Ayesha hidup bagai di neraka karena tinggal bersama mertua dan kakak ipar yang slalu semena mena terhadapnya.
Bukan hanya itu saja, kekesalan Ayesha pun memuncak saat Rama memilih akan menikah lagi dan di dukung oleh keluarganya .
"Jika bercerai dari Rama, siapa yang mau menikahi janda miskin sepertimu!" -Ratna (Ibu Mertua)-
"Aku akan berlaku adil, Yesha." -Rama-
Ayesha memilih bercerai dari Rama dan memulai kehidupan baru, tidak ia sangka takdir membawanya bertemu kembali dengan mantan kekasihnya semasa sekolah dulu.
"Menikahlah denganku, Ay." -Kevin King Wiguna-
"Aku seorang janda, tidak pantas untukmu." -Ayesha-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7
Selama tiga hari, Rama di rumah untuk cuti menjaga Ayesha dan selama itu juga baik Ratna maupun Mira tidak bisa mengganggu Ayesha, bahkan Mira harus mengerjakan pekerjaan rumah dari memasak, mencuci sampai membereskan rumah karena Ayesha tidak diperbolehkan oleh Rama untuk mengerjakannya.
"Hari ini aku pulang telat, aku akan cari kontrakan dulu sebelum nanti membeli rumah sambil menunggu uang pinjamanku ke kantor di acc." Kata Rama pada Ayesha.
Ayesha mengangguk, "Hati hati ya Mas."
Rama akan kembali ke kantornya sekaligus untuk mengakhiri hubungannya dengan Tiara, Rama sudah bertekad akan kembali setia pada Ayesha dan menjadi Ayah yang baik untuk calon anaknya kelak.
Rama keluar dari kamar dalam kondisi sudah rapih. "Siapa yang berani mengganggu istirahat Ayesha apalagi sampai menyiksa Ayesha dan membahayakan anakku, aku tidak akan segan segan melaporkannya pada polisi." Ancam Rama membuat Ratna dan juga Mira tidak bisa berkutik.
Rama tiba di kantor tempat ia bekerja dan segera masuk ke dalam ruangannya, Tiara yang melihat Rama sudah datang segera membawa beberapa berkas agar dilihat orang lain jika Tiara akan memberikan laporan pekerjaan, padahal berkas berkas itu hanyalah tumpukan kertas yang tidak terpakai. Tiara cukup penasaran mengapa Rama mengajukan cuti dadakan tiga hari dan selama tiga hari itu pula, ponsel Rama mati tidak bisa dihubungi.
Tiara masuk ke dalam ruangan kerja Rama dan seperti biasa langsung mengunci pintu. Rama yang melihatnya, terlihat acuh dan kembali fokus pada pekerjaannya. Tiara dengan menggoda langsung memeluk leher Rama dari belakang, namun Rama langsung menepisnya.
"Mana laporan kerja selama aku tidak masuk?" Tanya Rama tanpa basa basi.
Mendengar hal itu Tiara langsung mencebik, "Kamu kenapa sih, Ram? Udah tiga hari menghilang dan sekarang ketus sama aku. Kamu gak kangen aku?" Tanya Tiara merajuk.
Rama menghela nafas, sudah saatnya ia mengakhiri hubungannya dengan Tiara demi anak yang sedang di kandung oleh Ayesha. Rama berdiri dan menghadap Tiara.
"Kita akhiri semuanya, Tiara. Aku tidak ingin bermain api lagi denganmu."
Mendengar hal itu Tiara merasa terkejut, "Ada apa, Ram?" Tanya Tiara.
"Ayesha hamil, aku akan menjadi seorang Ayah, aku ingin berubah dan menjadi Ayah yang baik untuk anakku."
Tiara tertawa, "Jadi hanya karna istrimu hamil?" Tanya Tiara tak suka. "Sayangnya aku tidak ingin ini berakhir, Ram."
Rama tau pasti Tiara tidak akan mudah melepasnya.
"Lagi pula, bukankah kamu bilang padaku jika kamu sudah lama tidak bercinta dengan istrimu, apa kamu yakin itu anakmu?" Tiara mencoba memprovokasi Rama.
"Itu anakku, karna usia kandungan Ayesha sudah mau dua bulan, sementara aku hanya satu bulan saja tidak menyentuh Ayesha." Jawab Rama meski hatinya kembali ragu.
"Jangan bodoh, Ram. Aku yakin itu bukan anakmu dan lagi...." Tiara menjeda kalimatnya "Aku juga sedang hamil anakmu, selama ini kita tidak memakai pengaman." Ucap Tiara dengan santai.
"Apa apaan kamu, Ra? Tidak mungkin kamu hamil." Rama tidak bisa menerimanya.
"Terserah, yang jelas aku sudah telat satu minggu dan tadi pagi aku sudah tespek jika aku positif."
"Jangan main main denganku, Ra." Ancam Rama.
