Tidak pernah Alana menyangka, pria yang sengaja dihindari selama lima tahun ternyata adalah atasannya.
Karena rasa benci jika pria tersebut menikah lima tahun yang lalu membuat Alana merasa kecewa dan berniat pergi. Tapi, semua itu sia-sia karena Silas menjadi Atasannya.
Silas yang memang masih mencari Alana karena rasa cinta tentu saja suka melihat wanita itu berada disekitarnya. Tanpa sengaja mereka melakukan malam panas bersama disaat Alana sedang dikuasai oleh pengaruh alkohol.
Lalu, bagaimana dengan kisah mereka selanjutnya? apakah Alana akan tetap bekerja di bawah Silas atau malah tetap menjadi simpanan pria yang sudah menikah lagi itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madumanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18
Tubuh Alana didorong oleh Silas hingga terjatuh diatas tempat tidur yang lumayan berdebu. Silas sangat suka dengan tantangan, apa lagi menghadapi tantangan itu bersama dengan Alana. Tubuh Alana terus saja memberontak tidak mau patuh dan tidak akan mau melakukannya bersama dengan Silas tapi tetap saja bisa dibekukan oleh pria itu hingga Alana tidak bisa memberontak lagi.
Kedua kaki Silas mengunci kaki Alana yang terus berusaha menendang dan melakukan banyak hal. "Patuhlah, Alana!" Tegas Silas sampai kedua matanya melotot sempurna kepada Alana yang langsung terdiam. "Diam dan nikmati saja, apa susahnya?"
"What? Kau kira aku suka dengan sentuhanmu, ha? rasanya menjijikkan tau!" Jawab Alana cepat, ia mengumpat pria yang berada diatas tubuhnya itu. Mungkin Silas sangat berharap jika Alana bisa patuh dan tetap diam menikmati saja, tapi tidak ada kamus seperti itu didalam kehidupan Alana Jegger.
"Sampai kapanpun aku benci padamu, Silas. Aku tidak pernah mencintaimu sekalipun itu lima tahun yang lalu, aku benci pada pria jalang sepertimu!" Maki Alana, tapi segera bibirnya dibungkam oleh bibir Silas secara paksa.
Awalnya pergerakan bibir Silas cukup kasar sampai Alana kewalahan mengikutinya. Kalaupun Alana tetap diam pasif Silas tidak akan diam, malah mengigit bibir Alana hingga terbuka. Perlahan pergerakan bibir Silas berubah menjadi lembut setelah merasa jika Alana mulai terbawa dengan suasana.
"Ahhhh... kurang ajar!" Langsung Alana memaki disaat Silas melepaskan tautan bibirnya.
Bukannya marah malah Silas tertawa kecil, ia suka melihat bibir Alana yang bengkak akibat gigitannya. "Lebih baik kau memaki sentuhanku saja, Sayang. Maka aku akan lebih bergairah nanti, oke?"
"Tidak sudi!" Alana ingin kabur tapi malah Silas mengikat tangannya dengan sebuah tali. Mengarahkan kearah atas hingga Alana tidak akan memberontak apapun lagi, Silas akan tenang menikmati setiap jengkal tubuh Alana nanti.
Silas memulai dari mengecup kening Alana, lalu berpindah ke hidung, mulut dan juga leher. Meninggalkan jejak sebanyak-banyaknya disetiap jengkal tubuh Alana yang sangat ia sukai, lalu berusaha melepaskan setiap pakaian yang Alana gunakan.
"Ohhh.. damn, kau sungguh mempesona, Ana." Puji Silas disaat berhasil membuka bra yang Alana gunakan, bentuknya sangat sempurna dan sangat pas dengan genggaman.
Tubuh Alana seakan merinding disaat merasakan angin yang bertiup, udara dingin tersebut membuat tubuhnya mudah terpancing. Alana menahan desahannya disaat Silas mulai melumat inti boba yang ia miliki. Tidak hanya melumat tapi juga memaki gigitan kecil yang semakin membuat Alana tidak mampu menahan semua lagi.
"Keluarkan suaramu, sayang. Tidak lucu kau mati hanya karna menahan kenikmatan.." Ucapan Silas itu membuat Alana spontan mengeluarkan suara desahannya.
"Ahhh..." Alana sampai menggeliat menikmati setiap sentuhan sang suami, ia tidak mampu berkata-kata lagi. "Kau bajingan!" Maki Alana disaat Silas mulai membuka pakaian bagian dalamnya.
