Segalanya yang telah ia hasilkan dengan susah payah dan kerja keras. lenyap begitu saja. kerja keras dan masa muda yang ia tinggalkan dalam menghasilkan, harus berakhir sia-sia karena orang serakah.borang yang berada di dekatnya dan orang yang ia percayai, malah mengkhianatinya dan mengambil semua hasil jerih payahnya.
Ia pun mulai membentuk sebuah tim untuk menjalankan rencana. dan mengajak beberapa orang yang dipilihnya untuk menjalankan dengan menjanjikan beberapa hal pada mereka. Setelah itu, mengambil paksa harta yng dikumpulkan nya dari mereka.
"Aku akan mengambil semuanya dari mereka, tanpa menyisakan sedikitpun!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vandelist, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Selamat membaca
"Kukira orang yang berilmu tinggi itu akan selalu menundukkan pandangannya dan menjauhi segala yang dilarang. Ternyata…," ucap Erica dengan nada pedas, matanya menyapu ruangan penuh ironi. Ia melangkah perlahan ke arah kursi di dekat mereka—dua pria yang masih terburu-buru mengenakan pakaian, wajah mereka memerah bukan karena malu, tapi karena basah oleh keringat yang bukan berasal dari ibadah.
“Kalian benar-benar menjijikkan. Tak ada bedanya dengan binatang yang ingin melampiaskan nafsunya tanpa melihat suatu kondisi. Bahkan mungkin hewan lebih beradab—setidaknya memilih pasangan yang bukan sejenis,” sergah Erica pada keduanya, suaranya penuh cela.
Erica menyilangkan kaki dan menyandarkan punggungnya ke kursi, tatapannya masih menancap pada kedua pria yang baru saja bergegas mengenakan pakaian. Matanya yang sepet tetap terbuka lebar, menangkap sisa-sisa ketelanjangan mereka─sungguh memuakkan.
Begitu selesai berpakaian, mereka pun duduk kembali yang tadi menjadi panggung nafsu mereka. Kini giliran mereka yang menatap Erica dengan tajam, wajahnya mengeras oleh rasa kesal dan geram.
“Siapa kamu?!” Mata Deryan menatap tajam ke arah wanita itu yang sedang duduk dengan menyilangkan kakinya, yang di mana itu sangatlah menggambarkan wanita itu adalah orang angkuh.
Erica menatap orang yang berbicara dengannya, orang itu adalah targetnya dalam mencari tahu tentang dalam dari bisnis gelap itu. “Enaknya mau dikasih yang jujur atau bohong ya? Tapi kalau melihat wajah kalian yang seperti itu, kayaknya emang lebih enak jujur aja.”
Erica mengeluarkan ponselnya dengan berisi sebuah rekaman yang dikirimkan oleh Galuh. Di mana nantinya benda ini akan ia gunakan untuk senjata ampuh dalam mengancam mereka. Ia pun memutar vidio itu dan memperlihatkannya pada mereka berdua.
Deryan dan juga kekasihnya pun melihat itu dengan seksama, mata mereka seakan dibuat sesak dengan pemandangan vidio itu. Mereka benar-benar tidak bisa mendeskripsikannya seperti apa, tapi yang jelas mereka berdua sangat terancam dengan apa yang diputar oleh wanita itu.
Video yang berisi tentang aktivitas mereka, dengan bercumbu penuh hasrat, serta saling mengoral penuh nikmat benar-benar terekam jelas di vidio itu. Apalagi wajah keduanya yang seakan lupa dengan segalanya, bahkan tanpa menyadari bahwa ada yang merekam aktivitas mereka berdua.
Deryan dan kekasihnya saling bertukar pandang, wajah mereka memerah oleh rasa malu─bukan hanya karena ketahuan, tapi karena yang melihat justru seorang perempuan. Di antara tatapan yang saling menyelidik, keduanya mulai memberi isyarat diam-diam, sepakat untuk melakukan sesuatu pada wanita itu.
Erica menarik kembali ponselnya dan mematikannya. “Huuuh ternyata bisa juga ya seorang yang selalu dipercayai dalam memimpin keagamaan melakukan hal tercela seperti ini, apalagi jemaah kalian pada memuji kalian karena kesalehannya.”
Erica berdecak dengan kelakukan kedua orang itu sambil menggelengkan kepalanya. “Benar-benar miris.”
