Hari hari SMA, adalah hari yang menyenangkan, Namun tidak dengan seorang Adelia Fitriani, masa SMA nya harus terenggut, karena hutang hutang orang tuanya, dia harus putus sekolah, dan itu menjadi awal penderitaan untuknya, akankah dia mendapatkan titik kebahagiannya lagi.
Disamping kesedihannya, ada Mahatur, yang selalu memberinya dukungan, begitupun dengan Meidina, yang sudah ia angap sebagai kakak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon latifahsv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tinggal di rumah bu Endah.
Keesokan harinya.
Lea, saat ini sedang melamun, meratapi nasibnya, rumahnya di saat ini di jual, dia tidak bekerja, entah kapan dia bisa bekerja lagi, dalam keadaan pandemi yang sulit ini.
"Ya Alloh, semua ujian ini dari mu, kapan semua ini berakhir, apa tidak ada sekecil pun kebahagian untukku," ucap Lea dalam hati, saat ini dia sedang berada dikamar yang kemarin iya tempati.
"Lea, ati sarapan, sekalian itu mamah kamu mau pulang lagi, kan dia mau kerja," ucap Rahayu, menyadarkan lamunan Lea.
"Oh, iya tante, terus tante jadinya mau pulang," ucap Lea, menatap lekat tantenya.
"Ga tau ini, masih bingung," ucap Rahayu.
"Hum, yaudah ayo keluar, " ucap Lea.
Merekapun berjalan menuju ruang makan yanga da disana, saat sampai sudha ada ayah, ibu, Muni, Rafli, dan juga pemilik rumah.
"Kalian mau pada balik sekarang, " ucap bu Endah.
"Iya bu, maaf ya ngerepotin, Romlah juga kan ini isin, cuman 2 hari doang ngurusin masalah ini," ucap bu Romlah.
"Oh, gitu, kalau Lea sama Rahayu, udah kerja," tanya bu Endah.
"Lea, kemarin udah sempet kerja, cuman kan tokonya tutup, jadi dia di berhentiin, kalau Rahayu, emang baru kemarin dikeluarin, pengurangan Karyawan," ucap bu Romlah.
"Lea, sama Rahayu, tinggal disini aja, mau ga, kerja di resto jadi pelayan, restonya deket dari sini, " ucap bu Enda, memeberi tawaran.
"Lea, mah kerja apa aja mau bu hj, kalau ada kerjaannya, kalau ga ada mah ya bingung," ucap Lea.
"Rahayu, juga sebenernya mau pulang ini, kalau ada kerjaan disini, ya ga jadi pulang lah," ucap Rahayu.
"Yaudah, kalau pada mau, ga usah pada pulang, tunggal disini, kebetulan kan restonya masih milis suami ibu, jadi kalian bisa kerja disini," ucap bu Endah.
"Mau bu, kalau ibu ga sungkan menerima kita mah," ucap Lea, dengan mata berbinar.
"Iya bu, alhamdulillah mereka kalau ada kerjaan disini mah," ucap bu Romlah, senang.
"Iya, sekalian temenin ibu disini, soalnya, rumah segede ini, tinggal cuman bertiga, kalau ada Rahayu sama Lea kan enak," ucap bu Endah.
"Iya bu, makasih banget ya bu, mau ngasih kerjaan, mau nerima saya jual rumah, kalau ga ada ibu, ga tau saya gimana keluarga ini," ucap bu Romlah.
"Iya, ga papa, harus saling membantu, yaudah ayo kita semua makan dulu aja," ucap bu Endah.
"Iya bu," ucap bu Romlah.
Mereka semua pun akhirnya sarapan dengan tenang, setelah sarapan Lea dan Rahayu mencuci bekas makan tadi.
"Lea, kamu semoga betah disini ya," ucap bu Romlah, menghampiri mereka yang sedang membasuh piring.
"Insyaallah mah yah dikuat kuatin aja, soalnya butuh, ga tau juga kan ini sampai kapan kaya gini," ucap Lea, dengan senyumnya.
"Iya kak, 2 bulan lagi aja ya, yang kuat, kan nanti mau sekolah, mama bakal lunas in semua hutang, insyaallah masih ada sisa, ya kamu disini kerja 2 bulan aja ya, nambah nambah uang kamu," ucap bu Romlah.
"Mau, sampai nanti pun Lea ga masalah mah, soalnya, Lea juga mikir, kondisi kaya gini, sekolah dirumahkan, ya kalaupun Lea sekolah, bakal di rumah, mening Lea cari uang aja, bisa bantu bantu ekonomi mamah, Lumayan kan nabung buat kedepannya" ucap Lea, dia kini sudah selesai mencuci piring.
