NovelToon NovelToon
Can I Dream Of Something Beautiful? (STRAIGHT STORY)

Can I Dream Of Something Beautiful? (STRAIGHT STORY)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Mengubah sejarah / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Littlesister

Sandra, gadis yang hidup sengsara di keluarga kaya Hartawan. Sejak kecil, ia diperlakukan kejam oleh orang tuanya, yang sering memukul, menyalahkannya, dan bahkan menjualnya kepada pria-pria tua demi uang agar memenuhi ambisi keuangan orang tuanya. Tanpa Sandra ketahui, ia bukan anak kandung keluarga Hartawan, melainkan hasil pertukaran bayi dengan bayi laki-laki mereka

Langit, yang dibesarkan dalam keluarga sederhana, bertemu Sandra tanpa mengetahui hubungan darah mereka. Ketika ia menyelidiki alasan perlakuan buruk keluarga Hartawan terhadap Sandra, ia menemukan kenyataan pahit tentang identitasnya. Kini, Langit harus memilih antara mengungkapkan kebenaran atau tetap bersama Sandra untuk melindunginya. Sementara Sandra, cinta pertamanya ternyata terikat oleh takdir yang rumit bersamanya.
#foreducation

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Littlesister, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berani Bersuara

Sandra sedang sibuk melayani pelanggan di kasir. Senyumnya yang ramah membuat para pelanggan merasa nyaman. Namun, suasana berubah ketika sekelompok pria masuk ke kantin, berbicara keras dan tertawa-tawa. Salah satu dari mereka, seorang pria bernama Damar, mendekati kasir dengan tatapan arogan.

"Nih, mbak. Cepet hitung kembalian gue, jangan lama-lama. Gue lapar banget nih." Damar menyerahkan selembar uang berwarna merah.

"Baik, Mas. Totalnya Rp.25.000. Uang kembaliannya Rp.75.000." Sandra tetap tenang, menghitung uang dengan hati-hati.

Sandra menyerahkan uang kembalian dengan senyum ramah. Namun, Damar memeriksa uang itu dengan sengaja mencari kesalahan.

"Hei, ini kurang! Harusnya kembalian gue Rp100.000! Lo sengaja nyimpen duit gue, ya?" bentak Damar.

"Maaf, Mas, tapi saya sudah menghitung dengan benar. Tadi Anda bayar Rp100.000, jadi kembalian Anda memang Rp75.000." jelas Sandra.

"Jangan bohong sama gue! Gue tahu lo sengaja nyimpen duit ini buat kantongin sendiri, ya? Penjaga kantin kayak lo pasti sering korupsi, kan?" seru Damar.

"Saya nggak pernah melakukan itu, Mas. Silakan hitung lagi kalau tidak percaya." suruh Sandra

"Hitung apaan lagi?! Gue udah tahu lo nyolong duit gue! Mana duitnya?! Jangan bohong, ya!" teriak Damar.

Kerumunan mulai memperhatikan mereka. Damar, yang semakin marah, tiba-tiba menampar pipi Sandra dengan keras, membuatnya terhuyung ke belakang.

"Mas! Kenapa Anda melakukan ini?!" jerit Sandra.

Tidak puas, Damar mendorong Sandra hingga terjatuh. Sandra terbentur meja makan, menyebabkan sikutnya terluka dan berdarah. Suasana kantin semakin tegang. Di saat itu, Langit, yang baru masuk ke kantin untuk makan siang, melihat kejadian tersebut.

"Woi, apa yang lo lakuin?" Seru Langit.

Langit berlari mendekati Sandra yang masih terduduk di lantai. Ia membantu Sandra bangkit, memegang lengannya dengan lembut, lalu menatap Damar dengan penuh kemarahan.

"Lo nggak punya hak untuk memperlakukan dia seperti itu! Apa salah dia sampai lo bertindak sekejam ini?!" bentak Langit

"Eh, Langit? Lo nggak usah ikut campur, deh. Gue cuma ngajarin dia biar nggak main-main sama duit orang." Damar terkejut, namun langsung memasang sikap arogan.

"Ajari? Dengan menampar dan mendorongnya sampai terluka? Lo pikir ini cara yang benar? Dia nggak salah apa-apa!" Langit mendekat dengan tatapan tajam.

"Lihat aja dia, Ngit. Penjaga kantin kayak gini mana tahu aturan. Lo tahu apa? Lo mahasiswa kedokteran, kok malah bela orang rendahan kayak dia?" cibir Damar.

"Gue nggak peduli dia kerja di mana! Semua orang pantas dihormati, nggak peduli pekerjaannya. Justru lo yang nggak punya moral sebagai senior!" Bentak Langit.

