Suatu hari, aku memutuskan untuk melakukan healing sendirian menuju kepedesan nenek ku. Diperjalanan Bus kami mengalami kecelakaan dan yah tiba-tiba saja aku terbangun di hutan belantara...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jamag, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membeli budak
Sebelum jadi tambah merepotkan, aku dan juga si Iris harus meninggalkan kota ini. Tapi, sebelum itu aku disarankan memiliki seorang penjaga. Menyewa petualang mungki pilihan baik, tapi untuk berpergian setiap kali dengan sewa petualang bagiku merepotkan. Aku menerima sarannya yang kedua, yaitu membeli budak terlatih bertarung.
Aku menuju tempat yang direkomendasikan olehnya sebuah Masion besar di daerah distrik tengah kota.
"Apa benar, disini tempat menjual budak? " Tanyaku menatap kertas coklat yang tergambar peta.
Iris menatap ku dengan wajah bingung.
"Budak??? Apa Tuan mau beli budak lagi? "
Aku menjawabnya dengan anggukan kepala.
"Iya, kau taukan Kita perlu pelindung... "
Dia mengangguk paham dan kami berjalan masuk ke Masion itu.
Didalam tampak seorang seperti pelayan, pria tua dengan jas rafi menunduk memberikan salam padaku.
"Selamat datang, disini rumah penjual budak... Ada keperluan apa Tuan? "
Aku mengangguk padanya. "Iya, Aku Nanang Luthfi seorang pedagang yang ingin membeli budak petarung... "
Dia mendengar itu memegang dagunya. "Kalo begitu, saya akan membawa anda menemui Tuan Hendrik... "
Dia berbalik dan menatapku.
"Ayo ikuti saya, menuju lantai atas... " Kemudian melangkah menuju tangga yang indah itu, memutar ke atas.
Aku mengikutinya bersama Iris yang mengenggam tangan ku.
Sesampainya di lantai atas, aku menunggu diruang pribadinya si Tuan Hendrik yang dimaksud si Pelayan pria tua itu.
Aku disediakan teh dan juga cemilan, Iris yang duduk di pangkuan ku sepertinya sangat menikmati cemilan itu.
Roti remah dengan toping bunga, pewarna makanan seperti nya sudah di temukan di dunia ini. Aku jadi kepikiran, setelah kejadian di Serikat tadi untuk membatasi aksi jualan ku yang berlebihan. Memutuskan untuk menjual barang yang sudah ada di dunia ini saja...
"Pewarna makanan kurasa cocok untuk jadi penjualan kita... Tapi, sebisa mungkin aku mencari info dulu di Kota yang akan kita kunjungi dan menjual barang yang di butuhkan oleh orang dikota itu... "
Iris mengunyah nya dan berkata.
"Jual saja roti remah seperti ini Tuan, aku rasa akan laku... "
"Iya, mungkin aku akan mencoba nya nanti... " Jawabku.
*Krekkk!
Seseorang masuk, dia pria dengan rambut belah tengah berwarna merah dan punya bola mata merah pula. Pria yang tampak berwibawa dengan wajah seperti bintang Hollywood saja.
"Aku Hendrik, pedagang budak... Apa Tuan sedang mencari budak petarung? Aku memiliki beberapa orang yang harga nya mahal, tentu karna mereka berkualitas... "
Dia kemudian menahan dagunya dengan kedua tapak tangan dan menatapku serius.
"Sebelum itu, dari mana anda tau ini bahwa Masion ini menjual budak di tengah kota? Yang tau hanya segelintir orang dari kalangan bangsawan... Apa kau merupakan salah satu dari mereka dan yang dapat info dari bangsawan lain yang pernah kemari? "
Aku mendengar itu tertawa tak enak.
"Tidak, aku dapat rekomendasi tempat ini dari Ketua serikat dagang... Dia menyuruhku untuk memberikan ini padamu... " Ujarku memberikan surat yang disuruh oleh Ketua serikat dagang.
