NovelToon NovelToon
I.O.S : Indigo Oracle System

I.O.S : Indigo Oracle System

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Balas Dendam / Cinta setelah menikah / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Kaya Raya
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mobs Jinsei

Masa depan bisa berubah, itulah yang di alami seorang pemuda yang masih duduk di kelas 12 sma, karena menolong seorang siswi dari sekolah lain yang dia lihat di dalam mimpinya tertabrak mobil di persimpangan, dia harus di keluarkan dari sekolah dan di paksa menikahi siswi itu karena terlibat skandal.

Tapi ketika dia hidup bersama istrinya dan berada di dalam bahaya, dia mengetahui kalau kemampuan melihat masa depannya adalah sebuah sistem yang sudah menyertai dirinya sejak dia lahir. Berkat sistem itu, dia berhasil membawa istrinya melarikan diri ke ibukota.

Di sanalah dia baru mengerti asal usul dirinya juga istrinya. Dia memulai hidupnya di ibukota setelah mengetahui siapa dirinya, dia juga berniat menuntut balas kepada orang yang membuat dirinya sendirian tanpa keluarga dan yang mencelakai orang orang terdekat nya termasuk teman masa kecil nya. Ikuti terus kisahnya.

Genre : fiksi, fantasi, drama, sistem, komedi, tragedy.

Mohon like dan komen ya. khusus dewasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 21

Sementara itu, di dalam mobil mewah, Hendro dan Widia yang duduk di belakang, menoleh melihat satu sama lain,

“Kamu lihat Aulia mirip sama Mutiara ga pah ?” tanya Widia.

“Ya, Aulia mirip sekali dengan istrinya si Kuswoyo, Mutiara dan tadi pagi Adam mirip dengan Basuki yang sudah meninggal karena kecelakaan mobil, begitu Aulia menyebut nama Satrio, aku langsung yakin,” jawab Hendro.

“Kalau ga salah perusahaan punya Basuki di ambil alih oleh adik istri nya yang namanya Prasetyo ya ?” tanya Widia.

“Iya benar, kayaknya Adan dan Aulia ada hubungannya dengan Mutiara dan Basuki, Mutiara, istri si Kuswoyo itu dari kalangan kita juga, begitu juga Basuki, aku kenal baik sama mereka, kita sepupuan soalnya,” jawab Hendro.

“Huh si Kuswoyo itu nebeng kaya sama istrinya kan, sekarang dia malah jadi anggota dewan, yang bener aja,” ujar Widia geram.

“Benar, sekarang dia malah sudah punya istri lagi, kebangetan emang (berpikir) tapi kenapa mereka ada di sini, pasti ada masalah di kota mereka,” ujar Hendro.

“Iya ya, kenapa mereka ke ibukota, trus katanya sudah menikah lagi, pasti ada sesuatu yang terjadi kepada mereka,” balas Widia.

“Benar, kita tidak perlu tahu apa masalah mereka, yang penting kita jagain mereka selama mereka di ibukota,” ujar Hendro.

Hendro langsung menghadap ke depan, dia memegang pundak pengemudi mobil yang sedang menatap ke jalan.

“Bagas, ntar kasih tahu kedua adik ku, Indra dan Trisno, supaya menelpon ku, aku mau bicara sama mereka,” ujar Hendro.

“Baik pak,” balas Fairus.

Mobil pun terus berjalan menembus kemacetan ibukota yang masih padat merayap menuju ke daerah pusat. Sementara itu, selesai wawancara, Adam langsung berlari pulang karena dia khawatir setelah membaca pesan Aulia yang mengatakan kalau Aulia tidak jadi keluar dan ada yang mau di ceritakan.

[Tuan.]

“Aduh ada apa ?” tanya Adam.

[Tidak perlu terburu buru, istri anda aman, saya tidak mendeteksi ada penglihatan baru.]

“Ok...aku mengerti,” balas Adam.

Adam berhenti dan menarik nafas, kemudian dia melanjutkan perjalanan nya menuju kembali ke kos nya.

[Sudah tenang tuan ? tenang saja, yang akan istri anda katakan itu kabar Bagus, bukan kabar buruk.]

“Oh...gitu, tapi kok pesannya sedikit mengkhawatirkan ya ?” tanya Adam.

[Lihat saja nanti.]

Adam berjalan santai sambil mengibaskan kemejanya yang basah dan mengusap peluh di keningnya menggunakan tangan. Setelah sampai, dia langsung naik ke lantai tiga dan menuju ke kamarnya,

“Lia ?” tanya Adam seraya membuka kamarnya.

“Buaak,” Aulia langsung melompat memeluk Adam, Adam bisa merasakan tubuh Aulia gemetaran,

“Kamu kenapa ?” tanya Adam yang masuk ke dalam sambil menutup pintu.

