anak perempuan yang melihat ayah nya meningal di depan mata nya, kini sudah menjadi wanita yang dewasa dan penuh dengan amarah,
dia tidak akan puas sampai dia membalas dendam dengan orang yang membunuh ayah nya, bahkan ia rela menjadi istri penganti agar bisa bakas dendam dengan pelaku yang sudah mengambil nyawa ayah nya,
Risa hanya ingat satu hal yang pasti dalam kejadian alam itu, anak kecil bernama Kenzo juga ikut menghabisi ayah nya, dia kini ia tumbuh dengan dendam yang membara,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
i'm back
Kenzo memutuskan untuk membawa Viola pulang bersamanya, meskipun masih ada beberapa acara yang seharusnya mereka hadiri. "Kenapa kau meminta kita pulang begitu cepat? Tadi aku sedang berbicara dengan ayah mertuaku," ujar Kenzo sambil melirik Viola yang duduk di sampingnya.
Viola menatap Kenzo sambil memegangi perutnya, tampak tak nyaman. "Ayah mertua? Apakah ayahku ada di sana?" tanyanya sinis.
"Maksudku ayah mertuaku yang lain. Sudahlah, jangan bahas itu. Sekarang jawab aku, kenapa kau meminta kita pulang?" Kenzo tetap fokus pada jalanan di depannya.
Namun, Viola tetap diam, tak ingin berbicara. Wajahnya menunjukkan ekspresi menahan rasa sakit yang semakin terasa. Hingga mereka tiba di rumah, Viola tetap bungkam.
Saat Kenzo hendak membantu Viola turun dari mobil, matanya melirik ke arah paviliun tempat Risa biasa tinggal. Paviliun itu gelap gulita, seolah tidak berpenghuni. Kenzo bertanya-tanya apakah Risa benar-benar tidak akan kembali lagi ke tempat itu.
Kenzo membuka pintu mobil untuk Viola. Namun tiba-tiba, sebuah mobil lain berhenti di depan rumah mereka, lampu depannya menyilaukan mata Kenzo. Ia menutupi wajahnya dengan tangan, mencoba menyesuaikan penglihatannya.
Kenzo berjalan mendekati mobil itu, berniat memberitahu jika mobil tersebut mungkin salah alamat. "Permisi, maaf. Sepertinya Anda salah alamat. Ini adalah rumah..." Kalimat Kenzo terhenti seketika.
Siapa yang keluar dari mobil itu membuat Kenzo tak mampu melanjutkan ucapannya.
Lyona.
Ya, Lyona, wanita yang selama ini menghilang tanpa jejak, kini berdiri di hadapannya. Dia kembali, meski Kenzo tidak tahu apa alasan di balik kehadirannya kali ini.
Lyona menatap sekeliling, lalu memandang Kenzo dengan tajam. "Apakah ini rumah yang kau jadikan tempat tinggal untuk adikku?" tanyanya sambil melangkah mendekati Kenzo.
Kenzo merasakan keanehan. Hari ini, semua orang seolah datang dengan tujuan yang sama—melindungi Risa. Mungkin Lyona juga datang karena alasan itu, mengingat perjanjian mereka di masa lalu.
Menurut perjanjian itu, selama pihak pertama tidak terluka atau menghadapi masalah, pihak kedua tidak berhak datang untuk merebut pihak pertama dari pihak ketiga.
Pihak pertama adalah Risa, pihak kedua Lyona, dan pihak ketiga Kenzo.
"Kenapa kau datang ke sini? Apakah kau punya rencana tertentu?" tanya Kenzo, mendekati Lyona dengan ekspresi penuh waspada.
Lyona melirik ke dalam mobil Kenzo dan melihat seorang wanita duduk di kursi penumpang sambil memegangi perutnya. "Kau membawa wanita lain ke rumah ini?" tanyanya dengan senyum remeh.
Kenzo mundur selangkah, lalu menutup pintu mobilnya kembali. "Jawab pertanyaanku! Apa yang membuatmu berani menampakkan diri lagi?" tanyanya sinis.
Lyona melangkah lebih dekat. "Aku berharap ini yang kau lakukan pada adikku saat dia dalam masalah. Tapi sepertinya, kau telah melanggar janji kita," ucapnya dengan nada tegas.
Kenzo menelan ludah, gugup. "Janji apa? Aku sama sekali tidak pernah melanggar janji yang ada dalam perjanjian kita."
Lyona mendekat lebih jauh. "Wanita kedua ini... Kau pikir karena aku jauh darimu, aku tidak tahu kau telah menikahinya? Kau mendua, Kenzo. Cobalah menjadi lelaki sejati. Pilih, antara Risa atau wanita di dalam mobilmu itu," ucap Lyona dengan nada getir.
Kenzo ingin membalas, namun tangannya tiba-tiba ditarik oleh Viola dari dalam mobil. "Aku tidak tahan lagi. Tolong bawa aku ke rumah sakit. Mungkin penyakitku sedang kambuh," ucap Viola dengan suara serak, menahan sakit.
Kenzo menatap Lyona dengan tatapan tajam. "Aku akan kembali lagi nanti. Aku harap kau tidak menemui Risa. Kau bisa tinggal di hotel atau tempat lain. Aku tidak akan mengizinkanmu masuk ke rumahku," tegasnya.
Lyona tersenyum remeh. "Oh, aku juga sama sekali tidak tertarik masuk ke dalam rumahmu. Aku lebih baik tinggal di paviliun itu," ucapnya sambil menunjuk paviliun tempat Risa biasa tinggal.
"Apa?!" Kenzo terkejut, wajahnya menunjukkan kepanikan yang tak bisa disembunyikan.
"Mas!" panggil Viola dengan suara lemah.
Lyona melirik Viola yang tampak menahan sakit. "Oh, gadis malang. Bawalah dia ke rumah sakit. Aku akan menunggu kalian di paviliun itu, tempat adikku tinggal," ucap Lyona sebelum berbalik dan berjalan menuju paviliun.
Kenzo hanya bisa terpaku, merasa situasi semakin rumit dan di luar kendalinya.
...Jangan lupa rate dan like ya guyss...