Joan meninggal dunia.

Tetapi saat mereka sampai di pintu, dengan tercengang, dia melihat Joan yang sedang duduk di ruang tamu. Nyonya Wang berhenti menangis dan wajahnya menjadi gusar, ia melepaskan dirinya dari tuan Wang. Dengan nada marah, dia memaki tuan Wang;

"Lihat, anak itu masih sehat, siapa yang bilang aku telah membunuhnya".

Tuan Wang tidak memperhatikan kata-kata isterinya, dia sangat terkejut karena dia yakin bahwa Joan sudah meninggal dunia tadi. Tuan Wang mengucek matanya untuk memastikan bahwa dia tidak salah melihat.

Dia menghampiri mereka dengan linglung....

"Bukankah... tadi... tadi... Joan sudah....".

Tuan Wang tidak mampu meneruskan kata-katanya karena dia tidak enak hati untuk mengatakan kata "meninggal dunia".

Isterinya terus mengoceh dalam kemarahan, badan dan tangannya sakit karena tadi tuan Wang sudah memukulinya dan menyeret tangannya dengan paksa.

"Benar tuan Wang, memang tadi kamu juga yakin bahwa Joan sudah mati tapi mukjizat terjadi saat Meli masuk ke kamar Joan dan memanggil-manggil nama Joan, rupanya Joan belum rela meninggalkan kami dan juga Tuhan masih menyayangi kami sehingga Tuhan mengirimkan Joan kembali"; kata Ayah.

"Iya benar ayah, Meli tidak percaya kalau Joan sudah pergi, jadi Meli memanggilnya untuk bermain dengan Meli. Ternyata Joan mendengar suara Meli dan Joan bangun dari tidurnya"; kata Meli dengan riang.

Anak ke dua yang saat itu datang setelah mengantarkan mantri Sun menjadi terkejut saat melihat Joan masih hidup, dia segera berlari dan memeluk Joan sambil menangis sukacita.

Mereka semua bersukacita kecuali nyonya Wang yang masih tidak percaya bahwa tadi Joan sudah meninggal dunia dan sekarang hidup kembali. Dia tetap marah-marah dan menyumpah.

Tuan Wang menjadi malu dan sambil meminta maaf kepada keluarga Joan, dia segera membawa istrinya pulang kembali.

Meli meminta ijin ayahnya untuk menginap di rumah Joan malam itu.

Tuan Wang mengijinkannya karena tahu tentang persahabatan mereka.

Anak ke dua setelah diperintahkan ayahnya segera berlari kembali memanggil mantri Sun untuk memeriksa kondisi Joan.

Meskipun dia merasa sedikit lelah tetapi Jun tidak menolak perintah ayahnya karena dia sangat senang melihat Joan sudah hidup kembali.

Tidak lama kemudian mantri Sun datang dengan tergopoh-gopoh. Sebenarnya dia sangat jengkel saat anak ke dua memanggilnya lagi, dia tidak percaya mendengar penuturan anak ke dua bahwa Joan sudah bangun dari tidurnya.

Diagnosanya tidak mungkin salah, dia yakin bahwa Joan sudah meninggal dunia.

Meskipun begitu karena dia memahami kesedihan mereka, dia dengan enggan mengikuti langkah anak ke dua untuk kembali ke rumah keluarga ayah Joan.

Waktu masuk rumah, mantri Sun sangat kaget sekali, ketidakpercayaan tergambar dengan jelas di wajahnya, Joan bukan hanya hidup kembali tetapi juga terlihat sangat baik tidak seperti orang yang hampir mati karena dipukuli.

Mantri Sun segera datang dan memeriksa tubuh Joan dan mendapati bahwa memang benar tubuh Joan sangat baik bahkan luka yang tadi terlihat jelas di tubuh sudah tidak ada lagi bekasnya.

"Ini benar-benar mukjizat"; mantri Sun bergumam dengan suara rendah..

"Sungguh tidak bisa dipercaya, anak ini sangat diberkati Tuhan, mungkin dia titisan dewa"; lanjutnya...

Mantri Sun meresepkan obat untuk menguatkan tubuh dan meminta mereka untuk membelinya di toko obat...

Setelah itu dia pulang tanpa meminta bayaran karena dia tetap merasa bahwa dia tidak berbuat apa-apa dan dia tahu bahwa keluarga ini sangat miskin dan pasti mereka tidak punya cukup uang untuk membayarnya.

Satu keluarga sangat senang malam itu. Mereka berbincang sampai larut malam sebelum mereka tidur....

Ayah dan ibu Joan sangat bahagia saat mereka mendapati Joan tidak lagi terlihat seperti anak yang terbelakang mental lagi.

Mungkinkah pukulan itu justru menyembuhkan Joan. Jika benar! Ini sungguh berkat yang tidak terduga. Kalau begini, bukankah mereka justru harus berterimakasih kepada nyonya Wang yang memukuli Joan.

"Ha", mereka jadi bingung. Tidak tahu apakah mereka harus tertawa atau menangis.

1
Ty
ceritanya seru....👍👍👍
Ty
wes.... mumet Andi 😄
Ty
gulingkan raja......😄😄
Ty
wow.....👍👍
Ty
jadi Arthur itu cuma korban fitnah yaaa....
Ty
😦💝💝
Ty
Joan pinter....
Ty
weee...... tak pikir Wewe 😄😄
Ty
hmm ...🤔
Ty
hmmm.....
Ty
wkwkwk....🤦🤦
Ty
get on....😄😄
ira rodi
badan kamu kekar doang andi tapi gak ada refleksnya...masa orang yg bisa beladiri gak bisa refleks gitu....
ira rodi
ini kayak PT meratus yg kontainer....hhhh
ira rodi
bukannya adik bungsunya usianya 5thn....atau sdh 6thlah kok cepat sekali 8thn...
Ty
🤦🤦😄😄
Ty
suka sama karakter Joan ....👍
ira rodi
kenapa malah kemana kemana ceritanya sih....gimana sama kelanjutan pak wang yg datang menemui joan sola lahannya...
ira rodi
melly ini sifatnya sama ayahnya kalo wang junior sama kayak mamanya....
ᴺᵉⁿᵍ 🦊
MAKANYA JANGAN SERAKAH/Curse//Curse//Curse//Curse//Sly//Sly/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!