NovelToon NovelToon
Hello, Salsha

Hello, Salsha

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Romansa / Bad Boy
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: zennatyas21

Kisah seorang gadis pembenci geng motor yang tiba-tiba ditolong oleh ketua geng motor terkenal akibat dikejar para preman.

Tak hanya tentang dunia anak jalanan, si gadis tersebut pun selain terjebak friendzone di masa lalu, kini juga tertimbun hubungan HTS (Hanya Teman Saja).

Katanya sih mereka dijodohkan, tetapi entah bagaimana kelanjutannya. Maka dari itu, ikuti terus kisah mereka. Akankah mereka berjodoh atau akan tetap bertahan pada lingkaran HTRS (Hubungan Tanpa Rasa Suka).

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zennatyas21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

1. Dikejar Preman

Seorang gadis anak SMA berlari kencang malam-malam usai dikejar oleh seorang laki-laki seperti preman. Salshabilla Chalysta Putri atau biasa disapa Salsha itu begitu amat ketakutan ketika pulang sekolah pukul 7 malam karena menunggu angkutan dari pukul 5 sore.

Tepat sampai di perempatan jalan yang sedikit jauh dari sekolahnya, Salsha berhenti melangkah saat melihat kumpulan anak geng motor tengah ramai di tepi jalan.

"Aduh, gimana ini ... Gue takut ... Mana preman tadi masih ngejar lagi. Gue gak mau kenapa-napa." lirih Salsha terus berlari sampai akhirnya didatangi oleh salah satu anggota geng motor tersebut.

Salsha pun semakin ketakutan. Ia berlari melewati kumpulan anak laki-laki itu, namun sialnya ia berhasil dicegat oleh salah satu lelaki memakai jaket motornya. Terlihat di leher lelaki yang mencegatnya ada sebuah slayer berwarna hitam dengan corak bintang-bintang kecil.

"Eh, kenapa lari-lari? Terus kenapa masih pake seragam sekolah? Anak SMA Putra Bangsa lagi." ucap si cowok yang memakai slayer tersebut.

Salsha takut, ia melihat preman itu melihat dirinya. Salsha pun seketika orang yang mengejarnya hingga laki-laki tersebut mengerti.

"Oh, oke. Kamu tenang aja, aku sama teman-teman yang lain gak jahat kok. Meskipun kita lagi nongkrong gini, tapi kita bukan geng berandalan." ucap lelaki itu sambil memperhatikan tangan Salsha.

Preman berandalan yang sering mencari korban tersebut menghampiri Salsha. Karena merasa terancam, teman-teman lelaki yang masih duduk di atas motor sport mereka pun seketika turun.

"Dia mau kasar ke aku." adu Salsha pada lelaki yang menjaganya.

Sekitar sepuluh lelaki, maju menghadapi preman itu dengan tatapan datar. "Kamu tenang aja, gak papa biar mereka yang lawan." ujar lelaki tersebut.

"Nama kamu siapa?" tanya Salsha di sela-sela keributan yang ricuh.

"Zidan. Kalau kamu sendiri?"

"Salsha."

"Oke, salam kenal. Sekarang aku antar ke rumah kamu, mau?" tanya lelaki bernama Zidan.

Salsha terdiam sejenak. "Hp aku mati, gimana ya." Melihat Salsha menunduk, Zidan langsung mengeluarkan ponselnya.

"Nih, kamu tulis nomor hp kamu. Terus kamu tulis nomor orangtua kamu, inget gak?" Zidan menyodorkan ponsel mahalnya pada Salsha.

Salsha yang belum pernah membeli ataupun memiliki ponsel seharga mobil itu pun menolak. "Gak usah deh kayaknya, takut ngerepotin. Gini aja udah bersyukur ditolongin, jadi premannya gak ngejar aku lagi." Seraya menunduk, Salsha cemas jika dirinya tak bisa pulang sampai rumah.

Zidan menghela nafas pelan. "Emang kenapa sih, hp aku juga bisa mati bisa rusak. Gak papa ini kamu pegang, buka kontak dan WhatsApp nya terus tulis nomor kamu, jangan lupa di chat sama telpon mama atau papa kamu."

Salsha tetap menggeleng. "Itu privasi kamu." Zidan semakin gemas dan tak habis pikir pada Salsha. "Kamu itu baik banget, jangan sungkan kalo udah diperintah. Kecuali kalo gak disuruh tiba-tiba minjem dan buka-buka aplikasi itu baru kurang sopan." kata Zidan tersenyum.

"Tapi kan, gue gak boleh minjem-minjem ke orang kaya." lirih Salsha mengingat ucapan kakaknya.

Zidan yang mendengar pun terkekeh. "Gue bukan orang kaya, Sal. Ya ucapan lo gak sepenuhnya salah juga sih, tapi yang kaya itu orang tua gue bukan gue. Ini juga hasil gue kerja."

Mampus. Salsha merutuki dirinya sendiri. Salah siapa coba ngomong gak di setting pake kedengaran lagi. "Ah, anu ... Maaf ya, gue bukan maksud gimana gitu tapi-" Belum sempat Salsha menyelesaikan penjelasannya, tiba-tiba dari belakang ada yang ingin menyerang Salsha.

Sontak Zidan mengambil tindakan secepatnya.

Bugh!

Sebuah balok kayu tepat mengenai punggung Zidan yang melindungi Salsha. Anak-anak lain terkejut begitu melihat salah satu preman lolos dari kepungan mereka.

"Zid!" teriak lelaki temannya Zidan.

Merasa berhasil, preman itu tertawa puas menatap Zidan dan Salsha dengan senyuman jahat.

"Urusan kita belum selesai, cantik. Besok aku akan menjemputmu." ucap preman sialan tersebut menyeringai.

