Kimberly adalah seorang pengantin yang memasuki altar pernikahannya, namun terkejut di atas altar itu sudah ada adik angkatnya bersama calon suaminya yang telah bertukar cincin.
"Maafkan Aku, aku sudah salah. Akulah yang merayu Kak Ramon sampai akhirnya aku hamil 1 bulan dan,, dann,,, terpaksa hari ini kami,,," ucapan adik angkat Kimberly yang menggantikannya menikah, sungguh di luar dugaan!
Ternyata selama ini, semua orang telah menipunya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Telah mempelajari sang suami
Pagi ini, Berlian bersama Nenek dan kedua orang tuanya makan bersama. Tetapi Ramon tidak ada di situ.
"Dimana Ramon?" Sang nenek bertanya pada cucunya.
"Kesehatan kakeknya memburuk, jadi dia masih ada di rumah. Setelah sarapan ini, aku akan pergi ke sana juga," jawab Berlian.
"Sayang sekali, kalau begitu nenek akan ikut denganmu ke rumah mereka," kata Mesila.
"Bu," Tamara menatap sang ibu mertua, "aku dengar dia terus menginginkan seorang cicit, apa jangan-jangan kali ini dia akan menggunakan alasan kesehatannya untuk menekan Ramon dan Berlian memiliki seorang anak? Berlian masih muda, kalau memiliki anak sekarang, aku takut karirnya yang sebentar lagi akan sampai di puncak itu.... Aku rasa akan lebih baik Kalau Berlian menunda memiliki anak sampai dia benar-benar sukses terlebih dahulu dan pada saat itu aku yakin penggemarnya tidak akan melakukan protes apapun. Perempuan yang sudah melahirkan juga kadang-kadang bermasalah dengan hormon mereka dan akan berpengaruh buruk untuk penampilannya," ucap Tamara Sambil memandangi Berlian, dia cemas putrinya yang menjadi penyokong keluarga dan perusahaan mereka mungkin akan mengalami perubahan besar yang membuat karirnya mengalami kemerosotan.
"Itu benar juga," Nyonya Genandra menganggukkan kepalanya, "sebenarnya nenek juga ingin mempunyai seorang cicit, tapi untuk saat ini, sepertinya bukan waktu yang tepat. Perusahaan kita sedang dilanda krisis, beberapa film yang batal tayang itu membuat kita kehilangan banyak karena sudah berinvestasi terlalu banyak di sana. Kalau bisa, Berlian harus menunda kehamilannya tahun ini,, tahun depan masih ada waktu untuk memiliki momongan saat perusahaan kita semakin stabil," ucap Sang nenek.
"Bagaimana menurutmu Berlian?" Tamara bertanya pada putrinya.
Berlian tetap diam sesaat, sebelum menganggukkan kepalanya, "nenek dan Ibu tidak perlu khawatir, aku juga sudah membicarakan masalah ini dengan Ramon dan dia sudah setuju," ucap Berlian.
"Baguslah kalau begitu," Tamara menggangguk puas dengan ucapan putrinya.
"Lalu,,, Apa kau juga bisa membujuk Ramon supaya dia menginvestasikan sejumlah uang pada perusahaan kita? Saat ini perusahaan kita benar-benar dilanda krisis, dan jika ada bantuan sedikit darinya, itu sudah sangat baik untuk perusahaan kita," ucap Nyonya Genandra setelah beberapa saat menikmati sarapan mereka.
"Dia pasti mau membantu, selama ini Dia selalu membantu perusahaan saat sedang dalam masa krisis, Jadi aku yakin kali ini dia pasti mau membantu kita," ucap Berlian dengan penuh percaya diri.
"Baguslah, kalau begitu tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi, kalau bisa dia memberikan uangnya dalam minggu ini," kata sang Nenek penuh keseriusan.
"Baik, Nek," ucap Berlian.
Sementara itu di tempat lain, saat ini Kimberly sibuk dengan dokumen-dokumen di hadapannya.
Dia sudah sarapan beberapa menit yang lalu dan saat ini duduk di depan teras sambil bekerja.
Tak berapa lama kemudian, suara langkah kaki terdengar dari samping membuat Kimberly menoleh ke arah sumber suara itu.
