NovelToon NovelToon
Jatuh Cinta Dengan Baby Sitter

Jatuh Cinta Dengan Baby Sitter

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Pembantu
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Larasati Pristi Arumdani

Shereny Claudine, seorang perempuan mandiri dan tegas, terpaksa mencari pekerjaan baru setelah putus dari kekasihnya yang berselingkuh serta kepergian ibunya. Tak ingin bergantung pada siapa pun, ia melamar sebagai pengasuh (baby sitter) untuk seorang anak laki-laki berusia 5 tahun bernama Arga. Tak disangka, ayah dari Arga adalah Elvano Kayden, pria arogan dan kaya raya yang pernah bertemu dengannya dalam situasi yang tidak menyenangkan. Elvano, seorang pengusaha muda yang dingin dan perfeksionis, awalnya menolak keberadaan Shereny. Menurutnya, Shereny terlalu keras kepala dan suka membantah. Namun, Arga justru menyukai Shereny dan merasa nyaman dengannya, sesuatu yang sulit didapat dari pengasuh sebelumnya. Demi kebahagiaan anaknya, Elvano terpaksa menerima kehadiran Shereny di rumah mewahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Larasati Pristi Arumdani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 4 : Sikap Dingin Memancing Emosi

Di bangku dekat kolam renang, suasana sore yang tenang. Shereny duduk sambil menikmati pemandangan, sementara Elvano mendekat dengan ekspresi yang tetap serius.

Shereny melihat ke arah kolam, ketika ia melihat Elvano, ia tersenyum "Sore ini cukup indah, ya Tuan? Cahaya matahari memantul di air." Ucap Shereny membuka percakapan.

Elvano pun menjawab dengan nada datarnya "Ya. Namun, kita tidak bisa hanya duduk-duduk dan menikmati pemandangan. Ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan."

Shereny sedikit terkejut dengan jawaban Elvano "Saya mengerti, Tuan Elvano. Tapi kadang-kadang penting juga untuk mengambil waktu sejenak untuk diri sendiri."

Elvano hanya menatap lurus ke depan "Waktu untuk diri sendiri tidak menghasilkan hasil. Saya lebih suka fokus pada tanggung jawab."

Shereny masih tetap berusaha untuk menjelaskan "Tapi, Tuan Elvano, waktu berkualitas dengan keluarga juga penting. Arga sangat menyayangi Anda dan ingin lebih banyak waktu bersama."

Elvano pun berucap dengan nada dinginnya "Saya tahu itu. Tapi saya tidak bisa mengabaikan pekerjaan hanya untuk bermain."

Shereny masih berusaha untuk menahan emosi serta menenangkan dirinya untuk menjawan setiap ucapan Elvano "Saya tidak mengatakan Anda harus mengabaikan pekerjaan. Hanya saja, sedikit keseimbangan akan baik untuk Anda dan Arga."

Tiba-tiba Elvano menjawab dengan sikap skeptisnya "Keseimbangan? Ini bukan saatnya untuk bersantai. Hidup ini penuh tekanan, dan kita harus mempersiapkan segalanya."

"Saya paham, Tuan Elvano. Namun, jika Anda tidak memberi diri Anda waktu untuk bersantai, Anda bisa kehabisan energi."

Elvano menatap Shereny dengan tatapan netral "Energi bukan masalah. Saya hanya perlu fokus pada hal yang lebih penting."

"Tentu saja, Tuan Elvano. Tapi saya percaya Anda akan merasa lebih baik jika punya waktu untuk beristirahat." Ucap Shereny dengan perasaan kecewa.

Elvano pun menghembuskan nafas "Mungkin. Tapi saat ini, saya lebih suka menyelesaikan pekerjaan saya daripada duduk di sini."

Shereny menatap wajah Elvano dengan seksama dan membuatnya teringat sesuatu.