"Wah, pahlawan banget, nih. Langit si calon dokter bela penjaga kantin. Lo nggak malu, Ngit? Lo anak kaya, masa ngurusin orang kayak dia?" ucap Damar meremehkan Sandra.

"Dengerin gue baik-baik, Damar. Orang yang lo hina ini lebih kuat daripada lo. Dia kerja keras buat hidupnya sendiri, bukan cuma numpang kaya dari orang tua kayak lo. Dan lo? Lo cuma pengecut yang nggak tahu diri." jelas Langit.

"Langit, gue nggak habis pikir deh, kenapa lo sampai bela penjaga kantin kayak dia? Lo, mahasiswa kedokteran, masa mau urusan sama orang kayak gini?" cemooh Damar.

"Gue bela dia karena dia pacar gue." tegas Langit.

Kerumunan yang mendengar itu langsung berbisik. Wajah Sandra terkejut, matanya melebar mendengar jawaban Langit. Damar terdiam sejenak, lalu tertawa keras, seolah tidak percaya.

"Pacar lo? Serius, Ngit? Selera lo serendah itu? Lo anak orang kaya, mahasiswa kedokteran, masa pacaran sama penjaga kantin yang bahkan bajunya aja kayak nggak punya duit buat beli yang baru?" Damar merendahkan Sandra.

"Lo itu pintar, Langit, tapi sayang selera lo nggak cocok sama standar lo. Gimana bisa calon dokter malah milih penjaga kantin kayak dia?" cibir Damar.

"Karena dia lebih berharga daripada orang-orang kayak lo yang cuma bisa merendahkan orang lain. Dia kerja keras buat hidupnya, dia nggak nyusahin orang lain, dan dia punya hati yang nggak bisa lo beli, Arman. Itu jauh lebih berarti daripada semua barang mahal yang lo pamerin." tegas Damar.

Damar akhirnya memilih pergi dengan wajah kesal, sementara Langit berbalik menghadap Sandra. Sandra masih terkejut mendengar bahwa Langit mengakuinya sebagai pacar di depan semua orang.

"Langit... kenapa kamu bilang itu? Kita bahkan nggak..." Sandra masih terkejut.

"Karena aku mau melindungi kamu, Sandra. Aku nggak peduli apa yang orang lain pikir. Yang penting sekarang kamu tahu bahwa aku ada di pihakmu." Jelas Langit.

"Kamu nggak apa-apa? Sikut kamu luka… kita harus obati ini." ajak Langit.

"Kenapa kamu peduli, Langit? Kamu nggak percaya sama aku dulu…" lirih Sandra.

Langit terdiam, menyadari bahwa ia telah menyakiti hati Sandra sebelumnya. Ia menunduk, merasa bersalah.

"Aku salah, Sandra. Aku… aku akan jelasin nanti. Tapi sekarang, ayo obati lukamu dulu." sesal Langit.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Satu minggu kemudian, Damar serta teman-temannya sedang duduk santai. Sandra, yang sedang melayani pelanggan di kantin, lewat dengan nampan makanan yang harus diserahkan ke meja mereka. Damar, yang melihat Sandra datang, memutuskan untuk kembali mengolok-oloknya. Saat Sandra melewati meja mereka, Damar tiba-tiba meremas pantatnya dengan kasar, mencoba menggoda dan mengejeknya seperti biasa. Namun, kali ini, Sandra tidak tinggal diam.

"Damar! Lo nggak bisa begitu! Lo meremas pantat gue!" Sandra terkejut, merasa sakit dan marah, langsung berteriak dengan keras.

"Dengar ya, Mbak. Gue ini orang terkenal di kampus. Banyak yang suka sama gue, dan gue dihormati di sini. Jadi, lo nggak usah coba-coba melawan. Gue bisa bikin lo nggak kerja di sini lagi kalau gue mau." ancam Damar.

"Jangan coba-coba sentuh gue lagi, Damar! Lo nggak punya hak buat perlakukan gue kayak gitu!" bentak Sandra. Ia mencoba berani untuk bersuara. Sekarang ia berani jika ada yang membungkamnya.

"DAMAR!" seru Langit.

"Eh, santai, Ngit. Lo terlalu serius. Gue cuma bercanda sama dia, kok." Damar sengaja memancing emosi Langit.

"Ngomong sambil bercanda? Lo pikir remes pantat orang itu bercanda? Itu pelecehan, Damar! Gue nggak akan diem aja!" bentak Langit.

