Menceritakan tentang Naomi, seorang istri yang dijual oleh suaminya sendiri untuk membayar hutang. Dia dijual kepada seorang pria tua kaya raya yang memiliki satu anak laki-laki.
"Dia akan menjadi pelayan di sini selama 5 tahun, tanpa di bayar." ~~ Tuan Bara Maharaja.
"Bukankah lebih baik jika kita menjualnya untuk dijadikan PSK?" ~~ Gama Putra Maharaja.
Bagaimana nasib Naomi menjadi seorang pelayan di rumah mewah itu selama 5 tahun? Apa yang akan terjadi padanya setelah 5 tahun berlalu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CHIBEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 - Keraguan yang mendalam
Hari kedua Gama di luar kota.
"Aku ingin berbicara denganmu," ucap Tuan Bara. Dia baru ingin kembali ke kamarnya setelah menyelesaikan sarapannya, kebetulan Naomi juga hendak naik ke lantai atas.
"Ikut aku," perintahnya tanpa menunggu jawaban dari Naomi.
Peralatan bersih-bersih Naomi simpan di bawah tangga, langkahnya ia bawa untuk mengikuti Tuan Bara yang menaiki tangga menuju ruang kerjanya.
Sampai di ruang kerja, Tuan Bara duduk di kursinya dan Naomi berdiri berdiri di depannya. Jarak mereka hanya di pisahkan meja kerja.
Naomi menautkan kedua tangannya di depan tubuhnya, seingatnya dia tidak melakukan kesalahan apapun. Ini pertama kalinya Tuan Bara ingin berbicara padanya setelah satu tahun bekerja di sini.
"Sudah satu tahun," celetuk Tuan Bara. Pria paruh baya itu memainkan pena di atas meja kayu yang ada di depannya.
"Aku tau ini bukan urusanmu lagi, tapi mantan suamimu sampai sekarang belum melunasi hutangnya," lanjutnya.
Naomi tidak memberikan reaksi apapun, dia sudah lama mengubur dalam-dalam kenangannya dengan pria brengsek itu.
"Dan kau tau apa yang paling lucu? Dia ingin mengulangi hal sama seperti yang dia lakukan padamu," jelas Tuan Bara yang di akhiri dengan tawa kecil.
Entah sebutan apa yang cocok untuk pria seperti Aryo itu. Sepertinya brengsek saja tidak cukup.
"Tuan menyanggupinya?" tanya Naomi penasaran. Sekarang hatinya mulai resah, apakah dia akan satu atap dengan selingkuhan dari mantan suaminya itu atau tidak.
Tuan Bara tersenyum miring, "Tentu saja tidak. Aku masih waras, dan pria itu akan kembali melakukan hal yang sama jika aku kembali menyanggupinya. Entah denganku atau orang lain, dia akan ketagihan menggunakan wanita sebagai jaminan," jelasnya.
Tidak ada yang salah dengan ucapan Tuan Bara, menjalin kasih selama satu tahun dan mengarungi kehidupan pernikahan bersama Aryo selama 5 tahun membuatnya hapal dengan sifat pria itu.
Sekarang Naomi bisa bernapas lega, dia sudah aman di rumah ini. Masih ada 4 tahun lamanya, dia akan memikirkan perlahan apa yang akan dia lakukan jika tugasnya sudah selesai di rumah ini.
"Anggap saja kasusmu adalah takdir yang harus kau terima. Aku menerimamu bukan tanpa alasan."
Naomi tampak bingung, bukankah alasannya karena hutang? Memangnya ada yang lain?
"Sarah sudah menceritakan semuanya padaku, kau sudah melihat foto istriku, kan? Itulah alasan utama aku menerimamu dulu," jelas Tuan Bara saat melihat wajah bertanya-tanya Naomi.
Naomi tersedak ludahnya sendiri, "Maaf, Tuan. Saya tidak sengaja menjatuhkan kotak itu," ucapnya buru-buru meminta maaf.