∆ FLASHBACK ∆

Dalam suasana yang tegang di sebuah kafe, setelah Shereny putus dengan Reynold. Elvano duduk di meja yang bersebelahan, terlihat serius dengan laptopnya. Shereny, setelah menangis, mencoba menenangkan diri dengan secangkir kopi.

Shereny berucap dengan suara yang bergetar "Kenapa semua hal ini harus terjadi?"

Elvano pun mendengar ucapan Shereny, dan menatapnya "Apakah kamu selalu berbicara sendiri di tempat umum?"

Shereny pun menatap Elvano dengan terkejut "Itu bukan urusanmu."

"Ketika kamu berisik, itu menjadi urusanku." Ucap Elvano dengan nada dinginnya.

"Siapa kamu untuk menghakimi? Aku baru saja putus, dan aku tidak butuh komentar dari orang yang tidak aku kenal!" Ucap Shereny dengan nada sedikit marah.

"Saya hanya mengatakan fakta. Jika kamu ingin bersikap emosional, lakukanlah di tempat yang lebih pribadi." Ujar Elvano dengan santai.

Shereny pun melihat Elvano dengan tatapan tajam "Wow, terima kasih atas nasihatnya. Sangat membantu!"

"Tidak perlu berterima kasih. Saya hanya memberi tahu apa yang saya lihat." Ujar Elvano dengan sikap menyebalkan.

"Dan apa yang kamu lihat? Seorang wanita yang sedang berusaha mengatasi masalahnya, sementara orang asing yang dingin ini hanya duduk di sana dan mengatainya?"

Elvano menghela nafas "Saya tidak mengatai kamu. Saya hanya tidak mengerti kenapa kamu tidak bisa mengendalikan dirimu."

"Mungkin karena saya tidak sekuat itu! Dan saya tidak perlu mendengar komentar sinis darimu!" Shereny makin meneteskan airmatanya.

"Baiklah, saya hanya mengingatkan. Setiap orang memiliki masalah mereka sendiri." Ujar Elvano dengan nada datarnya.

Shereny pun terdiam sejenak dengan tersakiti "Mungkin kamu benar, tapi seharusnya kita bisa saling menghormati, bukan?"

Elvano pun menatap Shereny lalu menghela nafas "Mungkin. Tapi saya tidak punya waktu untuk drama orang lain."

Pertengkaran singkat ini membuat Shereny merasa semakin frustrasi, sementara Elvano tetap dingin dan tidak menunjukkan rasa empati. Mereka berdua pergi dari pertemuan itu dengan perasaan yang belum terselesaikan, masing-masing membawa beban emosional mereka sendiri. Shereny merasa tidak didengar, sementara Elvano merasa tidak ada yang perlu diubah dalam sikapnya.

∆ FLASHBACK OFF ∆

Di dekat kolam renang, Shereny duduk sambil menatap air yang berkilauan. Kenangan akan pertemuan pertamanya dengan Elvano kembali muncul dalam pikirannya, dan ia merasa sedikit kesal. Arga, anak Elvano, bermain ceria di tepi kolam.

Shereny mengingat kembali saat pertama kali bertemu Elvano di kafe. Saat itu, ia merasa sangat hancur setelah putus dengan Reynold, dan Elvano yang dingin hanya menambah rasa frustrasinya. Kini, ia harus menerima kenyataan bahwa ia menjadi baby sitter untuk Arga, yang merupakan anak yang baik hati dan ceria.

Shereny mengucap dalam hati "Bagaimana bisa aku terjebak dalam situasi ini? Pertemuan pertama kami sudah cukup menyebalkan, dan sekarang aku harus merawat anak dari pria yang dingin itu?"

Arga berlari mendekat ke arah Shereny "Kak! Lihat! Aku bisa melompat jauh!"

Shereny pun tersenyum melihat tingkah Arga "Wow, itu hebat, Arga! Teruslah berlatih ya!"

Elvano yang sedang duduk pun menatap dengan serius "Pastikan dia tidak terlalu dekat dengan tepi kolam."