"Lo berlebihan, Langit. Lagian lo bela dia kenapa sih? Lo nggak malu apa pacaran sama penjaga kantin? Selera lo kok makin aneh aja." ejek Damar.

Langit tidak bisa menahan amarahnya lagi. Ia langsung memukul wajah Damar dengan keras, membuat suasana kantin menjadi tegang. Teman-teman Damar dan Langit mencoba melerai, tapi Langit terus memukul hingga Damar terjatuh.

"Langit, udah, berhenti! Lo bisa diskors kalau begini!" lerai Teman Langit, Raffi.

"Gue nggak peduli! Lo pantas dapet ini karena lo nggak punya moral!" Langit menatap Damar yang tersungkur, suaranya penuh emosi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Keesokan harinya, Langit dan Damar mendapat surat panggilan resmi dari pihak universitas. Mereka diminta datang ke ruang dekan untuk menghadiri pertemuan terkait insiden yang melibatkan keduanya di kantin kampus. Damar, yang sebelumnya sudah mengantisipasi konsekuensi dari tindakannya membela Sandra, tetap tenang dan menerima panggilan itu dengan sikap dewasa. Sementara itu, Damar merasa kesal dan tidak terima, tetapi ia tetap datang karena tahu ini adalah urusan serius.

Di depan ruang dekan. Langit tiba lebih awal dan duduk di kursi tunggu. Beberapa menit kemudian, Damar muncul dengan langkah cepat, wajahnya terlihat kesal.

"Lo seneng sekarang, Langit? Ini semua gara-gara lo ikut campur urusan gue." sindir Damar.

"Gue nggak ikut campur, Damar. Gue cuma ngelakuin apa yang benar. Lo yang bikin masalah." Langit melirik Damar sebentar, lalu menatap lurus ke depan dengan tenang.

"Benar? Lo pikir mukulin gue di depan semua orang itu benar? Lo cuma bikin diri lo kelihatan sok jagoan." cibir Damar.

"Kalau lo nggak ganggu Sandra, ini nggak akan terjadi. Lo yang mulai, Damar. Gue cuma ngebela dia." tegas Langit.

Sebelum Damar sempat membalas, pintu ruang dekan terbuka. Asisten dekan keluar dan memanggil mereka masuk.

"Langit, Damar, silakan masuk. Pak Dekan sudah menunggu." perintah Asisten Dekan.

Keduanya masuk ke dalam ruangan dengan langkah berbeda, Langit terlihat tenang, sementara Damar berjalan dengan penuh emosi. Pak Dekan sudah duduk di belakang meja, menatap mereka dengan serius. Di mejanya terdapat beberapa dokumen dan laporan insiden yang terjadi di kantin.

"Silakan duduk. Saya yakin kalian sudah tahu kenapa kalian dipanggil ke sini." ucap Dekan.

Langit dan Damar duduk berhadapan di depan meja dekan. Langit tetap tenang, sementara Damar mencoba menyembunyikan rasa kesalnya.

"Saya sudah menerima laporan tentang insiden yang terjadi di kantin kampus beberapa hari lalu. Menurut laporan dari saksi dan bukti yang ada, kalian berdua terlibat perkelahian yang tidak seharusnya terjadi di lingkungan kampus." jelas Dekan.

Dekan berhenti sejenak, menatap keduanya bergantian, lalu melanjutkan.

"Langit, meskipun niat kamu mungkin untuk membela temanmu, tindakan kekerasan tidak bisa dibenarkan dalam situasi apa pun. Dan Damar, laporan ini juga menyebutkan bahwa kamu memulai konflik dengan sikap yang tidak pantas terhadap salah satu mahasiswi di kampus ini" sambung Dekan.

"Pak, itu nggak seperti yang mereka bilang. Saya cuma bercanda sama Sandra. Dia aja yang bereaksi berlebihan!" sela Damar.

"Bercanda? Lo nggak bercanda, Arman. Lo melecehkan dia, dan itu nggak bisa diterima." sahut Langit.

"Cukup! Saya tidak ingin mendengar alasan dari kalian berdua. Apapun itu, tindakan kalian telah mencoreng nama baik kampus." lerai Dekan.

"Setelah mempertimbangkan semua bukti dan laporan, universitas memutuskan untuk memberikan sanksi skorsing kepada kalian berdua selama dua minggu. Ini adalah pelajaran agar kalian memahami bahwa tindakan kekerasan dan perilaku tidak pantas tidak akan ditoleransi di kampus ini." tegas Dekan.

Langit menerima keputusan itu dengan tenang, meski ia merasa sedikit kecewa. Sementara itu, Damar terlihat semakin kesal dan mencoba membela diri lagi.