"Kita liat situasi ini, sampai kapan ya Lea, kalau masih begini pandemi, terserah kamu mau kaya gimanapun, kalau mau kerja yaudah silahkan, kalau mau sekolah, insyaallah mamah bantu," ucap bu Romlah.
"Iya mah, ayo ke kamar aja, " ucap Lea, dia mengajak ibunya ke kamar.
Mereka bertiga berjalan ke kamar yang semalam ditempati.
"Rahayu," ucap bu Romlah, menatap Rahayu.
"Iya kak," ucap Rahayu, menatap kakanya.
"Kamu disini, jangan pulang ya, jangan Lea juga, ingetin dia, tuntun kalau dia salah, inget disini kan kalian nanti numpang, harus rajin beberes, jangan malas ya," ucap bu Romlah, menasehati.
"Iya kak, pasti Rahayu, nanti kasih tau Lea," ucap Rahayu.
"Iya bagus, yaudah, ni uang, 8jt, kamu bayarin ke s komar itu, langsung kirim hari ini, kakak mau langsung balik ke Bekasi, ngurusin s Rafli, dan dia juga nanti kan bakal kerja," ucap bu Romlah, memberikan segepok uang.
"Kak, maaf ya, Rahayu nyusahin kaka terus, nanti uang ini Rahayu ganti, Kalau Lea mau sekolah, nanti Rahayu bantuin biayanya," ucap Rahayu, menatap sedih uang itu.
"Iya, udah ga papa, bukan mau kamu ini, asal satu ya, jangan mau kalau dapet lelaki begitu lagi, ya kakak harap kamu kalau dah kerja bisa bantu bantu keluarga kaka juga, terutama s Muni," ucap bu Romlah, dengan tegas.
"Iya kak, pasti, Rahayu bakal bantuin kok, nanti semua kekurangan nya," ucap Rahayu, menatap kakanya.
"Yaudah, ayo, kakak mau pamit pulang sama bu Endah, soalnya buru buru, kalian disini yang tenang, Lea, nanti baju baju kamu, mamah kirim ya, kalau ga mamah Anterin," ucap bu Romlah, menatap Lea.
"Iya mah, gimana enaknya mamah aja," ucap Lea, sambil menunduk.
"Yang kuat ya kamu disini, maaf in mamah, ga mencukupi kamu, maafin mamah, kamu selalu berkorban," ucap bu Romlah, dia memeluk anaknya dengan erat.
"Iya mah, ga papa, jangan melow, ini udah takdir, ayo kedepan lagi, kakak, sama bapak udah nunggu in pasti," ucap Lea, dia juga memeluk Ayahnya.
Mereka kini ke ruang tamu, disitu tampak, pa Beben dan Rafli, yang sedang mengobrol bersama bu Endah.
"Ibu, say mau pamit yah, maaf banget ngerepotin, nitip Rahayu, sama Lea, ingetin aja kalau salah, ditegur aja," ucap bu Romlah, menghampiri bu Endah.
"Iya, sama sama, nanti urusan surat surat, kalau udah aga reda ini virus, tolong di urus in." ucap bu Endah.
"Iya bu, pasti, nanti kan disini ada Lea, kabar kabarin aja," ucap bu Romlah.
"Iya yaudah siap," ucap bu Endah.
"Bu pamit ya, makasih ya, sudah buntu saya dan keluarga, jujur saya bingung harus kesiapa nyari nyari, alhamdulillah ibu mau menerima kami, ditambah ngasih Lea dan Rahayu kerjaan," ucap pa Beben.
"Iya ga papa, kita masih keluarga, harus saling membantu sesama keluarga, selagi saya ada, ya pasti saya akan selalu membantu kalian juga," ucap bu Endah.
"Iya bu, kami pamit ya, titip Lea dan Rahayu," ucap pa Beben dia laku bersalaman dengan bu Endah, dan diikuti oleh, bu Romlah, Rafli, dan Muni.
Mereka semua keluar dari rumah itu, Lea juga mengikuti nya.
"Lea, yang betah disini, maaf in bapak, jaga diri baik baik ya," ucap pa beben, memeluk Lea.
"Iya pa, bapak ga usah minta maaf, semua ini bukan salah bapak," ucap Lea, dengan sedih.
"De, maafin kakak ya, kaka do'ain kamu sukses, do'ain juga kakak, biar bisa bantu kamu dalam segala hal," ucap Rafli, dia mengusap punggung Lea.
"Iya kak, aamiin," ucap Lea.
"Yaudah kita pergi, assalamu'alaikum, " ucap bu Romlah, pa Beben, dan Rafli.
"Dadah kakak," ucap Muni.
"Dadah dedek baik baik," ucap Lea, mencium tangan adiknya.
Mereka semua sudah pergi, Lea, menatap kepergian itu dengan sedih, dia berharap setelah ini, semuanya baik baik saja.