Dia mengambil surat itu dan menatapku.
"Dia sampai memberikan mu surat rekomendasi, berati kau ini orang yang penting ya! "
Dia kemudian menunduk dan menepuk tangannya.
"Sebastian! " Teriaknya.
Itu membuat aku dan Iris kaget.
Lalu, datang pria tua tadi membawa 5 orang yang tampak berdiri di sudut ruangan.
2 pria dan 3 perempuan.
Pria yang kulihat bertubuh berotot dan telinga serigala serta punya ekor sama seperti Iris. Dia pasti werewolf.
"Kalo soal petarung, aku saran kan budak kriminal kelas atas! Dia adalah mantan buronan yang berhasil menguasai satu kota, dan memimpin disana sebagai penguasa para penjahat... Ricardo si Taring buas! " Ujarnya Hendrik menunjuk nya dengan wajah bangga.
Lalu dia mengarahkan tangannya ke seorang gadis yang tampak memasang wajah datar.
"Kemudian, kita punya Roh tingkat tinggi... Dia bisa memberikan kekuatan pendukung untuk Tuan nya! Anda bisa menggunakan sihir roh tingkat tinggi... Tapi, ada kendala dalam pemilihan nya yang ketat, dia sendiri akan memilih siapa Tuan nya... Dia digelar Ibu Bidadari, karna kecantikan nya tapi dia sendiri tak punya nama... "
Lalu dia menunjuknya dengan wajah bersemangat sekali.
"Pria ini memiliki lengan kekar, dia punya taring dan tanduk melambangkan Orc King yang kuat! Dia ku dapatkan setelah peperangan Kerajaan Altlantea dan Recovic Bangsa Orc, dia Raja yang kuat dalam kemampuan sihir dan kekuatan fisik! Argus si Raja Iblis! "
Kemudian dia menunjuknya dengan wajah keluh.
"Aku tak menyarankan nya, tapi dia sangat kuat... Dia mantan Ratu Kerajaan Dragonova, Eris sang Naga langit! Kekuatannya sangat berbahaya, perlahan segel budak nya digrogoti, mungkin itu karna dia setara dengan Dewa ... Yah, namanya juga binatang mistis... "
Dia kemudian menunjuknya dengan wajah tersenyum.
"Hanya gadis Elf biasa, yang punya kapasitas mana besar dan memiliki keahlian sebagai Assasin... Dia menjadi budak karna di tangkap oleh Ksatria Pedang Kerajaan, berusaha membunuh seorang Raja... Gelar nya si Kilat tanpa suara, Malaikat pencabut nyawa, Vickla... "
Aku mendengar itu jadi agak tegang.
"Dari mana datang nya biasa? " Tanya ku dengan wajah mengkerut.
Hendrik menatapku dengan senyuman dan tangan yang terus mengelus kedua tangannya.
"Tuan, sebelum anda memilih salah satu untuk dibeli bisa saya tanyakan Berapa dana anda? "
Aku menjawabnya. "18 keping emas... "
Dia mengembangkan matanya. "Dana mu kurang, berati memang harus meminjam dana ya? "
"Meminjam dana? Apa bisa? "Ujarku jadi sangat penasaran atas ucapan nya.
" Iya bisa, itu disampaikan di surat tadi... Apa kau berniat meminjam uang Serikat dagang? Kau bisa membayarnya di Serikat juga dengan Kartu penjelajah mu misalkan kau berada di Negara lain... "
Aku mendengar itu jadi paham maksudnya.
"Praktis sekali, tapi memangnya berapa harga mereka? " Tanyaku sambil memegang dagu menatap 5 orang itu.
Dia si Hendrik tersenyum dengan wajah menakutkan.
"Senang anda mau bertanya, harga mereka kalo dihitung umum nya perlu 200 keping emas! "
Aku mendengar itu jadi agak khawatir.
"Eh, mahal sekali... " Ujarku merasa sangat putus asa.