"Pak, ini nggak adil! Kenapa saya harus kena skors juga? Ini semua karena Langit yang nggak bisa ngontrol emosinya!" protes Damar.

"Kamu dipanggil bukan hanya karena perkelahian, Damar. Tindakan kamu terhadap Sandra adalah bentuk pelecehan, dan itu tidak bisa dibiarkan. Ini adalah peringatan terakhir untuk kamu. Jika ada insiden serupa di masa depan, konsekuensinya akan lebih berat." Dekan dengan nada tegas, menatap Damar.

"Saya mengerti, Pak. Saya akan menerima sanksi ini dan memastikan hal seperti ini tidak terjadi lagi." paham Langit.

Dekan mengangguk kepada Langit, lalu kembali menatap Damar dengan serius.

"Saya harap kalian berdua bisa mengambil pelajaran dari kejadian ini. Setelah skorsing kalian selesai, saya ingin kalian kembali dengan sikap yang lebih baik. Ini keputusan final, dan saya tidak ingin ada diskusi lebih lanjut." nasihat Dekan.

Dekan berdiri, memberi isyarat bahwa pertemuan selesai. Langit dan Damar keluar dari ruangan dengan suasana yang berbeda. Langit tetap tenang, sementara Damar terlihat marah dan frustrasi.

Di luar ruang dekan, Arman mendekati Reyhan dengan wajah penuh amarah.

"Lo puas sekarang, Langit? Lo bikin gue kena skors!" bentak Damar.

"Lo yang bikin masalah, Damar. Ini akibat dari tindakan lo sendiri. Gue cuma ngelakuin apa yang benar." tegas Langit.

"Gue nggak akan lupa ini, Langit. Lo bakal nyesel karena udah ngelawan gue." ancam Damar.

"Gue nggak takut sama lo, Damar. Kalau lo masih ganggu Sandra, gue akan pastikan lo nggak akan bisa lari lagi." timpal Langit.

Damar mendengus kesal, lalu pergi meninggalkan Langit dengan langkah cepat. Langit menghela napas panjang, merasa bahwa masalah dengan Damar masih jauh dari selesai.

1
I'm your.hero
waah ada kesalahpahaman nih, di antara Sandra dan Damar, kira-kira gimana ya cara mereka berbaikan kembali?
IamEsthe
Maaf koreksi untuk dialog tag nya ya. Syarat menulis dialog tag yg benar itu diawali tanda petik dua (") dengan huruf kapital di awal kalimat dan diakhiri dg tanda koma (,), titik (.), seru (!), tanya (?) sebelum ditutup dengan tanda petik dua (").

Misal.
"Aw, rasanya nyeri sekali. Walaupun ini bukan yang pertama kali, tetap saja rasanya sakit. Dia terlalu kasar di atas ranjang," ucap Sandra bla bla bla.
Little Sister: Ayooo, kita saling belajar bersama- sama. Yuk, Baca sekarang! Jangan lewatkan episode selanjutnya, jika kamu menyukai karya ini tolong tinggalkan like, komentar dan subscribenya yaaaa 🫶✨
IamEsthe: sama2. mari saling belajar ya.
total 3 replies
Devv
lanjut thorr
Devv
mampir kakk
Tomat _ merah
semangat thor
mmpir juga ke ceritaku yg "Terpaksa dijodohkan dengan seorang dosen"
Yoona
semangat ya💞💞
I'm your.hero
jangan jangan tio bakal ngerebut Gina dari Leo nih /Brokenheart/
Yoona
semangat terus ya 💞💞
yanah~
kasian Sandra 😔
yanah~
Mampir kak 🤗💪
seftiningseh@gmail.com
aku mampir semata terus
tolong mampir lah ke beberapa novel aku
misal nya istri kecil tuan mafia
I'm your.hero
ditunggu episode selanjutnya
binavebi
kasian sama sandra pdhal Karana uang nya kurang doang sampe harus dipukulin ~🙂
binavebi
oke aku udah mampir kak, semngat kak buat cerita nya 🔥✨/Determined/
Little Sister: terima kasih 🫶
total 1 replies
I'm your.hero
si damar nih ciri-ciri orang yang pengen dikirimkan santet
I'm your.hero
kak update lagi dong, ditunggu episode selanjutnya
Yoona
semangat nulis nya
Yoona
aku mampir kak
I'm your.hero
Ceritanya bagus tapi pemeran utamanya kasian dibikin susah mulu
I'm your.hero
istigfar thor, ini perasaan kehidupan Sandra gak bahagia mulu, author nya harus diruqiah😮‍💨
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!