Gadis remaja berusia 15 tahun yang dituntut hukuman 10 tahun penjara itu kini sudah menjadi wanita hebat. Ia dituntut atas pembunuhan Ayah tiri yang menyiksa sang Ibu sampai meninggal.
Power keluarga Ayah tirinya mampu membuatnya tak berkutik saat dimasukkan ke dalam penjara, tapi itu lah awal kebangkitan dirinya.
Di dalam penjara ia diangkat anak oleh seorang wanita gengster, di dalam tahanan akhirnya dia menjadi orang yang ditakuti.
10 tahun kemudian ia keluar dari penjara untuk menuntut balas pada mereka yang menutup mata saat ibunya disiksa semasa hidup dan mereka yang menjebloskan dirinya ke penjara. Ia bersama teman-temannya sesama Ex-Narapidana, bersama mereka menjadi lebih kuat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bangkitnya Ex-Narapidana - 27.
Tiba-tiba....
Tubuh Maxayla lemas di pelukan Zephyr, tak ada tanda-tanda kehidupan pada wanita itu.
"MAX...!!! Maxayla!"
Zephyr berteriak-teriak seperti orang gila sembari menggoyang-goyangkan tubuh Max, dia mendekap tubuh Maxayla ke dalam pelukan menangisi wanita itu.
Tak jauh dari mereka, seseorang yang tak lain adalah bodyguard baru Zephyr yang adalah seorang pengkhianat diam-diam menjauh dari sana.
Sang bodyguard pengkhianat mencari spot yang tidak ada Cctv, setelah berhari-hari berada di Mansion ia tahu titik-titik Cctv dipasang.
"Halo, Tuan! Wanita itu mati! Dia baru saja menghembuskan nafas terakhirnya!"
📞 "Kamu yakin?"
"Sangat yakin, Tuan!"
Sambungan terputus, baru saja bodyguard itu berbalik seseorang langsung memuukulnya.
Bugh!
Bugh!
"Bawa dia ke tempat pwnyiksaan!" ucap Agatha, wanita itu adalah anak didik Madam Belle yang paling kejam selain ia juga pintar menembak.
Tubuh bodyguard disereeett pergi ke ruangan bawah tanah, Agatha berjalan ke arah Zephyr yang sedang menangisi Maxayla.
"Sudahi sandiwara mu, Bos! Si pengkhianat sudah tertangkap, informasi mengenai kematian mu pun... sudah sampai pada Bos-nya!"
Mata Maxayla yang sempat terpejam kembali terbuka, ia tersenyum melihat wajah Zephyr yang banjir air mata.
"Aku bahagia kamu menangis untukku, Luther sayang.."
Zephyr masih belum sadar, bahkan ingus dari hidungnya hampir saja menetes pada wajah Maxayla jika saja Lei tidak menutup hidung Zephyr dengan saputangan.
"Ingus mu, Bro! Memalukan sekali!" Lei mendengus melihat wajah berantakan temannya, tadi Zephyr keras kepala ingin pergi meninggalkan Maxayla, namun sekarang malah menangis layaknya anak kecil.
"Hikssss... kau menipuku!" Zephyr ingin marah, tapi sisa-sisa kesedihan masih ada hingga ia malah sesenggukan.
Maxayla mengusaap air mata yang membasahi pipi Zephyr, "Kamu marah? Maaf, tapi ini bagian dari rencana kami untuk menangkap pengkhianat pada salah satu bodyguard baru mu. Lei sudah kami beritahu, jadi dia ikut bersandiwara..."
"Maksud mu, kamu tau aku akan pergi dari sini dan sengaja bersandiwara seperti tadi. Itu artinya semua kata-kata cintamu padaku adalah bohong?!"
"Kamu tuh ya! Aku memang bersandiwara tapi semua ungkapan ku tadi padamu serius, bodoh! Kapan kamu pinternya?!" Max mendengus kesal.
Zephyr ingin melepaskan tubuh Maxayla karena dia juga kesal dibohongi, namun wajah Maxayla tiba-tiba saja meringis.
"Argghhtttt..." Max mengerraang kesakitan.
"Jangan bersandiwara lagi, Max! Aku nggak akan tertipu lagi!"
"Minggir!" Madam Belle mendorong tubuh Zephyr, ia mengambil alih tubuh putrinya yang masih tergeletak di lantai. "Cepat gotong tubuh Max! Perutnya kembali berdarah!"
Baru lah Zephyr memandang ke arah perut Max, pakaian putih yang Max pakai ternodai oleh merahnya darah.
"Max!" jerit Zephyr.
Para wanita berdatangan, mereka mengangkat tubuh Max yang sekarang benar-benar sudah tak sadarkan diri.
Zephyr terpaku di tempat, dia adalah pria paling brengsek. Bisa-bisanya wanita yang ia cintai tengah kesakitan, namun dia mengatakan Max sedang bersandiwara.
.
.
.
Di ruangan Alex dirawat, Celine bertugas menjaga lelaki itu. Dia mengelusss setiap lekuk wajah tampan Alex, sesekali dia terkikik.
