Menceritakan tentang Naomi, seorang istri yang dijual oleh suaminya sendiri untuk membayar hutang. Dia dijual kepada seorang pria tua kaya raya yang memiliki satu anak laki-laki.
"Dia akan menjadi pelayan di sini selama 5 tahun, tanpa di bayar." ~~ Tuan Bara Maharaja.
"Bukankah lebih baik jika kita menjualnya untuk dijadikan PSK?" ~~ Gama Putra Maharaja.
Bagaimana nasib Naomi menjadi seorang pelayan di rumah mewah itu selama 5 tahun? Apa yang akan terjadi padanya setelah 5 tahun berlalu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CHIBEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 - "Kau percaya aku menyukaimu?"
Akhirnya hari ini Gama pulang dari luar kota, pancaran kebahagiaan sudah menguar sejak dia keluar dari dalam pesawat. Sopir keluarga sudah menunggu sedari tadi, siap untuk membawanya pulang.
"Lebih cepat sedikit, Pak!" perintahnya saat mobil mulai meninggalkan area bandara. Dia sudah tidak sabar untuk melepaskan rasa rindunya.
Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit, mobil itu akhirnya berbelok ke arah kediaman Maharaja. Dari dalam mobil, Gama sudah bisa melihat siluet seseorang di teras rumah.
Naomi berdiri di teras dengan pakaian kerjanya, Gama sudah mengabarinya berkali-kali jika dia akan sampai rumah. Jadi dengan inisiatifnya sendiri, dia ingin menyambut kepulangan Gama.
Pintu mobil terbuka, keluarlah Gama dengan pakaian santai. Di tangannya terdapat paperbag yang cukup besar, "Hai," sapanya dengan senyum manis saat menghampiri Naomi.
Naomi ikut tersenyum, "Selamat datang kembali di rumah, Mas."
Ini adalah pertama kalinya Gama di sambut saat pulang dari luar kota, dan sekarang dia merasa begitu terharu. Kehadiran Naomi benar-benar membuat perubahan dalam hidupnya.
Gama mengikis jaraknya dan membawa Naomi ke dalam pelukannya. "Terima kasih sudah menyambutku," ucapnya dengan tulus.
Pelukan terlepas, keduanya saling bertatapan sebentar dan masuk ke dalam rumah. "Mau makan malam dulu, Mas?" ucap Naomi menawari Gama.
"Nanti aja, ayo ke kamar."
Gama memang lapar, tetapi rasa rindunya dengan Naomi berhasil mengalahkan cacing-cacing pemberontak di dalam perutnya.
Sampai kamar, pertemuan dua bibir yang sudah puasa selama 3 hari itu kini saling beradu, seperti biasa Gama menjadi orang yang paling bersemangat.
Haruskah kita memberikan tepuk tangan padanya karena tidak pernah melewati batas saat berduaan dengan Naomi?
Nyatanya, sangat sulit bagi seorang sex aktif untuk menahan kebiasaannya. Tapi Gama berhasil melakukannya, meskipun terkadang dia masih bermain solo.
Ciuman terlepas, Gama menyatukan keningnya dengan kening Naomi. Napas keduanya saling bersahutan, "Aku kangen banget," gumam Gama.
Bukan hanya Gama, Naomi juga merasakan hal yang sama. Dia sudah memikirkan ucapan Tuan Bara tentang perasaannya, dan dia sudah mendapatkan jawabannya.
"Mas," panggil Naomi pelan. Dia menjauhkan keningnya terlebih dahulu. "Kau mencintaiku?" lanjutnya dengan perasaan gugup. Jika tidak sekarang kapan lagi? Tidak baik mengulur-ulur waktu.
Gama terlihat terkejut, dia tidak menyangka wanita di depannya akan bertanya seperti itu. Cinta ya? "Kenapa tiba-tiba menanyakannya?" ucapnya balik bertanya.
Naomi menghela napas pelan, "Aku adalah wanita yang pernah gagal memilih laki-laki, aku juga wanita yang pernah gagal menjalin bahtera rumah tangga. Mas Gama mengatakan jika tertarik padaku, dan aku masih ambigu dengan kalimat itu."