Bahkan Shereny menyadari nada dingin Elvano "Tentu, Tuan Elvano. Saya akan menjaganya."

"Terima kasih. Anak-anak kadang tidak mengerti bahaya." Jawab Elvano dengan nada datar.

"Iya, dan sepertinya Anda juga tidak mengerti bagaimana cara bersikap lebih hangat." Ucap Shereny di dalam hatinya.

Arga pun berlari kembali dengan antusias "Shereny, ayo kita main!"

Shereny pun menanggapi dengan semangat "Tentu, Arga! Apa yang ingin kamu mainkan?"

"Pastikan kamu tidak terlalu lelah. Dia butuh istirahat." Ucap Elvano dengan datar.

Shereny menyimpan dalam-dalam frustasinya "Baik, Tuan Elvano. Saya akan memperhatikan."

Elvano pun langsung menatap Shereny "Saya hanya ingin memastikan semuanya terkendali."

Shereny masih merasa tertekan "Saya mengerti. Tapi kadang, sedikit kehangatan juga bisa membantu."

Elvano menghela nafas dan berdiri membenahi jas nya. "Saya sudah lupa bagaimana bersikap emosional."

"Mungkin Anda bisa mencoba. Arga sangat menyayangi Anda, dan dia butuh melihat sisi itu dari Anda." Ujar Shereny dengan nada lembut. Elvano hanya tersenyum kecil lalu meninggalkan Shereny dan Arga.

Di dalam rumah Elvano, ia berdiri di depan cermin, merapikan penampilannya, sementara Alfaro, sekretarisnya yang tampan dan cerdas, sedang menyiapkan berkas-berkas di meja makan.

Alfaro mengangkat kepala dari berkas "Pak Elvano, saya sudah menyiapkan semua dokumen yang Anda butuhkan untuk rapat hari ini. Apakah Anda ingin melihatnya sebelum kita pergi?"

Elvano memeriksa penampilannya di cermin "Ya, tolong tunjukkan. Saya ingin memastikan semuanya sudah siap."

Alfaro mendekat dengan berkas "Ini dia. Saya telah mengatur presentasi dan ringkasan agenda. Klien tampaknya sangat antusias."

Elvano mengangguk "Bagus. Klien ini penting bagi kita. Saya ingin memberikan kesan yang baik."

"Tenang saja, Pak. Kita sudah mempersiapkan segalanya. Dengan presentasi ini, saya yakin mereka akan terkesan." Ucap Alfaro dengan percaya diri.

Elvano berhenti sejenak "Pastikan kita tidak terlambat. Saya tidak suka menunggu."

"Saya sudah mengatur semua jadwal dan waktu perjalanan. Kita akan tiba di sana lebih awal." Ujar Alfaro sambil menyusun berkas-berkas.

"Kamu selalu bisa diandalkan. Terima kasih." Puji Elvano

"Itu tugas saya, Pak. Saya di sini untuk mendukung Anda."

Elvano menyentuh berkas "Dan jangan lupa untuk mengatur pertemuan dengan tim pemasaran setelah rapat. Kita perlu membahas strategi baru."

Alfaro pun segera mencatat di ponselnya "Sudah dicatat. Saya akan mengaturnya setelah kita kembali."

"Baiklah, saya akan segera siap. Kita harus berangkat dalam waktu lima belas menit."

"Tentu, Pak. Saya akan memastikan semuanya siap."

Elvano dan Alfaro bersiap-siap untuk pergi ke kantor, dengan Alfaro yang selalu siap membantu dan mendukung Elvano dalam setiap langkah. Meskipun Elvano dikenal sebagai sosok yang serius dan dingin, kehadiran Alfaro memberikan suasana kerja yang lebih dinamis dan efisien. Mereka berdua siap menghadapi tantangan yang akan datang di rapat penting hari itu.

1
LISA
Aq mampir Kak
Arachikimchi: haloo! selamat membaca~
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!