Anggita Dewi Asmara setelah kehilangan kedua orang tuanya ,kini Anggita tinggal memiliki seorang adik bernama Anjas Dwi Bagaswara adik laki laki satu satunya yang ada di dunia ini .
Namun , satu tahun yang lalu , Anjas divonis menderita jantung koroner hingga di haruskan menjalani perawatan intensif yang membutuhkan biaya ratusan juta setiap bulannya . dan Anggita tidak memiliki uang sebanyak itu , setelah keluarganya hancur dan menjadikan dirinya dan adiknya harus menjalani kehidupan yang sangat sederhana .
dan suatu hari datang seorang pria datang mengulurkan tangan padanya . dia bernama Maxsim putra Samudra , seorang presdir BIRTH AND MEETING GROUP . Yang memang sedang membutuhkan seorang istri kontrak untuk menghindari perjodohan .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27 Truth And Dare!
"Mbak Anggita ,ada apa dengan bibirmu ? Aku ingat sekalin tadi masih baik baik saja ."ucap Sinta
Seketika Anggita mengangkat wajahnya menatap ke dalam pantulan spion . Dan melihat bercak merah di bibirnya .
"Ah ! , sakit Sinta kenapa kamu menekannya ." keluh Anggita kesal saat Sinta tiba tiba menekan bibirnya dengan jempolnya .
Namun dia tidak merasa bersalah malah menjulurkan lidahnya ."Aku kira cuma itu noda saus yang tertinggal hehehe ...."
"Tapi kenapa bisa terluka ? Seperti ada yang mengigitnya ."ucap Sinta kemudian dengan spontan yang membuat Anggita tersedak .
"Uhukkk.." berhenti berspekulasi , I-ini hanya luka ringan , tidak sengaja bibirku ke gigit sendiri , karena gugup berhadapan langsung dengan presdir Maxsim ." ucap Anggita terbata sambil mengusap bibirnya dengan pelan lalu menambahkan .
"kau sendiri pasti tahu ,bagaimana Presdir Maxsim , jarang jarang dia mau berkomunikasi dengan masyarakat , dan ini tiba tiba ngajak aku bicara empat mata . Aku sangat gugup dan takut salah bicara ."
Dan dengan polosnya Sinta percaya begitu saja ." Presdir Maxsim memang sangat luar biasa , jangan kan berbicara berdua .berada satu ruangan saja sudah membuat orang lain merasa terintimidasi . Mbak Anggita , kau juga luar biasa karena bisa bertahan hampir satu jam berdua bersamanya." Sinta mengangkat kedua ibu jarinya memuji Anggita .
Sungguh Anggita merasa di berkahi dengan kepolosan Sinta .Namun semakin di perhatikan jejak luka tersebut membuatnya teringat akan Maxsim . Dia sangat keterlaluan ,bisa bisanya dia mengigitnya dengan keras saat mencoba menghentikannya .
Tiba tiba pada saat itu ponsel Anggita berdering .
"Mbak Anggita , sepertinya itu Pak Narendra yang menelpon ." ucap Sinta .
Anggita segera mengeluarkan ponselnya dari dalam tasnya , dan benar saja itu telpon dari pak Narendra bosnya .
"Pak Narendra pasti penasaran dengan perkembangan kita dan hasil yang kita dapat . Dan aku percaya dia pasti akan terkejut saat tahu kita dapat mempertahankan proyek ini . Dan berhasil membongkar kecurangan yang di lakukan oleh Direktur Joni ." Sinta mengatakan semua ini .
Dengan mata bulatnya yang berbinar penuh percaya diri . Sinta menyuruh Anggita agar cepat mengangkat telepon dari Bosnya Itu . Dia sudah tidak sabar ingin mendengar reaksi dari Bosnya .
"Hallo Pak Narendra ...
"Anggi bagaimana hasil dari pertemuan kalian ." Pak Narendra memotong ucapan Anggi dengan tidak sabar . Anggipun menceritakan secara ringkas jalan pertemuan yang baru di jalani .
Benar dengan tebakan Sinta , setelah mendengar cerita Anggita , Pak Narendra berseru dengan senang dan sangat bersemangat . Bahkan saat itu Sinta yang ada di samping Anggita mendengar begitu jelas seruan dari Bosnya .
Tentu saja Pak Narendra sangat senang karena itu merupakan pintu awal dari perusahaan nya menuju ke perkembangan yang lebih baik dan maju . Bisa di bilang titik awal Moonlight di kenal banyak orang ,untuk melebarkan sayap ke seluruh kota .
***
Tiga hari kemudian perwakilan Birdt And Meeting mengirim kembali dokumen dan data keuangan sebagai bahan audit . Namun hal ini bukan berati Anggita harus mengerjakan semua kembali dari awal. Dia dan timnya hanya cukup untuk merevisi beberapa bagian yang berhubungan dengan akun -akun yang bermasalah .