Senyuman langsung terukir di wajahnya begitu melihat sang suami muncul bersama dengan sebuah nampan jus berisi jeruk.
Kimberly menopang dagunya dengan tangan kanannya sambil menatap sang suami Seraya berkomentar, "Sepertinya kau cocok jadi barista."
"Aku cocok jadi apa saja, yang penting istriku menyukainya," kata Steven menyajikan minuman buatannya di atas meja lalu duduk di samping sang istri sambil mengelus kepala Kimberly dengan lembut.
"Ini akhir pekan, tapi pekerjaan istriku masih begitu banyak," kata Steven sambil mengulurkan tangannya, mengambil salah satu berkas ditumpukan paling atas dan melihat isinya.
"Ini berkas untuk peluncuran produk baru," kata Kimberly.
"Hm,,, aku sudah membaca laporan mengenai produk ini kemarin. Duta produknya belum ditentukan," ucap Steven.
"Ini beberapa usulan kandidat duta untuk produk ini, nama Berlian juga ada di sana," ucap Kimberly menyerahkan sebuah dokumen lain membuat Steven membaca dokumen itu dengan kening berkerut.
"Hm,, Dia sangat bersemangat ya,,, aku dengar rapat pemegang saham akan diadakan minggu depan," kata Steven sambil membaca informasi pribadi Berlian yang tertera pada dokumen di tangannya.
"Apakah kau pikir kita akan muncul di hari itu?" Tanya Kimberly sambil menatap sang suami dengan penuh keseriusan.
"Kenapa tidak?" Steven meletakkan dokumen di tangannya dan menatap istrinya sambil berkata, "Aku bahkan sudah menyiapkan sebuah rencana brilian untuk mereka. Lihat saja di hari itu, akan ada sebuah kejutan!" Kata Steven sambil mengedipkan sebelah matanya, tampak bersemangat dengan apa yang sedang ia siapkan.
"Tunggu, kau tidak berpura-pura menjadi investor mereka kan?" Tanya Kimberly berusaha menebak, karena beberapa kali terakhir ini suaminya membahas tentang Keluarga Genandra yang berusaha untuk mendapatkan suntikan dana ke perusahaan.
Steven mengangkat sebelah alisnya, "kau menebaknya dengan benar, bagaimana istriku yang pintar ini bisa mengetahuinya?" Ucap Steven terkejut.
"Kita sudah menikah 3 tahun, Memangnya kau pikir selama 3 tahun itu aku Hanya berdiam diri seperti patung? Aku juga berusaha mempelajarimu tahu!" Kata Kimberly dengan penuh percaya diri.
"Ha ha ha..." Ucapan Kimberly langsung disambut tawa sang suami, "istriku satu-satunya orang yang bisa menebak jalan pikiranku ya,,," ucap Steven mendaratkan sebuah ciuman singkat di bibir Kimberly.
Cup!
"Tapi pasti rencanamu tidak sesederhana itu kan? Aku akan menunggunya di minggu depan," kata Kimberly sambil tersenyum, bersemangat untuk menanti hari rapat pemegang saham itu.
"Sebagian besar saham dimiliki oleh keluarga Genandra, Jadi mereka pasti cukup bersantai untuk rapat seperti ini, tapi kita akan menunjukkan sesuatu yang baru untuk mereka di hari itu!" Kata Steven.
"Siapa yang akan kau utus dari perusahaan kita?" Tanya Kimberly penasaran.
"Siapapun itu,, bahkan jika istriku mau, aku bisa mengaturnya," ucap Steven.
Kimberly tampak berpikir mendengar ucapan suaminya, beberapa saat kemudian Kimberly berkata, "sepertinya bukan ide yang buruk."
"Kalau begitu, sudah diputuskan," ucap Steven mengulurkan tangannya, mengangkat sang istri ke pangkuannya dan memeluk Kimberly sambil memainkan rambut panjang Kimberly.
tidak tegaan tapi ngrebut calon suami kakak nya
pemikiran yang aneh
sampai anak kandung pun ga ada arti nya sama sekali....
kalahkan rasa trauma itu...
kamu harus bahagia..