"Yang sedari awal main main siapa, Ram?" Tanya Tiara. "Kamu sendiri kan yang main main sama aku sampai tidak memakai pengaman."
"Tapi kamu bilang jika kamu mengkonsumsi pil KB."
"Mungkin waktu itu aku lupa meminumnya." Jawab Tiara masih dengan santai.
Rama terlihat frustasi, tidak mungkin ia akan memiliki dua anak sekaligus dari dua wanita berbeda.
"Kamu tenang saja, Ram. Aku sudah ada rencana akan menggugurkan kandunganku mumpung masih muda."
"Jangan gila, kamu Ra."
"Aku tidak gila, tapi ini yang terbaik, Ram. Kamu akan kembali pada istrimu dan memiliki anak, lalu bagaimana denganku? Aku tidak mau masa depanku hancur dan langkahku terhambat karena anak ini." Ucap Tiara.
Rama duduk dan menopang kepalanya dengan kedua tangannya. Rama merasa berada di ujung jalan buntu. Meski Ayesha tidak hamil sekalipun Rama tidak mungkin menceraikan Ayesha karena Rama sangat mencintai Ayesha, terlebih Rama merasa bersalah pada Ayesha karena Rama lah, Ayesha tidak di akui lagi oleh orang tua dan keluarganya, kini jika Rama bercerai dengan Ayesha, Rama takut Ayesha hidup sendirian karena tidak memiliki siapapun lagi selain dirinya.
"Nikahi aku, Ram." Kata Tiara. "Jika tidak ingin aku menggugurkannya maka nikahi aku." Tegasnya lagi membuat Rama melihat ke wajah Tiara.
"Aku mempunyai istri dan istriku sedang hamil."
"Aku mau jadi yang kedua. Yang penting anakku sah di mata hukum dan negara." Balas Tiara.
Rama diam mencoba berpikir, apa Ayesha akan mau menerimanya.
"Aku juga akan pindah ikut denganmu, karna sewa apartemenku juga akan habis." Kata Tiara lagi.
"Beri aku waktu." Pinta Rama.
"Jangan terlalu lama, karna semakin lama, kandunganku semakin kuat dan tidak bisa di gugurkan."
"Jangan pernah berani menggugurkan anakku, Ra." Tegas Rama.
"Kalau begitu segera ambil keputusan!!" Tiara semakin menekan Rama dan membuat Rama semakin frustasi.
Sementara itu di rumah Ratna,
Brakk..
Ratna membuka pintu kamar Ayesha dengan kasar membuat Ayesha terkejut.
"Enak enakan tidur kamu, Ya. Bangun dan bersihkan rumah." Titah Ratna tidak ingin di bantah.
"Tidak mau, Bu. Dokter bilang kandunganku lemah dan aku harus berdrest. Mas Rama juga melarangku untuk melakukan pekerjaan rumah." Kata Ayesha.
"Berani sekali kamu, kamu menggunakan kandunganmu untuk tidak melakukan apapun termasuk memperalat Rama."
"Tidak seperti itu Bu. Hanya saja tolong biarkan kondisiku pulih dulu sampai kandunganku kuat, Bu." Pinta Ayesha.
"Enak saja!" Ratna hendak menarik Ayesha namun tiba tiba saja Rama pulang lebih cepat dari biasanya.
"Hentikan, Bu!!" Teriak Rama.
Ratna terkesiap dan melepas tangan Ayesha yang tadi di tariknya.
"Ibu apa apaan sih?" Rama mendekat ke arah Ayesha yang sudah terlihat ingin menangis.
"Apa ancamanku tadi tidak Ibu dengar, Ibu mau jika aku melaporkan Ibu ke polisi dengan tuduhan menyiksa menantu Ibu sendiri? Jangan membuatku di posisi sulit, Bu." Teriak Rama.
Rama terlihat cukup lelah hari ini, masalah pekerjaan, masalah di rumah, dan ditambah masalah Tiara yang juga hamil pun membuat Rama menjadi stres.
Ratna yang melihat emosi Rama segera keluar dari kamar Ayesha dan menutup pintu dengan kencang, Rama hanya bisa menghela nafas kemudian duduk di sisi ranjang dimana Ayesha juga sedang duduk.
"Sudah, Mas." Ayesha mencoba menenangkan Rama dan mengusap punggungnya.
"Kalau aku datang terlambat, kamu pasti menuruti Ibu yang slalu memakasa, dan anak kita akan terancam keselamatannya, Yesh."
"Tapi kan tidak terjadi, Mas."
Ayesha memberikan minum yang sudah tersedia di atas nakas pada Rama dan Rama meminumnya hingga tandas.
"Maafkan aku, Ayesha." Kata Rama tiba tiba namun Ayesha beranggapan jika Rama meminta maaf karena tidak bisa menjaga Ayesha dari perbuatan Ratna pada Ayesha.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jangan bosan bosan ramein kolom kometar dong 🙏