pada zaman dahulu kala, di semenanjung barat. terdapat sebuah kerajaan bernama kerajaan kamra, kerajaan itu di pimpin oleh bala kamra dan istrinya bernama Dwi kamra.
suatu hari, Dwi kamra melahirkan seorang anak bernama Ruy kamra, ia memiliki 3 kepribadian yang berbeda. sehingga, Ruy kamra di anggap ancaman oleh pamanya yang bernama Aden kamra. ia di buang oleh pamanya, yang di bantu istrinya ayu kamra. ia meminta bantuan penyihir kerajaan. mereka bekerja sama, untuk membuang Ruy kamra yang masih kecil itu, di sebuah hutan rimbun yang jauh dari kerajaan.
bagaimana kelanjutanya ?
apakah ruy kamra berhasil kembali ke kerajaan ?
simak novelnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Rifa'i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertarungan Melawan Pendekar
Gian pendekar kerajaan timur.
Hari pertandingan pun dimulai. di mana, Ruy kamra akan bertanding melawan para pendekar kerajaan timur. ia di kawal oleh para ratus pereman kerajaan.
"ingat ! Kau harus menang, kalau tidak nyawamu taruhannya !" ucap El pemimpin para pereman.
Ruy kamra keluar dari markas para pereman. ribuan warga menantikan sesosok tora, Sang bocah sakti." wah itu Tora ? Bocah yang mengalahkan jawara kemarin ?" tanya smua warga.
Mereka bersorak, memberi dukungan kepada Ruy kamra yang menjelma menjadi Tora itu." ayo nak, kau pasti bisa mengalahkan para pendekar kerajaan !" teriak histeris warga di jalanan.
akibat riuhnya para suara warga itu, terdengar lah sampai kepada mereka ber 3. Tora,sin dan Dewi sanca mereka bergegas pergi menemui Ruy kamra.
"hey. itu Ruy, ayo kita pergi ke sana." ucap Tora.
Ruy kamra melihat di sekelilingnya, banyak sekali warga yang antusias memberikan semangat kepadanya. Ruy kamra berjalan tiba-tiba, ia bersenggolan dengan seorang gadis muda se usianya.
"Maaf kan aku nona" ucap Ruy kamra menunduk dan mengepalkan tangannya.
Gadis itu tersenyum, betapa terkejutnya. ia melihat gelang yang di kenakan oleh Ruy kamra.
"itu kan ? dari mana ia mendapatkan gelang itu ?." gumam gadis itu terkejut.
gadis itu mengikuti Ruy kamra dan melihat pertandingan itu.
Para warga dan bangsawan telah berkumpul. "Hem.. apakah benar bocah itu sakti ?" ucap keluarga bangsawan.
Sin, Tora dan Dewi sanca berlari." hey Ruy, ini kami.." teriak mereka melambaikan tangan.
Ruy kamra memberi kode kepada mereka semua. bahwa, ia akan baik-baik saja. Sin dan Dewi sanca mengerti, apa yang di maksud dengan Ruy kamra.
"dia memberi kode apa ? Aku benci kepada orang yang tidak blak-blakan." ucap Tora.
"Dasar bodoh. kau memang bukan laki-laki yang peka." ucap Dewi sanca.
"kita saksikan saja pertarungan ini, aku yakin tuan ku Ruy kamra akan menang." ucap sin dengan mata ber api-api.
Pertandingan pun di mulai, Ruy kamra melawan sesosok pendekar kerajaan yang berbadan besar, tegap, ber kepala botak dan beringas. "woy bocah ingusan. Tak ada ampun bagimu !" teriak pria itu.
"Ruy. jika kamu kesulitan, aku akan membantumu bersama rayga." ucap Yon.
"kalian tenang saja, aku akan menghadapi se mampuku." gumam Ruy kamra.
"tunjukan semangatmu bocah !" ucap rayga.
"hadirin semuanya, kita saksikan Tora bertarung melawan Gian !" teriak wasit itu.
Terompet pun berbunyi. menandakan, pertarungan akan dk mulai. "majulah bocah !" ucap pria itu berjalan menuju Ruy kamra.
"ayo mulai." ucap wasit.
Ruy kamra melakukan pemanasan, bergerak seperti kera, merangkak dan melompat ke belakang, sontak. smua warga histeris dan berteriak. "ayo nak, kau pasti menang !" teriak mereka.
Pria itu mendaratkan pukulan nya ke arah Ruy kamra, Ruy kamra melompat dengan cepat, ia memegang tangan pria itu, ia menjadikan tanganya sebagai tumpuan, untuk ia me lompat. Ruy kamra berputar di udara, menendang leher pria itu.
pria itu terdiam, ia merasa ada sesuatu di lehernya. " apa ini gatal !" ucap pria itu.
Semua bersorak kepada Ruy kamra. "woah.. Hebat sekali."
"majulah botak." ucap Ruy kamra.
"kurang ngajar ! Agh.." teriak Gian.
Gian maju, menyerang Ruy kamra lagi, ia mencengkram baju Ruy kmra dan me lemparkan nya ke udara. Ia mendaratkan pukulan tepat di perut Ruy Kamara.
"agh. Kuat sekali fisik pria ini." ucap Ruy kamra.
"tuan.. Bertahanlah. " teriak sin.