Tuan Bara melambaikan tangannya, "Tak masalah, lambat laun kau juga akan tau. Jika dulu aku tidak menyelidiki latar belakang mantan suamimu, mungkin aku tidak akan pernah tau jika di dunia ini ada seseorang yang hampir mirip dengan mendiang istriku."
Naomi meremas kedua tangannya, ingin sekali dia menertawakan kisah hidupnya.
"Sebenarnya bukan hanya itu yang ingin aku bicarakan padamu," kata Tuan Bara dengan nada serius, tidak seperti tadi yang terkesan santai.
Naomi menatap Tuan Bara dengan seksama, siap untuk mendengarkan apa yang akan di utarakan tuan rumahnya itu.
"Aku tau betul jika Gama tertarik padamu sedari lama," ungkapnya.
Perasaan Naomi mulai tidak menentu, setelah sekian lama tingkah Gama yang gencar mendekatinya, baru kali ini sang ayah membicarakannya.
"Aku tidak pernah tertarik dengan kisah percintaannya maupun hubungannya dengan wanita- wanita di luar sana," lanjut Tuan Bara.
"Saya tau batasan saya, Tuan," balas Naomi cepat. Hubungannya dengannya Gama memang bisa dikatakan sebagai sepasang kekasih, tapi Naomi tetap membuat pembatas tak kasat mata di dalamnya.
Tuan Bara menghela napas, "Aku tidak mempermasalahkannya, aku tidak masalah jika kau menjadi pilihannya."
Setelah jeda, pria paruh baya itu melanjutkan ucapannya. "Mendengar perkataanmu tentang menjaga batasan, aku justru berpikir kau tidak sungguh-sungguh dengan perasaan putraku," lanjutnya.
Naomi mati kutu, tebakan tuan Bara tidak salah. Selama ini, dia memang meragukan perasaan Gama, dia masih menganggap jika Gama hanya penasaran padanya.
Dia tidak menolak afeksi yang di berikan Gama, jujur saja dia juga merasa bahagia. Tapi dia juga merasa tidak pantas untuk Gama, mereka bagaikan langit dan bumi.
"Aku tidak peduli siapa wanita yang dia pilih. Saat dia sudah tertarik dengan sesuatu, dia akan mendapatkan apapun dan bagaimanapun caranya. Kau pasti paham ucapanku."
Naomi mengangguk, sudah berkali-kali dia adu mulut dengan Gama hanya karena pria itu selalu ingin menang.
"Pesanku hanya satu, kau sudah ditandai olehnya. Jadi pikirkan baik-baik apakah kau benar-benar yakin dengannya atau tidak. Hubungan kalian saat ini masih rentan, selagi kalian masih belum terikat hubungan apapun, pikirkan kembali."
Di sini hanya Naomi yang masih labil, Tuan Bara bahkan sudah memberikan lampu hijau padanya.
"Akan saya pikirkan, Tuan," hanya itu jawaban yang bisa dia berikan untuk saat ini.
Setelah percakapan yang cukup intens itu, Naomi keluar dari ruang kerja Tuan Bara dengan perasaan berkecamuk.
Terlepas dari kebiasaan Gama yang suka bergonta ganti teman tidur, menurut Naomi Gama adalah pria yang baik. Pria itu selalu membantunya di masa-masa sulitnya.
Apakah pantas jika dia menaruh separuh hatinya kepada tuan mudanya itu? Sayang sekali keraguannya lebih besar, dia pernah dikecewakan dalam sebuah hubungan. Dia tidak ingin terluka untuk yang kedua kalinya.
Jika Gama benar-benar menginginkan Naomi untuk menemani hidupnya hingga tua nanti, maka tugas pria itu adalah menyakinkan Naomi agar wanita itu mau diajak melangkah maju bersama.
Menghilangkan semua keraguan di hatinya hingga hanya namanya yang terukir indah di hatinya.
Bersambung
Terima kasih sudah membaca 🤗 jangan lupa tinggalkan jejak 👍🙏