Rama Abimana, seorang pengusaha mudah yang di khianati oleh tunangannya sendiri. Dia dengan sengaja berselingkuh dengan sekretarisnya karena alasan yang tak masuk akal.
Hingga akhirnya dia memutuskan untuk membalas dendam dengan menikahi seorang wanita secepatnya.
Siapakah wanita yang beruntung di nikahi oleh seorang Rama Abimana?
Seorang pengusaha muda terkaya sekaligus pewaris tunggal perusahaan besar Abimana Corporation.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rishalin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Saat ini Rama dan Syarin tengah mengobrol serius dimeja makan.
Rama berniat akan jujur tentang semuanya pada Syarin hari ini juga, ia merasa tak enak jika harus terus berbohong padanya.
"Jadi kamu mau bilang apa?" Syarin memulai pembicaraan saat Rama sama sekali belum melanjutkan kalimatnya.
"Aku mau jujur soal status hubungan kita yang sebenarnya." jawab Rama ragu.
"Maksud kamu?" Syarin menautkan kedua alisnya berpura-pura tak mengerti.
Rama akhirnya terpaksa menceritakan kebenarannya pada Syarin, sementara Syarin hanya bisa berpura-pura merasa syok dan terkejut dengan cerita mereka yang sebenarnya.
"Jadi selama ini kita cuma nikah kontrak selama dua tahun aja? Syukurlah kalau gitu." Syarin pura-pura bernapas lega padahal dirinya sedang kesal karena harus merubah rencananya.
"Jadi kamu merasa senang karena kita cuma nikah kontrak?" Kali ini Rama yang menautkan kedua alisnya.
"Tentu saja, siapa juga wanita yang mau bertahan sama lelaki yang masih terikat sama masa lalunya." jawab Syarin ketus.
"Rupanya jawaban Syarin yang sehat sama Syarin yang amnesia sama aja." ucap Rama sedikit bergumam.
"Jangankan jawaban satu orang yang sama, kamu tanya sama seluruh wanita yang ada di dunia ini juga jawabannya pasti sama." rupanya gumaman Rama masih terdengar jelas ditelinga Syarin.
"Kalau akunya yang sudah mulai jatuh cinta sama kamu gimana?" Rama menatap Syarin dalam-dalam seolah menggali jawaban dari sana.
"Kamu jatuh cinta sama aku? Secepat ini? Mustahil, aku yakin dalam lubuk hatimu yang paling dalam masih tersimpan nama mantan kekasihmu itu." Syarin berpura-pura mengelak padahal hatinya berbunga-bunga mendengar pengakuan Rama.
"Ya memang sedikit sulit, tapi aku berjanji akan segera melupakannya, aku akan menunjukan rasa cintaku sama kamu sampai kontrak pernikahan kita berakhir, kalau aku masih belum berubah, kamu boleh meninggalkanku saat itu juga." kali ini Rama meraih kedua lengan Syarin.
"Kamu yakin mau melakukan hal itu?" Syarin mulai sedikit tergoda dengan rayuan Rama.
"Ya apapun itu, asal kamu mau tetap bertahan sama aku." Rama semakin mengeratkan genggamnya.
"Tapi, lebih baik memulai sesuatu yang baru dari pada memperbaiki hal yang sulit untuk diperbaiki." Syarin menarik lengannya dari genggaman Rama.
"Aku mohon beri aku kesempatan sekali saja, maaf karena aku terlambat menyadari perasaanku selama ini." Rama kembali meraih lengan Syarin.
Ini pertama kalinya seorang Rama memohon belas kasihan seorang wanita.
Meski sebelumnya banyak sekali wanita yang memohon padanya untuk diberi kesempatan agar bisa lebih dekat dengannya.
"Kita lihat saja nanti, apa kamu bisa meyakinkan aku selama dua tahun kedepan." jawaban Syarin berhasil mengukir senyum dibibir Rama.
"Jadi kamu mau ngasih kesempatan sama aku?" Bibir itu kini semakin melebarkan senyumannya.
"Iya, aku sedikit kasihan melihat kamu yang selalu terlihat kesepian." jawab Syarin mengulum senyum.
"Ya udah, ayo kita makan dulu, kasian makannya udah keburu dingin." Rama berkata malu-malu.
Akhirnya keduanya menikmati makan malam sambil sama-sama mengulum senyum.
***
Sementara ditempat lain, kini Vika semakin disibukan dengan usahanya.
Aneka jajanan yang dibuatnya semakin populer dikalangan anak-anak, selain rasanya yang enak, harga yang terjangkau juga menjadi faktor utamanya.
Bahkan hari ini David berencana menyuruh seorang tukang untuk membuat bangunan kecil dihalaman rumah.
Ia selalu merasa kasihan saat melihat Vika yang kerepotan membereskan tempat jualannya.
Keluarga kecil itu sama-sama mengucap syukur atas semua anugerah yang diberikan pada mereka selama ini.
Meski belum sepenuhnya mapan setidaknya mereka kini sudah tak perlu lagi mengkhawatirkan masalah keuangan.
Hingga siang itu Vika dikejutkan dengan kedatangan seseorang yang hanya berdiri mematung diluar pagar.