"Kalian semua sudah bekerja keras ." suara lantang yang datang dari ambang pintu mengejutkan sepuluh karyawan yang sedang bekerja . Mereka langsung mengangkat wajah dengan sopan memperhatikan sosok yang baru datang .
"Pak Narendra ."
Mendadak semua menghentikan pekerjaan masing masing . Pak Narendra tersenyum dengan bahagia lalu berjalan masuk dan berdiri di samping meja kerja Anggita .
"Kalian sudah bekerja keras beberapa hari ini , oleh karena itu untuk menghargai jasa kalian . Saya akan mentraktir kalian makan malam ini , bagaimana ?."
"Setuju ."
Rosa , sinta dan selfi berseru dengan lantang . Mereka bertiga sangat bersemangat dan merasa kesempatan seperti ini tidak boleh di lewatkan . Enam orang lainnya pun juga setuju , tapi Anggita masih belum memberikan jawaban .
"Anggita kamu tidak ikut ." tanya Pak Narendra .
Rosa , sinta dan Selfi dan yang lainnya pun ikut saling pandang .
"Ayolah Anggita jarang jarang lo kita bisa makan malam keluar bersama , terlebih Pak Narendra sendiri yang mengajaknya secara lasung ." ucap Sinta .
"Benar Mbak Anggi , ayo kita pergi malam ini ." tambah Selfi.
Semua berusaha membujuk Anggita . Setelah berbagai kata dan bujukan yang di keluarkan teman temannya , akhirnya Anggita tidak bisa menolak ajakan mereka .
Setelah jam pulang kerja mereka semua berkumpul di area depan kantor . Lalu mereka bersama sama pergi ke tempat makanan yang terkenal di negara dingin yaitu hotpot .
"Pak Narendra , makan makanan hotpot ala korea , rasanya tidak lengkap jkka tidak memesan soju ." Seru Sinta yang di angguki oleh yang lainnya .
"Memang kalian biasa minum soju ."
"Soju dan minuman alkohol beda Pak , jadi ngak papa ."
"Baik baik , saya akan pesankan untuk kalian ." setelah itu Pak Narendra melangkah pergi untuk memesan soju. Tidak lama kemudian Pak Narendra kembali dengan beberapa botol soju .
Anggita yang melihatnya tidak bisa untuk tidak menggelengkan kepala." Besok kalian masih harus bekerja , mabuk mabukan sepertinya tidak baik untuk kalian ."
"Ayolah Mbak , minim sedikit saja tidak akan membuat orang mabuk . Aku mendedikasikan gelas pertama ini untukmu ." Sinta langsung menyodorkan langsung ke depan Anggita .
Rosa dan yang lainnya bertepuk tangan sambil berseru
"Minum! minum! minum!
Anggita menatap gelas yang ada di depannya kemudian beralih menatap orang orang di sekelilingnya . Sinta ,Rosa , Selfi juga Pak Narendra juga menyuruh nya meminumnya .
Anggita menghembuskan nafas kasar ."Cukup satu ini dan ini yang terakhir , setelah ini aku tidak mau meminumnya lagi .
"Minum! Minum! ." yang lain masih ada yang berseru , saat Anggita sudah menghabiskan satu gelas soju dan mereka langsung bertepuk tangan .
Setelah itu secara bergantian mereka menuangkan gelas untuk masing masing menghabiskan satu botol soju dalam kurun waktu yang singkat .
"Hei bagaimana kalau kita memainkan suatu permainan ? ." tiba tiba Sinta membersihkan isi meja dan meletakan sebuah botol di tengah tengah meja .
"Permainan apa ? Tanya salah satu dari mereka .
"Truth and Dare ! .
"oke ." sahut Rosa , jadi orang yang paling bersemangat . Selfi dan yang lainnya juga Pak Narendra ikut setuju . Lagi lagi Anggita yang paling lamban dalam memberi jawaban .
"Anggita , kamu tidak berani ." tanya Rosa menaikan alisnya mengejek Anggita
Sedikit mempertimbangkannya , Akhirnya Anggita mengangguk ." Siapa yang takut ? Hanya cukup menjawab pertanyaan kan . Aku akan ikut .!"
"Baiklah karena semua sudah setuju . Jadi aku akan memulai permainannya . Kemanapun botol ini akan berhenti , itu lepas dari kendaliku dan yang di tunjuk oleh botol itu maka dia harus menjawab pertanyaan dari kami . Ya atau tidak tetap akan mendapat tantangan dari kami ."
Sinta memegang botol di atas meja .lalu dalam hitungan ketiga memutar botol dengan kuat . Saat botol mulai berputar seperti jarum jam . Beberapa orang sangat bersemangat .