"Gantengnya... ahhhh andaikan aku bukan pecinta laki-laki, udah aku embat nih cowok!"
Agatha yang baru masuk ke dalam ruangan menggeleng melihat kelakuan teman genitnya, entah berapa anak buah Madam Belle berjenis kelamin lak-laki yang sudah ditiduri Celine. Bukan Celine yang ditiduri, tapi wanita itu yang meniduri.
"Agatha, gimana? Rencana sukses?"
Agatha mengangguk, "Tapi perut Bos Max kembali berdarah! Ck! Semuanya gara-gara laki-laki ini! Apa aku harus membunuhnya sekarang, biar di masa depan pria ini nggak jadi penyebab Bos Max terluka lagi...!"
Pandangan Agatha begitu dingin menatap wajah Alex, dia begitu benci pada orang-orang yang menyebabkan Max terluka terutama pada Zephyr. Apalagi Agatha anti laki-laki, ia sangat trauma pada laki-laki khususnya pria tampan seperti Alex.
"Hei! Jangan gegabah! Kalau dia mati, Bos Max akan mengusir mu dari sini! Kau ingin kembali hidup di jalanan terus masuk penjara lagi!"
Agatha hanya mengangkat bahu tak perduli, baru saja dia akan keluar dari ruangan Alex membuka matanya.
"Ayla... Ayla..." gumamnya.
Agatha dan Celine saling melirik, lalu Agatha mendekat ke arah ranjang. "Harusnya kau mati saja! Kau penyebab Bos kami tertembak dan sekarang dia mengalami pendarahan lagi! Kau adalah orang yang merepotkan!"
"AGATHA...!" Tegur Celine.
"Cih! Kau urus saja dia! Aku muak berada dekat laki-laki!!!" Agatha pun melangkahkan kaki keluar ruangan rawat Alex.
Agatha adalah seorang istri yang telah dikhianati oleh suaminya, titik terendah wanita itu ketika anaknya meninggal karena ulah selingkuhan suaminya hingga akhirnya Agatha membalas dendam dengan membunuh wanita selingkuhan suaminya dan dia dipenjara dengan hukuman 12 tahun penjara.
Anak-anak didik Madam Belle mempunyai cerita mereka tersendiri saat mereka berakhir di dalam penjara.
.
.
.
Sementara di markasnya, Primus masih geram karena anak buahnya si Sniper telah mati bahkan mayatnya dibawa pergi. Namun mendengar Maxayla mati, dia tertawa keras.
"Hahahaha! Tak sia-sia sniper-ku mati! Akhirnya wanita itu juga mati! Aku harus menelepon Selena!"
Selena yang dihubungi oleh Primus datang dengan wajah gembira, kematian Maxayla adalah hal baik yang ia tunggu.
"Terimakasih, Tuan Primus. Akhirnya, musuhku mati juga! Hahaha....!"
Keduanya tergelak puas, "Anda tinggal membunuh Zephyr, aku ingin segera menguasai perusahaan nya!"
"Tak masalah! Aku harus memancing nya dulu keluar dari Mansion wanita itu! Dia tinggal disana dan dilindungi dengan ketat! Ngomong-ngomong... kau tak kenal dengan pemilik Mansion itu, Selena? Dia adalah Ibu angkat dari Maxayla!"
"Siapa memangnya dia?"
"Namanya Bellenza, dia adalah pewaris dari keluarga Arkatama!"
"Apa?!" Wajah Selena terlihat syok, dia bertemu dengan Madam Belle di acara pesta dan diperkenalkan sebagai teman Devano oleh laki-laki itu.
Apa Devano dan Bellenza berhubungan dekat? Selena pun menaruh kecurigaan.
.
.
.
Agatha hari itu keluar dari Mansion, dia mengendarai motor untuk pergi mencari udara segar. Sekalian dia ingin pergi ke makam putrinya yang sudah terbaring di bawah tanah selama 14 tahun. Ia keluar dari penjara sekitar 2 tahun lalu dan menjadi anak didik Madam Belle dirangkul sebagai keluarga oleh Madam Belle.
Selangkah demi selangkah Agatha mendekati kuburan sang anak, namun tiba-tiba ia menghentikan langkah saat di tempat anaknya dimakamkan ada seseorang yang sangat ia benci.
Laki-laki yang tak lain adalah mantan suami Agatha itu juga menyadari kehadiran mantan istrinya, mata pria itu menatap Agatha penuh kerinduan.
"Agatha, aku merindukan mu..."
Agatha tersenyum sinis, sungguh laki-laki tidak tahu diri!
Namun senyuman sinis Agatha tenggelam dalam ketidakberdayaan, saat tiba-tiba seseorang di belakang wanita itu membeekaap mulutnya dan ia pun tak sadarkan diri.
ditunggu karya selanjutnya ...🥰
aku punya solusi Sam. bius aja. masukin karung. udah. 🤣🤣🤣🤣🤸
.siap siap karya baru meluncur ya Thor... /Kiss//Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/