Sementara Salsha ketakutan sekaligus merasa geli dengan gelagat laki-laki stres itu.

"Sekali mulut lo ngucapin itu lagi, gue gak segan-segan bikin lo kapok." sarkas Zidan penuh penekanan.

Sang preman hanya cekikikan gila pada Zidan. "Gak perlu sekali lagi, Zid. Kesempatan kedua itu gak ada di kita, sekali berani ngajak ribut harus terima resikonya." sahut lelaki bernama Erlangga Ardian tersenyum tipis namun terlihat ngeri.

Salsha masih kepikiran soal ucapan preman tersebut, jika benar manusia gila itu mengejar dirinya lagi bagaimana?

"Tenang aja, Sal. Dia bakal jinak kalo kebutuhan dia udah terpenuhi." ujar Zidan berdiri di depan Salsha.

"Lo butuh ini kan, Bang? Kalo lo mau, ada syaratnya. Gampang kok, lo tinggal ikutin cara main kita." kata cowok bernama Jordi Arkana sambil senyum penuh sandiwara.

Si preman mulai berpikir dan mempertimbangkan pilihannya. Lalu teman Zidan yang lain ikut mendorong preman itu agar menerima permainan dari mereka. "Lima juta buat lo, Bang. Sana mau buat apa aja bebas. Asalkan lo gak ngejar cewek ini lagi." ucap lelaki bernama Andi Saputra.

Dua orang teman Zidan yang lain tersenyum tipis. "Ketemu sama anak motor kok gak minta apa-apa sih, Bang. Rugi lah kata gue, mending minta duit pake main bentar sama kita udah gitu langsung dikasih duitnya." sambung Farel Rizky Aldiano.

Satu lelaki lagi bersidekap menatap sang preman. "Awas aja kalian, gue gak bisa dipermainkan. Dasar bocah ingusan!" bentaknya seraya melototkan matanya.

"Duitnya udah ada, tinggal orang yang butuh nih belum percaya. Ya gak?" ujar Eza Alvian tertawa.

Salsha menatap jam tangannya, rupanya ia sudah kelewat malam. Hari menunjukkan pukul 9 malam, bisa gawat kalau ia pulang terlalu larut. Apalagi ponselnya mati total akibat lupa tidak mengisi daya.

"Zid, gue boleh minta tolong anterin gak?" Kala Zidan sedang menonton drama temannya dengan si preman, begitu mendengar suara Salsha ia langsung menoleh.

"Oh iya, ayo, kan gue udah ngajak dari tadi." jawab Zidan kemudian menaiki motor dan memakai helmnya.

Saat hendak naik ternyata Salsha kesulitan, sudah tiga kali ia mencoba naik namun selalu gagal. Hal itu membuat Zidan menoleh ke belakang.

"Susah ya? Maafin motor gue ya, ketinggian jadi bikin ribet." katanya terkekeh.

Salsha sendiri merasa maklum walaupun dirinya akui menaiki motor sport seperti itu memang sedikit sulit. "Emang motornya yang salah ya? Bukan yang beli?" Pertanyaan Salsha lolos membuat Zidan tertawa.

"Aduh, ya maksud gue maafin motornya juga. Siapa tau gegara susah naiknya lo jadi gak mau naik motor gue." balas Zidan sembari mengulurkan satu tangan kirinya pada Salsha.

Perempuan itu bingung. "Apa nih?"

Selain pintar berbicara, ternyata Salsha juga tidak mudah peka. Dan lagi-lagi Zidan dibuat tertawa.

"Ya buat pegangan, Salsha ... biar lo gak kesusahan lagi. Emang harus ya gue ngejelasin sama kasih langkah-langkahnya biar lo peka?"

"Siapa tau minta ongkos. Soalnya cowok zaman sekarang suka modus." cibir Salsha dengan entengnya.

Zidan menghela nafas sabar. "Modus apalagi sih, Sal? Gue cowok baik-baik, gak pernah modusin cewek. Pacaran aja belum pernah." katanya jelas.

"Siapa yang nyuruh lo curhat? Gue juga gak nanya perasaan." celetuk Salsha membuat Zidan menyengir.

Merasa tangannya tidak disentuh, justru bahunya yang tiba-tiba terasa berat. Zidan curiga dengan kelakuan Salsha.

"Nah, udah deh. Yuk, anter gue pulang jangan diturunin di jalan." seru Salsha.

"Lah? Itu bisa naik sendiri?"

"Kan emang bisa,"

Zidan kali ini hanya bisa tepuk jidat. Pusing kalau ia bersama Salsha setiap hari.

"Lepas! Woi! Brengsek kalian! Lepas!" teriak preman tadi tiba-tiba sudah ditangkap polisi.

Salsha menoleh mengernyitkan keningnya, "Kok ada polisi? Premannya langsung ditangkap?"

"Bokapnya Erlan polisi. Temen-temen gue cuma drama buat mainin preman itu." jawab Zidan seadanya kemudian ia menancap gas motornya.

1
Hanni Hann
hai kak, aku udah mampir. semangat ya/Determined/
chipsz🌙
semangat yaaa nulisnya✨❤️‍🔥
Wida_Ast Jcy
aku mampir nih mampir jg yah thor jgn lp like dan coment yah semangat cintaaa
hanzee
semangat thor, jangan lupa mampir yaa💪🥰
Aulia Nur
bagus Kaka 🥰
Aulia Nur
bagus Kaka lanjut 🥰
Dian
Lanjut Thor smngt❤️
Dian
Bunga utk mu biar makin semangat nulisnya❤️
Dian
Semangat thor,💪🏻 ayo saling dukung mampir jg kek karya aku “two times one love.”
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!