Bukan dengan tangan melainkan dengan mulutnya, setelah berhasil Silas langsung menjilat hingga membuat Alana menggelinjang. Tubuh Alana seakan tersengat listrik berkekuatan tinggi, ia tidak mampu menahan kenikmatan ini lagi.
"Oh... manis sekali," Silas menghisap setiap madu yang Alana keluarkan, padahal baru saja menjilat mengapa Alana sudah berhasil mendapatkan pelepasannya.
Silas siap-siap memasang posisi untuk memasuki Alana, miliknya membesar dan menegang sempurna. Mulai memasukkan secara perlahan sampai Alana melenguh merasakan sedikit sakit. Padahal sudah ntah keberapa kali Silas memasukinya tapi ntah mengapa liang milik Alana belum terbiasa dengan ukuran junior yang Silas miliki.
"Ohhh... ahhhhh, penuh sekali.." Alana melenguh pelan disaat Silas berhasil masuk sepenuhnya. Bukannya melakukan pergerakan secara perlahan malah lebih cepat, padahal Alana belum menyesuaikan rasa yang sempat ada tadi.
Tubuh Alana terhuyung mengikuti pergerakan yang Silas lakukan, terus bergerak sesuai kemauan Silas mulai dari durasi pelan hingga semakin cepat.
"Ahhhh.. aku sampai, mau pipis.." Bukannya menghentikan pergerakannya malah Silas semakin cepat bergerak hingga membuat Alana ingin pingsan saja rasanya.
Byur...
Alana mendapatkan pelepasan dan hal lainnya, rasanya sangat luar biasa hingga Alana sudah ngos-ngosan. Tangannya yang terikat dibuka oleh Silas agar Alana lebih leluasa lagi, dan juga Silas tidak tega menghukum Alana lagi.
"Bagaimana, luar biasa bukan?" Tanya Silas kepada Alana yang masih memejamkan mata menikmati sisa kenikmatan yang ada.
Alana tidak munafik rasanya sangat luar biasa, bercinta ditempat yang aneh dan tidak biasa benar-benar membuat kesan yang luar biasa. Tubuh Alana berusaha bangkit separuh, ia mendorong Silas hingga terlentang.
"Sekarang giliranku, Tuan Silas.." Alana mulai memegang junior Silas dengan tangannya, disaat melihat kearah jendela Alana melihat sesuatu.
Ya, Melihat jika Bella mengintip setiap adegan mereka saat ini. Tangan Alana meremas milik Silas hingga terdengar pria itu meringis, ia menjadi kepikiran dengan sesuatu hal.
"Oh iya, aku pancing Bella dengan hubungan ku dengan Silas yang terjadi ini. Pasti Bella bakal lebih kuat lagi mempertahankan Silas, lalu pria mesum ini akan menceraikan aku." Ide berlian muncul di benak Alana secara mendadak.
"Masukan saja kedalam liangmu, An!" Lebih ke perintah dari Silas, sepertinya sudah tidak tahan lagi.
Alana mulai menggoda Bella yang mengintip adegan yang terjadi saat ini. Membuat wanita itu terpancing betapa hebatnya Silas dalam hal ranjang, lebih tepatnya membuat seorang Bella merasa iri.
"Baiklah, saksikan percintaan suamimu ini, Bella." Alana mulai memasukkan senjata Silas kedalam liang miliknya, bergerak secara teratur dibantu Silas dari bawah sana. Sengaja Alana mengeluarkan suara kenikmatannya tanpa beban agar Bella merasa panas diluar sana.
"Ahhh.. milikmu besar sekali, Silas.. ahh.." Suara desahan Alana sangat aneh bagi Silas, mendadak Alana menjadi liar seperti itu. Cepat cepat Silas mengubah posisi hingga Alana menungging, lalu memasukinya dari belakang.
Disaat itulah mata Silas melihat Bella yang mengintip, ia menjadi tahu apa yang membuat Alana menjadi liar secara tiba-tiba.
"Dasar rubah kecil!" Silas menjadi geram kepada Alana karena sangat sulit untuk ditaklukkan.
Silas semakin mempercepat pergerakannya hingga menbuat Alana berteriak kencang merintih tidak karuan.
"Pelan, Silas!"
"Tidak akan, aku sedang memberikan hukuman pada rubah kecilku ini!" Silas semakin cepat karena akan mendapatkan pelepasannya, ia semakin bergerak tidak karuan hingga memeluk Alana karena mengeluarkan semua cairannya didalam sana.
"Kau keluar didalam lagi?" Tanya Alana disaat Silas melepaskan penyatuan mereka, rasanya sangat lega bagi Alana.