NovelToon NovelToon
Kerajaan Danemor : Diktator Bermahkota

Kerajaan Danemor : Diktator Bermahkota

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Perperangan / Barat
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Sergey

Kerajaan Danemor menjadi sebuah kerajaan yang kuat setelah Raja Adolf I telah naik takhta menggantikan raja sebelumnya, namun dibalik kuatnya kerajaan itu, menyimpan sisi kelam yang sangat mengerikan, Raja yang sangat keji terhadap musuh dan rakyatnya sendiri, pertumpahan darah sangat lumrah terjadi di kerajaan Danemor.

Kelahiran seorang anak laki laki menjadi harapan untuk semua orang untuk menggulingkan takhta Raja Adolf I, mampukah anak harapan itu mampu melakukannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sergey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Serangan

"Kebakaran." Teriakan para pasukan musuh untuk membangunkan seluruh pasukan di tenda.

Api yang sangat besar itu mengamuk dan menyemburkan lidah api ke segala arah, teriakan pasukan yang menjerit akibat luka bakar pun terdengar ke seluruh benteng.

Disisi lain Adolf mendengar suara ledakan dari benteng, dia menatap tajam bahwa asap hitam telah muncul, merasa bahwa rencana nya ini telah berhasil, dia menyuruh seluruh pasukan bergegas ke benteng beurne.

"Sekarang saatnya, seluruh pasukan serang benteng beurne" serunya lantang.

Seluruh pasukan langsung berbaris, mereka berjalan tertib menuju benteng beurne.

Jenderal benteng pun bingung, darimana asal kebakaran itu, dia memerintahkan pasukan untuk segera memadamkan api nya, namun hingga 15 menit api tak kunjung padam, saat itulah jenderal benteng melihat pasukan berbaris rapi.

"Lapor jenderal, pasukan musuh mendekat, apa yang harus kita lakukan?." salah satu pasukan mendekat.

"Kita padamkan api, jika dalam 10 menit tak bisa padam, kita pergi dari sini." Jenderal dilanda kepanikan dan bingung.

"Laksanakan jenderal."

"Pemanah, bersiap pada posisi, kesatria pedang fokus untuk padamkan api." teriak jenderal.

Kondisi pasukan dalam benteng yang semula dilanda kepanikan, kini mulai terkendali karena arahan dari jenderal benteng, prajurit pun sibuk memadamkan api, namun perjuangan mereka sia sia karena dari kejauhan Adolf menembakkan anak panah dalam jumlah banyak untuk membuat api menjadi semakin besar.

Prajurit kebingungan antara harus berlindung dari api atau melindungi diri dari hujan panah, satu persatu mereka tewas dalam keadaan mengenaskan.

"Jenderal, kita harus segera meninggalkan benteng, kondisi pasukan sangat tidak diuntungkan, apabila kita memaksakan untuk bertahan, seluruh pasukan akan mati karena asap dan api ini jenderal."

"Tck sialan, seluruh pasukan mundur tinggalkan benteng ini."

Teriakan mundur pun menggema di langit, tak menunggu lama, pasukan Adolf menembus gerbang benteng, semua pasukan Adolf berteriak gembira, kemenangan yang mudah didapatkan oleh mereka begitu saja.

"Tuan ku, apa perlu kita mengejar musuh?."

"Tidak perlu Adurain, asap dari api ini akan membunuh kita secara perlahan jika kita terus memaksa, biarkan saja api ini sementara agar asap dari api ini berhembus ke kota Beurne."

"Tapi tuan, kota Beurne tinggal 8 km dari sini, jika kita berjalan kaki dan memadamkan api ini, setidaknya butuh 5 jam perjalanan dari sini, tentu ditambah pasukan musuh tercerai berai saat benteng ini ditinggalkan."

"Justru itu Adurain, stamina pasukan harus diperhatikan, terlebih asap api ini akan membuat seluruh pasukan sesak nafas, jika dipadamkan pun juga membutuhkan waktu lama, memang bisa tetapi kurang efisien dalam penggunaan energi pasukan."

"Lalu apa langkah kita selanjutnya tuan?."

"Kita kembali ke tenda utama agar seluruh pasukan beristirahat, besok pagi setelah matahari terbit, kita berangkat ke kota Beurne."

"Lalu bagaimana dengan benteng ini tuan?."

"Sementara biarkan saja, beberapa orang akan ditempatkan disini sebagai pengawas jika musuh kembali, asal asap api ini masih ada, menandakan jika musuh belum kembali."

"Baiklah tuan, perintah mu akan ku laksanakan."

"Seluruh pasukan, kembali ke tenda utama, beberapa pasukan senjata jagalah tempat ini dan laporkan bila musuh kembali, asap kebakaran ini akan menandakan jika musuh masih ada."

"Baik jenderal."