“Apa jadinya ya kalau vidio ini tersebar, dan jemaah kalian melihat semua ini oh ya terutama orang tua kalian. Apakah mereka akan terkejut, atau biasa saja. Eh tapi nggak mungkin deh, secara kalian kan_”
Ucap Erica yang terhenti karena mulutnya dibungkam oleh kekasih Deryan dengan memasukkan kaos kaki miliknya. Sementara Deryan memeriksa saku pakaian wanita itu untuk mengambil ponselnya. Mereka berdua akan melakukan tindakan yang kasar untuk menutupi kelakuan mereka. Tanpa memperdulikan wanita itu yang sedari tadi memberontak meminta untuk dilepaskan.
Nafsu yang seakan menguasai diri Deryan, tak bisa dipertahankan jika menyangkut harga diri. Apalagi dirinya melakukan hal yang sangat dilarang oleh agamanya. Namun lagi-lagi, semua ini ia lakukan karena keterbatasan dirinya yang sulit untuk berkomunikasi dengan lawan jenis. Sebab pengasuhan orang tuanya yang mengakibatkan dirinya bisa menyukai sesama jenis.
Di mana hal ini sangat dilarang oleh agamanya.
μμ
Sementara di tempat lain, orang-orang yang sudah ditugaskan oleh Erica dalam menjaga dirinya. Saat ini sedang berada di warung untuk memesan makanan. Perutnya yang tidak berhenti berbunyi serta matanya yang lelah akibat melihat adegan tidak senonoh itu. Membuat seorang Galuh harus keluar dari tempat persembunyiannya untuk mengisi perut yang kosong.
Ia pun mendatangi warung yang digunakan Sabia dan Aurel untuk mengintai. Karena warung yang menjual makanan hanya satu di daerah itu, dan satu-satunya jalan yang harus ia tempuh adalah mendatangi warung itu dan tentunya ia akan bertemu dengan rekan tim-nya itu.
“Buk nasi dua ya, lauknya telur bali sama sayur nangka aja,” pesan Galuh pada pemilik warung.
“Siap mau dimakan di sini atau dibungkus mbak?” tanya pemilik warung padanya.
“Dibungkus aja buk,” jawab Galuh lalu mendudukkan dirinya di samping Aurel yang sedang menatap horor padanya. Ia pun mengambil ponselnya yang berada di saku lalu memeriksanya. Dan tentunya ia tahu bahwa orang yang mengirim pesan adalah satu di antara mereka berdua.
Grup Cah
Sabia :
Erica gimana? Siapa yang jagain?
Galuh :
Tenang ada Harni tadi dia sempet pingsan gara-gara lihat pasangan homo yang lagi bermesraan, makanya ini pesan makanan buat mengganjal perut yang udah kelaparan
Aurel :
Mental Harni cemen amat lihat begituan langsung pingsan
Galuh :
Emangnya otak Harni pikirannya kayak lo yang isinya burung mantan suami pengen dimasukin ke gua indah Lo
Aurel :
Bacot Lo lihat aja entar kalau udah selesai nih tugas gue kasih peringatan ke Lo!!
Galuh :
Nyenyenye dari kemarin ngasih peringatan kagak jalan-jalan omongan doang kayak pejabat negara Lo!
Sabia memutuskan untuk mematikan ponselnya, jika seperti ini ia paling malas untuk meladeni keduanya. Pertengkaran mereka memang tidak akan berhenti sampai kapanpun. Jika saja di sini ada Erica, mungkin pertengkaran mereka berdua akan berhenti dan menutup mulut sebab Erica akan menghukum mereka untuk menulis UUD 1945 yang sering dibunyikan ketika sedang upacara di waktu sekolah sebanyak 5 kali.
Sedangkan di sisi lain, di mana Erica yang saat ini sedang berusaha menghindar dari serangan kekasih Deryan, gerakannya gesit dan mulai limbung. Matanya terus menyapu sekeliling, mencari pertolongan dari anggota tim yang seharusnya berjaga. Ironisnya, di saat ia paling membutuhkan mereka, tak satu pun muncul membantunya─terutama Galuh yang seharusnya menjadi mata mereka di balik layar.
“Galuh sialan, lihat aja nanti Lo!” Kata-kata kasar yang ditunjukkannya pada orang dibalik layar. Yaitu Galuh.
narasi nya panjang banget thor.. salut/Rose/
Kalo berkenan boleh singgah ke "Pesan Masa Lalu" dan berikan ulasan di sana🤩