NovelToon NovelToon
Scandal Hubungan Rahasia

Scandal Hubungan Rahasia

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Trauma masa lalu / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nonecis

Kesalahan yang terjadi pada dua manusia yang saling mencintai. Hubungan keduanya yang sudah tidak direstui. Mungkin karena tidak memiliki status sosial yang setara. Alina hanya gadis biasa yang duduk di bangku SMA dan menggunakan beasiswa dan sementara Fathan anak seorang pengusaha kaya raya dan juga seorang ibu yang bekerja dalam dunia entertainment.
Fathan dan Alina terjebak dalam hubungan gairah yang akhirnya menjadi skandal dan siapa yang dirugikan dalam hal itu.
Alina harus menerima nasibnya yang masih duduk di bangku SMA dan mengandung akibat kesalahan fatal yang dia lakukan bersama dengan kakak kelasnya yang juga menjadi pacarnya.
Karena hubungan yang tidak direstui itu yang ternyata membawa Fathan pergi dari Alina.
Bagaimana Alina menjalani kehidupannya dengan janin yang ada di dalam kandungannya.
Lalu apakah mereka dipertemukan kembali?
Jangan lupa untuk mengikuti cerita Saya dari awal sampai akhir dan follow akun Instagram saya .
ainunnharahap12.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 29 Seperti Di hantui

Cru dari kejauhan mengangkat jempolnya yang mengarahkan jika semuanya sudah siap.

"Baiklah kita mulai, 1 2 3. action!" tegas Alina dengan menggunakan mic suara yang biasa dipakai sutradara untuk memulai adegan syuting.

Alina yang melihat dengan serius para pemain dari layar televisi. Adegan hari ini dimulai dengan perundungan 3 murid senior kepada murid tingkat lemah secara penampilannya yang memang sangat culun.

Murid senior itu yang tampak berkuasa dan jahil kepada Junior mereka dengan mengeluarkan kata-kata kasar dan belum lagi tindakan yang seperti sudah biasa yang sering terjadi bullying.

Adegan yang terlihat itu tampak gadis cupu itu yang berusaha untuk mengambil kacamatanya dan 3 orang wanita yang mengerjai dirinya, mereka juga mengambil sepatunya, sangat dramatis seperti biasa hal yang sering terjadi di sekolah.

Alina mengingat semua kejadian itu dan tidak jauh-jauh dari apa yang pernah terjadi padanya. Alina begitu sangat kesal sekali dengan pembullyan dan maka dari itu dia sangat sensitif tentang hal seperti itu.

Apalagi yang terjadi di depan matanya sama persis dengan apa yang telah dia alami beberapa tahun yang lalu dan bahkan dari pengambilan kacamata, pengambilan tempatku juga sama.

Adegan tersebut malah ditambah dengan salah satu seorang murid menarik rambut gadis cupu itu, para aktris memang bekerja sangat profesional yang tampak tidak main-main dalam adegan syuting.

Alina juga mengingat Fathan yang waktu itu menolong dirinya saat dikerjain 3 seniornya. Fathan kembali muncul di dalam ingatannya.

Alina yang masih duduk di bangku sutradara terlihat bengong yang menyaksikan adegan perundungan syuting anak sekolah tersebut yang ternyata tidak diperhatikan Alina dan justru mengingat kejadian pada saat dia sekolah.

Gissele sampai melihat ke arah Alina yang bingung dengan Alina.

"Alina cut, rambutnya bisa rontok!" tegur Giselle yang melihat temannya masih saja tetap bengong dan padahal adegan tersebut sudah selesai sesuai dengan script. Tetapi karena belum di cut jadi pemain masih tetap melanjutkan sesuai dengan improve mereka.

"Alina!" tegur Giselle yang menyenggol Alina dan membuat Alina benar-benar kaget.

"Oh maaf!" shut Alina yang jadi linglung.

"Cut!" Untung saja Alina kembali fokus dan para aktris seperti biasa jika melakukan adegan yang sedikit bermain fisik akan saling berpelukan dan meminta maaf satu sama lain.

Alina menghela nafas mengusap wajahnya dengan kedua tangannya yang ternyata dia tidak bisa fokus menyutradarai series tersebut karena sangat berhubungan dengan masa lalunya.

Yang membuat bermain cukup lelah menunggu beberapa detik adegan yang lama sekali di cut yang sempat membuat artis yang bermain dalam peran utama yang menjadi korban perundungan itu sakit kepala dengan rambutnya yang tertarik cukup lama.

Para asisten artis tersebut langsung menghampiri artis mereka untuk mengecek penampilan mereka dan terlebih lagi mengecek apakah ada yang buka atau tidak.

"Oh. My good ada apa denganku," batinnya yang terus saja mengatur nafas.

"Kamu ada masalah Alina?" tanya Giselle yang melihat rekannya itu memang tidak fokus sejak tadi dan hanya menatap kosong layar monitor yang melihat adegan syuting.

"Tidak ada masalah. Aku mungkin lelah saja," jawab Alina bohong.