“Kamu tadi pagi ketemu siapa ? coba cerita,” ujar Aulia.

Adam menceritakan kejadian tadi pagi ketika dia mencegah tabrakan antara mobil dan motor kepada Aulia.

“Yang kamu tolong orang ini bukan ?” tanya Aulia sambil memperlihatkan layar smartphone nya.

Mata Adam membulat menatap foto Hendro dan Widia yang sedang berpakaian Bagus dan mewah di dalam sebuah lobi hotel yang elegan dan indah.

“Huh...bener, kok mereka keren ya ?” tanya Adam.

“Kamu ga tau ya, dia dan istri nya ini bos mafia tahu, tadi dia kesini mengembalikan kunci kamu yang jatuh dan ngobrol ama aku, aku sampe tegang banget tadi, takut kamu kenapa napa,” jawab Aulia.

“Oh sori kalau gitu, jadi mereka kesini buat mengembalikan kunci ku, aku ga sadar kunci ku jatuh,” ujar Adam memeriksa kantungnya.

“Trus wawancaranya gimana ?” tanya Aulia.

“Aku di terima, besok sudah masuk, kantor itu ternyata kantor distributor alat alat berat untuk konstruksi, aku jadi ob di sana,” jawab Adam bangga.

“Um...tadi om Hendro bilang kamu di suruh keluar dari sana dan hubungi dia,” ujar Aulia.

“Hah...aku baru aja di terima kerja, masa keluar lagi ?” tanya Adam kaget.

“Um dia bilang dia mau kasih kerjaan, tadi tante Widia menawari aku jadi model, tapi umur ku belum cukup, harus 20 katanya,” jawab Aulia.

“Hah...model ?” tanya Adam.

“Iya, kamu di tawarin juga kok, katanya kamu ganteng dan tubuh mu proposional, aku sependapat sih kalau itu hehe,” jawab Aulia.

“Aduh...gimana ya,” ujar Adam.

“Driiing,” smartphone Adam berbunyi, dia mengambil smartphone nya dan melihat nomor tidak terdaftar keluar di layar smartphonenya. Adam menoleh melihat Aulia,

“Tadi kan dia minta nomor kamu, aku udah ijin sama kamu kan buat kasih nomor kamu,” ujar Aulia.

Adam mengangkat teleponnya dan menempelkan smartphone nya ke telinga, dia menelan salivanya, kemudian,

“Ha...halo ?” sapa Adam.

“Halo, Adam ?” tanya Hendro.

“I..iya bener om,” jawab Adam.

“Kamu sudah di kos kosan ?” tanya Hendro.

“I..iya om, saya baru saja pulang,” jawab Adam.

“Bagus, ntar ada orang namanya Trisno datang ke tempat mu, dia mau jemput kamu dan istri kamu ya, kamu dan istrimu ikut dia, tunggu jangan kemana mana, sudah ya, aku masih ada keperluan, nanti kita ngobrol lagi,” ujar Hendro.

“Tuut...tuut,” telepon di tutup. Adam langsung menoleh melihat Aulia yang juga sedang menatap nya dengan wajah penuh tanda tanya,

“Apa katanya ?” tanya Aulia.

“Ada orang bernama Trisno mau jemput kita, kita di suruh tunggu,” jawab Adam.

“Hah...jemput ? kita mau di bawa kemana ?” tanya Aulia panik.

“Ga tau, om ga ngomong,” jawab Adam.

“Aduh kenapa kamu ga tanya, aduh gimana nih,” ujar Aulia panik.

“Jangan panik dulu, tunggu aja dan denger dia mau ngomong apa dulu,” balas Adam memegang kepala Aulia.

“I..iya, kamu ganti baju dulu gih, keringetan,” ujar Aulia.

“Iya, mandi dulu juga deh, bau dan lengket,” balas Adam.

“Ikut ya, aku juga mau mandi, tadi aku tegang banget soalnya sampe gerah,” balas Aulia.

“Um...mandi doang kan ?” tanya Adam.

“Tergantung kamu,” jawab Aulia.

“Ok sekalian,” balas Adam.

“Hehe sip, setuju,” balas Aulia.

Keduanya membuka pakaian mereka dan masuk ke dalam kamar mandi bersama sama walau kamar mandi itu terasa sempit karena berukuran kecil.

******

Sementara itu, di sebuah sekolah yang berada di kota Adam dan Aulia sebelumnya, “buaaak,” “gedubrak,” Farrel meninju wajah Riko sampai terpelanting jatuh menimpa meja dan kursi. Tidak berhenti di situ, Farrel maju dan langsung menghujani Riko dengan tinjunya,

“An**** lo, bang*** lo, bukan cuman Adam, tapi Dina juga, gue mampusin di sini lo,” teriak Farrel.