Ya! Dengan lantang Gama akan mengatakan jika ia tertarik dengan Naomi. Tapi sejak pengakuan rasa tertariknya hari itu, tidak ada ungkapan lain yang bisa membawa mereka ke hubungan yang lebih terikat.
Wajar jika Naomi menanyakan hal tersebut, dia pernah terluka. Aryo dulu juga mengatakan jika sangat mencintainya, tapi pada akhirnya pria itu meninggalkannya.
"Jika Mas hanya sekedar "tertarik" lebih baik tidak perlu di teruskan," tambah Naomi saat Gama masih diam di tempat.
Pria itu berdehem, "Apa kau percaya jika aku menyukaimu?" ucapnya.
Menyukai dan mencintai adalah dua kata yang berbeda. Menyukai bersifat impulsif dan naif sedangkan cinta melibatkan tingkat kedalaman emosional yang lebih tinggi.
Naomi menarik senyum di wajahnya, "Akan ku coba."
Tidak semua orang bisa langsung merasakan cinta, apalagi jatuh cinta. Beberapa berawal dari saya tertarik, lalu naik satu tingkat menjadi menyukai, dan jika dia sudah benar-benar menyukai, maka perasaan suka itu akan berubah menjadi cinta.
Selama ini Gama selalu bermain-main dengan wanita, tidak ada perasaan apapun di dalamnya. Mungkin saja, dia masih kesulitan untuk membedakan apa itu suka dan cinta.
Malam ini, Naomi "mencoba" menaruh kepercayaannya kepada seorang pria yang senang berganti-ganti teman tidur. Jika dia tidak ikut melangkah dan mencoba, dia tidak akan pernah tau takdir hubungan seperti apa yang menunggunya di depan.
Semoga kali ini pilihannya tidak salah.
Malam semakin larut, Naomi sudah berganti dengan baju yang lebih santai, begitupun dengan Gama. Keduanya sudah berbaring dan saling berpelukan di atas kasur.
"Sudah mengantuk?" tanya Gama.
Naomi menggelengkan kepalanya, "Sepertinya aku kesulitan tidur lagi," balasnya. Dia memang sering kesulitan tidur, tapi belum sampai tahap insomnia.
"Ingin teh chamomile?"
"Aku malas turun," jawab Naomi dengan gelengan lagi.
Gama terkekeh kecil, "Aku yang akan membuatnya."
Naomi mengangkat kepalanya dan menatap Gama lamat, "Memangnya Mas bisa membuatnya? Kata Mas Gama teh buatanku berbeda dengan yang lain?"
"Aku sudah tau dari lama rahasia tehmu bisa berbeda dari buatan orang lain."
Ekspresi terkejut tidak bisa disembunyikan Naomi. "Bagaimana? Aku saja tidak tau bagaimana bisa berbeda dengan orang lain," tanyanya penasaran.
"Jumlah bunganya, kau selalu memasukkan 5, sedangkan orang lain tidak pernah pas. Kalau tidak kurang ya lebih," jelas Gama. Teh yang digunakan memang asli bunga chamomile yang di keringkan, bukan teh celup.
Rasa terkejut Naomi masih belum hilang, hanya karena itu? "Berarti rasanya sama, kan? Hanya jumlahnya yang berbeda?" tanyanya lagi untuk memastikan.
Gama langsung mengangguk, "Dulu ada seseorang yang selalu membuatkanku teh chamomile dengan jumlah bunga yang sama seperti yang kau buat."
"Siapa?"
"Ibuku," jawab Gama dengan lantang.
Akhirnya Naomi mengetahui rahasia tehnya yang berbeda, dan itu tidak luput dari kenangan masa lalu Gama. Seperti Tuan Bara, yang menerimanya karena alasan yang hampir sama.
Bersambung
Terima kasih sudah membaca, mohon maaf agak telat updatenya☺️
naomi hrus kuat
itu orang iri jgn d pkir kn naomi
senang x baca novel yg ini