Sudah jelas-jelas dia terbayang pada masa lalunya di sekolah yang sama dan juga kejadian itu sangat mirip dengan kejadian yang dialami. Jadi jelas itu menjadi pemikiran Alina dan bahkan konsentrasinya sangat terganggu

"Ya mungkin saja kamu belum sarapan, bagaimana kalau kita ke kantin saja. Kita makan dulu," ajak Giselle.

"Iya boleh," sahut Alina yang setuju.

"Kita break sebentar," ucap Alina memberikan arahan dan langsung berdiri dari tempat duduknya. Bagaimanapun Alina harus kembali fokus karena pekerjaan masih banyak kru dan para artis yang sudah profesional dan sampai sakit kepala karena lama sekali adegan itu di cut.

Alina dan Giselle yang sudah berada di kantin sekolah untuk menikmati sarapan.

"Aku lihat kamu tidak konsentrasi dalam menjalankan shooting hari ini. Aku tidak tahu apa jadinya kalau sampai kamu tidak cut tadi dan mungkin kita akan mengalami kendala dalam shooting ini," ucap Gissele sembari mengunyah makanannya.

"Aku hanya kurang fokus aja," jawab Alina.

"Apa kamu memiliki masalah dan bukankah permasalahan kamu dengan aktris baru itu sudah selesai?" tanya Gissele.

"Ini lebih dari permasalahan mengenai aku dan aktris itu. Tetapi aku tidak percaya kenapa bisa terjebak dalam situasi ini. Aku pikir aku bisa profesional dan ternyata aku salah. Bukan hanya bertemu langsung dengan Fathan dan ternyata aku juga dihadapkan dengan masa lalu yang pernah terjadi di sekolah ini," batin Alina yang tidak mungkin menceritakan kepada Gissele.

"Lihatlah bengong lagi. Aku seperti tidak dianggap berbicara," sahut Gissele dengan menghela nafas yang sejak tadi dikacangi sahabatnya.

"Maaf Gisele," sahut Alina.

"Alina jika kamu memang tidak baik-baik saja untuk syuting hari ini dan ada sebaiknya ditunda saja," saran Gissele.

"Kamu bisa berbicara seperti itu dan bagaimana dengan Bu Monica yang ada aku akan disembur," jawab Gissele.

"Kamu benar! Padahal film yang bagus akan berhasil jika para kru dan pemainnya konsentrasi dan bukan memiliki beban. Tetapi bos kita mana tahu tentang masalah yang kita alami dan dia hanya menginginkan hasil yang terbaik," ucap Giselle.

"Kamu benar dan tidak apa-apa jika kita melanjutkan syuting ini dan aku akan baik-baik saja," ucap Alina.

"Baiklah kalau begitu. Aku sangat berharap syuting ini berjalan dengan lancar," ucap Gissele.

"Dan aku tidak tahu apa bisa bekerja dalam situasi seperti ini," batin Alina yang terlihatlah ragu.

Alina yang kembali bengong dan Giselle tidak lagi menegur sahabatnya itu yang hanya geleng-geleng kepala.

Dia juga tidak tahu apa yang di alami sahabatnya dan sahabatnya sejak tadi melamun terus dengan semua pemikirannya.

"Aku tidak tahu. Jika SMA tempat kita syuting akan diadakan di SMA Harapan Bangsa," ucap Alina yang kembali membuka obrolan artinya sudah tidak melamun lagi.

"Memang kamu tidak ikut meeting waktu itu?" tanya Giselle.

Alina menggelengkan kepala.

"Pantes saja. Memang keputusan dari Bu Monica untuk diadakan syuting drama series terbaru kita di SMA Harapan Bangsa, karena sangat cocok lokasi juga dekat dengan kantor," jelas Giselle.

"Apa kita tidak bisa mengganti lokasi syutingnya?" tanya Alina yang merasa tidak bisa profesional jika syuting di lokasi tersebut.

"Kenapa harus diganti. Seperti yang aku katakan kepada kamu jika lokasi ini dekat sama kantor kita dan kita juga sudah pasang set yang lain di sini. Selain itu sangat mudah bekerjasama dengan SMA ini dan tidak ada yang memberatkan sama sekali apalagi harus sampai mengganti lokasi syuting. Alina kita juga sudah berjalan syuting," ucap Giselle.

"Aku hanya bertanya saja," sahut Alina menghela nafas yang tidak ada harapan.

"Oh iya Alina, untuk film kita. Aku sudah mengirim naskah kepada Fathan dan kita hanya menunggu persetujuan Fathan saja. Semoga dia menerima peran ini, karena memang dia yang cocok untuk melakukan peran itu," ucap Giselle.

Mendengar nama Fathan membuat jantung Alina kembali berdebar dengan ekspresi yang tidak terbaca.

"Jika dia setuju untuk menjadi pemeran utama dalam film ini. Lalu siapa yang akan menyutradarai film ini?" tanya Alina. Jantung berdebar begitu kencang yang sangat takut dengan jawaban itu.

Bersambung.......

1
mbok Darmi
viral kan saja video pertemuan ini saat andre maki2 biar lsg ancur itu karier nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!