"kau pasti bisa Ruy.." teriak Dewi sanca dan Tora.
Ruy kamra terpental. menahan perutnya yang terkena pukulan, Denga cepat Ruy kamra melompat bagaikan harimau, ia meniru jurus rayga pada saat ia bertarung.
"wow bocah, kau memainkan dengan baik." ucap rayga kagum.
Ruy kamra mencengkram perut gian, ia mencakar nya, Gian mendaratkan pukulan kepada nya. namun, Ruy kamra dengan gesit mengelak, Ruy kamra mengitari badan Gian. Ia men cakar semua tubuhnya.
"hah, nak. Di sini pertandingan, bukan Bermain kucing-kucingan." ucap Gian tertawa sinis.
"ghrrr.." ucap rayga marah mendengar perkataan itu.
Gian membalas serangan Ruy kamra, ia memukul Ruy kamra dengan kekuatan ototnya, Ruy kamra menangkis seranganya. akan tetapi, kekuatan fisik Gian sangat kuat, Ruy kamra terpental, menahan tangkisan tinjuan nya.
"sial ! kekuatan ototnya sangat gila !" ucap Ruy kamra.
"tak di ragukan lagi, kekuatan Gian sangat kuat" ucap para bangsawan.
Tora berteriak kepada Ruy kamra. "Ruy tangkap ini !" teriaknya.
Tora melemparkan sisir rambut kepada Ruy kamra, Ruy tak menyadari, benda apa yang di lemparkan oleh Tora, Gian maju ingin menyerang Tora dengan pukulan beruntun. Dengan reflek Ruy kamra melempar kan benda itu dan menyangkut tepat di bibir Gian.
"maju kau, eps.." Gian merasa sesuatu yang menyangkut di bibirnya.
Semua warga terdiam dan bertanya."apa itu ?"
Gian mengambil benda yang menyangkut di bibirnya." apa ! Sisir rambut ! Aku botak.." teriak Gian marah menjadi-jadi.
"Tora kau gila !" teriak Ruy kamra.
Dwi sanca memukul kepala Tora." dasar idiot, kau memancing amarah si botak itu."
"Maaf kan aku.." teriak Tora kesakitan.
Gian memukul tanah hingga retak. sontak, area di sekitar pertandingan bergetar, Akibat pukulan Gian. "mati kau bocah !" teriak Gian.
Dengan cepat melesat Gian mendaratkan sundulan kepalanya. Ke arah Ruy kamra. Ia terpental jauh dan menabrak sebuah bangunan hingga hancur.
"Ruy..." teriak Yon.
"bocah, inilah saatnya." ucap rayga.
semua terdiam, Ruy kamra merasa pinggang nya patah, ia merasa tak dapat bergerak. "sial pinggangku sakit."
"haha..sudah Ku bilang bocah itu tak akan bisa menang." ucap para bangsawan.
"nak. akan aku alirkan energiku kepadamu." ucap rayga.
Ruy kamra merasakan panas di sekujur tubuhnya, aura merah pekat menyelimutinya. ia merasa energinya berkali-kali lipat.
"ternyata kau masih bisa bangkit ya ?" ucap Gian sinis.
Gian menghancurkan pilar yang menopang bangunan pertandingan itu, ia melemparkan nya ke Ruy kamra. Dengan gesit Ruy Kamara melompat ke udara dan berputar-putar.
Ruy kamra mengeluarkan kukunya yang tajam dan mencakar-cakar tubuh Gian. namun, Gian masih bisa menahan cakaran itu.
Gian melihat pakainya telah sobek dan berteriak. "mati kau !"
Gian berlari dengan cepat, ia ingin mendaratkan pukulan nya ke arah wajah Ruy kamra. ia menangkis dengan satu tangan dan terdiam.
Ruy kamra menundukkan pandangannya. membuat Gian bertanya-tanya." kenapa bocah ini ?"
Betapa kagetnya. Ruy kamra mengangkat wajahnya, berubah menjadi harimau busa, dengan sorotan mata ber api-api. Ruy kamra menatap Gian, Rayga mengeluarkan aura intimidasi kepada Gian.
sontak. Gian tak dapat bergerak, ia ketakutan setengah mati, Gian mengeluarkan cucuran keringat. "bocah ini siluman !" teriak Gian.
Para warga dan bangsawan bertanya-tanya. "apa yang terjadi ? kenapa Gian ? ia tak me nyerangnya. Ia membatu di pertandingan itu ?"
"aku menyerah ! jangan bunuh aku !" teriak Gian ketakutan.
Hanya Gian yang dapat melihat wujud rayga. Semua warga kerajaan dan bangsawan tak mengetahui apa-apa. sontak, wasit pun mengumumkan, jika Tora adalah pemenangnya.
"wah..." teriak warga kerajaan kagum.
Semua histeris dan kagum." bocah itu tak salah lagi." ucap semua warga.
"yeah.. Aku kaya ! " teriak El pemimpin preman.
Sin, Dewi sanca dan tora berteriak." Ruy kamu hebat !"
Para bangsawan tak percaya Gian di kalahkan oleh seorang bocah. "bocah ini ? kekuatan nya sudah setara dengan pendekar !"
Namun, ini Baru awal. Ruy kamra akan menghadapi para peserta yang lainya.