Seluruh pasukan pun berjalan kembali ke tenda utama luar benteng, Adolf memerintahkan seluruh pasukan untuk istirahat dan melarang meminum alkohol agar tidak mengganggu jalannya pertempuran.

Jenderal benteng bersama pasukannya itu kembali ke kota beurne, banyak sekali pasukan yang terkena luka bakar, mereka terpincang pincang saat berjalan, keadaan sungguh mengenaskan, banyak dari mereka menggendong rekan mereka yang telah mengalami organ tubuh yang matang, jeritan pun menggema disepanjang jalan menuju kota.

Duke Otto dan Erik mendapat laporan bahwa pasukan pertahanan di benteng beurne telah kembali dengan keadaan mengenaskan, mereka berdua langsung bergegas menemui pasukan itu.

Mereka berdua langsung menemui jenderal benteng.

"Apa yang terjadi pada kalian? kenapa tidak menjaga benteng? Kau gila ya?." bentak Otto.

"Maaf duke, kami terpaksa kembali karena kebakaran dan serangan musuh, api dalam benteng sangat besar hingga kami kewalahan menangani nya, dan sialnya musuh datang menyerang kami, bisa dipastikan jika kami tidak kembali, maka kami semua telah musnah." Jenderal benteng tertunduk lemas.

"Kenapa bisa kebakaran? Kau bodoh sekali, mengelola benteng saja tidak bisa."

"Maaf tuan, kebakaran berasal dari lumbung, sebelum kebakaran, terjadi ledakan dan menciptakan api yang sangat besar, api itu langsung menjilat sekitar tenda pasukan, hingga akhirnya api meluas."

"Sungguh bodoh sekali, mana ada ledakan besar bisa menciptakan api dalam sekejap? Kau pikir sedang berada di gunung?."

"Kejadian itu benar adanya tuan, sebelum terjadi ledakan, kami menerima pedagang yang berasal dari kota Andel, mereka menawari makanan dan minuman, untuk itulah saya mengijinkan masuk."

"Tunggu kamu bilang pedagang dari kota Andel, apa kamu tidak mengecek barang dagangan di karavan mereka?." Erik merasa ada yang mencurigakan dari pedagang.

"Saya sudah memerintahkan salah satu prajurit pengawas untuk mengecek barang mereka, tapi saya tidak tahu kelanjutannya, tapi tiba tiba lumbung meledak."

"Mana prajurit yang kamu perintahkan bawa dia kemari."

"Maaf tuan, prajurit itu telah tewas karena tembakan anak panah musuh, namun saya melihat ditengah kebakaran, salah satu dari anak bangsawan yang berada diperintah anda, mabuk dan berlari secara tidak jelas, kami tidak tahu menahu kemana dia pergi saat ini."

"Aku berasumsi jika pedagang menyuap prajurit pengawas dan anak bangsawan sekitar dengan menggunakan alkohol, hingga akhirnya mereka menuju lumbung persediaan dan ledakan pun terjadi." Ucap Erik.

"Jadi maksudmu ini sabotase?." Otto membalas perkataan Erik.

"Yah benar, sekarang kita harus mengirimkan seluruh pasukan kembali ke benteng, jika tidak kembali, maka tamatlah kita."

"Baiklah, kumpulkan seluruh pasukan kota Beurne, kita bergegas sekarang menuju benteng agar Adolf sialan itu tidak masuk kesini."

Tenda pasukan utama.

Subuh subuh semua pasukan bangun, Adolf yang terbangun pun mempersiapkan dirinya untuk berangkat ke beurne, tak lupa dia memperhatikan benteng beurne dengan tatap mata tajam, ia melihat asap hitam masih menjulang tinggi, ia pun bergegas ke benteng beurne, namun disaat akan berangkat.

"Minggir minggir, dimana tuan Adolf? musuh telah kembali ke benteng beurne, musuh kembali ke benteng beurne." teriak pelapor.

"Hei kamu kemari, apa yang terjadi?." tanya Adurain.

"Jenderal Adurain, musuh telah kembali ke benteng beurne, mereka berusaha untuk memadamkan sisa sisa api."

"Apa? aku akan menemui tuan."

"Tidak perlu, aku disini, katamu musuh kembali? Laporkan situasi."

"Tuan Adolf, ratusan ribu pasukan musuh telah menuju benteng, kami melihat mereka sedang memadamkan api di benteng, namun asap hitam itu mengganggu seluruh pandangan kami."

"Sungguh beruntung, kita bergegas ke benteng sekarang, Adurain, Pan, persiapkan diri kalian semua."

"Siap laksanakan tuan."

1
Muhammad anam
cerita nya seru
Safrul bay
keren sangat menginspirasi
Protocetus
El Adolf /Sweat/
Hiroki524
dahsyat ttg cerita ini, semoga terus sukses author!
thalexy
Dialog keren.
Daina :)
Terinspirasi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!