Tidak ada satu orang pun yang berani memisahkan Farrel yang sudah tidak sadar akibat tertelan oleh emosi nya yang sangat tinggi. Dua orang sekuriti datang dan membekuk Farrel, mereka membantu Riko berdiri dan membawa Riko yang babak belur pergi dari kelas menuju ke ruang kesehatan.

Sekuriti membawa Farrel ke ruang guru dan langsung para guru meminta memasukkan Farrel ke ruang khusus di dalam. Farrel hanya diam dengan tangan mengepal di atas lutut nya, wajahnya masih nampak sangat geram dan terlihat masih belum puas menghajar Riko. Sekitar satu jam kemudian, pak Tedjo selaku kepala sekolah masuk bersama seorang pria paruh baya bersama Riko yang babak belur dan Dina. Dua orang polisi ikut menyertai mereka,

“Apa nih, mau menjarain gue hah ?” teriak Farrel yang masih kalap.

“Farrel kamu tenang dulu, beliau adalah ayah dari Riko, bapak Herry Herdiman, beliau menuduh kamu yang menyerang anaknya Riko sampai babak belur, jadi sebaiknya kamu minta maaf sama beliau,” ujar pak Tedjo.

“Hah...minta maaf, asal tau aja ya om, Dina di peras dan di perkosa oleh dia, dia juga memfitnah Adam dan menyebarkan video hoaks di sosial media, kenapa om diem aja hah, orang tua macam apa om ini,” teriak Farrel sambil menunjuk Riko.

“Kamu bisa buktikan ?” tanya Herry.

“Tanya saja Dina, benar kan Din, kamu di ancam Riko kan,” teriak Farrel.

Dina menoleh melirik Riko yang babak belur, kemudian dia menatap Farrel dengan air mata berlinang,

“Ma..maaf, gue ga ngerti lo ngomong apa, mama kan di rawat di rumah sakit om Herry, tolong lo jangan sembarangan Rel,” ujar Dina.

“A..apa ? lo beneran ngomong gitu Din ? lo ga salah ? lo di pake ama dia kan, tunjukkin buktinya, gue ada buktinya di smartphone gue,” teriak Farrel sambil mengambil smartphonenya.

Namun ketika pesannya di buka, video itu sudah menghilang karena di hapus oleh pengirim nya, Farrel menoleh melihat Riko yang tersenyum sinis menatap nya.

“Sudah pak, silahkan di bawa saja, saya akan tuntut dia, selain memukul anak saya, dia juga menyebar fitnah,” ujar Herry kepada polisi.

“Baik pak,” balas dua polisi di belakangnya.

Kedua polisi langsung maju dan membekuk Farrel, “lepas...lepas...gue tidak salah, Din...lo tega ya...lo beneran tega ya....anj**** lo Din,” teriak Farrel yang di bawa pergi oleh polis sambil meronta. Setelah itu, pak Tedjo meminta maaf kepada Herry dan mengantarnya keluar menuju ke tempat parkir. Riko yang berjalan belakangan, sengaja berjalan di sebelah Dina.

“Lo ikut ke mobil papa,” ujar Riko.

“I..iya,” balas Dina.

Dengan terpaksa Dina berjalan mengikuti Riko menuju mobil ayahnya, kemudian Dina naik ke mobil dan duduk di belakang bersama ayahnya, sedangkan Riko masuk kembali ke dalam sekolah bersama pak Tedjo. Mobil pun berjalan, tangan Herry mulai menjelajahi sekujur tubuh Dina, dia membuka kancing seragam Dina dan memasukkan tangannya ke dalam kemeja untuk meraih gundukan besar di dada Dina.

“Nurut sama om, pengobatan mama kamu om pastikan gratis,” ujar Herry sambil meremas dada Dina.

“Aah...i..iya om, Dina akan nurut sama om,” ujar Dina berlinang air mata.

“Langsung ke hotel,” ujar Herry kepada pengemudi nya.

“Baik tuan,” ujar sang pengemudi.

Dia melirik dari kaca spion melihat Herry yang menunduk dan menyesap puncak gunung di dada Dina yang sudah keluar sebelah sambil menggelengkan kepalanya.

1
Stay Stronger
lanjut
Stay Stronger
stress ni orang
Mobs Jinsei: Hehe bener kak
total 1 replies
Stay Stronger
wow ini
Yoona
semangat 💞💞
Mobs Jinsei: Makasih kakak, semangat /Good/
total 1 replies
Stay Stronger
yuk intip yuk
Stay Stronger: ok sob
Mobs Jinsei: Makasih kakak, baca terus ya kak hehe
total 2 replies
Hakimanusia Hakimanusia
semangat thor, novel nya bagus /Smile/
Mobs Jinsei: makasih kak dukungan nya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!