Keduanya saling tatap cukup lama dengan mata yang berkaca-kaca, Vika yang sudah tak kuat menahan rindu akhirnya berlari menghampiri orang itu.
"Mama ... , Vika kangen banget sama Mama, dari mana Mama tau kalau Vika tinggal disini sekarang?" Vika berkata disela isak tangisnya sambil memeluk erat sang Mama.
"Mama juga kangen banget sama kamu, Sayang, Mama tau alamat rumah kamu dari Rama, ternyata selama ini Rama masih diam-diam membantu kamu." Mama Susan membelai rambut panjang anaknya itu.
"Jadi Rama juga tau kalau aku selama ini tinggal disini?" Vika mengurai pelukannya seakan tak percaya dengan apa yang diucapkan Mamanya.
"Iya, Rama juga yang memberi tau Mama tentang kabar kehamilan kamu, itulah alasan Mama memberanikan diri mendatangi rumah ini." Mama Susan berkata lirih sambil mengusap lembut perut Vika yang mulai membuncit.
"Vika gak nyangka kalau Rama masih sepeduli itu sama Vika, padahal Vika sudah menyakitinya selama ini." Vika sedikit tersentuh dengan kebaikan yang diberikan Rama.
Pantas saja selama ini kehidupan mereka mulai berjalan lancar, rupanya ada jasa Rama disana.
"Masuk dulu yuk Ma, kita tunggu Mas David pulang, dia juga pasti ingin menyapa Mama." Vika menarik lengan Mamanya, namun Mamanya sama sekali tak bergerak.
"Sebenarnya tujuan Mama kesini untuk mengajak kamu pulang kerumah kita, Mama gak mungkin membiarkan kamu tinggal ditempat seperti ini dalam keadaan hamil." ada sedikit raut wajah kecewa diwajah Vika saat mendengar perkataan Mamanya itu.
"Vika pikir Mama jauh-jauh datang kesini karena Mama sudah merestui hubungan kami, ternyata Mama hanya memperdulikan bayi yang aku kandung." Vika tersenyum getir.
"Tapi aku berterima kasih karena Mama masih peduli sama cucu Mama tanpa memperdulikan siapa Ayahnya." kali ini Vika melepaskan tangan Mamanya karena benar-benar merasa kecewa.
"Mama juga peduli sama kamu Vika, apa kamu mau terus bertahan dengan pria yang pekerjaannya tak menentu? Tolong pikirkan baik-baik tawaran Mama, ini semua demi kamu, demi kesehatan anak yang sedang kamu kandung saat ini." Mama Susan menatap Vika dengan tatapan memohon, namun hal itu sama sekali tak mempengaruhi keteguhan Vika.
"Tentu saja aku mau Ma, Mama liat sendiri kan? Aku bahkan masih baik-baik saja sampai sekarang, dan asal Mama tau, ini semua berkat kerja keras Mas David." Vika menepuk dadanya beberapa kali.
"Tapi hidup kamu akan lebih baik jika bersama Rama. Mama yakin dia masih mencintai kamu, dia bahkan masih membantumu sampai saat ini, kembali lah sama Rama sebelum dia benar-benar mencintai Istri kontraknya." jawab Mama Susan tak mau kalah.
"Maksud Mama? Jadi selama ini Rama cuma menikah kontrak sama wanita itu?" Kedua mata Vika membulat sempurna saat mendengar pengakuan Mamanya.
"Iya, mereka akan resmi bercerai setelah dua tahun, jadi Mama mohon kamu pulang ya, kasian Rama menunggu kamu sampai melakukan hal senekat itu." Mama Susan meraih lengan Vika.
"Enggak Ma, Vika gak mau ninggalin Mas David apapun yang terjadi. Meski Rama memberikan seluruh hartanya sekalipun." Vika menepis pegangan tangan Mamanya.
"Kamu itu benar-benar keras kepala ya. Mama melakukan semua ini demi kebaikan kamu, demi masa depan kamu juga anak-anakmu nanti. Mau jadi apa kamu jika terus bertahan sama lelaki yang bahkan gak jelas asal-usulnya itu." Mama Susan kini sudah kehabisan kesabaran menghadapi anaknya yang satu ini.
Dan dengan terpaksa ia memberi kode pada beberapa anak buahnya untuk membawa paksa Vika.
"Lepasin Vika, Ma. Vika gak mau pulang, Vika mau tetap disini sama Mas David." Vika terus meronta namun ia kalah tenaga.
"Sudah, kamu nurut aja sama Mama, Mama melakukan ini semua demi kebaikan kamu, Papa kamu sampai jatuh sakit karena terus memikirkan tingkah konyol kamu." Mama Susan kembali memberi kode agar anak buahnya segera memasukan Vika kedalam mobil.
***
David menghentikan laju motornya saat melihat beberapa pria tengah membawa paksa seorang wanita yang sedang hamil.
Ia sedikit menyipitkan matanya untuk mengenali siapa wanita itu, ia berniat menolongnya kalau wanita itu adalah salah satu tetangganya.
Namun matanya seketika membulat sempurna saat mengetahui bahwa wanita itu adalah Istrinya sendiri.
**************
**************